Teori Kebijakan Luar Negeri

Dalam membahas kebijakan luar negeri dalam skripsi ini, akan dibahas faktor determinan dari faktor internal dan faktor eksternal. Dalam menjelaskan kasus ini, akan digunakan faktor internal yaitu: a. Pembangunan Ekonomi Dalam melakukan pembangunan ekonomi, pembuat kebijakan akan melihat industri sebagai acuan untuk membuat suatu kebijakan. Menurut pandangan Rosenau, suatu negara indusrti memiliki kebutuhan yang berbeda, mereka perlu mengimpor berbagai jenis komoditas untuk mempertahankan hubungan moneternya dengan mitra dagang mereka. 25 b. Opini Publik Opini publik merupakan salah satu faktor penentu dalam perumusan kebijakan luar negeri menurut Rosenau. Faktor opini publik sebagai bentuk tuntutan masyarakat, hanya dapat memengaruhi rencana pemerintah untuk membuat kebijakan luar negeri di dalam sebuah negara dengan sistem politik yang terbuka. 26 Dalam sistem politik yang terbuka, biasanya rencana yang dibentuk para pembuat kebijakan luar negeri didasari oleh tuntutan spesifik dari masyarakatnya. 27 25 Rosenau dan Thompson, World Politics, 20. 26 Rosenau dan Thompson. World Politics, 24-25. 27 Rosenau dan Thompson. World Politics, 25. Kemudian dari faktor eksternal akan menggunakan: a. Great power structure: Balance of power Power suatu negara berbeda dengan negara lain, hal ini ditentukan oleh bagaimana peran yang dimiliki oleh negara tersebut. Kapabilitas tersebut dapat diperlihatkan oleh kekayaan alam yang dimiliki, besar wilayah, atau pendapatan negara tersebut. 28 Balance of power atau perimbangan kekuasaan merupakan pola hubungan suatu negara dengan negara lain atas dasar perimbangan kapabilitas, kekuatan serta distribusi kemampuan serta bagaimana negara itu berperan dengan pola yang dihasilkan setara dengan negara tersebut. 29 b. Terorisme Terorisme yaitu menciptakan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk mengejar perubahan politik melalui perubahan yang dilakukan oleh kekerasan tersebut. 30 Kemudian Martha Crenshaw melihat teroris dari organisasi non- negara bertindak atas dasar perhitungan manfaat atau nilai yang akan diperoleh dari suatu tindakan. 31 Terorisme banyak didefinisikan dalam empat karakteristik: 1 ancaman atau penggunaan kekerasan; 2 tujuan politik; keinginan untuk mengubah status quo; 3 niat untuk menyebarkan ketakutan 28 Breuning, Foreign Policy Analysis, 142. 29 Rosenau dan Thompson. World Politics, 22. 30 Bruce Hoffman, Inside Terrorism, Columbia University Press, 2006, 40. 31 Martha Crenshaw, Theories of Terrorism: Instrumental and Organization Approaches dalam David C. Rapoport, Inside Terroris Organization, Colombia university Press: New York, 1988, 14. dengan melakukan tindakan publik yang spektakuler; 4 sasaran sengaja warga sipil. 32

2. Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional digunakan untuk menggambarkan dan mendukung kebijakan-kebijakan tertentu. Segala sesuatu yang dibutuhkan oleh negara dirangkum dalam sebuah kebijakan yang di dalamnya terdapat kepentingan nasional. Terkait dengan eksistensi negara dan bagaimana negara dapat melangsungkan kehidupannya agar mencakup general-welfare. Kepentingan nasional dibuat untuk kebaikan negara. Suatu sikap atau kebijakan yang dianggap bisa menguntungkan suatu negara dalam hubungan dengan negara lain bisa dikatakan sebagai national interest. 33 Karena itu, kekuasaan dan kepentingan nasional dianggap sebagai sarana dan sekaligus tujuan dari tindakan suatu negara untuk bertahan hidup survival dalam politik internasional. Menurut Hans J. Morgentahau, kepentingan nasional adalah kemampuan minimum negara untuk melindungi, dan mempertahankan identitas fisik, politik, dan budaya dari gangguan negara lain. Dari tinjauan ini para pemimpin negara menurunkan kebijakan spesifik terhadap negara lain yang sifatnya kerjasama atau konflik. 34 32 Amy Zalman, Types of Terrorism: A Guide to Different Types of Terrorism. New York Times: About.com. tersedia di http:terrorism.about.comodwhatisterroris1tpDefiningTerrorism.htm diakses pada 10 november 2014. 33 John Baylis and Steve Smith, The Globalizationof World Politics: An Introduction to International Relations. Amazon.co.uk: Books, 2001, 210. 34 Morgenthau, 1960 dalam Hyndman, National Interest and the New Look, International Journal, Vol. 26, No. 1: pp. 5-18.19701971, 7. Kepentingan nasional sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Konsep kepentingan nasional sering dipakai sebagai pengukur keberhasilan suatu politik luar negeri. Kepentingan nasional national interest merupakan pilar utama bagi teori tentang politik luar negeri dan politik internasional yang realis. 35 Kepentingan nasional sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu negara. Konsep kepentingan nasional sering dipakai sebagai pengukur keberhasilan suatu politik luar negeri. 36 Menurut Waltz kepentingan para penguasa, dan kemudian negara, membuat suatu rangkaian tindakan; kebutuhan kebijakan muncul dari persaingan negara yang diatur; kalkulasi yang berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan ini dapat menemukan kebijakan-kebijakan yang kan menjalankan dengan baik kepentingan-kepentingan negara; keberhasilan adalah ujian terakhir kebijakan itu, dan keberhasilan didefinisikan sebagai memelihara dan memperkuat negara. Hambatan-hambatan struktural menjelaskan mengapa metode-metode tersebut digunakan berulang kali disamping perbedaan-perbedaan dalam diri manusia dan negara-negara yang menggunakannya. 37 Jadi, kepentingan nasional adalah sebuah rangkaian konsep aktor internasional yang berkaitan dengan tujuan suatu negara. Kebijakan tersebut dibuat berdasarkan 35 Mas’oed. Ilmu Hubungan Internasional, 139. 36 Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional, 139. 37 Robert Jackson and George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 113. faktor determinan dari lingkungan domestik maupun lingkungan eksternal suatu negara.

F. Hipotesa

Dalam melihat dukungan Amerika Serikat dalam mendukung kemerdekaan Sudan Selatan, skripsi ini memiliki asumsi sementara bahwa: 1. Amerika Serikat mempunyai kepentingan di Sudan Selatan dalam hal kebutuhan energi khususnya minyak dan gas. 2. Amerika Serikat mencoba membendung pengaruh teroris yang akan meluas di Sudan. 3. Keterlibatan dan dukungan Amerika Serikat di Sudan Selatan merupakan kepentingan strategis untuk merubah rezim Islam di Sudan.

G. Metode Penelitian

Dalam mengkaji penelitian ini menggunakan tipe metode penelitian studi pustaka library research, yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui studi literatur. Metode ini bertujuan memperoleh pemahaman, mengembangkan teori, dan menggambarkan realistas yang kompleks. 38 Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis, yaitu menjelaskan mengenai kasus yang akan dibahas dalam penelitian dan bertujuan mendapatkan deskripsi 38 H. Abdurrahman dan Soejono, Metode penelitian; Suatu Pemikiran dan Penerapan Rineka Cipta, 2005, 28-29. terhadap variable-variabel dalam pokomasalah melalui interprestasi yang tepat, yaitu interpretasi berdasarkan konsep dan teori. 39 Kemudian sumber kajian pustaka tersebut berupa buku-buku seperti South Sudan; from Revolution to Independence 2012 dan Darfur’s Sorrow 2008, jurnal- jurnal pada Issue Brief The Sudan Referenda: What Role For International Actors?, dan U.S. Played Key Role in Southern Sudans Long Journey to Independence . Surat kabar harian Kompas, dan situs internet pada http:www.theatlantic.com ataupun laporan-laporan yang berkaitan dengan permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan dan kemudian menganalisanya. Sumber dan literature ini diperoleh dari beberapa perpustakaan, seperti, Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Perpustakaan FISIP Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Perpustakaan Universitas Nasional, Perpustakaan Freedom Institute Jakarta, dan Pusat Informasi Kompas Jakarta. Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan yang diperoleh dari berbagai sumber. Kemudian, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Permasalahan digambarkan berdasarkan fakta-fakta yang ada kemudian dihubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, kemudian ditarik kesimpulan. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deduktif, di mana terlebih dahulu menggambarkan permasalahan secara umum, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus. 39 H. Abdurrahman dan Soejono. Metode penelitian, 21.