12 b. Secara praktis, memberikan masukan bagi pembaca,
umumnya masyarakat luas, dan khususnya bagi pedagang kaki lima luas agar lebih memahami tentang kebijakan
Pemerintah dalam merelokasi pedagang kaki lima di terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur, serta mencegah
terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi antara pedagang kaki lima dan pemerintah.
E. Literatur Review
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah membaca beberapa penelitian yang terkait dengan masalah pedagang kaki lima, diantaranya adalah: Satu
,
penelitian .XQWR +DPLGMR\R \DQJ EHUMXGXO ³Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keberhasilan Implementasi
Kebijakan, Penataan,
Pembinaan, dan Penertiban Pedagang Kaki Lima di Surakarta Studi Kasus di Kecamatan Lawetan´.
19
Penelitian ini disusun bertujuan menganalisis implementasi kebijakan kota Surakarta yang tertuang dalam PERDA nomor
8 tahun 1995 tentang penataan, pembangunan pedagang kaki lima, yang menyangkut kebersihan, ketertiban, kenamanan, keindahan, dan kesehatan
dilingkungan kota di wilayah Laweyan Surakarta. Metodologi yang digunakan yaitu pendekatan kausal yang berkaitan dengan sebab-akibat,
serta uji hipotesis. Hasil penelitian yang di peroleh adalah adanya
19
Kunto Hamidjoyo, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi Kebijakan, Penataan, Pembinaan, Dan Penertiban Pedagang Kaki Lima Di
Surakarta: Studi Kasus Di Kecamatan Lawet., UNDIP, Diakses pada tanggal 14 februari 2012. ejournal.undip.ac.idindex.phpdialoguearticledownload466346
13 keberhasilan PERDA nomor 8 tahun 1995 dalam memberdayakan pedagang
kaki lima di Surakarta, dengan menggunakan uji hipotesis. Dua, penelitian :DQGD LVWLDQL ³Pedagang Kaki Lima dan Lapangan
Pekerjaan di Jawa Barat Tahun 2008´
20
Penelitan ini menunjukkan bahwa tidak ada keberhasilan dari kebijakan dan program pemerintah daerah Jawa
Barat dalam mengembangkan pedagang kaki lima terkait dengan berbagai hal, seperti: Satu, pendekatan pemerintah daerah yang masih bersifat
´supply-side´ RULHQWHG SHQJDWXUDQ SHQDWDDQ GDQ EDQWXDQ WHUKDGDS pedagang kaki lima dilakukan tanpa melakukan komunikasi dan kerjasama
dengan pedagang kaki lima sendiri. Dua, pelaksanaan kebijakan atau program bagi pedagang kaki lima syarat dengan keterlibatan berbagai aparat
´SHPELQD´. Tiga, penertiban dan pengendalian pedagang kaki lima lebih didasari pada keterlibatan pemerintah daerah dalam pelaksanaan proyek dari
pada semangat membangun sektor informal sebagai salah satu basis perekonomian rakyat.
Relevansi kedua kajian pustaka ini terhadap penelitian yang akan di susun penulis adalah, memberikan gambaran akan strategi pemerintah dan
lembaga sosial mengenai menanggulangi pedagang kaki lima. Adapun perbedaan yang dilakukan penulis dari penelitian di atas diantaranya: Satu,
lokasi penelitian. Dari kedua Penelitian di atas, melakukan penelitiannya di Jawa Barat JABAR, dan di wilayah Laweyan kota Surakarta, sedangkan
20
Wanda listiliani. ³3HGDJDQJ .DNL LPD GDQ DSDQJDQ .HUMD -5´ Akatiga. 2011. Diakses
pada tanggal
20 Desember
2011. www_akatiga_org_index_php_artikeldanopini_usahakecil_72pkldanlapkerja_tmpl_component.pdf
..