KAIDAH-KAIDAH BAHASA ARAB DALAM MENERJEMAHKAN ALQURAN

menjadikan, waktu yang lewat, di, bersama, unutk membuat kalimat perintah, kalimat jawab ﻭ + ﺕ kata-kata sumpah, demi ﺬﻨﻣ + ﺬﻣ dari, sejak ﺏﺭ sering kali, jarang sekali, boleh jadi ﻰﻛ alasan, sebab Sumber: Diktat Teori dan Permasalahan Terjemahan, karya: Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum Dalam dua tabel di atas ada beberapa huruf dalam bahasa Arab, ketika dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi banyak ragamnya. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus pintar dalam menentukan istilah yang dipilih yang sesuai dengan konteks dan melihat kata sebelum dan sesudahnya. Misalnya, huruf ﻦﻣ bisa berarti dari bisa juga karena dan lain-lain.

B. KAIDAH-KAIDAH BAHASA ARAB DALAM MENERJEMAHKAN ALQURAN

Seorang penerjemah khusunya penerjamah Alquran harus pintar, pandai, dan cermat menguasai kaidah-kaidah bahasa sumber dan bahasa sasaran dalam menerjamahkan teks suci. Oleh karena itu, ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan dan dikuasai oleh seorang penerjemah. 8.1. Redaksi yang bersifat umum ﻡﺎﻋ : Amm مﺎﻋ adalah lafadz yang mencakup semua anggotanya tanpa ada pembatasan. Makna umum sendiri mempunyai bentuk kata tertentu sebagai berikut: 8.1.1 ﻞﻛ setiap. Contoh, ﻞﻛ ﺕﻮﳌﺍ ﺔﻘﺋﺍﺫ ﺲﻔﺗ setiap makhuk hidup akan merasakan kematian. 8.1.2. Lafaz-lafaz yang dimarifahkan dengan al ﻝﺍ yang bukan ﺪﻬﻌﻠﻟ ﻝﺍ al untuk menunjukkan bahwa hal tersebut telah disebut. Contoh, ﻰﻔﻟ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﻥﺇ ﺮﺴﺧ Sungguh, manusia berada dalam kerugian 8.1.3. Isim nakirah dalam konteks, nafyi, nahyi, dan syarat. Contoh, ﻼـﻓ ﺞﳊﺍ ﰱ ﻝﺍﺪﺟ ﻻﻭ ﻕﻮﺴﻓ ﻻﻭ ﺚﻓﺭ ﻑﺃ ﺎﻤﳍ ﻞﻘﺗ ﻼﻓ 8.1.4. Isim maushul, seperti ﺎﻤﻜﻟ ﻑﺃ ﻪﻳﺪﻟﺍﻮﻟ ﻝﺎﻗ ﻯﺬﻟﺍﻭ 8.1.5. Isim syarat, seperti ﺎﻤ ﻑﻮﻄﻳ ﻥﺃ ﻪﻴﻠﻋ ﺡﺎﻨﺟ ﻼﻓ ﺮﻤﺘﻋﺍ ﻭﺃ ﺖﻴﺒﻟﺍ ﺞﺣ ﻦﻤﻓ 8.1.6. Isim jenis yang diidhafatkan ke isim marifah, seperti ﻦﻳﺬـﻟﺍ ﺭﺬﺤﻴﻠﻓ ﻩﺮﻣﺃ ﻦﻋ ﻥﻮﻔﻟﺎﳜ 8.2. Macam-macam Amm 8.3. Khas dan Mukhasshish Khas ﺹﺎﺧ adalah lawan kata Amm, karena ia tidak mungkin menghabiskan semua yang pantas baginya tanpa pembatasan. 