Definisi Operasional Variabel Penelitian Prosedur Pelaksanaan Penelitian

A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang hendak diteliti dalam rancangan penelitian ini adalah kreativitas pada mahasiswa.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat sesuatu hal yang baru berdasarkan data, informasiunsur-unsurkarya-karya yang telah ada sebelumnya, dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir serta mengelaborasi suatu gagasan. Peneliti menganggap kreativitas merupakan kemampuan yang sudah ada dimiliki oleh tiap-tiap individu tetapi dalam kapasitas yang berbeda-beda dan tergantung pada bagaimana individu tersebut mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas di dalam rancangan penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara. Kreativitas pada mahasiswa diukur dengan menggunakan Tes Kreativitas Figural Form B subtes III, yang disusun oleh Paul Torrance pada tahun 1966 dan kreativitas verbal dalam penletian ini adalah tes kreativitas dari Munandar1999, serta menggunakan skala sikap kreatif yang disusun oleh penulis. Pada penelitian ini aspek kognitif diartikan sebagai kemampuan berpikir kreatif yang diukur dengan menggunakan Tes Kreativitas Figural Form B subtes IIIdan Tes Kreativitas Verbal dari Munandar, sedangkan aspek non-kognitf diartikan sebagai sikap kreatif yang diukur dengan skala sikap kreatif yang disusun oleh penulis dengan menggunakan ciri-ciri sikap kreatif dari Universitas Sumatera Utara

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi dan sampel

Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah gejala atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian yang hendak diukur Hadi, 2000. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Mengingat keterbatasan untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebahagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, yang dikenal dengan nama sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi USU yang masih aktif kuliah atau tidak sedang PKA.

2. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu dalam jumlah yang sesuai dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi Poerwati, 1994. Dengan kata lain sampling adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mengambil sampel Hadi, 2000. Universitas Sumatera Utara Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional stratified random sampling. Menurut Hadi 2000 proporsional stratified random sampling dilakukan jika populasi terdiri dari beberapa sub-populasi kelompok- kelompok yang mempunyai susunan bertingkat dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi dan tiap-tiap sub-populasi akan diwakili dalam penelitian setelah dilakukan secara random.

3. Jumlah Sampel Penelitian

Peneliti tidak mengambil seluruh mahasiswa Psikologi USU untuk dijadikan subjek penelitian. Dalam penelitian ini akan diambil sampel sebanyak 100 orang. Banyaknya subjek dalam setiap angkatan sub-kelompok harus diketahui dahulu berapa jumlahnya, kemudian menentukan jumlah sampel dari setiap lapisan kelompok dengan cara mengkalikan jumlah sampel yang akan dijadikan peneletian dengan jumlah sampel subjek perempuanlaki-laki setiap kelompoklapisan dibagi dengan jumlah populasi Sugiono, 2007 Pengambilan sampel dilakukan secara random sederhana dengan undian, yaitu mengundi nama-nama subjek dalam populasi setiap angkatan. Cara ini diawali dengan membuat daftar lengkap atau nama atau nomor subjek yang memenuhi karakteristik sebagai populasi. Nama atau nomor tersebut kemudian diundi untuk mengambil sampel sebanyak yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Psikologi USU JENIS KELAMIN ANGKATAN 2004 2005 2006 2007 2008 N Perempuan 36 101 103 100 108 448 Laki-laki 11 9 8 16 16 60 Jumlah 47 110 111 116 124 508 Sumber data Pendidikan Psikologi USU, 2009 Tabel 2. Jumlah Sampel Mahasiswa Psikologi USU JENIS KELAMIN ANGKATAN 2004 2005 2006 2007 2008 N Perempuan 7 20 20 20 21 88 Laki-laki 2 2 2 3 3 12 Jumlah 9 22 22 23 24 100

D. Alat Ukur yang digunakan

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Tes Kreativitas Figural Tipe B

