12
pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan kebahagian dunia akhirat kelak”
9
Dengan adanya berbagai pendapat tentang Pendidikan Agama Islam di atas, dapat dirumuskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah
suatu usaha dalam membimbing dan mengembangkan kepribadian anak didik agar selalu berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan ajaran Agama
Islam sebagai pedoman bagi kehidupannya sehingga mereka selamat dunia dan akhirat.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Proses pendidikan pada intinya merupakan interaksi antara pendidik guru dan peserta didik murid untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikannya yang telah ditetapkan.
10
Tujuan pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting karena merupakan arah yang hendak
dituju oleh pendidikan itu sendiri. Tujuan Pendidikan Agama Islam itu sendiri menurut M. Arifin.
Adalah: “Perwujudan nilai-nilai Islami dalam pribadi manusia pendidikan yang diikhtiarkan oleh pendidikan muslim melalui proses yang terminal
pada hasil produk yang berkepribadian Islam yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi
hamba Allah yang taat.”
11
Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa tujuan pendidikan bukan hanya mengisi anak didik dengan ilmu pengetahuan dan
mengembangkan keterampilannya, tetapi juga mengembangkan aspek moral dan agamanya, dengan membersihkan jiwa dari akhlak yang buruk
dan menggantinya
dengan akhlak
yang mulia.
Konsekuensinya, pendidikan bertujuan untuk membentuk pribadi dan akhlak yang mulia.
9
Departemen Agama RI, Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi AgamaIAIN di Jakarta, Ditjen Binbaga Islam, 19821983, h. 83.
10
Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, Cet. I, h. 191.
11
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1982, Cet. I, h. 224.
13
Dengan kata lain, tujuan pendidikan itu harus mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, yang meliputi pembinaan nalar, seperti kecerdasan,
kepandaian dan daya pikir; aspek afektif, yang meliputi pembinaan hati, seperti pengembangan rasa, kalbu dan rohani; dan aspek psikomotorik,
yaitu pembinaan jasmani, seperti kesehatan badan dan keterampilan.
12
Sedangkan menurut al-Ghazali, tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam itu ada dua, yaitu:
13
a. Mencapai kesempurnaan manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan sedekat-dekatnya.
b. Mencapai kesempurnaan manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tujuan akhir Pendidikan Agama Islam ini tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yakni untuk menciptakan pribadi-pribadi
hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan berbahagia di dunia dan akhirat.
14
Sebagaimana yang digariskan dalam al-Qur’an:
15
ﺔﻳراﺬﻟا ِنوُﺪُﺒْﻌَـﻴِﻟ ﻻِإ َﺲْﻧﻹاَو ﱠﻦِْﳉا ُﺖْﻘَﻠَﺧ ﺎَﻣَو
٥٦
:
٥۱
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” QS. Adz-Dzariyat [51] : 56
ﱠـﺗا اﻮُﻨَﻣآ َﻦﻳِﺬﱠﻟا ﺎَﻬﱡـﻳَأ ﺎَﻳ َنﻮُﻤِﻠْﺴُﻣ ْﻢُﺘْـﻧَأَو ﱠﻻِإ ﱠﻦُﺗﻮَُﲤ ﻻَو ِﻪِﺗﺎَﻘُـﺗ ﱠﻖَﺣ َﷲا اﻮُﻘ
ناﺮﻤﻋ لآ
۳
:
۱٠٢
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali
12
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Trigenda Karya, 1993, h. 20.
13
Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Semarang: Maktabah wa Mathba’ah Toha Putera, tt, jilid I, h. 15.
14
Muhammad Natsir, Kapita Selekta, Bandung: Van Hoeve, 1965, h. 46; Bandingkan dengan Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. I, h. 8.
15
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999, Cet. I, h. 108
14
kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.” QS. Ali Imran [3] : 102
Makna dan tujuan hidup manusia dalam agama Islam juga diperintahkan oleh Allah untuk dikemukakan dalam do’a pembukaan
iftitah setiap shalat.
16
ﺎَﻣَو ﺎًﻔﻴِﻨَﺣ َﻢﻴِﻫاَﺮْـﺑِإ َﺔﱠﻠِﻣ ﺎًﻤَﻴِﻗ ﺎًﻨﻳِد ٍﻢﻴِﻘَﺘْﺴُﻣ ٍطاَﺮِﺻ َﱃِإ ﱢﰊَر ِﱐاَﺪَﻫ ِﲏﱠﻧِإ ْﻞُﻗ ﱢبَر ِﷲ ِ ِﰐﺎََﳑَو َيﺎَﻴَْﳏَو ﻲِﻜُﺴُﻧَو ِﰐﻼَﺻ ﱠنِإ ْﻞُﻗ . َﲔِﻛِﺮْﺸُﻤْﻟا َﻦِﻣ َنﺎَﻛ
َﲔِﻤَﻟﺎَﻌْﻟا مﺎﻌﻧﻷا
٦
:
۱٦۲
-
۱٦۱
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, yaitu agama yang benar, agama
Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang- orang musyrik. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku,
ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” QS. Al-An’am [6] : 161-162
Menurut al-Ghazali, pendidikan yang benar, merupakan sarana untuk bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Pendidikan juga
dapat mengantarkan manusia untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Namun demikian, menurut al-Ghazali kebahagiaan di dunia yang
fana ini hanya sekedar faktor suplementer bagi pencapaian kebahagiaan akhirat yang abadi.
Dengan demikian hubungan vertikal hablu minallah dan hubungan horizontal hablu minannas menjadi seimbang, sebagaimana
dinyatakan oleh M. quraish Shihab bahwa: Manusia sebagai sasaran pendidikan pada dasarnya memiliki
unsur-unsur material jasmani dan immaterial akal dan jiwa. Membina akalnya akan menghasilkan ilmu pengetahuan, mendidik
jiwanya akan menghasilkan kesucian dan etika, sedangkan membina jasmaninya akan menghasilkan keterampilan, sehingga dengan
membina seluruh unsur-unsur yang terdiri dari materi dan immateri tersebut akan menghasilkan makhluk yang dwidimensi dalam satu
keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman.
17
16
A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Dunia, 1999, Cet. I, h. 2
17
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1995, Cet. XI, h. 176
15
Dengan demikian, pendidikan agama Islam selain bertujuan untuk menyiapkan segala hal untuk kehidupan akhirat, juga menyiapkan insan
yang saleh yang memenuhi syarat untuk menjadi khalifah di muka bumi.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam