Subjek Penelitian Analisis Data

menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan atau menjustifikasikan teori baru yang barangkali ditemukan. Triangulasi teknik pengumpulan data Observasi Wawancara Dokumentasi Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, atau dokumentasi. Bila dengan tiga teknik pengujian kreadibilitas data tersebut, menghasilakan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. 7 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD..., h. 274. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penyusunan Rencana Pembelajaran PAI di MA Jam

’iyyah Islamiyyah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MA Jam ’iyyah Islamiyyah secara umum sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh peraturan Kementerian Agama dalam buku pedoman penyusunan dan penulisan RPP. Namun, ada muatan- muatan baru dari beberapa materi pendidikan agama yang menjadi titik tekan dari proses pembelajaran yang tidak dicantumkan dalam RPP di Sekolah ini, penyusunan RPP harus berdasarkan kepada pengembangan karakter dan kepribadian peserta didik yang nantinya akan menjadi etika dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini dikarenakan etika menjadi suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tentang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam. Dalam salah satu RPP yang didokumentasikan peneliti, ternyata di sekolah MA Al-Jamiiyyah Islamiyyah belum membuat RPP berkarakter dimana karakter-karakter tersebut antara lain tanggungjawab responsibility, hormat respect, keterpercayaan trustworthiness, kesalehan piety, keadilan fairness, kepedulian caring, dan kejujuran honesty. Dengan demikian penting kiranya memasukkan komponen-komponen karakter dalam penyusunan pembelajaran, khusunya PAI. Selanjutnya, komponen karakter yang dimasukkan berdasar pada materi yang akan diajarkan serta karakter-karakter apa saja yang seharusnya siswa miliki sebelum, ketika, dan sesudah pembelajaran.

B. Aspek-Aspek Penyusunan Rencana Pembelajaran PAI di MA Jam

’iyyah Islamiyyah Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Salah satu aspek penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik adalah yang di dalamnya memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian. Dalam kegiatan belajar mengajar PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah, guru mempersiapkan KBM agar menjadi kegiatan yang efektif. Responden menyatakan bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila di dalam pembelajaran tersebut terjadi komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa sehingga tercapainya tujuan-tujuan belajar. Salah satu faktor penunjang terjadinya pembelajaran yang efektif adalah menyangkut kemampuan guru mendesaian kegiatan KBM yang dalam hal ini menyangkut metode pembelajaran. Oleh karena itu kemampuan guru dalam penyusunan dan pengembangan RPP merupakan hal yang mutlak dan wajib dimiliki oleh setiap guru dalam hal ini oleh guru PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah. Berdasarkan dokumentasi RPP PAI yang dihimpun oleh peneliti, berikut ini akan dipaparkan beberapa metode yang diaplikasikan dalam KBM PAI di MA Jam’iyyah Islamiyyah: lihat juga lampiran II 1. Metode Ceramah Metode ceramah yaitu suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka kelas. Peran seorang murid disini sebagai penerima pesan, mendengar memperhatikan, dan mencatat keterangan keterangan guru.Metode ini layak dipakai guru bila pesan yang disampaikan berupa informasi, jumlah siswa terlalu banyak, dan guru adalah seorang pembicara yang baik.Adapun keunggulannya ialah penggunaan waktu yang efisien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak banyaknya, pengorganisasian kelas lebih sederhana, dapat memberikan motivasi terhadap siswa dalam belajar, fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.Sedangkan kelemahannya ialah guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa, siswa cenderunng bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru, menimbulkan rasa pemaksaan pada siswa, cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang. 1 2. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuahmasalah tertentu. Keunggulannya ialah suasana kelas lebih hidup, dapat menaikkan prestasi kepribadian individu, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, siswa belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam musyawarah. Adupun kelemahannya antara lain siswa ada yang tidak aktif, sulit menduga hasil yang dicapai, siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah dan sistematis. Untuk mengatasi kelemahan dan segi negatif dari metode ini pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran, guru mengusahakan seluruh siswa agar berpartisipasi dalam diskusi, mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa yang lain belajar mendengarkan pendapat temannya, 1 M. Basrudin Usman, Methodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: PT Ciputat Press, 2004, h. 34. mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. 2 Sebagaimana jawaban yang disampaikan responden melalui wawancara, ada beberapa jenis diskusi yang dilakukan oleh guru dalam membimbing belajar siswa antara lain: a. Whole Group, yaitubentuk diskusi kelas dimana para pesertanya duduk setengah lingkaran, guru bertindak sebagai pemimpin dan topiknya telah direncanakan. b. Diskusi kelompok, yaitu diskusi yang biasanya terdiri dari kelompok kecil 4-5 orang peserta dan juga diskusi kelompok besar terdiri 7-15 anggota. Dalam diskusi tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. c. Buzz Group, yaitu biasanya dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta. Tempat duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya diadakan ditengah-tengah pelajaran atau diakhir pelajaran dengan maksud memperjelas dan mempertajam bahan pelajaran. d. Panel, yaitu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatau topic tertentu dan duduk dalam bentuk seni melingkar yang dipimpin oleh moderator. e. Syindicate group, yaitu bentuk diskusi ini kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 peserta, masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugas tertentu atau tugas yang bersifat komplementer. f. Symposium, yaitu dalam diskusi ini biasanya terdiri dari pembawa makalah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium. g. Informal debate, yaitu biasanya bentuk diskusi ini kelas dibagi menjadi dua tim yang agak seimbang besarnya dan mendiskusikan subjek yang 2 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002,h. 64.