Dalam perjanjian
franchise xx tersebut pengaturan mengenai kahar dibuat standar seperti pada perjanjian-perjanjian lainnya, tidak ada hal yang
spesifik dalam ketentuan tersebut. Dalam perjanjian franchise YY ketentuan
mengenai Kahar diatur didalam BAB X dengan judul Keadaan Memaksa Force
Majeur Pasal 1, isi dari ketentuan tersebut juga bersifat umum seperti pada
perjanjian-perjanjian yang lainnya.
4. Lokasi Usaha
Ketentuan mengenai
Lokasi Usaha dalam franchise XX diatur di dalam Pasal 5 perjanjian tersebut, inti dari isi klausula tersebut adalah dominasi yang
kuat dari franchisor dalam menentukan lokasi usaha, baik itu tempat, letak dan sebagainya, sehingga terwaralaba bisa kehilangan kreatifitas dalam
menentukan lokasi usaha. Sementara itu dalam franchise YY tidak diatur ketentuan mengenai Lokasi Usaha, hal ini bisa berdampak positif karena
terwaralaba bisa menentukan sendiri lokasi usaha yang diinginkannya, tetapi hal ini juga merupakan kelemahan karena dapat menimbulkan perselisihan
disebakan tidak jelasnya pengaturan mengenai Lokasi Usaha. Jadi dalam perjanjian franchise sebaiknya dicantumkan klausula mengenai Lokasi Usaha.
5. Kerahasiaan Larangan
Ketentuan mengenai
Kerahasiaan larangan dalam franchise XX diatur didalam Pasal 11 mengenai Kerahasiaan terhadap produk, sistem dan lain
sebagainya, dan Pasal 18 mengenai larangan yang tidak boleh dilakukan dalam perjanjian tersebut. Ketentuan ini merupakan hal yang penting dan diperlukan
Dupa Andhyka S.Kembaren : Kedudukan Hukum Ukm Selaku Franchisee Terwaralaba Dalam Pengaturan Franchise Waralaba Di Indonesia, 2009
dalam membuat sebuah perjanjian franchise, sehingga perjanjian tersebut menjadi jelas dan tepat dan memiliki nilai kepastian. Sementara itu dalam
franchise YY ketentuan mengenai Kerahasiaan atau Larangan tidak diatur secara tegas, tetapi pengaturannya mengenai Praktek Dagang yang diatur di
dalam Bab III Pasal 1 perjanjian tersebut yang isinya juga merupakan kerahasiaan dan larangan yang harus dilakukan oleh terwaralaba.
6. Berakhirnya Perjanjian
Ketentuan mengenai berakhirnya perjanjian dalam franchise XX diatur di dalam Pasal 20 Perjanjian ini dengan judul pengakhiran perjanjian, dalam
ketentuan tersebut posisi terwaralaba sangat lemah, karena pewaralaba berhak memutuskan perjanjian secara sepihak dan dapat menuntut ganti kerugian
kepada terwaralaba, jadi posisi pewaralaba begitu dominan sehingga mengakibatkan tidak seimbangnya klausula tersebut. Sementara itu di dalam
franchise YY sama sekali tidak diatur mengenai Berakhirnya perjanjian, hal ini merupakan sebuah kelemahan karena klausula mengenai berakhirnya perjanjian
adalah hal yang sangat penting dalam sebuah perjanjian apapun apalagi perjanjian franchise.
7. Biaya Pembelian Franchisee