Tes Kreativitas Figural tipe B ini merupakan bagian dari The Torrance Test of Creative Thinking TTCT. Mulanya tes ini bernama Minnesota Test of Creative Thinking MTCT. Dalam manual dikemukakan bahwa TTCT dapat digunakan untuk mengukur potensi kreatif pada anak, remaja, dan dewasa Prakosa, 1995. TTCT dimaksudkan untuk mengukur potensi-potensi kreativitas yang ada pada diri individu. TTCT terdiri dari dua tes verbal Verbal Form A dan Verbal Form B dan dua tes Figural Figural Form A dan Figural Form B. Universitas Sumatera Utara Tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kreativitas adalah Tes Kreativitas Figural TKF tipe B. Tes kreativitas Figural Form B ini terdiri dari tiga subtes yaitu : 1. Subtes I : Membuat gambar Picture Construction, pada subtes I faktor yang dapat terungkap adalah faktor keaslian originality dan memperinci elaboration. 2. Subtes II : Melengkapi gambar Picture Completion, pada subtes II faktor yang dapat terungkap adalah faktor kelancaran fluency, keluwesan flexibelity, dan keaslian originality 3. Subtes III : Lingkaran Circle pada subtes III faktor yang dapat terungkap adalah faktor kelancaran fluency, keluwesan flexibelity, keaslian originality, dan elaboration Torrance dalam Mukhtar, 2000 Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan ketiga subtes tetapi hanya satu subtes saja yaitu menggunakan tes Figural Form B subtes III Circle. Hal ini dilakukan karena pada subtes ini banyak faktor yang dapat terungkap tentang kreativitas selain itu untuk menghemat waktu dan biaya serta mengingat proses penilaiannya yang sangat rumit. Tes ini menggunakan waktu selama 30 menit, yang masing-masing tiap subtesnya dibatasi waktu 10 menit. a. Prosedur penyelenggaraan Prosedur pelaksanaan administrasi tes kreativitas Figural Form B ini pada tahap pertama subjek diberikan tes kreativitas Figural Form B subtes III dimana subjek diminta untuk membuat sebanyak-banyaknya Universitas Sumatera Utara gambar dari lingkaran-lingkaran yang ada. Subtes ini dilakukan dalam waktu 10 menit. Ketika subtes III dilakukan, peneliti terlebih dahulu memberikan petunjuk-petunjuk pengerjaannya sampai subjek benar- benar mengerti. Tanda mulai baru diberikan oleh peneliti setelah petunjuk pengerjaannya telah selesai diberikan dan subjek mengerti dalam mengerjakannya, dan tanda berakhir akan diberikan setelah subjek mengerjakannya sampai batas waktu yang telah ditentukan yaitu 10 menit. b. Prosedur penilaian Penilaian tes kreativitas figural ini disesuaikan dengan pedoman yang diberikan oleh Torrance dalam Mukhtar, 2000 seperti yang akan diuraikan secara singkat berikut ini: Penilaian subtes III lingkaran Sebelum peneliti memberikan skor pada subtes lingkaran, penting untuk memeriksa secara berulang relevansi gambar yang dibuat dengan stimulus gambar yang berupa lingkaran. Suatu respon yang relevan didefinisikan sebagai suatu yang berisi lingkaran elemen stimulus tes, sebagai bagian integral dari gambar yang dibuat. Subtes lingkaran dimaksudkan untuk \mengungkap faktor kelancaran, faktor keluwesan, faktor keaslian dan faktor elaborasi. Pedoman penilaian masing-masing aspek kreativitas antara lain adalah: a. Kelancaran Fluency Universitas Sumatera Utara Penilaian aspek fluency diberikan pada kuantitas gambar yang relevan yang dapat dihasilkan individu dalam waktu 10 menit, bukan berdasarkan pada kualitas gambar. Secara sederhana respon tidak mendapat nilai bila hanya merupakan pengulangan yang tidak relevan. Penilaian berdasarkan jumlah respon yang diberikan, dikurangi jumlah respon-respon yang sama dan respon-respon yang tidak relevan. b. Keluwesan Flexibility Skor keluwesan diperoleh dengan cara menjumlahkan kategori respons yang dapat dihasilkan oleh subjek dengan menghitung jumlah respon dalam kategori-kategori yang berbeda. c. Keaslian Originality Penilaian didasarkan atau tabulasi respon-respon seluruh subjek penelitian. Tabel 3. Keterangan Penilaian Bedasarkan Tabulasi Respon Respon Nilai 10 0 5 - 9 1 2 - 4 2 2 3 Selain itu, terdapat bonus yang diberikan untuk skor keaslian berdasarkan kombinasi-kombinasi lingkaran yang diberikan untuk Universitas Sumatera Utara membuat suatu gambar. Kriteria yang digunakan oleh Torrance untuk menentukan bonus skor keaslian adalah : Tabel 4. Keterangan Nilai Bonus Originality Banyak Lingkaran Nilai 2 2 3-4 5 5-10 10 11-15 15 15 25 d. Perincian Elaboration Skor perincian didasarkan pada penambahan detail yang diberikan pada ide stimulus gambar termasuk didalamnya warna, shading, dan dekorasi. Skor 1 diberikan untuk setiap tambahan dari ide-ide dasar. Skor kreativitas subyek adalah jumlah total skor mentah dari keempat faktor kreativitas yaitu kelancaran, keluwesan, elaborasi, dan keaslian. Hal ini dapat dilambangkan dengan rumus : XR = F1 + F2 + O + E Keterangan : XR = Skor kreativitas rater Universitas Sumatera Utara F1 = Skor faktor fluency kelancaran F2 = Skor faktor flexibility keluwesan O = Skor faktor originality orisinalitas E = Skor faktor elaboration elaborasi Dari skor yang diperoleh, maka dilakukan kategorisasi nilai berdasarkan norma pada tabel berikut: Tabel 5. Kategorisasi Norma Nilai Kreativitas Rentang Nilai Kategorisasi X  - 1,0   - 1,0  ≤ X  + 1,0   + 1,0  ≤ X Rendah Sedang Tinggi

