Pentingnya Pramuwisata pada Objek Wisata Peranan Pramuwisata sebagai Penunjang Perkembangan Objek Wisata

BAB IV PERANAN PRAMUWISATA SEBAGAI PENUNJANG PERKEMBANGAN

OBJEK WISATA RUMAH TJONG A FIE

4.1 Pentingnya Pramuwisata pada Objek Wisata

Dunia pariwisata sekarang ini penuh dengan persaingan. Objek dan Daerah Tujuan Wisata ODTW yang satu selalu berusaha menarik wisatawan lebih banyak dari ODTW yang lain. Untuk dapat memenangkan persaingan itu bukan dengan memberikan potongan harga discount yang besar atau hadiah-hadiah yang menarik, tetapi yang penting adalah pelayanan yang profesional. Pelayanan yang profesional yang dimaksud adalah pelayanan yang dapat memuaskan wisatawan yang berkunjung ke ODTW tersebut. Salah satu upaya untuk memberikan pelayanan yang memuaskan wisatawan adalah dengan menyediakan pramuwisata pada objek wisata tersebut yang dapat memberikan penjelasan hal-hal sehubungan dengan objek wisata tersebut. Kriteria Objek dan Daerah Tujuan Wisata ODTW yang perlu menyediakan pramuwisata adalah objek-objek wisata alam dan budaya serta atraksi wisata yang mempunyai potensi untuk lebih dikembangkan serta mempunyai daya tarik bagi wisatawan. Di samping itu, objek wisata yang bersangkutan juga harus sudah secara rutin dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara dan objek wisata tersebut mempunyai jumlah kunjungan wisatawan yang tinggi. Universitas Sumatera Utara

4.2 Peranan Pramuwisata sebagai Penunjang Perkembangan Objek Wisata

Rumah Tjong A Fie Pramuwisata mempunyai peranan yang cukup penting pada suatu Objek dan Daerah Tujuan Wisata ODTW khususnya sebagai penunjang perkembangan pada objek wisata Rumah Tjong A Fie, disamping tugas-tugas pokoknya yang terdiri atas : a. Mengantar wisatawan baik perorangan ataupun rombongan yang mengunjungi objek wisata Rumah Tjong A Fie tersebut. b. Memberikan penjelasan secara lebih lengkap dan terinci segala sesuatunya yang berkenaan dengan objek wisata yang dimaksud. c. Memberikan pertolongan kepada wisatawan yang mendapat musibah selama melakukan kunjungan pada objek wisata tersebut. Selain tugas-tugas tersebut di atas, pramuwisata juga mempunyai misi tersendiri selama menjalankan tugasnya, yaitu memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam dengan jalan memberikan informasi yang jelas dan lengkap mengenai objek wisata yang bersangkutan. Cara penyampaian informasi yang dilakukan oleh pramuwisata harus dibuat semenarik mungkin supaya wisatawan yang dibawanya mengerti apa yang disampaikan oleh pramuwisata, sehingga misi yang dijalankan dapat tercapai. Apabila pramuwisata telah dapat melakukan hal tersebut di atas, maka wisatawan dapat menikmati kunjungannya ke objek wisata tersebut sehingga terpenuhilah tujuan dari ODTW untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi wisatawan. Di lain pihak, wisatawan akan merasa bahwa kunjungannnya ke objek Universitas Sumatera Utara wisata tersebut tidak sia-sia, karena mereka memperoleh apa yang mereka inginkan, yaitu informasi yang benar mengenai objek wisata yang mereka kunjungi dan juga pengetahuan baru mengenai kebudayaan Indonesia yang disampaikan melalui pramuwisata. Oleh karena itu, pramuwisata yang bertugas diharapkan betul-betul menguasai materi mengenai objek wisata yang bersangkutan, sehingga tidak mengecewakan wisatawan karena tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka yang berhubungan dengan objek wisata tersebut. Hal yang penting pada saat pertama kali bertemu dengan dengan wisatawan adalah bagaimana cara pramuwisata supaya wisatawan tersebut menaruh kepercayaan terhadapnya dengan sikap dan perkataannya. Hal ini penting artinya bagi pramuwisata, karena kalau pada saat pertama kali bertemu wisatawan sudah tidak mempercayainya, maka selanjutnya ia tidak akan begitu memperhatikan apa yang diucapkan oleh pramuwisata. Pada saat menyampaikan informasi kepada wisatawan terkadang tanpa disadari pramuwisata bersikap seperti menggurui atau menguliahi wisatawan. Hal tersebut harus dihindari oleh pramuwisata, karena adakalanya wisatawan yang dibawanya merasa sudah mengetahui segalanya mengenai suatu objek wisata atau atraksi wisata, sehingga akan merasa tidak senang kepada pramuwisata. Kejadian seperti ini apabila tidak dihentikan akan berakibat semakin parah, sebagai contoh : pada saat pramuwisata melakukan kesalahan kecil dalam penyampaian informasi, maka wisatawan tersebut akan memanfaatkan peluang tersebut dengan membesar- besarkan masalahnya untuk melampiaskan rasa tidak senangnya. Universitas Sumatera Utara Seorang pramuwisata juga harus mengetahui kebiasaan-kebiasaan wisatawan dari berbagai negara. Pengetahuan ini penting, supaya pramuwisata dapat cepat beradaptasi dengan rombongannya. Dengan demikian proses penyampaian informasi akan lebih berhasil. Dalam tugasnya sehari-hari, pramuwisata di objek wisata Rumah Tjong A Fie rata-rata membawa wisatawan tiga kali dalam sehari, bahkan mencapai tujuh kali pada waktu musim liburan. Status dari pramuwisata pada objek wisata tersebut adalah free lance, tetapi mereka dwajibkan untuk datang setiap hari seperti pegawai tetap. Sehingga statusnya dapat dikatakan setengah terikat setengah tidak terhadap objek wisata tersebut. Dalam menghadapi komplain, pramuwisata harus bersikap sopan dan tetap menghormati tamu, dan juga tidak boleh menyalahkan wisatawan, karena umumnya wistawan tidak mau disalahkan dan selalu merasa dirinya benar. Untuk itu pramuwisata harus memberikan pengertian secara halus kepada wisatawan supaya komplain tersebut tidak berlanjut. Kesan pramuwisata pada objek wisata Rumah Tjong A Fie selama menjalankan tugasnya cukup banyak suka dukanya, karena mereka menghadapi bermacam-macam orang dari berbagai bangsa dan negara yang mempunyai kebiasaan dan sifat yang berbeda-beda, sehingga terkadang susah bagi mereka untuk menyesuaikan diri. Kesan yang menyenangkan timbul apabila membawa wisatawan yang memang bermaksud untuk mengetahui segala sesuatu tentang objek wisata, karena apabila wisatawan puas dengan jawaban yang diberikan pramuwisata, itu mempunyai kepuasan tersendiri bagi wisatawan. Kesan yang kurang menyenangkan timbul Universitas Sumatera Utara apabila membawa wisatawan yang kurang menghargai nilai-nilai seni pada objek wisata tersebut. Pramuwisata harus cepat tanggap terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, sebagai contoh apabila mengetahui seorang pengunjung yang membawa obat-obatan terlarang seperti narkotika, prauwisata harus cepat-cepat memberi laporan kepada pihak keamanan setempat supaya cepat ditangani. Gambaran seorang pramuwisata yang profesional menurut mereka adalah seseorang yang tahu apa yang dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung serta mengetahui segala informasi mengenai objek wisata yang bersangkutan secara rinci, serta objek wisata lain yang berhubungan dengan objek wisata tersebut. Yang dimaksud dengan tahu apa yang dibutukan oleh wisatawan adalah mengetahui apa tujuan wisatawan datang ke objek wisata tersebut, apakah untuk mengetahui sejarah tempat tersebut, apakah ingin mengambil gambar-gambar objek wisata, atau hanya ingin bersantai-santai saja. Apabila wisatawan bermaksud mengambil gambar- gambar objek wisata, pramuwisata dapat menunjukkan tempat yang cocok untuk pengambilan gambar. Hal lain yang perlu diingat, yaitu tidak mengganggu kesenangan wisatawan. Selama wisatawan asyik dengan kesibukannya, pramuwisata tidak boleh mengganggunya, misalnya dengan mengatakan waktunya sudah habis.

4.3 Pramuwisata yang Profesional