Landasan Teori dr. Surya Dharma, MPH 3. Drs. Tukiman. MKM

2.10 Landasan Teori

Gambar 2.4 Landasan Teori Proses Menua 1. Faktor Endogen 2. Faktor Eksogen 1. Usia 2. Berat Badan 3. Tinggi Badan 4. Jenis Kelamin Penurunan Fungsi 1. Kognitif 2. Psikososial 3. Integumen 1. Musculoskeletal 2. Neuromusculer 3. Kardiorespirasi Resiko Osteoporosis 1. Kepadatan tulang menurun 2. Mikro Fraktur 1. Kurang Olahraga 2. Gaya Hidup Senam Osteoporosis 1. Frekuensi Sekali Seminggu 2. Frekuensi dua kali seminggu 1. Keseimbangan 2. Kelenturan 3. Kekuatan Otot 4. Kepadatan Tulang Jarak Tempuh Berjalan 6 Menit Kualitas Aktivitas Fisik meningkat Universitas Sumatera Utara Penuaan adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan furngsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita Constantindes, 1994; Darmojo, 2004. Lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjutan dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan Pujiastuti Utomo,2003. Kriteria lanjut usia dari 57 negara didunia dan menemukan bahwa kriteria lanjut usia paling umum adalah gabungan antara usia kronologis dengan perubahan dalam peran sosial, dan diikuti oleh perubahan status fungsional seseorang Staley Beare, 2007. Yang terjadi dengan tubuh manusia dalam proses menua ini secara ringkas yaitu kulit tubuh dapat menjadi lebih tipis, kering dan tidak elastis lagi, rambut rontok , warnanya berubah menjadi putih, kering dan tidak mengkilat, jumlah otot berkurang, ukuran juga mengecil, volume otot secara keseluruhan menyusut dan fungsinya menurun, otot-otot jantung mengalami perubahan degeneratif, ukuran jantung mengecil, kekuatan memompa darah berkurang, pembuluh darah mengalami kekakuan Arteriosklerosis, terjadinya degenerasi selaput lender dan bulu getar saluran pemapasan, gelembung pani-paru menjadi kurang elastis, tulang-tulang menjadi keropos osteoporosis. Hardianto Wibowo, 2003. Osteoporosis adalah kondisidi mana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah menjadi tua bukan berarti harus berhenti dari olahraga Wolf,1982. Aktivitas fisik atau olahraga tetap dapat dilakukan dengan menyesuaikan kondisi lansia tersebut. Pemilihan jenis olahraga, Universitas Sumatera Utara intensitas kerasnya melakukan latihan, lama dan frekuensi olahraga sangat bergantung dari kemampuan lansia tersebut. Dengan bertambahnya usia di atas 30 tahun akan terjadi penambahan lemak tubuh, penurunan masa otot dan pengurangan jaringan organ tubuh. Dengan demikian pula V0 2 Max secara otomatis akan menurun secara bertahap, yang juga menunjukkan terjadinya kemunduran dalam kebugaran dan kesehatan jasmaninya Wibowo, 2003. Manfaat Senam Osteoporosis adalah, menjaga postur tubuh, menjaga kelenturan dan pergerakkan otot, meningkatkan kerja jantung dan paru – paru, menjaga keseimbangan tubuh, melatih koordinasi anggota gerak. Aktivitas fisik merupakan gerakan fisik apapun yang dihasilkan oleh otot dan rangka yang memerlukan atau membutuhkan pengeluaran energi di atas kebutuhan energi saat istirahat, yang diukur dalam jumlah kilo kalori Public Health 1985. Pembahasan penelitian mendapati bahwa perubahan kebugaran berkaitan langsung dengan frekuensi latihan, walaupun dianggap tidak tergantung pada efek intensitas, durasi, lama program, dan tingkat kebugaran awal Wenger Bell, 1986 . Individu yang tidak terlatih pada kenyataan membutuhkan waktu 48 jam untuk beradaptasi dan pulih dengan ransangan latihan Fleck Kraemer, 1987 . Uji berjalan 6 menit jarak tempuh dapat mengetahui kekuatan otot maupun ketahanan serta mobilitas dan akan memberikan informasi tentang peningkatan aktivitas fisik. Reabilitas dari uji berjalan 6 menit sangat baik. yang mana pengukuran akan memberikan suatu hasil yang sama atau hampir sama ketika dilakukan berulang kali Harrada et,al,1997 . Tidak dijumpai adanya efek samping dalam uji berjalan juga Universitas Sumatera Utara merupakan suatu uji sederhana mudah dan murah Mc Gavin,1979 . Keterandalan Uji Jalan Enam Menit di Lintasan Empat Persegi Panjang 20 x 2 m pada Penyandang Disabilitas Intelektual dengan Obesitas di Jakarta Tamin, et,al, 2011. Tidak terdapat perbedaan jarak tempuh yang bermakna ketika uji jalan enam menit dilakukan di panjang lintasan antara 15 sampai 50 meter Tamin, et, al, 2011 .

2.11 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna Jakarta Selatan

14 91 111

PENGAT Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 14

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA WANITA DI BOYOLALI Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Kualitas Tidur Lanjut Usia Wanita Di Boyolali.

0 2 18

PENGARUH SENAM LANJUT USIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI USIA LANJUT DI POSYANDU ABADI IV Pengaruh Senam Lanjut Usia Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Usia Lanjut Di Posyandu Abadi IV Kartasura.

0 2 13

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 19

PENGARUH SENAM VITALISASI OTAK TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Vitalisasi Otak Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia.

0 1 15

PENGARUH SENAM YOGA TERHADAP KESEIMBANGAN PADA LANJUT USIA Pengaruh Senam Yoga Terhadap Keseimbangan Pada Lanjut Usia.

0 5 15

Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Fungsi Kognitif Lanjut Usia di Jakarta

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Senam Osteoporosis 2.1.1 Defenisi Senam Osteoporosis - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 0 37

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 1 9