minyak ini menjadi hambatan yang serius.
74
Dari hal ini, Amerika Serikat juga memberikan usulan-usulan mengenai minyak pada kedua Sudan.
Sikap Amerika Serikat terhadap konflik di Sudan menjadi serangakaian kebijakan yang mengarah pada kecaman atas apa yang terjadi di Sudan. Selain itu
Amerika Serikat juga berusaha menjadi mediator bagi sengketa minyak yang terjadi di Sudan. Kebijakan Amerika Serikat diupayakan untuk mendukung bagaimana
masyarakat Sudan Selatan dapat segera berpisah dari Sudan. Kebijakan Amerika Serikat di Sudan Selatan banyak dilakukan untuk
mendukung wilayah Selatan mendapatkan kemerdekaannya. Amerika Serikat banyak mengeluarkan kebijakan luar negeri sebagai bantuan substansial bagi calon negara
baru tersebut. Untuk melihat apa saja dukungan Amerika Serikat di Sudan Selatan, akan dijelaskan secara rinci pada bab III.
74
Ottaway and Sadany, Sudan, 8.
BAB III DUKUNGAN AMERIKA SERIKAT DALAM PROSES
KEMERDEKAAN SUDAN SELATAN
A. Hubungan Amerika Serikat dengan Wilayah Sudan Selatan
Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang selalu dapat hadir dalam sebuah peristiwa internasional. Keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik
merupakan sebuah intervensi yang dimaksudkan untuk menjadi fasilitator, mediator, atau pencetus perdamaian. Pada peristiwa konflik Sudan yang telah terjadi selama
puluhan tahun,
75
banyak aktor internasional mencoba memberikan upaya serta solusi perdamaian antara kubu Utara dan Selatan.
Awal mula hubungan Amerika Serikat dengan Sudan Selatan dalam upaya perdamaian konflik adalah ketika selama Perang Teluk. Amerika Serikat berseteru
dengan Sudan, hingga mendorong Amerika Serikat yang saat itu dipimpin oleh Presiden Bill Clinton memberikan bantuannya pada pihak pemberontak di Selatan.
76
Kemudian, hubungan ini berlanjut pada Presiden George W. Bush serta Presiden Barack Obama. Koalisi bipartisan pada pemerintah Amerika Serikat yang dikenal
sebagai “Sudan Caucus” yang mendorong ketiga presiden ini untuk menjadikan
75
Matthew LeRiche and Matthew Arnold, South Sudan: From Revolution to Independence United Kingdom: HurstCo, 2012, 1.
76
Jonathan Jacobs, “South Sudan and the US National Interest”, Think Africa Press 2012, tersedia di
http:thinkafricapress.comsouth-sudanoil-us-south-sudan-secession diakses pada 10 Juli
2014.
35
Sudan sebagai agenda prioritas pada kebijakan luar negeri demi menghentikan konflik yang telah lama berlangsung.
77
Amerika Serikat menjadi penggerak atas perjanjian damai antara Sudan dengan Sudan Selatan dari tahun 2001.
78
Dalam perannya, Amerika Serikat memainkan peran kunci dalam membantu membuat protokol yang mengantarkan
konflik dua Sudan ini pada Perjanjian Perdamaian Komprehensif CPA. CPA tersebut dilaksanakan pada tahun 2005 sebagai peletak dasar Referendum tentang
penentuan nasib sendiri pada tahun 2011. Hasilnya adalah orang-orang Sudan Selatan sangat banyak memilih untuk memisahkan diri.
79
Dalam menjelaskan dukungan Amerika Serikat dalam kemerdekaan di Sudan Selatan, akan dibagi pada
tiga dukungan, di antaranya adalah;
1.
Dukungan Diplomatik
Luasnya keterlibatan internasional tercermin dari jumlah ditandatanganinya
saksi Comperhensive Peace Agreement CPA yaitu Kenya, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Norwegia, Belanda, Uganda, Mesir, Intergovernmental Authority on
Development IGAD, Liga Arab, PBB, Uni Eropa, dan Uni Afrika AU. Terdapat
banyak asosiasi internasional formal maupun informal yang telah terlibat di Sudan,
77
Rebecca Hamilton, “U.S. Played Key Role in Southern Sudans Long Journey to Independence”.
