Usia Harapan Hidup Penduduk Indonesia Proses Penuaan

2.8.3 Usia Harapan Hidup Penduduk Indonesia

2.8.4 Proses Penuaan

Penuaan = menjadi tua = aging adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan furngsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita Constantindes, 1994; Darmojo, 2004 Proses menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Menua bukanlah suatu penyakit melainkan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi stressor dari dalam maupun luar tubuh. Menuanya manusia seperti ausnya suku cadang suatu mesin yang bekerjanya sangat kompleks yang bagian-bagiannya saling mempengaruhi secara fisik atau somatik dan psikologik. Universitas Sumatera Utara Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya dan sangat individual. Banyak faktor yang mempengaruhi penuaan seseorang seperti genetik keturunan, asupan gizi, kondisi mental, pola hidup, lingkungan, dan pekerjaan sehari-hari Darmojo Martono, 2004. 2.8.4.1 Teori Proses Penuaan Semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, begitu pula organ otak. Dalam hal perubahan fisiologis sampai patologis telah dikenal proses menua yang menggunakan istilah senescence, senility dan demensia. Senencense menandakan perubahan penuaan normal dan senility menandakan penuaan yang abnormal, tetapi batasnya masih tidak jelas. Senility juga dipakai sebagai indikasi gangguan mental yang ringan pada usia lanjut yang mengalami demensia Ciummings, Benson, 1992. Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Perlu hati-hati dalam mengidentifikasi penuaan. Bila seseorang mengalami penuaan fisiologis fisiological aging, diharapkan mereka tua dalam keadaan sehat healthy aging. Penuaan ini sesuai dengan kronologis usia penuaan primer, dipengaruhi oleh faktor endogen, perubahan dimulai dari sel-jaringan-organ-sistem pada tubuh. Bila penuaan banyak dipengaruhi oleh faktor eksogen, yaitu lingkungan, sosial budaya, gaya hidup disebut penuaan sekunder. Penuaan sekunder yaitu ketidakmampuan yang disebabkan oleh trauma atau sakit kronis, mungkin pula terjadi perubahan degeneratif yang timbul karena stress yang dialami oleh individu. Penuaan ini tidak sesuai dengan kronologis usia dan patologis. Faktor eksogen juga dapat mempengaruhi faktor endogen Universitas Sumatera Utara sehingga dikenal dengan faktor resiko. Faktor resiko tersebut yang menyebabkan terjadinya penuaan patologis patological aging Pudjiastusi, utomo, 2003. Gambar 2.3. Proses Penuaan dengan Faktor yang Memengaruhinya Sumber: Fisioterapi pada Lansia, Pudjiastuti dan Utomo, hal. 18 Cetakan I, 2003 Dalam proses penuaan beberapa teori menjelaskan hal tersebut. Teori penuaan secara umum dapat dibedakan menjadi dua teori yaitu teori penuaan secara biologi dan terori penuaan secara psikologi. 2.8.4.1.1 Teori Biologi 2.8.4.1.1.1 Teori Selular Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh di program untuk membelah 50 kali. Jika semua sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiarkan di laboratorium kemudian diobservasi jumlah sel-sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. Hal ini memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan sesuai dengan berkurangnya umur. Universitas Sumatera Utara 2.8.4.1.1.2 Teori “Genetik Clock” Teori genetik adalah menua telah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu tiap spesies mempunyai didalam nuclei inti sel suatu jam genetik yang telah diputar menurut replikasi tertentu Suhana, 1994 . Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar. Jadi menurut konsep ini bila jam itu berhenti akan meninggal dunia meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit Azizah, 2011. 2.8.4.1.1.3 Teori Sintesi Protein kolagen dan elastin Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan tersebut. Pada lanjut usia beberapa protein kolagen, kartilago dan elastin pada kulit dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Keadaan ini akan terlihat dari perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadi penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal Azizah, 2011. 2.8.4.1.1.4 Sistim Imun Kemampun sistem imun mengalami kemunduran padan lanjut usia. Kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari limfatik dan khususnya sel darah putih juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca tranlasi dapat menyebabkan berkurangnya Universitas Sumatera Utara kemampuan sistem imun tubuh mengenali diri sendiri Goldstein, 1989. Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh mengganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan ini akan menyebabkan peningkatan aoutoimun Goldstein, 1989. 2.8.4.1.1.5 Mutasi Somatic teori error catastrophe Teori mutasi somatik dikatakan ada faktor-faktor lingkungan yang menyebabakn terjadinya mutasi somatic, proses menua disebabkan oleh karena kesalahan-kesalahan beruntun sepanjang kehidupan, setelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi maupun proses translasi, kesalahan tersebut menyebabkan terbentuknya enzim yang salah dan akan menyebabkan reaksi metabolisme yang salah sehingga mengurangi fungsional sel, maka akan terjadi kesalahan yang makin banyak sehinnga terjadilah catastrop Suhana, 1994. Salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis “Error Catastrophe”. Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan Martono, 2000. 2.8.4.1.1.6 Teori Metabolisme Pengurangn intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena Universitas Sumatera Utara menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan hormon yang merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. Peristiwa menua akibat metabolisme badan sendiri antara lain karena kalori yang berlebihan, kurang aktifitas dan sebagainya Darmojo Martono, 2000. 2.8.4.1.1.7 Teori Radikal Bebas Teori radikal bebas dikatakan radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, dan didalam tubuh jika fagosit pecah, dan sebagai produk sampingan didalam rantai pernapasan mitokondria. Radikal bebas bersifat merusak karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak jenuh, seperti dalam membrane sel dan gugus SH. Walaupun ada sistem penangkal namun sebagain radikal bebas tetap lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak radikal bebas yang terbentuk sehingga proses penuaan terus terjadi, kerusakan organela sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi Oen, 1993. 2.8.4.2 Teori Psikologis 2.8.4.2.1 Aktivitas atau Kegiatan activity theory Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa muda akan tetap terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usai yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum pola hidup dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. Mempertahankan hubungan antara sistem Universitas Sumatera Utara sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia Nugroho, 2008. 2.8.4.2.2 Kepribadian Lanjutan continuty theory Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity pada lanjut usia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personallity yang dimilikinya Kontjoro, 2002. 2.8.4.2.3 Teori Pembebasan disengagement theory Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya Nugroho, 2000. Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda triple loss.

2.8.5 Patofisiologi Lanjut Usia

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan

14 91 111

PENGAT Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 14

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA WANITA DI BOYOLALI Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 18

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI USIA LANJUT DI POSYANDU ABADI IV Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Usia Lanjut Di Posyandu Abadi IV Kartasura.

0 2 13

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 19

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 15

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP KESEIMBANGAN PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Yoga Terhadap Keseimbangan Pada Lanjut Usia.

0 5 15

Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Senam Osteoporosis 2.1.1 Defenisi Senam Osteoporosis - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 0 37

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 1 9