SEJARAH KONFLIK SUDAN DAN SUDAN SELATAN DUKUNGAN

Gambar II.1 Peta Sudan dan Sudan Selatan Sumber: http:www.enoughproject.orgconflictssudans diakses pada 29 Maret 2014 Dalam bab ini akan dibahas awal penyebab konflik di Sudan hingga konflik kedua yang terjadi di Darfur melalui sudut pandang sosial, politik, serta budaya. Bab ini akan mencoba menjelaskan serta memahami latar belakang penyebab konflik di Sudan 1955-2005.

A. Perang Sipil Pertama 1955 -1972

Pada tahun 1947, Inggris yang ketika itu merupakan kolonial di Sudan memutuskan bahwa Sudan bagian Utara harus bersatu menjadi suatu negara dengan Sudan bagian Selatan. Keputusan Inggris saat itu merupakan suatu kesalahan, karena kedua bagian Sudan ini sangatlah berbeda latar belakang terutama dalam hal agama dan ras serta suku. Sudan bagian Utara yang dihuni oleh orang-orang ras Arab yang mempraktikkan ajaran Islam, sedangkan bagian Selatan yang mempunyai beragam etnis dan budaya Afrika merupakan penganut agama Kristen. 43 Sudan merupakan negara yang merdeka pada tahun 1956 atas kekuasaan Anglo Mesir. Sejak kemerdekaannya, Sudan tidak lepas dari konflik kecil yang yang selalu muncul. Hal ini disebabkan oleh pemerintah pusat di Khartoum Utara lebih mendominasi pemerintahan karena dahulu sebagian besar kolonial menetap di Utara. Dengan posisi pemerintahan yang berada di wilayah Utara membuat masyarakat Selatan menjadi khawatir dengan ketidakadilan pemerintah karena dalam pemerintahan yang berisi 800 kursi, hanya enam yang diisi oleh Sudan bagian Selatan. Dengan posisi pemerintahan yang didominasi oleh Sudan mengakibatkan kesenjangan pembangunan di kedua wilayah. 44 Akibat pemerintahan yang didominasi oleh Utara, sebagian besar politik Sudan juga sering mengeluarkan kebijakan yang memaksa wilayah Selatan agar sesuai dengan pemerintah pusat yang berada di Khartoum, walaupun mereka berbeda 43 Nelson Moro, “Governance of Oil Resources and the Referendum in Southern Sudan”. 44 Lauren Ploch Blanchard, “Sudan and South Sudan: Current Issues for Congress and U.S Policy,” Congressional Research Service, 5 Oktober 2012, 6.