Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Standard Baku Pemeriksaan Osteoporosis yang Diukur dengan Hakekat Aktivitas Fisik

Sudah banyak penelitian yang membahas tentang olahraga senam maupun aktifitas fisik, sehingga peneliti akan fokus menganalisa perbedaan pengaruh senam osteoporosis sekali seminggu dan dua kali seminggu terhadap peningkatan aktifitas fisik lanjut usia.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh senam osteoporosis sekali seminggu dan senam osteoporosis dua kali terhadap peningkatan aktivitas fisik pada lanjut usia di Puskesmas Glugur Kota Tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh senam osteoporosis satu kali seminggu dan senam osteoporosis dua kali seminggu terhadap peningkatan aktivitas fisik pada lanjut usia di Puskesmas Glugur Kota Tahun 2013.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh senam osteoporosis satu kali seminggu dan dua kali seminggu terhadap peningkatan aktivitas fisik pada lanjut usia.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak yaitu : Universitas Sumatera Utara 1.5.1 Bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kota Medan, perlunya program senam osteoporosis disetiap Puskesmas diperhatikan di lingkungan Kota Medan. 1.5.2 Bagi professional Ilmu Kesehatan Masyarakat : sebagai pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya bidang Promosi Kesehatan yang mendukung peningkatan aktivitas fisik lanjut usia. 1.5.3 Untuk bahan informasi bagi peneliti lain untuk menindak lanjuti hasil penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Senam Osteoporosis

2.1.1 Defenisi Senam Osteoporosis

Senam osteoporosis yaitu kegiatan yang merangsang kekuatan otot, tulang dan latihan yang biasanya ditambah beberapa bentuk permainan-permainan untuk meningkatkan koordinasi, keseimbangan dan kelenturan Tilarso, 1988. Senam osteoporosis merupakan kombinasi beberapa jenis latihan yang bersifat aerobik dengan benturan ringan, latihan kekuatan dengan menggunakan beban di kedua tangan, latihan keseimbangan dan latihan pernafasan.

2.1.2 Manfaat Senam Osteoporosis

Gerakan aerobik pada senam osteoporosis yang berbeban berat badan akan bermanfaat pada kepadatan tulang punggung, pinggang dan pinggul, dan bila latihan tersebut dilakukan dengan duduk dikursi akan aman untuk sendi panggul dan sendi lutut. Latihan kekuatan otot dengan menggunakan beban di kedua tangan masing- masing beratnya 0,5 – 1 Kg akan bermanfaat mengurangi resiko patah tulang pada pergelangan tangan. Latihan keseimbangan mencegah usia lanjut agar tidak mudah jatuh latihan ini harus dilakukan dengan hati-hati benar dan perlahan-lahan. Latihan pernafasan sangat baik dilakukan karena menghirup oksigen yang banyak ke dalam otot-otot, pembuluh darah, kepalaotak, jantung dan paru-paru, yang akan menambah ketenangan dalam menjalani kehidupan atau aktivitas sehari-hari dan menambah Universitas Sumatera Utara energi, serta pengendalian stress. Ditegaskan bahwa melakukan senam osteoporpsis juga dapat menjaga postur tubuh, menjaga kelenturan dan pergerakan otot, meningkatkan kerja jantung dan paru-paru, menjaga keseimbangan tubuh, melatih koordinasi anggota gerak. Aktivitas fisik merupakan gerakan fisik apapun yang dihasilkan oleh otot dan rangka yang memerlukan atau membutuhkan pengeluaran energi di atas kebutuhan energi saat istirahat, yang diukur dalam jumlah kilo kalori Public Health, 1985.

