Paritas juga dapat memengaruhi kehamilan dan persalinan. Paritas ibu yang sehat adalah pada paritas dua sampai tiga. Keracunan kehamilan sering terjadi pada
kehamilan pertama terutama pada ibu yang berusia 35 tahun dan meningkat pada kehamilan berikutnya terutama pada ibu yang mengalami kelebihan berat badan,
diabetes, kehamilan kembar, dan hipertensi essensial. Keracunan kehamilan biasanya cenderung meningkat pada persalinan pertama hal itu disebabkan pada persalinan
pertama nullipara mempunyai resiko relatif tinggi dan akan menurun pada persalinan selanjutnya. Beberapa penelitian mendapatkan risiko preeklampsia pada
kehamilan pertama 10-20 kali lebih tinggi dibanding pada kehamilan berikutnya.
23
Kejadian preeklampsiaeklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2007–2009 berdasarkan paritas sangat didominasi oleh
kelompok primigravida dengan jumlah 82 orang 69,5, sedangkan 36 orang 30,5 terjadi pada kelompok multigravida.
10
Pengaruh paritas sangat besar terhadap proporsi preeklampsia dimana hampir 20 nullipara dan primipara memiliki
riwayat preeklampsia selama persalinan, dan masa nifas bila dibanding dengan proporsi pada multipara sebesar 7.
13
Kehamilan dengan preeklampsia lebih umum terjadi pada primigravida, keadaan ini disebabkan secara imunologik pada kehamilan pertama pembentukan
blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna sehingga timbul responimun yang tidak menguntungkan terhadap histoincompability placenta.
13
e. Usia Kehamilan
Pada umumnya preeklampsia dan eklampsia dapat timbul setelah usia kehamilan 20 minggu, pada molahidatidosa dapat terjadi sebelum minggu ke-20.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi sebagian besar kasus keracunan kehamilan terjadi pada usia kehamilan 37 minggu dan semakin tua usia kehamilan maka semakin besar kemungkinan untuk
terjadi keracunan kehamilan. Hal ini terjadi berkaitan dengan semakin tua usia kehamilan maka plasenta juga semakin tua dimana telah terjadi penurunan sirkulasi
darah intra plasenter.
16,27
Menurut penelitian yang dilakukan Betty Novita Tarigan di RSUD Deli Serdang tahun 2003-2007 melaporkan proporsi keracunan kehamilan pada usia
kehamilan 37 minggu sebesar 74.
11
Menurut penelitian yang dilakukan Ketut Sudhaberata pada tahun 1996-1998 di RSU Tarakan Kalimantan Timur, proporsi
preeklampsia dan eklampsia pada usia kehamilan 37-42 minggu sebesar 86,44.
24
f. Riwayat Kehamilan Buruk Sebelumnya
Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan risiko yaitu pernah mengalami perdarahan, abortus, dan preeklampsiaeklampsia. Keracunan kehamilan lebih sering
ditemukan pada anak dan cucu wanita dari ibu yang pernah menderita preeklampsia dan eklampsia. Hal ini diduga karena adanya suatu gen resesif autosom yang
mengatur respon imun ibu, dimana jika ada riwayat preeklampsia dan eklampsia pada ibu , maka risiko untuk terjadinya keracunan kehamilan menjadi lebih besar. Wanita
yang pada kehamilan sebelumnya pernah mengalami keracunan kehamilan mempunyai risiko 13-45 kali untuk menderita keracunan kehamilan pada kehamilan
berikutnya. Dengan memperhatikan riwayat kehamilan yang lalu, diharapkan risiko kehamilan dapat dideteksi dengan mudah dan pencegahan serta pengobatan dapat
dilakukan sedini mungkin.
19
Universitas Sumatera Utara
g. Ras dan Suku Bangsa
Berbagai penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan angka kejadian preeklampsiapaada golongan etnik dan ras tertentu. Insiden preeklampsia pada orang
berkulit hitam dan indian lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berkulit putih. Pada penelitian yang dilakukan di RS Parkland pada tahun 1986 ditemukan proporsi
preeklampsia sebesar18 pada kulit putih, 20 wanita hispanik, dan 22 pada kulit hitam. Insiden preeklampsia pada multipara adalah 6,2 ada kulit putih, 6,6 pada
Hispanik, dan 8,5 pada kuli hitam.
13
Hasil penelitian Betty Novita Tarigan di RSUD Deli Serdang tahun 2003- 2007 melaporkan proporsi keracunan kehamilan berdasarkan suku, pada suku Melayu
18,9.
11
2.5. Pencegahan Kejadian Preeklampsia dan Eklampsia