Terorisme di Sudan Faktor Eksternal

Sebagai mitra utama bagi Sudan, Tiongkok cenderung mendukung sejumlah kebijakan Sudan. Tongkok juga memiliki peran penting dalam memainkan persaingannya dengan Amerika Serikat sebagai negara yang sedang mendorong kemerdekaan Sudan Selatan. 159 Tiongkok dan Amerika Serikat pada sektor eksploitasi mempunyai kepentingan yang serupa di Sudan, yaitu kepentingan ekonomi minyak bumi dan kepentingan militer. Karena kebijakan Sudan banyak didukung oleh Tiongkok dengan diketahui bahwa Tiongkok memiliki kepentingan untuk keamanan nasional atas cadangan minyak dengan memiliki akses ekspor minyak tanpa hambatan ke negaranya. 160

b. Sikap Pemerintah:

Faktor penghambat bagi dukungan Amerika Serikat untuk mencapai kemerdekaan Sudan Selatan tidak hanya datang dari Tiongkok. Namun, hambatan itu justru datang dari pemerintah Sudan dan Sudan Selatan.

1. Sudan

Sikap Sudan menjadi salah satu penghambat bagi upaya Amerika Serikat membantu Sudan Selatan merdeka. Dalam perjanjian damai di Abuja, sikap itu ditunjukan oleh para petinggi Sudan yang meninggalkan tempat penandatanganan Protokol Abuja karena pihak pemberontak dari Selatan yang tidak bersedia menandatangani perjanjian tersebut hingga Presiden 159 “US, China Interests Compete In Sudan”, Oktober 2010, tersedia di http:www.voanews.comcontentus-china-interests-compete-in-sudan-104295273155963.html diakses pada 3 November 2014. 160 US, China Interests Compete In Sudan, oktober 2010, tersedia di http:www.voanews.comcontentus-china-interests-compete-in-sudan-104295273155963.html diakses pada 3 November 2014. Geogre W. Bush harus menelpon Presiden Omar Al Bashir agar mengirimkan kembali perwakilannya ke Abuja. 161

2. Sudan Selatan

Sikap yang mengambat dari Sudan Selatan ditunjukan dari sikap para pemberontak yang tidak kooperatif ketika Protokol Abuja berlangsung karena tidak bersedia menandatangani Protokol tersebut. Kemudian juga hambatan bagi pemerintah Amerika Serikat pada solusi Abyei yang merupakan wilayah perbatasan antara Sudan dengan Sudan Selatan. Hal ini disebabkan karena Abyei banyak mengandung minyak sehingga menjadi sumber masalah. Ketika CPA ditandatangani kedua Sudan, Abyei masih mengalami konflik yang intens. 162 Hal ini menjadi kendala bagi Amerika Serikat karena Amerika Serikat memiliki tanguung jawab untuk menemukan solusi untuk wilayah Abyei. Selain itu sikap antara tentara pemerintah dan para pemberontak yang saling melakukan serangan mendadak juga menjadi faktor penghambat karena proses perdamaian yang mengalami kondisi tidak stabil, sulit menemukan jalan keluar. 161 Abdul Hadi Adnan, “Penyelesaian Masalah Sudan Selatan”, 7. 162 Princeton N. Lyman, “Negotiating Peace in Sudan”.

BAB V KESIMPULAN

Perang di Sudan yang terjadi sejak 1956 hingga 2005 menjadi perang saudara terpanjang di dunia hingga mengalami dua periode. Perang sipil kedua di Sudan yang terjadi di Sudan selama 20 tahun terakhir sejak 1983 menyebabkan banyak korban jiwa yang menyudutkan pemerintahan Sudan karena diduga telah melakukan genosida atas tewasnya hampir 2 juta jiwa. Dalam keadaan tersebut, konflik di Sudan banyak menimbulkan respon pada dunia internasional, baik negara-negara maupun dari organisasi internasional. Dari beberapa respon yang ada, respon besar datang dari Amerika Serikat untuk memberikan kepeduliannya terhadap korban perang dengan memberikan dukungan. Meskipun sebagian besar respon Amerika Serikat dilakukan pada akhir perang periode kedua di Sudan, tetapi banyak usaha serta dukungan yang diberikan sejak pemerintahan Presiden G. Walker Bush hingga pemerintahan Presiden Obama untuk membantu Sudan Selatan mencapai kemerdekaannya. Protes keras yang dilakukan kelompok Kristen Evangelis terhadap pemerintah Amerika Serikat atas apa yang terjadi pada masyarakat di Sudan Selatan dengan adanya kabar pembunuhan, pemerkosaan serta perbudakan merupakan awal dari faktor Amerika Serikat memberikan dukungannya di Sudan Selatan. Dukungan 69