Pengaruh Penambahan Pengisi Kitosan dan

68

4.6.2 Pengaruh Penambahan Pengisi Kitosan dan

Plasticizer Sorbitol serta Temperatur Pemanasan terhadap Pemanjangan pada saat Putus Bioplastik Gambar 4.13 a, b dan c berikut ini merupakan grafik pengaruh penambahan kitosan dan sorbitol terhadap pemanjangan pada saat putus bioplastik pada berbagai temperatur pemanasan. a b c Gambar 4.13 Pengaruh Penambahan Kitosan dan Sorbitol Terhadap Pemanjangan pada saat Putus Bioplastik pada Temperatur Pemanasan a 70°C b 80°C d 90°C 5,7234 3,2886 2,6731 25,8192 14,7314 14,0522 43,9215 42,5231 27,6405 10 20 30 40 50 10 20 30 P em anjangan Saat P utus Kitosan w sorbitol 20w sorbitol 30w sorbitol 40w 14,8043 8,3368 7,4265 23,0648 14,7044 8,1625 24,4268 23,2657 22,7239 5 10 15 20 25 30 10 20 30 P em anjangan Saat P utus Kitosan w sorbitol 20w sorbitol 30w sorbitol 40w 32,1186 27,9187 24,3371 38,5225 30,9103 27,8621 48,6875 36,8121 35,5420 10 20 30 40 50 60 10 20 30 P em anjangan Saat P utus Kitosan w sorbitol 20w sorbitol 30w sorbitol 40w Universitas Sumatera Utara 69 Nilai pemanjangan pada saat putus tertinggi pada masing-masing temperatur pemanasan larutan bioplastik, yaitu 70 o C, 80 o C dan 90 o C, adalah pada penambahan kitosan 10 dan sorbitol 40 yaitu berturut-turut sebesar 43,9215, 24,4268 dan 48,6875, sedangkan pemanjangan pada saat putus terendah pada masing-masing temperatur pemanasan larutan bioplastik adalah pada penambahan kitosan 30 dan sorbitol 20 yaitu berturut-turut sebesar 2,6731, 7,4265 dan 24,3371. Dari masing-masing Gambar 4.13 a, b dan c tersebut dapat dilihat adanya pengaruh penambahan pengisi kitosan dan plasticizer sorbitol terhadap pemanjangan saat putus elongation at break bioplastik. Dengan semakin bertambahnya jumlah kitosan dapat menyebabkan nilai pemanjangan saat putus dari bioplastik menjadi menurun. Hal ini dapat disebabkan semakin meningkatnya kerapatan ikatan antarmolekul dalam bioplastik akibat meningkatnya ikatan hidrogen saat penambahan kitosan, sehingga bioplastik yang terbentuk semakin bersifat kuat dan kurang elastis. Kemudian dengan semakin bertambahnya jumlah sorbitol dapat menyebabkan nilai pemanjangan saat putus dari bioplastik menjadi meningkat. Yang sangat berperan dalam peningkatan sifat pemanjangan pada saat putus bioplastik ini adalah sorbitol, hal ini dapat dilihat dari grafik diatas bahwa hanya dengan penambahan 20 sorbitol saja dapat menghasilkan perubahan yang cukup besar terhadap pemanjangan pada saat putus bioplastik. Tanpa penambahan plasticizer , amilosa dan amilopektin akan membentuk suatu film dan struktur dengan satu daerah kaya amilosa dan amilopektin, dimana interaksi antara molekul-molekul amilosa dan amilopektin tersebut menjadikan film bioplastik rapuh dan kaku. Dari hasil analisis Widyaningsih dkk. 2012 dinyatakan bahwa penambahan sorbitol berbanding lurus dengan persentase strain atau elongation , artinya semakin besar penambahan sorbitol maka semakin besar nilai persentase strain atau elongation . Penambahan plasticizer mampu mengurangi kerapuhan dan meningkatkan fleksibilitas film polimer dengan cara mengganggu ikatan hidrogen di antara molekul polimer yang berdekatan sehingga dapat meningkatkan ruang gerak molekul. Sedangkan penambahan kitosan mengakibatkan menurunnya nilai pemanjangan saat putus semakin menurun. Banyaknya pengisi kitosan menyebabkan menurunnya jarak ikatan Universitas Sumatera Utara 70 antarmolekulnya sehingga molekul pemlastis berada di daerah tersendiri di luar fase polimer [103]. Menurunnya jarak ikatan ini disebabkan semakin banyaknya terbentuk ikatan hidrogen antara molekul kitosan dengan amilosa dan amilopektin sehingga bioplastik menjadi semakin kaku dan kurang elastis. Jika dibandingkan dari Gambar 4.13 a, b dan c tersebut, yaitu pada temperatur pemanasan larutan bioplastik yang berbeda, dapat dilihat bahwa nilai pemanjangan pada saat putus tertinggi adalah pada temperatur pemanasan larutan bioplastik 90 o C. Hal tersebut dikarenakan pada temperatur pemanasan yang tinggi terjadi pemutusan ikatan hidrogen maupun ikatan glikosidik pada rantai-rantai amilosa. Sedangkan sorbitol sebagai pemlastis memiliki stabilitas panas yang baik dan lebih tahan jika dibandingkan dengan pemlastis lain seperti gliserol [106]. Maka dengan tingginya temperatur pemanasan larutan bioplastik, kekakuan struktur bioplastik akan berkurang akibat semakin banyaknya ikatan yang putus, ditambah lagi dengan adanya sorbitol yang meningkatkan volume bioplastik sehingga terbentuk ruangan yang lebih luas untuk meningkatkan gerak segmental yang panjang dari molekul-molekul polimer dalam bioplastik [107]. Sehingga dengan tingginya temperatur pemanasan larutan bioplastik pada masing-masing penambahan sorbitol menghasilkan nilai pemanjangan pada saat putus bioplastik yang paling besar. Universitas Sumatera Utara 71

4.6.3 Pengaruh Penambahan Pengisi Kitosan dan