Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada dasarnya berbagai pengaturan franchise di Indonesia tidak diatur secara spesifik di dalam Ketentuan Per Undang-undangan tetapi diatur dalam sejumlah perundang-undangan. Secara kontraktual franchise adalah suatu perjanjian yang dalam hal ini disebutkan sebagai perjanjian tidak bernama di dalam KUH Perdata, sebab dalam hal ini diberikan kebebasan para pihak untuk membuat perjanjian berdasarkan kesepakatan masing- masing. Sedangkan secara teknis prosedural, pemerintah berusaha menetapkan peraturan yang berkaitan dengan franchise dengan keluarnya PP No. 16 tahun 1997 tentang Waralaba yang disempurnakan dengan PP No. 42 tahun 2007 tentang waralaba dalam peningkatan kesejahteraan UKM. Untuk selanjutnya pengaturan Franchise di Indonesia tetap berpegang pada ketentuan dasar dalam KUH Perdata dan PP No. 42 tahun 2007; 2. Dalam hal ini kedudukan franchisee terwaralaba seringkali tidak setara dengan franchisor pewaralaba dikarenakan dalam hal pembuatan kontrak. Pembuatan kontrak selalu dilakukan oleh pihak franchisor, sehingga keuntungan hanya berada di tangan franchisor, sedangkan franchisee sering mengalami ketidakpuasan. Hal ini dapat dilihat dari pembayaran royalti, Dupa Andhyka S.Kembaren : Kedudukan Hukum Ukm Selaku Franchisee Terwaralaba Dalam Pengaturan Franchise Waralaba Di Indonesia, 2009 initial fee dan lain-lain yang terkandung di dalam kontrak tersebut, bahkan untuk pemilihan tempat gerai usaha juga berdasarkan ketentuan franchisor. 3. Sebagai alternatif penyelesaian sengketa, maka dalam hal ini dilakukan dengan cara proses peradilan. Adapun sengketa antara franchisor dan franchisee belum pernah terjadi di Indonesia, tetapi dalam kontrak ada tegas dinyatakan bahwa proses penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan cara musyawarah, dan apabila ada ketidakpuasan maka dapat di upayakan ke tahap peradilan litigasi, sedangkan proses penyelesaian di luar Indonesia dilakukan oleh para Arbiter Internasional menggunakan Arbitrase karena pada umumnya sengketa franchise itu menyangkut hubungan luas dan bersifat Internasional, seperti: JCC, UNCITRAL, AAA.

B. Saran