2. Tes kreativitas Verbal dari Munandar

Selain tes kreativitas Figural Form B juga peneliti menggunakan tes kreativitas verbal dari Munandar. Konstruksi tes kreativitas verbal berlandaskan model terstruktur intelek dari Guilford sebagai kerangka berpikir. Tes ini terdiri dari atas 6 subtes, yaitu : 1 permulaan kata word beginning, 2 menyusun kata anagram, 3 membentuk kalimat tiga kata three word sentences, 4 sifat-sifat yang sama thing categories, 5 penggunaan tidak biasa unusual uses, 6 apa akibatnya consequences. Setiap subtes mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif yang dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir tetapi lebih kepada ke dimensi verbal. Munandar, 2004. a. Prosedur penyelenggaraan Universitas Sumatera Utara Metode pengumpulan data yang dijadikan alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat tes kreativitas verbal TKV dari Munandar 1999. Berikut ini akan dipaparkan penjelasan mengenai tes kreativitas Verbal Munandar, 1999, yang meliputi : 1. Permulaan kata Word Beginning, mengungkap kelancaran kata Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang mulai dengan susunan huruf tertentu sebagai rangsangan. Tes ini mengukur kelancaran kata dengan kata, yaitu kemampuan untuk menemukan kata yang memenuhi persyaratan struktural tertentu. Contoh : Sa 2. Menyusun kata anagram, mengungkap kelancaran kata Pada subtes ini, subjek diminta untuk menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-huruf dari suatu kata yang diberikan sebagai rangsangan dalam kepustakaan tes ini juga disebut anagram. Tes ini mengukur kelancaran kata, tetapi tes ini juga menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Contoh : Proklamasi 3. Membentuk kalimat tiga kata Three Word Sentences Pada subtes ini, subjek diminta untuk menyusun kalimat yang terdiri dari tiga kata, huruf pertama untuk setiap kata diberikan sebagai rangsangan, akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh berbeda- beda, menurut kehendak subjek. Contoh: A-l-g 4. Sifat-sifat yang sama Thing Categories, mengungkap elaborasi Universitas Sumatera Utara Pada subtes ini, subjek diminta untuk menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu dalam waktu yang terbatas. Contoh : Merah dan cair 5. Penggunaan tidak biasa Unusual Uses, mengungkapkan fleksibilitas dan orisinalitas. Pada subtes ini, subjek harus memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim tidak biasa dari benda sehari-hari. Tes ini merupakan ukuran dari kelenturan dalam berpikir, karena dalam tes ini subjek harus dapat melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat untuk melakukan hal tertentu saja. Selain mengukur kelenturan dalam berpikir, tes ini juga mengukur orisinalitas dalam berpikir, orisinalitas ditentukan secara statistis, dengan melihat kelangkaan jawaban yang diberikan. 6. Apa akibatnya Consequences, mengungkap kelancaran kata dan elaborasi. Pada subtes ini, subjek diminta untuk memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dari suatu kejadian hipotesis yang telah ditentukan sebagai rangsangan. Kejadian atau peristiwa itu sebetulnya tidak mungkin terjadi di Indonesia akan tetapi dalam hal ini subjek harus mengumpamakan, andaikan hal itu terjadi di sini, pengaruh apa saja yang akan ditimbulkannya. Tes ini merupakan ukuran kelancaran dalam Universitas Sumatera Utara memberi gagasan digabung dengan elaborasi yang diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengembangkan suatu gagasan, merincinya dengan mempertimbangkan berbagai macam implikasi. Contoh : Apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti burung. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes dibuat cukup longgar agar tersedia kesempatan bagi subjek untuk dapat menyatakan ide-ide mereka Munandar, dalam Rismiati Mukandari, 2004. Jumlah waktu untuk mengerjakan tes kreativitas Verbal ini adalah 60 menit. b. Prosedur penilaian 1. Penilaian subtes permulaan kata word beginning. Setiap kata mendapat skor 1, jika memenuhi persyaratan yaitu kata tersebut dimulai dengan susunan huruf yang ditentukan. Kata tersebut harus betul ejaannya, sejauh menyangkut susunan huruf yang diberikan, tapi tidak perlu sempurna. Dasar pertimbangannya adalah subtes ini tidak merupakan tes bahasa akan tetapi merupakan tes kreativitas, misalnya: ditulis “sayur”. Ini betul dan mendapat skor 1, oleh karena itu penggunaan susunan huruf “sa” yang diberikan adalah benar akan tetapi jika ditulis “sampo” yang seharusnya “shampo”, jawaban ini tidak benar, karena disini penggunaan huruf “sa” yang diberikan tidak tepat. Nama orang tidak dibenarkan tetapi nama negara, kota, gunung di benarkan. 