untuk hamil dan melahirkan karena pada saat itu telah terjadi penurunan fungsi alat- alat reproduksi sehingga memudahkan untuk terjadi berbagai masalah obstetri
termasuk keracunan kehamilan.
23,25
6.1.2.2. Suku
Grafik 6.3. Distribusi Proporsi Ibu yang Mengalami Keracunan Kehamilan Rawat Inap Berdasarkan Suku di RSUD Dr. Pirngadi Medan
tahun 2009-2011
Berdasarkan Grafik 6.3. diketahui bahwa dari 101 ibu yang mengalami keracunan kehamilan terdapat proporsi terbesar berdasarkan suku adalah suku Batak
yaitu sebesar 52,48. Hal ini belum bisa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kejadian keracunan kehamilan berdasarkan suku, hal ini dapat disebabkan karena
proporsi penduduk di kota medan yang mayoritas Batak 24,34 dan Jawa 33,03,
31
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Betty Novita Tarigan di RSUD Deli Serdang tahun 2003-2007 yang mendapatkan proporsi terbesar
berdasarkan suku adalah suku batak sebesar 37
11
dan penelitian yang dilakukan oleh Taroni Gulo di RSUD Dr Pirngadi Tahun 2002-2006 yang melaporkan proporsi
52,48 30,69
11,88 2,97 1,98
Batak Jawa
Melayu Lain-lain
Aceh
Universitas Sumatera Utara
ibu yang mengalami keracunan kehamilan berdasarkan suku adalah suku batak yaitu sebesar 49,37.
32
6.1.2.3. Tingkat Pendidikan
Grafik 6.4. Distribusi Proporsi Ibu yang Mengalami Keracunan Kehamilan Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Dr.
Pirngadi Medan tahun 2009-2011
Pada Grafik 6.4. diketahui bahwa dari 101 ibu yang mengalami keracunan kehamilan terdapat proporsi terbesar berdasarkan tingkat pendidikan adalah SMA
sebesar 59,41. Hal ini belum bisa menunjukkan bahwa ibu yang mengalami keracunan kehamilan adalah ibu dengan tingkat pendidikan SMA, ini dapat
disebabkan karena pasien keracunan kehamilan rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang datang berobat kebanyakan adalah ibu dengan tingkat pendidikan SMA.
Dapat pula diasumsikan melihat wajib belajar 9 tahun yang diberlakukan di medan sehingga pendidikan di kota medan sebagian besar adalah minimal tamat SMP.
33
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sitti Nur Djannah dan Ika Sukma Arianti di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun
59,41 16,83
14,85 5,94 2,97
SMA SMP
DiplomaSarjaa Tidak Sekolahtidak tamat SD
SD
Universitas Sumatera Utara
2007–2009 bahwa proporsi pendidikan ibu yang mengalami keracunan kehamilan tertinggi pada tingkat pendidikan SMA sebesar 39,8 .
10
Ibu dengan tingkat pendidikan relatif tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatannya selama kehamilan bila dibandingkan dengan ibu yang pendidikannya
lebih rendah. Selain itu juga pendidikan dan pengetahuan ibu yang lebih baik akan mempengaruhi kemampuan ibu dalam menangani berbagai masalah kesehatan dan
pertolongan yang harus diperoleh, namun tidak demikian dengan ibu yang mengalami keracunan kehamilan rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2009-2011.
26
6.1.2.4. Pekerjaan Ibu