9 Sedangkan, mukhasshis adalah yang mengkhususkan sesuatu yang umum. Mukhasshis terbagi menjadi dua, 1 muttasil dan munfasil. Mukhasshis muttasil dibagi menjadi empat macam: 8.3.1. Istisna ﺀﺎﻨﺜﺘﺳﺍ , ﻥﻮﻘﺳﺎﻔﻟﺍ ﻢﻫ ﻚﺌﻟﻭﺃﻭ ; 8.3.2. Sifat ﺔﻔﺻ , ﻦ ﻢﺘﻠﺧﺩ ﻰﺗﻼﻟﺍ ﻢﻜﺋﺎﺴﻧ ﻦﻣ ﻢﻛﺭﻮﺠﺣ ﰱ ﻰﺗﻼﻟﺍ ﻢﻜﺒﺋﺎﺑﺭﻭ ; 8.3.3. Ghayah ﺔﻳﺎﻏ , batasa akhir, ﻥﺮﻬﻄﻳ ﱴﺣ ﻦﻫﻮﺑﺮﻘﺗ ﻻﻭ ; 8.3.4. Badal badi min kul ﻦﻣ ﺾﻌﺑ ﻝﺪﺑ ﻞـﻛ , kata yang menunjukkan sebagiannya, ﻼﻴﺒﺳ ﻪﻴﻟﺇ ﻉﺎﻄﺘﺳﺍ ﻦﻣ ﺖﻴﺒﻟﺍ ﺞﺣ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﷲﻭ ; 9 al-Qattan, 2004: 319 dalam Diktat Teori dan Permasalahan Penerjemahan, karya Moch. Syarif Hidyatullah Tiga Macam Amm Amm yang tetap dalam keumumannya ﺮﻳﺪﻗ ﺀﻲﺷ ﻞﻛ ﻰﻠﻋ ﷲﺍﻭ Amm khusus ﻥﺇ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻢﳍ ﻝﺎﻗ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﻢﻜﻟ ﺍﻮﻌﲨ ﺪﻗ ﺱﺎﻨﻟﺍ Amm yang dikhususkan ﻦﻣ ﺖﻴﺒﻟﺍ ﺞﺣ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﷲﻭ ﻴﻟﺇ ﻉﺎﻄﺘﺳﺍ ﻼﻴﺒﺳ ﻪ Adapun Mukhasshis Munfasil adalah Mukhasshis yang terdapat pada tempat lain baik berupa ayat, hadis, ijma, dan qias. Contoh, ayat ﻦﺼﺑﺮﺘﻳ ﺕﺎﻘﻠﻄﳌﺍﻭ ﻦﻬﺴﻔﻧﺄﺑ ditakhshis oleh ayat ﻦﻬﻠﲪ ﻦﻌﻀﻳ ﻥﺃ ﻦﻬﻠﺟﺃ ﻝﺎﲪﻷﺍ ﺕﻻﻭﺃﻭ . 8.4. Dhamir kata ganti Dhamir memiliki kaidah-kaidah kebahasaan tersendiri yang disimpulkan oleh ahli bahasa Alquran, hadis nabawi, sumber-sumber asli bahasa Arab, dan perkataan orang Arab yang dapat dijadikan landasan, baik berupa puisi atau prosa. Pada dasarnya dhamir bertujuan untuk memperisngkat perkataan. Menurut Al-Qattan, dhamir berfungsi untuk menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak serta menempati kata-kata itu dengan sempurna tanpa berubah makna yang dimaksud. Kata ganti orang ke tiga memerlukan penjelas, yaitu kata-kata yang digantikannya. Oleh karena itu, referen harus mendahuluinya agar apa yang dimaksud dapat diketahui lebih dulu. Marji dhamir adalah lafadz yang telah disebutkan sebelumnya dan harus sesuai dengannya, seperti ﻪﻨﺑﺍ ﺡﻮﻧ ﻯﺩﺎﻧﻭ Selain itu, bisa juga yang mendahuluinya mengandung apa yang dimaksud oleh dhamir. Contoh, ﻯﻮـﻘﺘﻠﻟ ﺏﺮـﻗﺍ ﻮـﻫ ﺍﻮﻟﺪﻋﺍ . Marji dhamir kadang-kadang terletak pada: 8.4.1. Sesudah dhamir itu sendiri dalam pengucapannya bukan keududukannya. Contoh, ﻰﺳﻮﻣ ﺔﻔﻴﺧ ﻪﺴﻔﻧ ﰱ ﺲﺟﻭﺄﻓ 8.4.2. Sesudah dhamir dalam pengucapannya maupun kedudukannya, seperti dalam dhamir syan, dhamir qishah, dhamir nima dan bisa. Contoh, ﻞـﻗ ﺪﺣﺃ ﷲﺍ ﻮﻫ . . 8.4.3. Marji bisa dipahami dari konteks kalimat, seperti ﻥﺎﻓ ﺎﻬﻴﻠﻋ ﻦﻣ ﻞﻛ . 8.4.4. Dhamir terkadang kembali kepada lafazd bukan makna, seperti ﺎﻣﻭ ﺏﺎﺘﻛ ﰱ ﻻﺇ ﻩﺮﻤﻋ ﻦﻣ ﺺﻘﻨﻳ ﻻﻭ ﺮﻤﻌﻣ ﻦﻣ ﺮﻤﻌﻳ 8.4.5. Kembali ke maknanya, seperti ﻦﻋ ﻢﻜﻟ ﱭﻃ ﻥﺈﻓ ﺔﻠﳓ ﻦﺎﻗﺪﺻ ﺀﺎﺴﻨﻟﺍﺍﻮﺗﺍﺀ ﺎﺌﻳﺮﻣ ﺎﺌﻴﻨﻫ ﻩﻮﻠﻜﻓ ﺎﺴﻔﻧ ﻪﻨﻣ ﺀﻲﺷ

C. PROSES PENERJEMAHAN NAS KEAGAMAAN