Kualitas Kinerja Petugas Administrasi Pelayanan Kesehatan RSUD

administrasi RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, selain dipengaruhi oleh penerapan SOP, juga dipengaruhi oleh keadaan data di lapangan. 9 Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja petugas administrasi, pihak RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor selalu mengusahakan adanya pelatihan yang harus diikuti oleh petugas administrasi, meliputi petugas administrasi umum dan kepegawaian, keuangan maupun rekam medik. 10 Penyelenggaraan pelatihan tidak selalu dilaksanakan pada bulan yang sama untuk tiap tahunnya, melainkan disesuaikan dengan kesiapan dari pihak rumah sakit dan pihak lain selaku pendukung terlaksananya kegiatan pelatihan. Namun, sejak RSUD Leuwiliang ini berdiri, pelatihan belum pernah tidak dilaksanakan dan selalu dicantumkan dalam anggaran yang diajukan oleh pihak rumah sakit kepada pemerintah daerah Kabupaten Bogor. 11 Pelatihan yang telah diikuti oleh petugas administrasi juga tidak dapat menjamin pelaksanaan tugas mereka sesuai dengan yang diharapkan dan dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, diantaranya adalah pola kerja yang dilakukan oleh petugas administrasi dalam mengambil data, yang tidak hanya berasal dari 9 Wawancara Ade Sri, Petugas Loket RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, Bogor, 19 Februari 2014 10 Wawancara Bambang, Kasubag Rekam Medik RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, Bogor, 19 Februari 2014 11 Ibid RSUD Leuwiliang saja. Akan tetapi, petugas administrasi diharuskan juga mengambilnya dari pihak luar, misalnya dari pengobatan klinik swasta yang termasuk dalam wilayah kerja RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor. Contoh dalam hal perekapan data, di satu sisi petugas administrasi diharuskan melakukan perekapan datanya sendiri di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, namun di sisi lain ia juga diharuskan untuk menunggu data yang berasal dari pihak pengobatan swasta untuk kelengkapan data RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor. Dengan demikian, target yang seharusnya dapat diselesaikan sesuai rencana menjadi terhambat akibat adanya data pelaporan yang belum masuk ke pihak RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor. 12 Di sisi lain, masyarakat menilai bahwa beberapa petugas administrasi di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor belum mumpuni dalam hal kompetensi pelaksanaan tugas administrasi di rumah sakit. 13 Sebab, apabila petugas tersebut memiliki kompetensi yang mumpuni, tentu pelayanan yang diberikan akan memuaskan sehingga pasien di rumah sakit tidak banyak yang terlantar akibat pelayanan administrasi yang kurang berkualitas. 14 Dari pemaparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara normatif petugas administrasi telah menjalankan tugasnya sesuai dengan 12 Wawancara Bambang, Kasubag Rekam Medik RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, Bogor,19 Februari 2014 13 Wawancara Yusup, Wiraswasta, Bogor, 05 Mei 2014 14 Wawancara Syamsul, Wiraswasta, Bogor, 19 Februari 2014 prosedur dan standar-standar yang telah ditetapkan. Namun, hambatan dari berbagai hal menjadi penyebab pelaksanaan tugas tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga memunculkan berbagai keluhan dari masyarakat.

2. Kuantitas Kerja dan Petugas Administrasi RSUD Leuwiliang Kabupaten

Bogor Kuantitas kerja merupakan istilah yang digunakan sebagai bagian dari banyaknya jumlah atau unit pekerjaan yang harus dikerjakan oleh petugas administrasi. Baik itu menyangkut pada pekerjaan rutin yang dilakukan oleh petugas administrasi berupa tugas-tugas yang harus diselesaikan per harinya, maupun tugas-tugas yang sifatnya non rutin yang pengerjaannya dapat ditunda terlebih dahulu. Sedangkan untuk mengukur kuantitas pekerjaan petugas administrasi secara umum, itu lebih mengacu pada pekerjaan yang sifatnya rutin saja, dan jumlahnya sangat bergantung pada kondisi di lapangan. Akan tetapi, setiap pekerjaan petugas administrasi selalu berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang diberikan oleh Direktur RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor. Berdasarkan pernyataan dari salah satu petugas administrasi di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, jumlah pekerjaan rutin yang dilakukan oleh petugas administrasi secara umum tidak dapat dipastikan jumlahnya namun ia tidak terlepas dari pencatatan surat masuk, surat keluar, setor restribusi, pembuatan administrasi pelaporan dan pelaksana laboratorium. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah pekerjaan rutin yang selalu dilaksanakan oleh petugas administrasi pada umumnya berjumlah lima jenis pekerjaan setiap harinya. 15 Dengan demikian, pola kerja yang dilakukan oleh petugas administrasi sangat mengacu pada pengalaman yang ada di lapangan. Namun pada prinsipnya, petugas administrasi harus memiliki pandangan mengenai bagaimana cara mengkondisikan suatu tugas yang diberikan oleh Direktur RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor supaya dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sementara terkait dengan kuantitas petugas administrasi yang ada di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, meliputi petugas adminstrasi umum dan kepegawaian, keuangan dan rekam medik itu berjumlah sekitar 76 orang. Jumlah ini tentu tidak sebanding dengan beban pekerjaan yang harus mereka kerjakan tiap harinya. Sebab berdasarkan kondisi di lapangan, masyarakat penggunan jasa pelayanan kesehatan di RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor itu terlampau banyak. Hal ini terbukti dari banyaknya kunjungan pasien rumah sakit tiap harinya. Namun demikian, ada kiat-kiat khusus yang diterapkan oleh pihak RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor untuk menanggulangi permasalahan tersebut, yaitu melalui penerapan kebijakan rangkap beban kerja dan 15 Wawancara Bambang, Kasubag Rekam Medik RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, Bogor, 19 Februari 2014 diperbolehkannya petugas administrasi untuk menyelesaikan tugas mereka di rumahnya masing-masing. 16 Di lain pihak, masyarakat atau pasien tentu tidak banyak yang mengetahui jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh masing-masing petugas administrasi khususnya petugas yang sering mereka temui yaitu petugas loket. 17 Maka, seharusnya petugas administrasi terutama petugas loket diharapkan mampu untuk memberikan pengertian mengenai beban kerja mereka kepada pasiean agar pasien pun mengerti dan keluhan dapat diminimalisir. 18

3. Ketepatan Waktu Penyelesaian Proses Administrasi Pelayanan

Kesehatan RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor. Ketepatan waktu dapat diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan petugas administrasi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Baik itu pekerjaan administrasi yang bersifat rutin maupun yang tidak rutin dilaksanakan. Untuk itu ketepatan waktu dipandang sebagai salah satu aspek penting untuk mengukur efisiensi kinerja petugas administrasi. Ketepatan waktu juga merupakan wujud dari kedisplinan petugas administrasi dalam menjalankan tugasnya. 16 Wawancara Bambang, Kasubag Rekam Medik RSUD Leuwiliang Kabupaten Bogor, Bogor, 19 Februari 2014 17 Wawancara Rizky, Wiraswasta, Bogor, 05 Mei 2014 18 Wawancara Jerry, Pegawai Swasta, Bogor, 05 Mei 2014