2.1.3 Hal-Hal yang tidak Dianjurkan dalam Senam Osteoporosis

2.1.3.1 Gerakan membungkuk. Misalnya Sit Upmeraih jari-jari kaki berdiri sambil membungkuk ke depan dari pinggang dengan pinggang melengkung 2.1.3.2 Gerakan naik turun dingklik atau step aerobik 2.1.3.3 Gerakan memutar badantwisting misalnya memutar ke kanan dan ke kiri tidak boleh lebih dari sudut 90 derajat, tetapi boleh 30 derajat sampai 45 derajat 2.1.3.4 Gerakan terlalu lama berdiri 2.1.3.5 Gerakan yang terlalu cepat 2.1.3.6 Mengangkat beban dengan ayunan punggung 2.1.3.7 Duduk dengan punggung membungkuk

2.1.4 Frekuensi Senam Osteoporosis

Frekuensi latihan olahraga yaitu tiga kali seminggu, maksimal intensitas 50- 70 VO 2 maks dan frekuensi denyut nadi yaitu 110-120 Sukarman, 1987. Untuk individu dengan tingkat kebugaran yang rendah, tiga sesi perminggu pada hari yang Universitas Sumatera Utara bergantian sudah cukup untuk meningkatkan kesehatan Jackson et.al, 1986. Jika intensitas dan durasi latihan bertambah, frekuensi juga harus bertambah bila penigkatan ingin diteruskan Pollock, 1973. Pembahasan penelitian mendapati bahwa perubahan kebugaran berkaitan langsung dengan frekuensi latihan, walaupun dianggap tidak tergantung pada efek intensitas, durasi, lama program, dan tingkat kebugaran awal Wenger Bell, 1986. Individu yang tidak terlatih pada kenyataan membutuhkan waktu 48 jam untuk beradaptasi dan pulih dengan ransangan latihan Fleck Kraemer, 1987.

2.2 Hakekat Osteoporosis

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya masa tulang dan adanya kelainan mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang. World Health Organisation WHO, 2005 dan consensus ahli mendefinisikan osteoporosis menjadi penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabakan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Dimana keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi fraktur tief in the night. Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik, dan fraktur osteoporosis dapat terjadi pada setiap tempat. Meskipun fraktur yang berhubungan dengan kelainan ini meliputi torak dan tulang belakang lumbal, radius distal dan femur proksimal, definisi tersebut tidak berarti bahwa semua fraktur pada tempat yang berhubungan Universitas Sumatera Utara dengan osteoporosis disebabkan oleh kelainan ini.interaksi antara geometri tulang dan dinamika terjatuh atau kacelakaan trauma, keadaan lingkungan sekitar, juga merupakan faktor penting yang menyebabkan fraktur. Ini semua dpat berdiri sendiri atau berhubungan dengan rendahnya densitas tulang. Dengan demikian, penyakit osteoporosis adalah berkuramgnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah, tulang terdiri dari kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, mak tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis. Meskipun kalsium diluar tulang kurang lebih 2 dari kalsium dalam tubuh, perannya sangat vital, terutama untuk kegiatan enzim, hormone, saraf, otot, dan pembekuan darah. Kalsium yang beredar dalam darah menjadi patokan keseimbangan kalsium diseluruh tubuh. Keseimbangan dan kestabilan kadar kalsium darah terutama ditentukan oleh hormone paratiroid. Kalau kadar kalsium dalam darah normal, maka proses mineralisasi berlangsung seimbang. Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai dengan rendahnya massa tulang yang disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Keadaan ini berisiko tinggi, karena tulang menjadi rapuh dan mudah ratak, bahkan patah. Banyak orang tidak menyadari jika osteoporosis merupakan pembunuh tersembunyi. Penyakit ini hampir tidak menimbulkan gejala yang jelas. Sering kali, osteoporosis justru Universitas Sumatera Utara diketahui ketika sudah parah. Contoh kasus seorang terpeleset ringan, tetapi tulangnya patah dibagian lengan atau pinggang. Jika kita bertanya pada sekumpulan wanita usia paro baya 40 – 50 tahun mengenai sejauh mana pemahaman mereka terhadap ancaman osteoporosis, ternyata informasi yang kita dapat sangat beragam. Ada yang beranggapan kondisi tubuhnya aman–aman saja karena selama ini tidak merasakan adanya keluhan, sehingga dia tidak perlu berjaga-jaga secara berlebihan. Namun, sebagian ada juga yang sangat sadar akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan tulang pada usia tersebut. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang umum pada orang dewasa. Penyakit ini menyebabakan tulang lebih mudah keropos dan lebih mudah patah daripada tulang yang normal. Dibanding penyakit tulang lain seperti ostomalasia dan rickets, osteoporosis berbeda. Ini disebabkan berkurangnya matriks organik bukan kelainan klsifikasi tulang. Pendeteksian dini osteoporosis merupakan langkah yang tepat untuk mencegah terjadinya fraktur patah tulang.

