Tanggung jawab memahami konsekuensi lingkungan dari konsumsi kita. Kita harus mengakui tanggung jawab individual dan sosial kita untuk
menjaga sumber daya alam dan melindungi bumi bagi generasi yang akan datang.
e. Solidarity. The responsibility to organize together as consumers to develop
the strength and influence to promote and protect our interests. Kesetiakawanan. Tanggung jawab mengatur diri bersama-sama sebagai
konsumen untuk membangun kekuatan dan pengaruh guna memperlihatkan dan menjaga kepentingan kita.
F. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha
Untuk menciptakan kenyamanan berusaha bagi para pelaku usaha dan sebagai keseimbangan atas hak-hak yang diberikan kepada konsumen, kepada
para pelaku usaha diberikan haknya sesuai dengan ketentuan Pasal 6 UUPK dinyatakan bahwa:
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan
mengenai kondisi dan nilai tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan;
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang
beritikad tidak baik; 3.
Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen;
Universitas Sumatera Utara
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang danatau jasa yang diperdagangkan;
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya. Hak pelaku usaha untuk menerima pembayaran sesuai kondisi dan nilai
tukar barang danatau jasa yang diperdagangkan, menunjukkan bahwa pelaku usaha tidak dapat menuntut lebih banyak jika kondisi barang danatau jasa yang
diberikan kepada konsumen tidak atau kurang memadai menurut harga yang berlaku pada umumnya atas barang danatau jasa yang sama. Dalam praktek yang
biasa terjadi suatu barang danatau jasa yang kualitasnya lebih rendah daripada barang yang serupa, maka para pihak menyepakati harga yang lebih murah.
Dengan demikian yang dipentingkan dalam hal ini adalah harga yang wajar.
128
Menyangkut hak pelaku usaha yang tersebut pada poin 2,3 dan 4, sesungguhnya merupakan hak-hak yang lebih banyak berhubungan dengan pihak
aparat pemerintah danatau Badan Penyelesaian Sengketa Konsumenpengadilan dalam tugasnya melakukan penyelesaian sengketa. Melalui hak-hak tersebut
diharapkan perlindungan konsumen secara berlebihan hingga mengabaikan kepentingan pelaku usaha dapat dihindari. Satu-satunya yang berhubungan dengan
kewajiban konsumen atas hak-hak pelaku usaha yang disebutkan pada poin 2,3
128
Ahmadi Miru Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal. 50.
Universitas Sumatera Utara
dan 4 tersebut adalah kewajiban konsumen mengikuti supaya penyelesaian sengketa sebagaimana diuraikan sebelumnya.
129
Terakhir tentang hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya, seperti hak-hak yang diatur dalam Undang-Undang
Perbankan, Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Undang-Undang Pangan, dan undang-undang lainnya. Berkenaan
dengan berbagai undang-undang tersebut, maka harus diingat bahwa UUPK adalah payung bagi semua aturan lainnya yang berkenaan dengan perlindungan
konsumen.
130
Selanjutnya, sebagai konsekuensi dari hak konsumen yang telah disebutkan pada uraian terdahulu, maka kepada pelaku usaha dibebankan pula
kewajiban-kewajiban sebagai mana yang telah ditentukan dalam Pasal 7 UUPK yang menyatakan bahwa:
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya;
b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan;
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif; Penjelasan Pasal 7 huruf c UUPK: “Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan pelayanan.
Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan mutu pelayanan kepada konsumen.”
129
Ibid. hal. 51.
130
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
d. Menjamin mutu barang danatau jasa yang diproduksi danatau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang danatau jasa yang berlaku;
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, danatau mencoba
barang danatau jasa tertentu serta memberi jaminan danatau garansi atas barang yang dibuat danatau yang diperdagangkan; Penjelasan Pasal 7
huruf e UUPK: “Yang dimaksud dengan barang danatau jasa tertentu adalah barang yang dapat diuji atau dicoba tanpa mengakibatkan
kerusakan atau kerugian.” f.
Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian atas kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang
diperdagangkan; g.
Memberi kompensasi, ganti rugi danatau penggantian apabila barang danatau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan
perjanjian. Hak dan kewajiban Pelaku Usaha : timbal balik. Bila diperhatikan dengan
seksama, tampak bahwa hak dan kewajiban pelaku usaha bertimbal balik dengan hak dan kewajiban konsumen. Ini berarti hak bagi konsumen adalah kewajiban
yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha. Demikian pula dengan kewajiban konsumen merupakan hak yang akan diterima pelaku usaha. Bila dibandingkan
dengan ketentuan umum di Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, tampak bahwa pengaturan UUPK lebih spesifik. Karena di UUPK pelaku usaha selain harus
melakukan kegiatan usaha dengan itikad baik, ia juga harus menciptakan iklim
Universitas Sumatera Utara
usaha yang kondusif, tanpa persaingan yang curang antar pelaku usaha. Kewajiban-kewajiban pelaku usaha juga sangat eratnya dengan larangan dan
tanggung jawab pelaku usaha.
131
Dengan demikian, pokok-pokok kewajiban produsenpelaku usaha adalah: beritikad baik dalam menjalankan usahanya,
memberikan informasi, memperlakukan konsumen dengan cara yang sama, menjamin produknya, memberi kesempatan bagi konsumen untuk menguji, dan
memberi kompensasi.
132
Sebagai kewajiban hukum, maka produsen harus memenuhinya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Jika produsen bersalah tidak memenuhi
kewajibannya itu, menjadi alasan baginya untuk dituntut secara hukum untuk mengganti segala kerugian yang timbul sehubungan dengan tidak dipenuhinya
kewajiban itu. Artinya produsen harus bertanggung jawab secara hukum atas kesalahan atau kelalaiannya dalam menjalankan kewajiban itu.
133
G. Penyelesaian Sengketa Konsumen