2. Menyusun kata Anagram Universitas Sumatera Utara Keseluruhan kata yang dibentuk harus betul ejaannya, karena kata tersebut harus dibentuk dari huruf-huruf yang telah ditentukan. Tidak dibenarkan untuk menggunakan huruf-huruf lain yang tidak terkandung dalam kata dari aitem tes. Tidak dibenarkan menggunakan suatu huruf dalam kata item tes sampai dua kali, kecuali kalau dalam kata aitem tes huruf tersebut memang muncul dua kali seperti huruf “a” dalam kata kreativitas. Singkatan tidak dibenarkan, seperti PLN, kecuali sudah menjadi bahasa sehari-hari misalnya TV. Bahasa asing daerah tidak di benarkan, kecuali jadi bahasadi terima sebagai bahasa Indonesia. 3. Membentuk kalimat tiga kata three word sentences Urutan huruf-huruf yang diberikan dalam pembuatan kalimat boleh diubah. Jadi tidak selalu harus berurut seperti yang diberikan. Tiga kalimat boleh memakai satu kata yang telah dipakai pada kalimat sebelumnya tetapi tidak mendapatkan skor. Dapat menggunakan kata nama orang. Susunan kata kalimat harus betul dan logis. Kesalahan dalam ejaan kata tidak mempengaruhi skor, kecuali menyangkut huruf pertama dari kata, karena huruf itu berfungsi sebagai stimulus tes dan merupakan persyaratan tes. 4. Sifat-sifat yang sama thing categories Di bawah ini dirumuskan apa yang diartikan dengan sifat yang disebut pada masing-masing aitem, yaitu: a. Bulat dan keras, maksud pernyataan ini adalah bulat gepeng bundar, misalnya: uang logam, atau bulat sepenuhnya, misalnya: Universitas Sumatera Utara bola. Yang dapat diambil sebagai patokan adalah bahwa kesan keseluruhan adalah kebulatannya. Yang dimaksud dengan keras adalah tahan tekanan atau tidak mudah ditekan, tidak mudah berubah bentuk. b. Putih dan dapat dimakan. Maksudnya kata yang luas, meliputi makanminuman, misalnya; susu, bahan yang matang, telah dimasak maupun yang perlu dimasak, misalnya: beras dan tepung. c. Panas dan berguna maksudnya semua benda yang kegunaannya adalah akibat dari “kepanasannnya”kehangatannya. Jika kepanasan dari benda adalah akibat dari berfungsinya tapi tidak merupakan sumber kegunannya, maka jawaban seperti itu tidak dapat diskor. Benda atau zat yang mempunyai efek panas walaupun suhu bendazat tersebut tidak harus tinggi, dibenarkan, misalnya: minyak-serai, obat-gosok, param balsam. 5. Macam-macam kegunaannya Untuk apa benda itu dipergunakan atau dibuat dan tidak perlu dibahas. Jadi semua jawaban yang menunjukkan pada penggunaan yang lazim atau bisa, tidak mendapat skor. Demkian pula jawaban-jawaban yang menunjukkan pada kegunaan yang kurang lebih sama, karena tes ini mengukur “fleksibilitas” dalam pemikiran. Penggunaan benda tersebut tidak harus dalam keadaan dan tidak perlu dipakai keseluruhannya misalnya; surat kabar boleh dikoyak-koyak untuk dijadikan bahan prakarya. Untuk menemukan skor originalitas dipakai suatu tabel yang Universitas Sumatera Utara telah dibuat oleh Munandar berdasarkan hasil penelitian terhadap 267 responden. 6. Apa akibatnya Subtes ini menghasilkan suatu skor yang merupakan gabungan dari kelancaran dalam memberikan gagasanelaborasi. Seperti jawaban yang menunjuk pada akibat yang masuk akal dari kejadian hipotesis yang dilakukan mendapat satu skor. Kecuali setiap elaborasi atau perincian yang ditambahkan dan memperkaya jawaban atau yang merupakan akibat tambahan juga mendapat skor. Misalnya: apakah yang terjadi jika kita bisa mendengar isi hati orang lain? Dengan jawaban sebagai berikut: maka orang dapat mengetahui rahasia orang lain, dan dapat mengetahui pikiran-pikiran jahatnya, sehing menimbulkan permusuhan atau saling tidak mempercayai lagi. Skor tinggi pada total dari masing-masing subtes menunjukkan kreativitas verbal tinggi dan sebaliknya.

