lingkungan lain, masuk ke dalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal dengan hubungan interaktif. Hubungan interaktif antara komponen
lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural
exposure. Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit
agen penyakit. Masing-masing agen penyakit yang masuk ke dalam
tubuh dengan cara-cara yang khas. Ada 3 jalan masuk ke dalam tubuh manusia, yakni :
1 Sistem pernafasan 2 Sistem pencernaan
3 Masuk melalui permukaan kulit d. Simpul 4 kejadian penyakit
Kejadian penyakit
merupakan outcome
hubungan interaktif
penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama
mengalami kelainan dibandingkan dengan rata-rata penduduk lainnya. e. Simpul 5 variabel suprasistem
Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul 5, yakni variable iklim, topografi, temporal, dan suprasistem
lainnya, yakni keputusan politik berupa kebijakan makro yang bisa mempengaruhi semua simpul Achmadi, 2008.
2.5 Kerangka Teori
Simpul
Sumber: Teori simpul Achmadi, 2008
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori simpul Achmadi, 2008 dalam mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian
Skabies. Dengan mengacu pada gambar skematik di atas, maka proses kejadian Skabies dapat diuraikan dalam lima simpul, yaitu:
a. Sumber agent penyakit, yaitu penderita skabies. b. Komponen lingkungan yang merupakan media transmisi penyakit,
meliputi air dan manusia. c. Penduduk dengan berbagai variabel kependudukan, meliputi: pengetahuan,
personal hygiene, umur, gender, dan kepadatan hunian.
Manajemen Penyakit Skabies
• Air
• Manusia
• Penderita
Skabies Sakit
Sehat Pengetahuan,
personal hygiene, umur,gender,
kepadatan hunian.
Sarcoptes
5
Kelembaban, ventilasi, dukungan pesantren, iklim.
1 2
4 3
d. Penduduk yang dalam keadaan sehat atau sakit setelah mengalami exposure dengan komponen lingkungan yang mengandung Sarcoptes
scabiei. e. Semua variabel yang memiliki pengaruh terhadap keempat simpul,
meliputi kelembaban, ventilasi, dukungan pihak pesantren, dan iklim.
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori simpul, dirumuskan variabel yang berhubungan dengan suspect skabies di Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia,
Kabupaten Agam, Sumatera Barat tahun 2014. Diantara variabel tersebut adalah pengetahuan, personal hygiene, kelembaban, ventilasi, kepadatan
hunian, dan dukungan Pesantren. Variabel ini diteliti karena skabies merupakan penyakit berbasis
lingkungan, yang pengendalian dan pencegahannya sangat berhubungan dengan kondisi lingkungan pada suatu kelompok. Pada penelitian ini,
Personal Hygiene Pengetahuan
Suspect Skabies
Dukungan Pesantren Kepadatan Hunian
Ventilasi Kelembaban
42
kelompok yang dijadikan sasaran adalah santriwati yang menetap di asrama. Santriwati yang belum mengetahui tentang skabies akan berpeluang
menderita skabies, karena mereka tidak mengetahui apa saja yang harus dihindari untuk mencegah dan menanggulangi skabies. Personal hygiene
santriwati juga merupakan variabel yang mempengaruhi terjadinya skabies, karena tungau skabies masuk melalui permukaan kulit, sehingga kebersihan
diri merupakan hal yang benar-benar harus dijaga. Kamar merupakan lingkungan timbul dan tersebarnya skabies, yaitu
kondisi kamar yang tidak memenuhi syarat diantaranya yaitu kelembaban, ventilasi, dan kepadatan hunian. Jika kelembaban tinggi, maka tungau skabies
akan lebih lama tahan di luar kulit manusia yaitu mencapai 19 hari, sehingga mudah terjadi penularan. Kamar yang memiliki ventilasi tidak memenuhi
syarat maka sirkulasi udaranya tidak baik, sehingga kamar menjadi panas dan penghuninya berkeringat. Kamar yang padat dan sempit juga menambah
resiko berkembangnya skabies, karena penularannya menjadi semakin mudah terjadi.
Dukungan pesantren juga sangat penting dalam meningkatkan kesehatan para santriwati, karena mereka memiliki wewenang terhadap
kesehatan dan kebersihan lingkungan pesantren. Skabies banyak dijumpai pada anak dan dewasa muda, oleh karena itu pada penelitian ini usia tidak
termasuk faktor, karena seluruh santriwati berada pada usia dewasa muda.