2.2.1 Epidemologi Osteoporosis

Meningkatnya usia harapan hidup akan mempengaruhi angka kejadian penderita osteoporosis dan bertambahnya jumlah orang lanjut usia lansia di Indonesia menimbulkan kekhawatiran akan epidemi penyakit osteoporosis. Dua dari lima orang Indonesia memiliki resiko terkena penyakit osteoporosis Depkes, 2006. Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang Yayasan Osteoporosis Internasional Universitas Sumatera Utara Jumlah penderita osteoporosis atau pengeroposan tulang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin tingginya tren kenaikan angka insiden patah tulang paha atas akibat osteoporosis pada 2007-2010. Kenaikan insiden patah tulang akibat osteoporosis terus meningkat sejak 2007-2010. Dari sekitar 20 ribuan kasus pada 2007 meningkat menjadi sekitar 43 ribuan kasus pada 2010. Data tersebut juga diperkuat dengan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit SIRS tahun 2010, yang menyatakan angka insiden patah tulang paha atas tercatat sekitar 200100 ribu kasus pada wanita dan pria di atas usia 40 tahun diakibatkan osteoporosis. WHO mendata sekitar 200 juta orang menderita angka patah tulang pinggul akibat osteoporosis di seluruh dunia. Pada tahun 2050, diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada wanita dan tiga kali lipat pada pria. Tahun ini merupakan tahun ke-10 peringatan Hari Osteoporosis Nasional HON, sejak diluncurkan tahun 2002 lalu. Tahun ini, HON 2012 bertema Indonesia Bergerak-Waspadai Patah Tulang Akibat Osteoporosis. Puncak Peringatan HON 2012 akan dilaksanakan pada 21 Oktober 2012, di Monas. Berbagai kegiatan akan dilakukan seperti peluncuran logo 10 tahun Hari Osteoporosis Nasional, jalan kaki 10.000 langkah yang akan diikuti oleh lebih dari 15 ribu orang, pengenalan osteo dance dan lomba foto jurnalistik bagi media Dimyati, 2012. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Faktor Resiko Osteoporosis

Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun Pencegahan lebih awal terhadap penyusutan tulang pada wanita sebelum menopause akan memperlambat proses penyusutan tulang, seperti diketahui bahwa penyusutan tulang telah terjadi sejak usia 30-40 tahun, disinilah pentingnya pemeriksaan marker tulang Nugroho, 2008.

2.2.2.1 Wanita

2.2.2.2 Usia Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat Nugroho, 2008 . 2.2.3 Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama Nugroho, 2008. Keturunan Penderita Osteoporosis 2.2.4 2.2.4.1 Gaya Hidup Kurang Baik Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah. Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Universitas Sumatera Utara 2.2.4.2 Malas Berolahraga. Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya proses pembentukan massa tulang. Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. 2.2.4.3 Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Merokok Disamping itu, rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35 tahun, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan tulang pada umur tersebut sudah berhenti. 2.2.4.1 Kurang Kalsium, jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambi l kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang. Universitas Sumatera Utara 2.2.4.2 Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang. 2.2.4.3 Kurus dan mungil, Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna Lumbantobing, 2001.

