Tes kreativitas Verbal dari Munandar

F1 = Skor faktor fluency kelancaran F2 = Skor faktor flexibility keluwesan O = Skor faktor originality orisinalitas E = Skor faktor elaboration elaborasi Dari skor yang diperoleh, maka dilakukan kategorisasi nilai berdasarkan norma pada tabel berikut: Tabel 5. Kategorisasi Norma Nilai Kreativitas Rentang Nilai Kategorisasi X  - 1,0   - 1,0  ≤ X  + 1,0   + 1,0  ≤ X Rendah Sedang Tinggi

2. Tes kreativitas Verbal dari Munandar

Selain tes kreativitas Figural Form B juga peneliti menggunakan tes kreativitas verbal dari Munandar. Konstruksi tes kreativitas verbal berlandaskan model terstruktur intelek dari Guilford sebagai kerangka berpikir. Tes ini terdiri dari atas 6 subtes, yaitu : 1 permulaan kata word beginning, 2 menyusun kata anagram, 3 membentuk kalimat tiga kata three word sentences, 4 sifat-sifat yang sama thing categories, 5 penggunaan tidak biasa unusual uses, 6 apa akibatnya consequences. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif yang dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir tetapi lebih kepada ke dimensi verbal. Munandar, 2004. a. Prosedur penyelenggaraan Universitas Sumatera Utara Metode pengumpulan data yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat tes kreativitas verbal TKV dari Munandar 1999. Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai tes kreativitas Verbal Munandar, 1999, yang meliputi : 1. Permulaan kata Word Beginning, mengungkap kelancaran kata Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan huruf tertentu sebagai rangsangan. Tes ini mengukur kelancaran kata dengan kata, yaitu kemampuan untuk menemukan kata yang memenuhi persyaratan struktural tertentu. Contoh : Sa 2. Menyusun kata anagram, mengungkap kelancaran kata Pada subtes ini, subjek diminta untuk menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-huruf dari suatu kata yang diberikan sebagai rangsangan dalam kepustakaan tes ini juga disebut anagram. Tes ini mengukur kelancaran kata, tetapi tes ini juga menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Contoh : Proklamasi 3. Membentuk kalimat tiga kata Three Word Sentences Pada subtes ini, subjek diminta untuk menyusun kalimat yang terdiri dari tiga kata, huruf pertama untuk setiap kata diberikan sebagai rangsangan, akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh berbeda- beda, menurut kehendak subjek. Contoh: A-l-g 4. Sifat-sifat yang sama Thing Categories, mengungkap elaborasi Universitas Sumatera Utara Pada subtes ini, subjek diminta untuk menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang terbatas. Contoh : Merah dan cair 5. Penggunaan tidak biasa Unusual Uses, mengungkapkan fleksibilitas dan orisinalitas. Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim tidak biasa dari benda sehari-hari. Tes ini merupakan ukuran dari kelenturan dalam berpikir, karena dalam tes ini subjek harus dapat melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat untuk melakukan hal tertentu saja. Selain mengukur kelenturan dalam berpikir, tes ini juga mengukur orisinalitas dalam berpikir, orisinalitas ditentukan secara statistis, dengan melihat kelangkaan jawaban yang diberikan. 6. Apa akibatnya Consequences, mengungkap kelancaran kata dan elaborasi. Pada subtes ini, subjek diminta untuk memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan sebagai rangsangan. Kejadian atau peristiwa itu sebetulnya tidak mungkin terjadi di Indonesia akan tetapi dalam hal ini subjek harus mengumpamakan, andaikan hal itu terjadi di sini, pengaruh apa saja yang akan ditimbulkannya. Tes ini merupakan ukuran kelancaran dalam Universitas Sumatera Utara memberi gagasan digabung dengan elaborasi yang diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengembangkan suatu gagasan, merincinya dengan mempertimbangkan berbagai macam implikasi. Contoh : Apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes dibuat cukup longgar agar tersedia kesempatan bagi subjek untuk dapat menyatakan ide-ide mereka Munandar, dalam Rismiati Mukandari, 2004. Jumlah waktu untuk mengerjakan tes kreativitas Verbal ini adalah 60 menit. b. Prosedur penilaian 1. Penilaian subtes permulaan kata word beginning. Setiap kata mendapat skor 1, jika memenuhi persyaratan yaitu kata tersebut dimulai dengan susunan huruf yang ditentukan. Kata tersebut harus betul ejaannya, sejauh menyangkut susunan huruf yang diberikan, tapi tidak perlu sempurna. Dasar pertimbangannya adalah subtes ini tidak merupakan tes bahasa akan tetapi merupakan tes kreativitas, misalnya: ditulis “sayur”. Ini betul dan mendapat skor 1, oleh karena itu penggunaan susunan huruf “sa” yang diberikan adalah benar akan tetapi jika ditulis “sampo” yang seharusnya “shampo”, jawaban ini tidak benar, karena disini penggunaan huruf “sa” yang diberikan tidak tepat. Nama orang tidak dibenarkan tetapi nama negara, kota, gunung di benarkan. 