3. Skala sikap kreatif

Skala sikap kreatif digunakan untuk mengukur sikap kreatif dari individu. Dengan pertimbangan bahwa perilaku kreatif tidak hanya memerlukan kemampuan berpikir kreatif kognitif, tetapi juga sikap kreatif. Pertimbangan penggunaan skala dalam pengukuran kreativitas adalah sebagai berikut Hadi, 2000: a. Subjek adalah individu yang paling tahu tentang dirinya, Universitas Sumatera Utara b. Apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat di percaya c. Interpretasi subjek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan kepadanya cenderung sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Sikap kreatif menggunakan ciri-ciri afektif dari Guilford dalam Munandar, 1992, yaitu : 1. Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak sesuatu hal. 2. Bersifat imajinatiffantasi yaitu mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan mana yang kenyataan. 3. Merasa tertantang oleh kemajemukan yaitu mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi- situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. 4. Sifat berani mengambil risiko tidak takut membuat kesalahan yaitu berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik dari orang lain. 5. Sifat menghargai yaitu kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Sikap kreatif adalah karakteristik yang bersifat non-kognitif yang diukur dengan skala psikologis. Bentuk skala yang digunakan adalah skala Universitas Sumatera Utara pengukuran model Likert yang jawabannya terdiri dari 4 empat alternative jawaban, dimana sebagai dasar penentuan nilainya dikategorikan dalam sangat setuju SS, setuju S, tidak setuju TS dan sangat tidak setuju STS. Skala psikologis ini terdiri dari pernyataan yang favorabel dan unfavorabel yang tujuannya untuk melihat konsistensi subjek dalam memberikan jawaban. Penilaian bergerak dari 4 sampai 1 untuk aitem-aitem yang favorabel dan 1 sampai 4 untuk item-item yang unfavorabel. Semakin tinggi skor mahasiswa maka semakin bagus sikap kreatif yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut dan sebaliknya. Tabel 6. Penilaian Skala Sikap Kreatif Jumlah Item Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable SS Sangat Setuju 4 1 S Setuju 3 2 TS Tidak setuju 2 3 STS Sangat Tidak Setuju 1 4 Tabel 7. Blue Print Distribusi Aitem Skala Sikap Kreatif yang akan digunakan dalam uji coba Pernyataan No Karakteristik Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Total 1. Rasa ingin tahu  Selalu bertanya  Memperhatikan banyak hal  Tidak takut menjajaki bidang- bidang baru 1,11 21,31 41,51 61,71 6,16 26,36 46,56 64,70 Universitas Sumatera Utara  Senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar  Ingin mengamati perubahan- perubahan dari sesuatu hal 73,77 75,79 20 2. Bersifat imajinatiffantasi Memikirkan hal-hal yang belum pernah terjadi Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain Meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain. 2,12 22,32 42,52 7,17 27,37 47,57 12 3. Merasa tertantang oleh kemajemukan  Melibatkan diri dalam tugas- tugas yang majemuk  Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain  Menggunakan gagasanmasalah-masalah yang rumit  Berusaha terus-menerus agar berhasil  Tidak cenderung mencari jalan tergampang 3,13 23,33 43,53 62,68 74,78 8,18 28,38 48,58 65,71 76,80 20 4. Berani mengambil risiko tidak takut membuat kesalahan  Berani mempertahankan gagasan walaupun mendapatkan kritikan  Tidak mudah dipengaruhi  Berani mengakui kesalahan serta kegagalan dan berusaha lagi

