3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas
undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian. 5
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah.
6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Asing.
7 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. 9
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
B. Profil PT. Mutiara Mukti Farma Medan.
PT. Mutiara Mukti Farma Medan merupakan badan usaha yang berbentuk badan hukum yang melaksanakan kegiatan usaha di bidang industri farmasi
selama lebih kurang 35 tiga puluh lima tahun. PT. Mutiara Mukti Farma sudah berdiri sejak tahun 1975 tetapi tidak menggunakan nama PT. Mutiara Mukti
Farma, melainkan Industri Farmasi Sejati yang didirikan oleh Bapak Panggabean dengan jumlah pegawai sekitar 20 dua puluh orang dengan hanya satu orang
apoteker dan memproduksi sekitar 30 tiga puluh produk obat-obatan, seperti sirup obat, serbuk obat dan salep obat.
Universitas Sumatera Utara
Industri Farmasi Sejati kemudian diambil alih oleh Drs. W.H Siahaan pada tanggal 13 Januari 1980. Kemudian di tahun yang sama terjadi merger antara
Industri Farmasi Sejati dengan Industri Farmasi Garu dan kemudian nama dari perusahaan tersebut berubah menjadi PT. Mutiara Mukti Farma atau yang lebih
dikenal dengan PT. Mutifa. Pada saat itu, PT. Mutifa berkedudukan di Jalan. Brig. Jend. Katamso No. 200, Medan. Jumlah pegawai meningkat menjadi 60 enam
puluh orang dan dua apoteker, satu bertanggung jawab di bagian produksi dan satunya lagi bertanggung jawab sebagai Quality Control QC.
Pada tanggal 29 November 1988, akta perusahaan diganti untuk para pesero pemegang saham dan manajemen perusahaan., kemudian pada tanggal 31
Januari 1989, dirubah dengan persetujuan dari Menteri Kehakiman Indonesia sekarang Menteri Hukum dan HAM dengan Surat Keputusan Menteri Nomor
C2-1134.HT.01.04.th89, Pak Jacob dan keluarga terdaftar sebagai pesero atau pemegang saham. Seiring dengan perkembangan perusahaan, pada tanggal 27 Juli
1994, PT. Mutifa pindah ke lokasi baru di Jalan. Besar Namorambe No. 68 Pasar V Kecamatan Deli Tua, Medan, di sebuah lahan dengan luas 25.000 M
2
dan luas area bangunan perusahaan 6259 M
2
. Dua tahun kemudian, pada tanggal 31 Januari 1996, PT. Mutifa mendapat penghargaan sertifikat produksi dari BPOM Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Jenis dari produksi obat-obatan meningkat sampai 120 jenis, termasuk tablet, kapsul, kapsul berlapis, obat cair, serbuk atau bedak
dan seterusnya. Jumlah pegawai juga terus bertambah menjadi 115 pegawai dengan lima orang Apoteker.
Universitas Sumatera Utara
PT. Mutifa juga memasarkan produk obat-obatannya secara nasional, meliputi Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Jawa Tengah,
Sulawesi Selatan, Kalimantan dan Irian Jaya. Bahan baku obat di dapat dari Amerika Serikat, Jerman, China, Belanda, India, Jepang dan Swedia melalui
distributor mereka masing-masing.
135
Berikut adalah Profil Singkat PT. Mutiara Mukti Farma per tanggal 1 Januari 2014:
136
Nama : PT. Mutiara Mukti Farma. Alamat : Jalan Besar Namorambe Pasar V No. 68 Kecamatan Deli Tua,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pengurus : 1. Komisaris Utama : Drs. W.H. Siahaan.
2. Direkur Utama : Jacob Lie 3. Manager yang terbagi menjadi sub divisi masing-masing.
Izin : 1. Izin mendirikan Perseroan Terbatas; 2. Nomor Pokok Wajib Pajak;
3. Surat Izin Usaha Perdagangan; 4. Surat Izin Usaha Industri;
5. Surat Izin HO gangguan; 6. Izin-izin lainnya yang terkait dengan Industri Farmasi.
135
http:mutifa.comcompanyprofile.html, diakses pada tanggal 11 Februari 2014, pukul 11:32 WIB.
136
Hasil wawancara dengan Amiruddin Pinem, HRD Manager PT. Mutiara Mukti Farma Medan, tanggal 10 Februari 2014.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengertian dan Penggolongan Obat menurut Peraturan Farmasi.