Penyelesaian Sengketa Konsumen Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Farmasi Di Indonesia (Studi PT. Mutiara Mukti Farma Medan)

usaha yang kondusif, tanpa persaingan yang curang antar pelaku usaha. Kewajiban-kewajiban pelaku usaha juga sangat eratnya dengan larangan dan tanggung jawab pelaku usaha. 131 Dengan demikian, pokok-pokok kewajiban produsenpelaku usaha adalah: beritikad baik dalam menjalankan usahanya, memberikan informasi, memperlakukan konsumen dengan cara yang sama, menjamin produknya, memberi kesempatan bagi konsumen untuk menguji, dan memberi kompensasi. 132 Sebagai kewajiban hukum, maka produsen harus memenuhinya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. Jika produsen bersalah tidak memenuhi kewajibannya itu, menjadi alasan baginya untuk dituntut secara hukum untuk mengganti segala kerugian yang timbul sehubungan dengan tidak dipenuhinya kewajiban itu. Artinya produsen harus bertanggung jawab secara hukum atas kesalahan atau kelalaiannya dalam menjalankan kewajiban itu. 133

G. Penyelesaian Sengketa Konsumen

UUPK memberikan 2 dua macam ruang untuk penyelesaian sengketa konsumen, yaitu penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan dan penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan. Pasal 45 ayat 1 UUPK menyatakan bahwa, setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui pengadilan yang berada di lingkungan peradilan umum. 131 M.Sadar dkk, op.cit. hal. 33-34. 132 Janus Sidabalok, op.cit. hal. 85. 133 Ibid. Universitas Sumatera Utara Pasal 47 UUPK menyatakan bahwa, penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi danatau mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen. Penjelasan Pasal 47 UUPK menyatakan bahwa, bentuk jaminan yang dimaksud dalam hal ini berupa pernyataan tertulis yang menerangkan bahwa tidak akan terulang kembali perbuatan yang telah merugikan konsumen tersebut. Mengikuti ketentuan Pasal 45 ayat 1 jo. Pasal 47 UUPK tersebut, penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu: 1. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian seketika; dan 2. Penyelesaian tuntutan ganti kerugian melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Dengan demikian, terbuka 3 tiga cara untuk menyelesaikan sengketa konsumen, yaitu: a. Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan; b. Penyelesaian sengketa konsumen melalui tuntutan seketika; dan c. Penyelesaian sengketa konsumen melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK. Satu dari ketiga cara itu dapat ditempuh oleh pihak-pihak yang bersengketa dengan ketentuan bahwa penyelesaian sengketa melalui tuntutan seketika wajib ditempuh pertama kali untuk memperoleh kesepakatan para pihak. Sedangkan dua cara lainya adalah pilihan yang ditempuh setelah penyelesaian Universitas Sumatera Utara dengan cara kesepakatan gagal. Kalau sudah menempuh cara melalui pengadilan tidak dapat lagi ditempuh penyelesaian melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK dan sebaliknya. 134 134 Janus Sidabalok, op.cit. hal. 145. Universitas Sumatera Utara BAB III TINJAUAN YURIDIS TERHADAP INDUSTRI FARMASI DAN PRODUK FARMASI

A. Syarat Pendirian Industri Farmasi