Pencegahan Kejadian Preeklampsia dan Eklampsia

g. Ras dan Suku Bangsa

Berbagai penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan angka kejadian preeklampsiapaada golongan etnik dan ras tertentu. Insiden preeklampsia pada orang berkulit hitam dan indian lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berkulit putih. Pada penelitian yang dilakukan di RS Parkland pada tahun 1986 ditemukan proporsi preeklampsia sebesar18 pada kulit putih, 20 wanita hispanik, dan 22 pada kulit hitam. Insiden preeklampsia pada multipara adalah 6,2 ada kulit putih, 6,6 pada Hispanik, dan 8,5 pada kuli hitam. 13 Hasil penelitian Betty Novita Tarigan di RSUD Deli Serdang tahun 2003- 2007 melaporkan proporsi keracunan kehamilan berdasarkan suku, pada suku Melayu 18,9. 11

2.5. Pencegahan Kejadian Preeklampsia dan Eklampsia

2.5.1. Pencegahan Primordial Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap masyarakat khususnya ibu dan wanita usia produktif terhadap faktor risiko terjadinya keracunan kehamilan. 14 Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menjaga berat badan ibu hamil agar tetap ideal, mengatur pola makan sehat dan menghindari stress serta istirahat yang cukup. 28 2.5.2. Pencegahan Primer Pencegahan primer merupakan upaya awal sebelum seseorang menderita penyakit atau upaya untuk mempertahankan orang sehat agar tetap sehat. Dilakukan Universitas Sumatera Utara dengan pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-faktor risiko terutama pada kelompok risiko tinggi. Pencegahan dapat dilakukan dengan : i. Penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat istirahat, diet rendah garam, lemak serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan. ii. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsia dan eklampsia bila ada faktor prediposisi. iii. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa eklampsia bukan penyakit kemasukan magis, seperti banyak disangka oleh masyarakat awam. 12,14 Selain itu, pencegahan timbulnya preeklampsia juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan antenatal care secara teratur yaitu minimal 4 kali kunjungan yaitu masing-masing 1 kali pada trimester I dan II , serta 2 kali pada trimester III. 25 2.5.3. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder merupakan upaya mencegah orang yang telah sakit agar tidak menjadi parah , dengan menghambat progresifitas penyakit dan menghindarkan komplikasi. Dilakukan dengan cara mendeteksi penyakit secara dini serta mengadakan pengobatan yang cepat dan tepat. Upaya pencegahan ini dilakukan dengan : 14 i. Pemeriksaan antenatal yang teratur, bermutu dan teliti mangenali tanda-tanda sedini mungkin, lalu diberikan pengobatan yang sesuai agar penyakit tidak menjadi berat. 29 ii. Terapi preeklampsia ringan di rumah yaitu istirahat ditempat tidur, berbaring pada sisi kiri dan bergantian ke sisi kanan bila perlu, dengan istirahat biasanya edema dan hipertensi bisa berkurang. Universitas Sumatera Utara iii. Memberikan suntikan sulfamagnesium 8 gr intramuskuler untuk mencegah kejang. iv. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya 37 minggu ke atas, apabila setelah dirawat inap tanda-tanda preeklampsia berat tidak berkurang. 2.5.4. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier merupakan upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau membatasi kecacatan yang terjadi serta melakukan tindakan rehabilitasi. Pencegahan dapat dilakukan dengan 12,14 : i. Setelah melahirkan, tekanan darah diperiksa setiap 4 jam selama 48 jam. ii. Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam postpartum. iii. Lakukan pemantauan jumlah urine. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Penelitian