2.3 Penyebab Osteoporosis

Terjadi karena kekurangan estrogen hormon utama pada wanita, yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.Tidak semua wanita memiliki risiko yang

2.3.1 Osteoporosis Postmenopausal

Universitas Sumatera Utara sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam. 2.3.2 Merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Osteoporosis Senilis Senilis 2.3.3 berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis pada postmenopausal Suryati, 2006 . Osteoporosis Sekunder Ini dialami kurang dari 5 penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit osteoporosis bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal terutama tiroid, paratiroid dan adrenal 2.3.4 dan obat-obatan misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan. Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan osteoporosis. Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. Osteoporosis Juvenil Idiopatik Universitas Sumatera Utara

2.4 Standard Baku Pemeriksaan Osteoporosis yang Diukur dengan

Densitometri 2.4.1 Normal: Massa tulang 1 2.4.2 Masa tulang rendah: Massa tulang 1-2.5 2.4.3 Osteoporosis: Massa tulang 2.5 2.4.4 Osteoporosis berat: Massa tulang 2.5 + fraktur. Universitas Sumatera Utara

2.5 Pencegahan Osteoporosis

2.5.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah upaya terbaik, paling murah dan mudah. 2.5.1.1 Kalsium Kalsium dibutuhkan untuk mineralisasi tulang, sehingga menjadi kuat. Makanan yang cukup mengandung kalsium adalah sayuran hijau, jeruk, citrun, susu, keju, yoghurt. 2.5.1.2 Latihan atau Aktivitas Fisik Exercise Therappy Latihan fisik harus ada unsur pembebanan pada tubuh atau anggota gerak dan penekanan pada tulang, seperti berjalan, jogging, aerobik, atau naik turun tangga. Latihan yang sangat berlebihan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu menstruasi menjadi amenorrhea karena akan meningkatkan massa tulang. Universitas Sumatera Utara 2.5.1.3 Terapi Latihahn atau Latihan yang Dianjurkan Jalan dan berenang dianjurkan setiap hari 30 menit. Kalau sudah cukup terlatih, latihan dapat ditingkatkan dengan jarak yang lebih jauh, tetapi waktu yang sama serta bersepeda dengan mengikuti pedoman untuk tiap-tiap individu, termasuk postur, beban, tingginya duduka n, tahanan dan kecepatannya. 2.5.1.4 Hindari Faktor-faktor sebagai berikut: Menurunkan absorpsi kalsium, meningkatkan pengrusakan tulang, atau mengganggu pembentukan tulang, seperti merokok, peminum alkohol, pemberian obat seperti kortikosteroid maka suplemen kalsium harus ditambahkan.

2.5.2 Pencegahan Sekunder

2.5.2.1 Konsumsi Kalsium. Penurunan masa tulang terjadi pada wanita menopause yang asupan kalsiumnya kurang dari 400mghari. 2.5.2.2 Estrogen Repleacement Therapy ERT atau Terapi Sulih Hormon TSH. Semua wanita pada saat menopause mempunyao resiko osteoporosis, karenanya dianjurkan pemakaian IRT pada mereka yang tak ada kontraindiksi. 2.5.2.3 Latihan. Latihan fisik bagi penderita osteoporosis, bersifat spesifik dan individual, memperhatikan berat ringannya osteoporosis sehingga perlu mendapat supervise dari tenaga medisfisioterapi individu per individu. 2.5.2.4 Intervensi fisioterapi secara spesifik berdasarkan kajian problematik. 2.5.2.5 Kalsitonin. Bekerja menghambat pengeroposan tulang dan diindikasikan untuk pasien yang tidak dapat menggunakan IRT. Universitas Sumatera Utara 2.5.2.6 Vitamin D yang fungsi utamanya untuk membantu penyerapan kalsium diusus.