4, 14

24, 34 44, 54

9, 19

29, 39 49, 59 12 5. Sifat menghargai  Menghargai hak-hak diri sendiri dan orang lain  Menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain  Menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab  Menghargai kesempatan- kesempatan yang diberikan

5, 15 21, 35

45, 55 63, 69 10, 20

30, 40 50, 60

66, 72 16 Universitas Sumatera Utara Total 40 40 80

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Tes kreativitas

Sukadji 2000 mengatakan validitas merupakan derajat yang menyatakan suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu saja melekat pada tes itu sendiri, tetapi tergantung penggunaan dan subjeknya. Hadi 2000 mengatakan, reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda. The Torrance Test of Creative Thinking TTCT menurut Supriadi 1998 mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi dengan koefisen korelasi r = 0,90, sehingga layak untuk digunakan. Hal senada juga diungkapkan oleh Carl Rosen dalam Supriadi, 1998 yang menyatakan bahwa TTCT masih merupakan alat tes kreativitas yang dapat dipercaya. Uji validitas tes kreativitas Verbal juga telah banyak dilaporkan oleh Munandar Prakoso, 1995, dari hasil beberpa penelitian yang dilakukannya kreativitas Verbal menunjukkan reliabilitas berkisar 0,94 – 0,99. Dalam Norms Tehcnical Manual TTCT Torrance dalam Prakoso, 1995 ditunjukkan berbagai hasil pengujian reliabilitas dan validitasnya yaitu berkisar 0,86 – 0,98. Setelah mempertimbangkan hal-hal di atas, maka dalam penelitian ini penulis tidak lagi menguji validitas dan reliabilitas The Torrance Test of Creative Universitas Sumatera Utara Thinking TTCT. Hal ini karena, dari hasil penjelasan dan penelelitian yang dijelaskan tersebut cukup meyakinkan.

2. Skala sikap kreatif

a. Validitas Penelitian ini peneliti menggunakan 2 dua jenis validitas yaitu validitas tampang dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah penilaian secara subjektif mengenai kelayakan suatu aitem atau skala oleh orang- orang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang diajukan Litwin, 2003. Validitas tampang diwujudkan dengan penyajian alat ukur yang rapih dan jelas. Sedangkan validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement Azwar, 2000. Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen sebagai pembimbing dalam penelitian ini. Penggunaan blue print sangat membantu untuk tercapainya validitas suatu alat ukur karena memuat cakupan isi yang hendak diungkap. b. Daya Beda Aitem Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena melalui daya beda aitem dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Daya beda aitem dilakukan untuk mengukur konsistensi Universitas Sumatera Utara internal tiap-tiap aitem pada skala dengan mengkorelasikan skor aitem dengan skor total Azwar, 2000 Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korealsi aitem total r ix yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r ix ≥ 0.30. semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r ix ≤ 0.30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2000. Penelitian ini menggunakan batasan r ix ≥ 0.30. Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya bedanya dengan menggunakan Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS 16,0 for Windows. c. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Universitas Sumatera Utara Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1 menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Menurut Azwar 2000 pengukuran pada aspek-aspek sosial-psikologis yang mencapai angka koefisien reliabilitas 1 tidak pernah dijumpai, dikarenakan manusia sebagai subjek pengkuran psikologis merupakan sumber eror yang potensial. Menurut Triton 2006 kategori reliabilitas pengukuran terbagi atas 5 lima bagian, yaitu: 1. 0,00 sd 0,20 kurang reliabel 2. 0,20 sd 0,40 agak reliabel 3. 0,40 sd 0,60 cukup reliabel 4. 0,60 sd 0,80 reliabel 5. 0,80 sd 1,00 sangat reliabel Penelitian ini teknik reliabilitas yang digunakan adalah teknik satu kali pengukuran atau disebut juga konsistensi internal Sugiono, 2007. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas skala penelitian dilakukan dengan mengolah data-data dengan bantuan program SPSS 16,0 for Window