78
Morgan L. Roach and Ray Walser, “The Role of the United States in Southern Sudan’s Referendum”, Heritage Foundation, Maret 2011.
79
U.S. Relations With South Sudan U.S Depertment of State, 2014 [database on-line]; tersedia di
http:www.state.govrpaeibgn171718.htm ; diunduh pada 10 Juli 2014.
seperti Sudan Troika
80
yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, dan Norwegia, serta lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang secara berkala menangani
masalah di Sudan.
81
Dukungan diplomatik Amerika Serikat di Sudan Selatan mulai gencar dilakukan pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush tahun 2001. Kebijakan
yang dibuat Amerika Serikat pada masa itu merupakan kebijakan war on terrorism yang dipelopori oleh Presiden George W. Bush ke seluruh dunia. Amerika Serikat
menuju ke Sudan karena Bill Clinton, pada tahun 1993, menambahkan Sudan pada daftar
“negara sponsor terorisme”.
82
Mengantisipasi apa yang dahulu terjadi pada saat konflik Rwanda, Presiden Bil Clinton saat itu juga mengatakan penyesalan mendalamnya sebagai seorang
presiden Amerika Serikat yang gagal mencegah pembantaian 800.000 orang dalam konflik Rwanda. Hal ini membuat Presiden George W. Bush mendorong upaya
perdamaian di Sudan yang telah menelan hampir 300.000 korban jiwa.
83
Hal ini juga didukung oleh adanya ikatan kelomok Kristen Evangelis Amerika Serikat dan
80
Sudan Troika adalah anggota dari tiga dari donor yang menonjol, Amerika Serikat, Inggris dan Norwegia, kelompok yang mendukung proses negosiasi CPA. Pemerintah Sudan Troika telah
kolektif memberikan bantuan 49,5 dari ODA antara tahun 2000 dan 2009. Tersedia di
http:www.state.govrpaprsps201112178314.htm diakses pada 23 Juli 2014.
81
Princeton N. Lyman, “Negotiating Peace in Sudan”.
82
Jonathan Jacobs, “Sudan Selatan dan US National Interest”, Think Africa Press, 13 Maret 2012, Africa [datebase on line]; tersedia di
http:thinkafricapress.comsouth-sudanoil-us-south- sudan-secession
; diakses pada 11 Juli 2014.
83
A ndrew Quinn, “Sudan vote tests Obamas Africa diplomacy”, Reuters Africa, 5 Januari
2011, tersedia di http:af.reuters.comarticletopNewsidAFJOE70401C20110105?sp=true diakses
pada 25 Juli 2014.
pendiri otoritas Sudan Selatan yang mengkampanyekan pemisahan Sudan Selatan pada Presiden George W. Bush.
84
Kampanye yang dilakukan kelompok Kristen Evangelis merupakan bentuk protes atas apa yang terjadi pada konflik Sudan. Hal itu disebabkan karena kelompok
agama dan kelompok politis di Amerika Serikat turut memperhatikan konflik di sana. Kelompok ini menjadi salah satu alasan Amerika Serikat mendukung proses
kemerdekaan Sudan Selatan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Sudan
Selatan sejak abad ke-19.
85
Pada awal pemerintahan Presiden George W. Bush kelompok Kristen Evangelis di Amerika Serikat mendesak presiden untuk mengambil tindakan
menghentikan serangan yang dilakukan oleh Sudan di wilayah Selatan. Kelompok Kristen Evangelis yang bergabung dengan Black Caucus merasa geram atas laporan
dari wilayah Sudan di Utara karena telah memperbudak orang Selatan dan menyampaikan hal tersebut kepada Kongres.
86
Kemarahan kelompok Kristen Evangelis di Amerika Serikat semakin menjadi atas laporan penindasan yang dilakukan oleh orang Sudan di Utara terhadap orang
Kristen di Selatan. Kelompok Kristen Evangelis menekan Presiden George W. Bush
84
Jeffrey Gettleman, “After Years of Struggle, South Sudan Becomes a New Nation”, New York Times
, 9 juli 2011, New York Times Online [artikel on-line], tersedia di http:www.nytimes.com20110710worldafrica10sudan.html?_r=0;
diakses 23 Juli 2014.
85
Jeffrey Gettleman, “After Years of Struggle”.
86
“The United States and South Sudan: A Relationship Under Pressure”.