6.2 Pembahasan Hasil Penelitian 6.2.1 Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi tiap variabel yang diteliti. Variabel yang dilakukan penelitian
adalah suspect skabies, pengetahuan, personal hygiene, kelembaban, ventilasi, kepadatan hunian, dan variabel dukungan pihak pesantren.
6.2.1.1 Suspect skabies
Skabies disebabkan oleh kututungau Sarcoptes scabiei. Sarcoptes scabiei adalah tungau kecil berkaki delapan dan didapatkan melalui
kontak fisik yang erat dengan orang lain yang menderita penyakit ini. Tungau skabies Sarcoptes scabiei ini berbentuk oval, dengan ukuran
0,4 x 0,3 mm pada jantan dan 0,2 x 0,15 pada betina Brown dkk, 2002.
Menurut Handoko 2007, terdapat empat tanda utama skabies yaitu:
a. Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih
lembab dan panas. b. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok.
c. Adanya terowongan pada tempat- tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu- abuan, berbentuk lurus atau berkelok, rata- rata
panjang 1cm, dan pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Tempat predileksinya adalah tempat- tempat dengan
stratum korneum yang tipis seperti jari- jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, umbilikus, genetalia pria dan perut bagian
bawah. d. Menemukan tungau, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebanyak 76,7 dari seluruh responden mengalami suspect
skabies, yang diperoleh dari hasil kuesioner dan pemeriksaan kulit responden berdasarkan gejala klinis penyakit.
Setidaknya jika ada dua dari gejala klinis skabies yaitu gatal terutama malam hari, lesi kulit berupa terowongan, benjolan kecil,
bintik merah, terutama pada tempat dengan lapisan kulit yang tipis seperti sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar
sikut, lipat ketiak, sekitar payudara, telapak kaki dan telapak tangan yang dialami responden, maka termasuk suspect skabies.
Menurut pengakuan responden, skabies di Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia berlangsung cepat karena secara
tidak mereka sadari skabies dapat berpindah melalui kontak langsung seperti berjabat tangan dengan penderita dan tidur yang
berdekatan, ataupun tidak langsung seperti pinjam meminjam baju dan merendam baju disatukan dengan baju penderita. Seperti yang
dijelaskan Handoko 2008 bahwa transmisi atau perpindahan skabies antara penderita dapat berlangsung melalui kontak
langsung kontak kulit, misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Selain itu juga dapat melalui kontak tidak
langsung melalui benda, misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain.
Penanganan skabies di Pondok Pesantren Modern Diniyyah hanya dengan pengobatan terhadap penderita, dan itu pun jika
mendapatkan laporan langsung dari penderita. Di samping itu, kasus skabies tidak didata secara rutin dan aktif oleh pengasuhan
bagian kesehatan. Sehingga tidak terdapat gambaran masalah skabies yang jelas dan tidak pernah dilakukan pencegahan secara
menyeluruh seperti yang diterangkan Wendel dan Rompalo 2002 dalam Wardhana 2006 bahwa pencegahan pada manusia dapat
dilakukan dengan cara menghindari kontak langsung dengan penderita dan mencegah penggunaan barang-barang penderita
secara bersama. Pakaian, handuk, dan lainnya yang pernah digunakan penderita harus diisolasi dan dicuci dengan air panas.
6.2.1.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “Tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadapa suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo, 2007.