Analisis Organoleptik Aroma Mi Basah dengan Beberapa Variasi

Tabel 4.4. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Warna Perlakuan E 1 E 3 E 2 Rata-rata 2,1 2,3 2,67 E 3 – E 1 = 2,3 – 2,1 = 0,2 0,29 Jadi E 3= E 1 E 2 – E 1 = 2,67 – 2,1 = 0,57 0,30 Jadi E 2 ≠ E 1 E 2 – E 3 = 2,67 – 2,3 = 0,37 0,29 Jadi E 2 ≠ E 3 Berdasarkan tabel Uji Duncan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaa panelis terhadap perlakuan E 3 sama dengan perlakuan E 1, namun perlakuan E 2 berbeda dengan kedua perlakuan yang lain. Hal ini berarti bahwa warna mi basah pada perlakuan E 2 yang mendapat tambahan tempe 25 dan wortel 25 lebih disukai daripada warna mi basah pada perlakuan E 1 dan E 3 karena warna mi basah pada perlakuan E 2 mempunyai penilaian yang paling tinggi 2,67, dimana semakin tinggi tingkat penilaian maka warna mi basah akan semakin disukai oleh panelis.

4.4. Analisis Organoleptik Aroma Mi Basah dengan Beberapa Variasi

Penambahan Tempe dan Wortel Hasil analisis organoleptik aroma mi basah dengan menggunakan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini : Tabel 4.5. Hasil Analisis Organoleptik Aroma Mi Basah dengan Beberapa Variasi Penambahan Tempe dan Wortel Aroma Mie Basah Kriteria Skor E 1 E 2 E 3 P S P S P S Suka 3 14 42 46,67 20 60 66,67 10 30 33,33 Kurang Suka 2 14 28 31,11 10 20 22,22 17 34 37,78 Tidak Suka 1 2 2 2,22 0 0 0 3 3 3,33 Total 30 72 80 30 80 88,89 30 67 74,44 Keterangan : P : Panelis S : Skor Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa total skor tertinggi dalam uji organoleptik terhadap aroma mi basah dengan penambahan tempe 25 dan wortel Universitas Sumatera Utara 25 E 2 yaitu 80 88,89 dengan kriteria kesukaan adalah suka. Sedangkan yang memiliki skor terendah adalah aroma mi basah dengan penambahan tempe 20 dan wortel 30 E 3 yaitu 67 74,44 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma mi basah penambahan tempe 25 dan wortel 25 E 2 . Hasil analisis sidik ragam terhadap aroma mi basah dengan penambahan tempe dan wortel dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini. Tabel 4.6. Hasil Analisis Sidik Ragam Terhadap Aroma Sumber Keragaman db JK KT Fhitung Ftabel Keterangan 0,05 Perlakuan 2 3,36 1,68 5,09 3,15 F Hi F Tabel Galat 87 28,87 0,33 Total 89 32,23 Keterangan : db : derajat bebas JK : jumlah kuadrat KT : kuadrat total Berdasarkan analisis sidik ragam pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa nilai Fhitung 5,09 Ftabel 3,15, maka ada perbedaan hasil penilaian terhadap aroma pada setiap mi basah yang dihasilkan. Oleh karena adanya perbedaan antara ketiga perlakuan tersebut maka dapat dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya seperti tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7. Hasil Uji Ganda Duncan Terhadap Aroma Perlakuan E 3 E 1 E 2 Rata-rata 2,23 2,40 2,70 E 1 – E 3 = 2,40 – 2,23 = 0,17 0,29 Jadi E 1 = E 3 E 2 – E 3 = 2,70 – 2,23 = 0,47 0,31 Jadi E 2 ≠ E 3 E 2 – E 1 = 2,70 – 2,40 = 0,30 0,29 Jadi E 2 ≠ E 1 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel uji Duncan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap perlakuan E 1 sama dengan perlakuan E 3, namun perlakuan E 2 berbeda dengan perlakuan E 1 dan E 3 . Hal ini berarti bahwa aroma mi basah pada perlakuan E 2 yang mendapat tambahan tempe 25 dan wortel 25 lebih disukai daripada aroma mi basah pada perlakuan E 1 dan E 3 karena aroma mi basah pada parlakuan E 2 mendapatkan penilaian paling tinggi 2,70, dimana semakin tinggi tingkat penilaian maka aroma mi basah akan semakin disukai oleh panelis.

4.5. Analisis Organoleptik Rasa Mi Basah dengan Beberapa Variasi