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Uji coba skala sikap kreatif dilakukan pada mahasiswa psikologi Universitas Sumatera Utara tanggal 5 Maret – 9 Maret 2009, dengan sampel Universitas Sumatera Utara sebanyak 200 orang. Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa uji coba dengan menggunakan aplikasi computer SPSS 16,0 for Windows. Menurut Azwar 2000, semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Hasil uji coba skala sikap kreatif menghasilkan 58 aitem yang diterima dari 80 aitem yang diujicobakan. Indeks dsikriminasi rix ≥ 0.3 dengan reliabilitas 0,93. Sebanyak 22 aitem yang dinyatakan gugur yaitu aitem nomor 2, 4, 6, 9, 11, 15, 24, 28, 30, 31, 35, 37, 42, 47, 50, 54, 56, 58, 59, 70, 77, dan79 dikarenakan tidak memenuhi indeks diskriminasi rix ≥ 0.3. Sedangkan untuk indeks aitem yang memilki daya beda tinggi bergerak dari 0.31 sampai dengan 0.57 N = 200 yaitu aitem nomor 1, 3, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 32, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 48, 49, 51, 52, 53, 55, 57, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 78, 80 Tabel 8. Blue Print Distribusi Aitem Skala Sikap Kreatif setelah Uji Coba Pernyataan No Karakteristik Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Total 1. Rasa ingin tahu  Selalu bertanya  Memperhatikan banyak hal  Tidak takut menjajaki bidang-bidang baru  Senang menjajaki buku- buku, peta-peta, gambar- gambar  Ingin mengamati perubahan-perubahan dari sesuatu hal 1,11 21,31 41,51 61,71 73,77 6,16 26,36 46,56 64,70 75,79 20 2. Bersifat imajinatiffantasi Memikirkan hal-hal yang belum pernah terjadi Memikirkan bagaimana 2,12 22,32 7,17 27,37 Universitas Sumatera Utara jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain Meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain. 42,52 47,57 12 3. Merasa tertantang oleh kemajemukan  Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk  Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain  Menggunakan gagasanmasalah-masalah yang rumit  Berusaha terus-menerus agar berhasil  Tidak cenderung mencari jalan tergampang 3,13 23,33 43,53 62,68 74,78 8,18 28,38 48,58 65,71 76,80 20 4. Berani mengambil risiko tidak takut membuat kesalahan  Berani mempertahankan gagasan walaupun mendapatkan kritikan  Tidak mudah dipengaruhi  Berani mengakui kesalahan serta kegagalan dan berusaha lagi

4, 14

24, 34 44, 54

9, 19

29, 39 49, 59 12 5. Sifat menghargai  Menghargai hak-hak diri sendiri dan orang lain  Menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain  Menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab  Menghargai kesempatan- kesempatan yang diberikan

5, 15 21, 35

45, 55 63, 69 10, 20

30, 40 50, 60

66, 72 16 Total 40 40 80 Keterangan tabel 8: Nomor yang ditebalkan berarti memiliki daya diskriminasi 0,30. Universitas Sumatera Utara Setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur, peneliti melakukan penomoran aitem yang baru untuk skala penelitian yang sebenarnya sebagaimana tertera pada tabel 9. Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Sikap Kreatif yang akan digunakan dalam penelitian Pernyataan No Karakteristik Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Total 1. Rasa ingin tahu  Selalu bertanya  Memperhatikan banyak hal  Tidak takut menjajaki bidang-bidang baru  Senang menjajaki buku- buku, peta-peta, gambar- gambar  Ingin mengamati perubahan-perubahan dari sesuatu hal 44 58 34, 49 15, 25 5 52 40, 47 30 20 10 13 2. Bersifat imajinatiffantasi Memikirkan hal-hal yang belum pernah terjadi Memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain Meramalkan apa yang akan dikatakan atau dilakukan orang lain. 33 14, 24 4 29, 39 19 9 8 3. Merasa tertantang oleh kemajemukan  Melibatkan diri dalam tugas-tugas yang majemuk  Mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain  Menggunakan gagasanmasalah-masalah yang rumit  Berusaha terus-menerus agar berhasil  Tidak cenderung mencari jalan tergampang 42, 43 41, 57 48, 53 23, 32 3, 13 55, 56 51 46 28, 38 8, 18 18 4. Berani mengambil  Berani mempertahankan 22 37 Universitas Sumatera Utara risiko tidak takut membuat kesalahan gagasan walaupun mendapatkan kritikan  Tidak mudah dipengaruhi  Berani mengakui kesalahan serta kegagalan dan berusaha lagi 12 2 17, 27 7 7 5. Sifat menghargai  Menghargai hak-hak diri sendiri dan orang lain  Menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain  Menghargai kebebasan tetapi tahu bahwa kebebasan menuntut tanggung jawab  Menghargai kesempatan- kesempatan yang diberikan 35 31 11, 21 1, 54 45, 50 36 26 6, 16 12 Total 30 28 58

