Hubungan antara Kelembaban dengan Suspect Skabies

berdempet-dempetan dengan temannya dan tidak ada jarak antara kasur masing-masing santriwati. Hal ini menjadi penyebab tingginya kejadian skabies, penularan skabies ataupun penyakit infeksi lainnya semakin cepat, karena kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam rumah, dimana semakin banyak jumlah penghuni, maka akan semakin cepat udara dalam rumah mengalami pencemaran, oleh karena CO2 dalam rumah akan cepat meningkat dan akan menurunkan kadar O2 di ruangan, dan kepadatan hunian sangat berhubungan terhadap jumlah bakteri penyebab penyakit menular Siregar, 2012. Begitu juga menurut Harahap 2001 dalam Al Audhah 2009 mengatakan bahwa faktor–faktor yang berhubungan dengan penularan skabies diantaranya adalah kepadatan hunian, dengan lingkungan yang padat, frekuensi kontak langsung sangat besar, baik pada saat beristirahattidur maupun kegiatan lainnya. Menurut Azwar 1995 jumlah penghuni rumah atau ruangan yang dihuni melebihi kapasitas, akan meningkatkan suhu ruangan menjadi panas, yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan juga akan meningkatkan kelembaban, akibat adanya uap air dari pernafasan maupun penguapan cairan tubuh dari kulit. Suhu ruangan yang meningkat dapat menimbulkan tubuh terlalu banyak kehilangan panas. Variabel kepadatan hunian mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kejadian skabies. Hal ini dijelaskan bahwa dengan kepadatan hunian yang tinggi, akan mengakibatkan kontak langsung antar penghuni sangat besar. Apabila dalam satu ruangbilik terdapat penderita skabies, kemungkinan untuk tertular sangat besar, sebab kontak langsung antar penghuni juga sangat besar Kuspriyanto, 2013.

6.2.2.6 Hubungan antara Dukungan Pihak Pesantren dengan Suspect

Skabies Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa sebagian besar responden yang mengalami suspect skabies menerima dukungan yang rendah dari pihak pesantren. Dari hasil uji statistik chi square diketahui dukungan pihak pesantren berhubungan dengan suspect skabies yaitu dengan p= 0,000. Dukungan pihak pesantren dilihat dari perhatian para ustadzah pengasuhan santriwati terhadap masalah kesehatan dan kebersihan santriwati. Tiap ustadzah memiliki tanggung jawab dalam membina satu kamar. Berdasarkan pengamatan, hanya satu ustadzah yang rutin dalam memantau kebersihan kamar santriwati dan memberikan perhatian jika ada diantara mereka yang sakit, serta ikut dalam kegiatan gotong royong setiap minggunya. Kemudian didapatkan ternyata ustadzah tersebut merupakan pengasuhan bagian kesehatan, sehingga ia memberikan perhatian penuh akan hal ini. Akan tetapi sangat disayangkan bagi ustadzah lainnya, yang juga bertanggung jawab terhadap anggota kamarnya masing-masing, namun tidak