PENUTUP Peran unit pengelola terminal angkutan jalan Provinsi Jakarta dalam merelokasi pedagang kali lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta

2 bagi para buruh tani. Dalam pembangunan, pemerintah memperluas jaringan perdagangan dengan memperluas prasarana jalan di daerah-daerah terpencil. 4 Hal ini berdampak pada banyak lahan pertanian menjadi berkurang dan para petani kehilangan mata pencaharian. Dengan kondisi pedesaan yang kurang menjamin dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga mendorong penduduk pedesaan untuk mencari dan mendatangi kota dengan harapan bahwa di kota akan merubah nasibnya menjadi lebih baik, hal ini merupakan proses terjadinya urbanisasi dan menjadikan perkotaan sebagai Urban Center. Menurut Country Programe Document ³tahun 2025 diperkirakan 65 persen dari penduduk Indonesia DNDQWLQJJDOGLGDHUDKSHUNRWDDQ´ 5 Selain faktor di atas, terdapat faktor lain yang mendorong individu melakukan urbanisasi yaitu, faktor penarik Pull Factor dan pendorong Push Factor. Menurut B. N. Marbun, ada beberapa faktor yang menarik masyarakat pindah dari desa ke kota, yaitu: Satu, untuk melanjutkan pendidikan. Ini terjadi karena di desa tidak ada lagi link atau tujuan untuk melanjutkan sekolah, karena kualitas sekolah di desa dianggap kurang baik. Dua, terpengaruh cerita dari orang-orang yang kembali ke desa, bahwa hidup di kota mudah untuk cari pekerjaan atau usaha kecil-kecilan. Tiga, tingkat upah di kota lebih tinggi dari pada di pedesaan. Empat, keamanan di kota lebih terjamin. Lima, adat atau agama lebih longgar. Selanjutnya, 4 Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi Pembangunan Jakarta: PT. Etasa Dinamika, 1985, h: 18-21 5 Berita Jakarta, ͞ Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Provinsi DKI Jakarta´, Team Mirah Sakethi: 2010, h: 6. Diakses pada tanggal 25 desember 2011 di http:www.beritajakarta.comdownloadppmk_ver_ind.pdf 3 faktor pendorongnya adalah: proses kemiskinan, minimnya lapangan kerja di pedesaan, pendapatan atau upah yang rendah, adat istiadat yang ketat, melanjutkan pendidikan. 6 Semakin banyak penduduk yang datang dan menetap diperkotaan berdampak semakin padatnya kota, sehingga meramaikan persaingan diantara masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tentunya pemerintah kota harus mempersiapkan segala hal dari dampak urbanisasi. Akan tetapi, kota-kota besar di Indonesia saat ini masih banyak yang belum mampu menjadi tempat untuk mensejahterakan penduduknya, karena perencanaan pembangunan di kota masih belum dapat memenuhi kebutuhan pokok perkotaan, seperti kenyamanan, keamanan, dan kemakmuran yang adil secara merata. 7 Sehingga, banyak dari mereka Masyarakat Urban tidak berhasil hidup di kota, dan akhirnya menjadi beban bagi perkotaan. Walaupun banyaknya permasalahan dan kelemahan yang ada di kota, namun masih banyak yang memilih kota sebagai tempat untuk mengadu nasib, karena kota mempunyai daya tarik yang besar khususnya bagi masyarakat pedesaan untuk dijadikan target dalam mencapai tujuan hidup mereka seperti membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik, dengan cara mencari pekerjaan di sektor formal seperti bekerja di pabrik, perkantoran, atau menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Namun, tidak semua masyarakat urban mendapatkan pekerjaan, dikarenakan adanya tuntutan keahlian dan keterampilan khusus untuk mendapatkan tempat atau bekerja 6 B.N Marbun, SH, Kota Indonesia Masa Depan, h:60 7 B.N Marbun, SH, Kota Indonesia Masa Depan, h:123