2.5.3 Pencegahan Tersier

Setelah pasien mengalami fraktur osteoporosis, jangan dibiarkan berbaring terlalu lama. Sejak awal perawatan disusun rencana pergerakan, mulai dari pergerakan pasif sampai aktif dan berfungsi mandiri.

2.5.4 Edukasi Pasien

Pemahaman pasien dan keluarganya tentang hal osteoporosis diharapkan menambahkan kepedulian mereka, dan selanjutnya berperilaku hidup sehat, sesuai dengan pencegahan osteoporosis. Pemahaman tentang pencegahan osteoporosis secara dini sehingga bahaya yang dapat menimbulkan gangguan terhadap aktifitas gerak dan fungsi dapat diantisipasi.

2.6 Hakekat Aktivitas Fisik

Aktvitas fisik adalah pergerakkan anggota tubuh Aktivitas fisik merupakan gerakan fisik apapun yang dihasilkan oleh otot dan rangka yang memerlukan atau membutuhkan pengeluaran energi di atas kebutuhan energi saat istirahat, yang diukur dalam jumlah kilo kalori Public Health, 1985 menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat, bugar sepanjang hari. Depkes. RI, 2006. Dari ungkapan tersebut maka dapat digambarkan bahwa aktivitas fisik bukan merupakan rutinitas sehari-hari, Universitas Sumatera Utara tetapi kegiatan dengan energi yang dikeluarkan di atas energi rata-rata saat istirahat sehingga dapat meningkatkan kemampuannya. Aktivitas fisik merupakan bagian terpenting dalam mempertahankan hidup, sehingga lebih sehat dan bahagia. Hal ini dapat mengurangi stress serta nyaman secara keseluruhan. Dijelaskan bahwa beberapa manfaat melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah : 2.6.1 Membantu dalam mengendalikan berat badan, sehingga memberikan kemungkinan untuk mempertahankan gaya hidup yang lebih baik, tetap segar dan waspada saat terjaga. 2.6.2 Aktivitas fisik membantu mengurangi resiko penyakit jantung dan gagal jantung karena otot-otot jantung lebih kuat. 2.6.3 Aktivitas fisik mampu mengurangin resiko diabetes dan kondisi lain yang terkait dengan aktivitas seperti kegemukan. 2.6.4 Aktivitas fisik membantu mengurangi resiko jenis kanker tertentu. 2.6.5 Aktivitas fisik mampu menguatkan tulang dan otot menjadi lebih lentur. Hal ini mampu mnegurangi terjadinya cedera fisik dan membantu meningkatkan perbaikan jaringan tertentu. 2.6.6 Ketika seseorang aktif secara fisik, maka dapat meningkatkan kesehatan mental serta suasana hati lebih stabil. 2.6.7 Membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan bagi orang dewasa mampu memberikan kekuatan lebih banyak untuk membantu mencegah terjadinya jatuh. Universitas Sumatera Utara 2.6.8 Secara keseluruhan aktivitas fisik membantu untuk lebih lama hidup Dari penjelasan tersebut aktivitas fisik yang dimaksud adalah aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dan teratur, sehingga menghasilkan perubahan pada seseorang ke arah derajat keondisi fisik yang lebih baik. Manfaat aktivitas fisik yang rutin dilakukan seperti olahraga kesehatan akan mampu menghasilkan perubahan-perubahan pada aspek jasmani, rohani dan sosial. WHO, 2009.

2.7 Hubungan Senam Osteoporosis dan Aktifitas Fisik

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan

14 91 111

PENGAT Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 14

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA WANITA DI BOYOLALI Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 18

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI USIA LANJUT DI POSYANDU ABADI IV Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Usia Lanjut Di Posyandu Abadi IV Kartasura.

0 2 13

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 19

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 15

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP KESEIMBANGAN PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Yoga Terhadap Keseimbangan Pada Lanjut Usia.

0 5 15

Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Senam Osteoporosis 2.1.1 Defenisi Senam Osteoporosis - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 0 37

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 1 9