A. Kepentingan Amerika Serikat di Sudan Selatan
Kepentingan nasional merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh negara yang dirangkum dalam sebuah kebijakan yang di dalamnya terdapat kepentingan
bagi negaranya. Hal ini terkait dengan eksistensi negara dan bagaimana negara dapat melangsungkan kehidupannya agar mencakup general-welfare.
125
Selain itu, kepentingan nasional dibuat untuk kebaikan suatu negara. Suatu sikap atau kebijakan
yang dianggap bisa menguntungkan suatu negara dalam hubungan dengan negara lain bisa dikatakan sebagai national interest.
126
Hal ini dapat dilihat yaitu pada kepentingan Amerika Serikat di Sudan ketika ditemukannya sumber daya, yang
diyakini jumlahnya sangat besar mengandung minyak, gas alam serta uranium yang tinggi. Hal ini membuat Sudan menjadi menarik bagi Amerika Serikat.
127
Kepentingan nasional menurut Morgentahu, adalah kemampuan minimum negara untuk melindungi, dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan kultur
dari gangguan negara lain. Menurut Waltz kepentingan para penguasa, dan kemudian negara, membuat suatu rangkaian tindakan; kebutuhan kebijakan muncul dari
persaingan negara yang diatur; kalkulasi yang berdasarkan pada kebutuhan- kebutuhan ini dapat menemukan kebijakan-kebijakan yang kan menjalankan dengan
125
John Baylis and Steve Smith, The Globalizationof World Politics: An Introduction to International Relations.
Amazon.co.uk: Books, 2001, 210.
126
John Baylis and Steve Smith, The Globalizationof World Politics: An Introduction to International Relations.
Amazon.co.uk: Books, 2001, 210.
127
Sara Flounders, The U.S. Role in Darfur, Sudan Oil reserves rivaling those of Saudi Arabia?, Global Research: 2006, tersedia di
http:www.globalresearch.cathe-u-s-role-in-darfur- sudan2592
diakses pada 29 Oktober 2014.
baik kepentingan-kepentingan negara; keberhasilan adalah ujian terakhir kebijakan itu, dan keberhasilan didefinisikan sebagai memelihara dan memperkuat negara.
128
Untuk memenuhi kebutuhan energi yang besar, Amerika Serikat terus berupaya mencari relasi dengan negara kaya minyak. Namun, akibat pemberian
sanksi penutupan ekspor oleh Amerika Serikat, membuat Sudan banyak melakukan kerjasama minyak dengan Tiongkok.
129
Disini dapat dilihat pendekatan Amerika Serikat untuk kepentingan ekonomi negaranya yang dilakukan melalui dukungan
pada gerakan separtisme Sudan Selatan dan dilanjutkan dengan dukungan bagi perjanjian damai serta kemerdekaan Sudan Selatan. Kehadiran Amerika Serikat pada
konflik di Sudan mendakan adanya kepentingan yang dibawa oleh Amerika Serikat di Sudan Selatan.
130
B. Faktor
yang Mempengaruhi
Amerika Serikat
Mendukung Kemerdekaan Sudan Sudan
Kebijakan luar negeri merupakan instrumen dari kepentingan nasional suatu negara. Banyak kepentingan nasional Amerika Serikat di Sudan diupayakan untuk
memenuhi kepentingan negaranya. Untuk mengetahui faktor yang mendorong Amerika Serikat mendukung upaya kemerdekaan di Sudan Selatan, bagian ini akan
membahas faktor yang melatarbelakangi dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal dan faktor eksternal tersebut akan dibahas secara rinci pada bagian berikut:
128
Jackson and Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, 133.
129
Sara Flounders, The U.S. Role in Darfur, Sudan Oil reserves rivaling those of Saudi Arabia?, Global Research: 2006, tersedia di
http:www.globalresearch.cathe-u-s-role-in-darfur- sudan2592
diakses pada 29 Oktober 2014.
130
Wawancara pada tanggal 7 September, terdapat pada lampiran 1.
1. Faktor Interal
a. Opini Publik: Protes Kelompok Kristen Evangelis Amerika Serikat
Opini publik merupakan salah satu faktor penentu dalam perumusan kebijakan luar negeri menurut Rosenau. Faktor opini publik sebagai bentuk tuntutan
masyarakat, hanya dapat mempengaruhi rencana pemerintah untuk membuat kebijakan luar negeri di dalam sebuah negara dengan sistem politik yang terbuka.
131
Dalam sistem politik yang terbuka, biasanya rencana yang dibentuk para pembuat kebijakan luar negeri didasari oleh tuntutan spesifik dari masyarakatnya.
132
Faktor opini publik juga turut mendorong dalam proses pengambilan kebijakan Amerika Serikat dalam konflik Sudan. Hal yang perlu digarisbawahi
adalah faktor ini merupakan salah satu pendukung, dimana Amerika Serikat selaku state actor
membutuhkan banyak masukan dan aspirasi dalam proses kebijakan luar negerinya. Adapun faktor opini publik yang digunakan dalam skripsi ini adalah
terdapat desakan dari kelompok Kristen Evangelis kepada Presiden Bush untuk turut berkontribusi dalam konflik di Sudan.
Dalam hal ini, Presiden Bush selaku pembuat keputusan menyertakan suara dari kelompok masyarakat, pemuka agama, serta media sebagai bagian pertimbangan
untuk membuat suatu keputusan. Franklin Graham dan ayahnya Billy Graham merupakan pendiri kelompok Kristen Evengelis. Mereka memiliki akses untuk
mendesak Presiden Bush untuk terlibat dalam perdamaian konflik Sudan tahun 2005.
131
Rosenau dan. Thompson, World Politics, 24-25.
132
Rosenau dan Thompson. World Politics, 25.