2. Menyusun kata Anagram Universitas Sumatera Utara Keseluruhan kata yang dibentuk harus betul ejaannya, karena kata tersebut harus dibentuk dari huruf-huruf yang telah ditentukan. Tidak dibenarkan untuk menggunakan huruf-huruf lain yang tidak terkandung dalam kata dari aitem tes. Tidak dibenarkan menggunakan suatu huruf dalam kata item tes sampai dua kali, kecuali kalau dalam kata aitem tes huruf tersebut memang muncul dua kali seperti huruf “a” dalam kata kreativitas. Singkatan tidak dibenarkan, seperti PLN, kecuali sudah menjadi bahasa sehari-hari misalnya TV. Bahasa asing daerah tidak di benarkan, kecuali jadi bahasadi terima sebagai bahasa Indonesia. 3. Membentuk kalimat tiga kata three word sentences Urutan huruf-huruf yang diberikan dalam pembuatan kalimat boleh diubah. Jadi tidak selalu harus berurut seperti yang diberikan. Tiga kalimat boleh memakai satu kata yang telah dipakai pada kalimat sebelumnya tetapi tidak mendapatkan skor. Dapat menggunakan kata nama orang. Susunan kata kalimat harus betul dan logis. Kesalahan dalam ejaan kata tidak mempengaruhi skor, kecuali menyangkut huruf pertama dari kata, karena huruf itu berfungsi sebagai stimulus tes dan merupakan persyaratan tes. 4. Sifat-sifat yang sama thing categories Di bawah ini dirumuskan apa yang diartikan dengan sifat yang disebut pada masing-masing aitem, yaitu: a. Bulat dan keras, maksud pernyataan ini adalah bulat gepeng bundar, misalnya: uang logam, atau bulat sepenuhnya, misalnya: Universitas Sumatera Utara bola. Yang dapat diambil sebagai patokan adalah bahwa kesan keseluruhan adalah kebulatannya. Yang dimaksud dengan keras adalah tahan tekanan atau tidak mudah ditekan, tidak mudah berubah bentuk. b. Putih dan dapat dimakan. Maksudnya kata yang luas, meliputi makanminuman, misalnya; susu, bahan yang matang, telah dimasak maupun yang perlu dimasak, misalnya: beras dan tepung. c. Panas dan berguna maksudnya semua benda yang kegunaannya adalah akibat dari “kepanasannnya”kehangatannya. Jika kepanasan dari benda adalah akibat dari berfungsinya tapi tidak merupakan sumber kegunannya, maka jawaban seperti itu tidak dapat diskor. Benda atau zat yang mempunyai efek panas walaupun suhu bendazat tersebut tidak harus tinggi, dibenarkan, misalnya: minyak-serai, obat-gosok, param balsam. 5. Macam-macam kegunaannya Untuk apa benda itu dipergunakan atau dibuat dan tidak perlu dibahas. Jadi semua jawaban yang menunjukkan pada penggunaan yang lazim atau bisa, tidak mendapat skor. Demkian pula jawaban-jawaban yang menunjukkan pada kegunaan yang kurang lebih sama, karena tes ini mengukur “fleksibilitas” dalam pemikiran. Penggunaan benda tersebut tidak harus dalam keadaan dan tidak perlu dipakai keseluruhannya misalnya; surat kabar boleh dikoyak-koyak untuk dijadikan bahan prakarya. Untuk menemukan skor originalitas dipakai suatu tabel yang Universitas Sumatera Utara telah dibuat oleh Munandar berdasarkan hasil penelitian terhadap 267 responden. 6. Apa akibatnya Subtes ini menghasilkan suatu skor yang merupakan gabungan dari kelancaran dalam memberikan gagasanelaborasi. Seperti jawaban yang menunjuk pada akibat yang masuk akal dari kejadian hipotesis yang dilakukan mendapat satu skor. Kecuali setiap elaborasi atau perincian yang ditambahkan dan memperkaya jawaban atau yang merupakan akibat tambahan juga mendapat skor. Misalnya: apakah yang terjadi jika kita bisa mendengar isi hati orang lain? Dengan jawaban sebagai berikut: maka orang dapat mengetahui rahasia orang lain, dan dapat mengetahui pikiran-pikiran jahatnya, sehing menimbulkan permusuhan atau saling tidak mempercayai lagi. Skor tinggi pada total dari masing-masing subtes menunjukkan kreativitas verbal tinggi dan sebaliknya.

3. Skala sikap kreatif