Dukungan Pihak Pondok Pesantren

2.3 Pondok Pesantren 2.3.1 Pengertian Pesantren adalah tempat belajar Agama Islam.Suatu lembaga pendidikan Islam dikatakan pesantren apabila terdiri dari unsur-unsur KyaiSyekhUstadz yang mendidik dan mengajar, ada santri yang belajar, ada musholamasjid, danada pondokasrama tempat santri bertempat tinggal.Asrama adalah rumah pemondokan yang ditempati oleh para santri, pegawai, dan sebagainya yang digunakan sebagai tempat berlindung, beristirahat, dan bergaul dengan sesama teman Dariansyah, 2006. Pesantren telah berdiri sejak berkembangnya Agama Islam yang disiarkan oleh Bangsa Arab dan lokasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah tidak kurang dari 40.000 pesantren namun 80 dari padanya masih menghadapi persoalan air bersih dan rawan sanitasi lingkungan sehingga sering terjadi Kejadian Luar Biasa KLB termasuk penyakit skabies di pesantren Dinkes NAD, 2005. Azwar 2003 menyatakan fungsi pondok pesantren secara sederhana adalah sebagai tempat beristirahat, menunaikan ibadah, mengaji, melakukan kegiatan sehari-hari, dan tempat berlindung dari keadaan lingkungannya. Arti dan fungsi pondok pesantren, diantaranya: 1 Tempat mengaji belajar 2 Tempat berlindung dari pengaruh lingkungan 3 Tempat yang dapat memberi jaminan psikologis bagi penghuni, seperti kebebasan, keamanan, kebahagiaan, dan ketenangan 4 Tempat lembaga pendidikan Agama Islam 5 Tempat beristirahat 6 Tempat pemondokan para santri

2.4 Teori Simpul

3 Simpul Mengacu kepada gambaran skematik diatas, maka patogenesis penyakit dapat diuraikan ke dalam5 lima simpul, yakni: Udara, Air, pangan, vektor penular, Manusia Sumber agen penyakit Sakit Sehat Komunitas perilaku, umur, gender, genome Agen penyakit 5 Lingkungan strategis politik, iklim, topografi, suhu, dll 1 2 4 3 Manajemen Penyakit a. Simpul 1 sumber penyakit Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agen penyakit. Agen penyakit adalah komponen lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak secara langsung atau melalui media perantara yang juga komponen lingkungan. Berbagai agen penyakit yang baru maupun lama dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: 1 Mikroba, seperti virus, amuba, jamur, bakteri, parasit, dan lain-lain. 2 Kelompok fisik, misalnya kekuatan radiasi, energi kebisingan, kekuatan cahaya. 3 Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida, Merkuri, Cadmium, CO, H 2 S, dan lain-lain. Sumber penyakit adalah titikyang secara konstan maupun kadang- kadang mengeluarkan satu atau lebih berbagai komponen lingkungan hidup tersebut di atas. b. Simpul 2 media transmisi penyakit Ada lima komponen lingkungan yang lazim kita kenal sebagai media transmisi penyakit yaitu air, udara, tanahpangan, binatangserangga, manusialangsung. Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit jika di dalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agen penyakit. c. Simpul 3 perilaku pemajananbehavioural exposure Agen penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain, masuk ke dalam tubuh melalui satu proses yang kita kenal dengan hubungan interaktif. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural exposure. Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit agen penyakit. Masing-masing agen penyakit yang masuk ke dalam tubuh dengan cara-cara yang khas. Ada 3 jalan masuk ke dalam tubuh manusia, yakni : 1 Sistem pernafasan 2 Sistem pencernaan 3 Masuk melalui permukaan kulit d. Simpul 4 kejadian penyakit Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan dibandingkan dengan rata-rata penduduk lainnya. e. Simpul 5 variabel suprasistem Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul 5, yakni variable iklim, topografi, temporal, dan suprasistem lainnya, yakni keputusan politik berupa kebijakan makro yang bisa mempengaruhi semua simpul Achmadi, 2008.