usaha yang kondusif, tanpa persaingan yang curang antar pelaku usaha. Kewajiban-kewajiban pelaku usaha juga sangat eratnya dengan larangan dan
tanggung jawab pelaku usaha.
131
Dengan demikian, pokok-pokok kewajiban produsenpelaku usaha adalah: beritikad baik dalam menjalankan usahanya,
memberikan informasi, memperlakukan konsumen dengan cara yang sama, menjamin produknya, memberi kesempatan bagi konsumen untuk menguji, dan
memberi kompensasi.
132
Sebagai kewajiban hukum, maka produsen harus memenuhinya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Jika produsen bersalah tidak memenuhi
kewajibannya itu, menjadi alasan baginya untuk dituntut secara hukum untuk mengganti segala kerugian yang timbul sehubungan dengan tidak dipenuhinya
kewajiban itu. Artinya produsen harus bertanggung jawab secara hukum atas kesalahan atau kelalaiannya dalam menjalankan kewajiban itu.
133
G. Penyelesaian Sengketa Konsumen
UUPK memberikan 2 dua macam ruang untuk penyelesaian sengketa konsumen, yaitu penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan dan
penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan. Pasal 45 ayat 1 UUPK menyatakan bahwa, setiap konsumen yang
dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui
pengadilan yang berada di lingkungan peradilan umum.
131
M.Sadar dkk, op.cit. hal. 33-34.
132
Janus Sidabalok, op.cit. hal. 85.
133
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 47 UUPK menyatakan bahwa, penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk
dan besarnya ganti rugi danatau mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang kembali kerugian yang diderita
oleh konsumen. Penjelasan Pasal 47 UUPK menyatakan bahwa, bentuk jaminan yang dimaksud dalam hal ini berupa pernyataan tertulis yang menerangkan bahwa
tidak akan terulang kembali perbuatan yang telah merugikan konsumen tersebut. Mengikuti ketentuan Pasal 45 ayat 1 jo. Pasal 47 UUPK tersebut,
penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu:
1. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian seketika; dan
2. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian melalui Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen BPSK. Dengan demikian, terbuka 3 tiga cara untuk menyelesaikan sengketa
konsumen, yaitu: a.
Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan; b.
Penyelesaian sengketa konsumen melalui tuntutan seketika; dan c.
Penyelesaian sengketa konsumen melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK.
Satu dari ketiga cara itu dapat ditempuh oleh pihak-pihak yang bersengketa dengan ketentuan bahwa penyelesaian sengketa melalui tuntutan
seketika wajib ditempuh pertama kali untuk memperoleh kesepakatan para pihak. Sedangkan dua cara lainya adalah pilihan yang ditempuh setelah penyelesaian
Universitas Sumatera Utara
dengan cara kesepakatan gagal. Kalau sudah menempuh cara melalui pengadilan tidak dapat lagi ditempuh penyelesaian melalui Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen BPSK dan sebaliknya.
134
134
Janus Sidabalok, op.cit. hal. 145.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP INDUSTRI FARMASI DAN PRODUK FARMASI
A. Syarat Pendirian Industri Farmasi