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap persiapan Dalam rangka pelaksanaan ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh penliti, antara lain: a. Rancangan alat dan instrument penelitian Pada tahap ini, alat ukur yang digunakan adalah skala sikap kreatif dibuat sendiri oleh peniliti berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya. Peneliti membuat 80 aitem. Skala sikap kreatif dibuat dalam bentuk booklet ukuran kertas folio yang terdiri dari 80 aitem pernyataan dan setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban, dimana disamping pernyataan telah disediakan tempat untuk menjawab sehingga memudahkan subjek dalam memberikan jawaban. Universitas Sumatera Utara Selain itu peneliti juga membuat norma scoring untuk penskoringan tes kreativitas verbal dan tes kreativitas figural. Hal ini dilakukan karena tidak tersedianya norma scoring untuk usia 18 tahun – 23 tahun. Peneliti membuat formula norma skoring dengan bimbingan salah satu dosen yang mengerti dan ahli di dalam hal ini. b. Permohonan izin Sebelum peneliti melakukan pengambilan data, terlebih dahulu diawali dengan meminta izin untuk pemakaian alat Tes Kreativitas Verbal dan Tes Kreativiras Figural dan menggunakan jasa tester sebanyak 1 orang. c. Uji Coba alat ukur Uji coba alat ukur skala sikap kreatif dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2009 sampai dengan 9 Maret 2009. Uji coba dilakukan pada mahasiswa psikologi Universitas Sumatera Utara. Total skala yang disebarkan berjumlah 210 skala dan yang kembali sejumlah 200 skala. d. Revisi alat ukur Setelah peneliti melakukan uji coba alat ukur yang dilakukan pada 200 subjek, peneliti menguji validitas dan reliabilitas skala sikap kreatif pada mahasiswa psikologi dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 16,0 for Windows.. Setelah diketahui aitem-aitem mana saja yang memenuhi reliabilitasnya, kemudian peneliti mngambil aitem-aitem tersebut untuk dijadikan skala sikap ktretif pada mahasiswa psikologi Universitas Sumatera Utara disusun dalam Universitas Sumatera Utara bentuk booklet yang nanti akan digunakan peneliti dalam mengambil data untuk penelitian. 2. Pelaksanaan penelitian Penelitian untuk memperoleh data yang sesungguhnya dilakukan setelah diperoleh alat ukur yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan data dilakukan pada mahasiswa psikologi universitas sumatera utara angkatan 2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008. Pengambilan data dilakukan mulai tanggal 2 April 2009 - 3 April 2009, peneliti menggunakan jasa 1 satu orang tester. Adapaun jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 100 subjek. Tahap pertama penelitian ini adalah memberikan tes kerativitas figural dengan waktu pengerjaannya adalah 10 menit. Tahap kedua adalah memberikan tes kreativitas verbal dengan waktu pengerjaannya adalah 30 menit dan tahap ketiga adalah memberikan skala sikap kreatif dengan waktu pengerjaan yang lebih fleksibel. 3. Tahap pengolahan data Setelah data kretivitas verbal, figural dan skala sikap kreatif pada mahasiswa psikologi Universitas Sumatera Utara terkumpul seluruhnya, maka data tersebut akan dioleh dengan menggunakan bantuan program SPSS 16,0 for Windows. Universitas Sumatera Utara

H. Metode Analisa Data