C. Pengertian Hukum Konsumen dan Hukum Perlindungan Konsumen
Hukum perlindungan konsumen merupakan salah satu bidang dari ilmu hukum. Kedudukannya cenderung bercorak cross sectoral. Dalam science tree
hukum berdasarkan data dari konsorsium ilmu hukum, hukum konsumen digabungkan dengan hukum persaingan dengan nama Antitrust and Consumers
Protection. Jadi, hukum konsumen hanya ranting kecil dari pohon hukum, yaitu merupakan bagian dari jangkauan transnasional dari hukum dagang yang
seterusnya bagian dari hukum dagang III dengan cabang besarnya hukum dagang.
101
M.J.Leder menyatakan: In a sense there is no such creature as consumer law.
102
Sekalipun demikian, secara umum sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen itu yang seperti dinyatakan oleh Lowe, yakni: “…
rules of law which recognize the bargaining weakness of the individual consumer dan which ensure that weakness is not unfairly exploited”
103
Mengingat dikarenakan posisi konsumen yang lemah maka ia harus dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah
memberikan perlindungan pengayoman kepada masyarakat. Jadi, sebenarnya hukum konsumen dan hukum perlindungan konsumen adalah dua bidang hukum
yang sulit dipisahkan dan ditarik batasnya.
104
Ada juga yang berpendapat, hukum perlindungan konsumen merupakan bagian dari hukum konsumen yang lebih luas
101
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op.cit, hal. 22.
102
M.J.Leder, Consumer Law Plymouth: Macdonald and Evans, 1980, hal. 1. Dalam Shidarta, Op.cit, hal. 9.
103
R. Lowe, Commercial Law, ed. 6 London: Sweet Maxwell, 1983, hal. 23. Dalam Shidarta, Ibid.
104
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.cit, hal. 13.
Universitas Sumatera Utara
dari itu. Az. Nasution, misalnya berpendapat bahwa hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah-kaidah bersifat mengatur, dan juga mengandung
sifat yang melindungi kepentingan konsumen. Adapun hukum konsumen diartikan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur
hubungan dan masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang danatau jasa konsumen, di dalam pergaulan hidup.
105
Sedangkan hukum perlindungan konsumen menurut Az. Nasution adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi
konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang danatau jasa konsumen.
106
Pada dasarnya, baik hukum konsumen maupun hukum perlindungan konsumen membicarakan hal yang sama, yaitu kepentingan hukum hak-hak
konsumen. Bagaimana hak-hak konsumen itu diakui dan diatur di dalam hukum serta bagaimana ditegakkan di dalam praktik hidup bermasyarakat, itulah yang
menjadi materi pembahasannya. Dengan demikian, hukum perlindungan konsumen atau hukum konsumen dapat diartikan sebagai keseluruhan peraturan
hukum yang mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban konsumen dan produsen yang timbul dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya.
107
Kata keseluruhan dimaksudkan untuk menggambarkan bahwa di dalamnya termasuk seluruh pembedaan hukum menurut jenisnya. Jadi, termasuk di
dalamnya, baik aturan hukum perdata, pidana, administrasi negara, maupun hukum internasional. Sedangkan cakupannya adalah hak dan kewajiban serta
105
Shidarta, Op.cit. hal. 11.
106
Janus Sidabalok, Op.cit. hal. 46.
107
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
cara-cara pemenuhannya dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu bagi konsumen mulai dari usaha untuk mendapatkan kebutuhannya dari produsen,
meliputi: informasi, memilih, harga sampai pada akibat-akibat yang timbul karena penggunaan kebutuhan itu, misalnya untuk mendapatkan penggantian kerugian.
Sedangkan bagi produsen meliputi kewajiban yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, peredaran dan perdagangan produk, serta akibat dari pemakaian
produk itu.
108
Dengan demikian, jika perlindungan konsumen diartikan sebagai segala upaya yang menjamin adanya kepastian pemenuhan hak-hak konsumen sebagai
wujud perlindungan kepada konsumen, maka hukum perlindungan konsumen tiada lain adalah hukum yang mengatur upaya-upaya untuk menjamin
terwujudnya perlindungan hukum terhadap kepentingan konsumen.
109
D. Sejarah Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia