Skala sikap kreatif Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Tes kreativitas

Thinking TTCT. Hal ini karena, dari hasil penjelasan dan penelelitian yang dijelaskan tersebut cukup meyakinkan.

2. Skala sikap kreatif

a. Validitas Penelitian ini peneliti menggunakan 2 dua jenis validitas yaitu validitas tampang dan validitas isi. Validitas tampang adalah bagaimana kesan pertama yang muncul ketika melihat sebuah alat ukur. Sedangkan validitas isi adalah penilaian secara subjektif mengenai kelayakan suatu aitem atau skala oleh orang- orang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang diajukan Litwin, 2003. Validitas tampang diwujudkan dengan penyajian alat ukur yang rapih dan jelas. Sedangkan validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement Azwar, 2000. Professional judgement dalam penelitian ini adalah dosen sebagai pembimbing dalam penelitian ini. Penggunaan blue print sangat membantu untuk tercapainya validitas suatu alat ukur karena memuat cakupan isi yang hendak diungkap. b. Daya Beda Aitem Daya beda suatu alat ukur dalam penelitian sangat diperlukan karena melalui daya beda aitem dapat diketahui seberapa cermat suatu alat ukur melakukan fungsinya. Daya beda aitem dilakukan untuk mengukur konsistensi Universitas Sumatera Utara internal tiap-tiap aitem pada skala dengan mengkorelasikan skor aitem dengan skor total Azwar, 2000 Pengujian daya diskriminasi aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korealsi aitem total r ix yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r ix ≥ 0.30. semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r ix ≤ 0.30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2000. Penelitian ini menggunakan batasan r ix ≥ 0.30. Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya bedanya dengan menggunakan Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS 16,0 for Windows. c. Reliabilitas Reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator konsistensi butir-butir pernyataan tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Universitas Sumatera Utara Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1 menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Menurut Azwar 2000 pengukuran pada aspek-aspek sosial-psikologis yang mencapai angka koefisien reliabilitas 1 tidak pernah dijumpai, dikarenakan manusia sebagai subjek pengkuran psikologis merupakan sumber eror yang potensial. Menurut Triton 2006 kategori reliabilitas pengukuran terbagi atas 5 lima bagian, yaitu: 1. 0,00 sd 0,20 kurang reliabel 2. 0,20 sd 0,40 agak reliabel 3. 0,40 sd 0,60 cukup reliabel 4. 0,60 sd 0,80 reliabel 5. 0,80 sd 1,00 sangat reliabel Penelitian ini teknik reliabilitas yang digunakan adalah teknik satu kali pengukuran atau disebut juga konsistensi internal Sugiono, 2007. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas skala penelitian dilakukan dengan mengolah data-data dengan bantuan program SPSS 16,0 for Window

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur