Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder

2.5 Pencegahan Osteoporosis

2.5.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah upaya terbaik, paling murah dan mudah. 2.5.1.1 Kalsium Kalsium dibutuhkan untuk mineralisasi tulang, sehingga menjadi kuat. Makanan yang cukup mengandung kalsium adalah sayuran hijau, jeruk, citrun, susu, keju, yoghurt. 2.5.1.2 Latihan atau Aktivitas Fisik Exercise Therappy Latihan fisik harus ada unsur pembebanan pada tubuh atau anggota gerak dan penekanan pada tulang, seperti berjalan, jogging, aerobik, atau naik turun tangga. Latihan yang sangat berlebihan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu menstruasi menjadi amenorrhea karena akan meningkatkan massa tulang. Universitas Sumatera Utara 2.5.1.3 Terapi Latihahn atau Latihan yang Dianjurkan Jalan dan berenang dianjurkan setiap hari 30 menit. Kalau sudah cukup terlatih, latihan dapat ditingkatkan dengan jarak yang lebih jauh, tetapi waktu yang sama serta bersepeda dengan mengikuti pedoman untuk tiap-tiap individu, termasuk postur, beban, tingginya duduka n, tahanan dan kecepatannya. 2.5.1.4 Hindari Faktor-faktor sebagai berikut: Menurunkan absorpsi kalsium, meningkatkan pengrusakan tulang, atau mengganggu pembentukan tulang, seperti merokok, peminum alkohol, pemberian obat seperti kortikosteroid maka suplemen kalsium harus ditambahkan.

2.5.2 Pencegahan Sekunder

2.5.2.1 Konsumsi Kalsium. Penurunan masa tulang terjadi pada wanita menopause yang asupan kalsiumnya kurang dari 400mghari. 2.5.2.2 Estrogen Repleacement Therapy ERT atau Terapi Sulih Hormon TSH. Semua wanita pada saat menopause mempunyao resiko osteoporosis, karenanya dianjurkan pemakaian IRT pada mereka yang tak ada kontraindiksi. 2.5.2.3 Latihan. Latihan fisik bagi penderita osteoporosis, bersifat spesifik dan individual, memperhatikan berat ringannya osteoporosis sehingga perlu mendapat supervise dari tenaga medisfisioterapi individu per individu. 2.5.2.4 Intervensi fisioterapi secara spesifik berdasarkan kajian problematik. 2.5.2.5 Kalsitonin. Bekerja menghambat pengeroposan tulang dan diindikasikan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan IRT. Universitas Sumatera Utara 2.5.2.6 Vitamin D yang fungsi utamanya untuk membantu penyerapan kalsium diusus.

2.5.3 Pencegahan Tersier

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan

14 91 111

PENGAT Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 14

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA WANITA DI BOYOLALI Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 18

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI USIA LANJUT DI POSYANDU ABADI IV Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Usia Lanjut Di Posyandu Abadi IV Kartasura.

0 2 13

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 19

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 15

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP KESEIMBANGAN PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Yoga Terhadap Keseimbangan Pada Lanjut Usia.

0 5 15

Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Senam Osteoporosis 2.1.1 Defenisi Senam Osteoporosis - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 0 37

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 1 9