Kadar Air Kadar Abu

48 mekanik film yang dihasilkan. Dari pengujian dengan menggunakan sampel pati biji durian sebanyak 100 mg diperoleh hasil kadar amilosa dan amilopektin adalah sebesar 22,3365 dan 54,3165. Nilai amilosa ini mendekati kadar amilosa pati biji durian yang dihasilkan oleh penelitian Jufri dkk., 2006 dengan menggunakan metode yang sama, yaitu sebesar 26,607. Dibandingkan amilopektin, amilosa adalah fraksi yang lebih berperan dalam pembentukan gel serta dapat menghasilkan lapisan tipis film yang lebih kompak [64]. Namun dengan meningkatnya kekompakan dari struktur plastik maka dapat menyebabkan sifat elongation plastik menurun. Menurut hasil penelitian Yulianti dan Erliani 2012, dari beberapa jenis sumber pati yaitu ubi kayu, ganyong, ubi jalar dan garut, nilai kadar amilosa tertinggi terdapat pada pati ganyong, yaitu 42,7 berat kering, dimana edible film yang dihasilkan dari pati ganyong tersebut menunjukkan nilai pemanjangan yang lebih rendah. Rasio amilosa : amilopektin pada biji durian sudah hampir sama dengan pati sukun sebagai bahan baku pembuatan bioplastik pada penelitian Setiani dkk., 2013 yaitu 26,76 : 73,24, dimana pada formula pati-kitosan 6 : 4 dapat menghasilkan bioplastik dengan kekuatan tarik terbesar 16,34 MPa yang memenuhi nilai kekuatan tarik standar plastik biodegradable sebesar 10-100 MPa. Maka pati biji durian sudah sesuai untuk dijadikan bahan baku pembuatan bioplastik.

4.1.3 Kadar Air

Tujuan dari analisis kadar air adalah untuk menetapkan persentase kandungan air yang terdapat per satuan massa serbuk pati yang diperoleh dari hasil ekstraksi dari biji durian. Kadar air perlu ditetapkan sebab sangat berpengaruh terhadap daya simpan bahan. Dari pengujian dengan menggunakan sampel pati biji durian sebanyak 20 diperoleh hasil kadar air sebesar 12,73. Berdasarkan standar mutu pati menurut standar industri Indonesia, kadar air yang diizinkan adalah maksimal 14 . Berdasarkan kadar air pati menurut Standar Industri Indonesia, kadar air pati biji durian telah memenuhi standar yang berlaku. Pengaruh lama pengeringan dan juga banyaknya air yang tersimpan atau terikat pada granula pati sangat mempengaruhi kadar air pati dari berbagai varietas bahan Universitas Sumatera Utara 49 pangan [93]. Makin tinggi kadar air suatu bahan maka makin besar pula kemungkinan bahan tersebut rusak atau tidak tahan lama. Proses pengeringan sangat berpengaruh terhadap kadar air yang dihasilkan. Pengeringan pada pati mempunyai tujuan untuk mengurangi kadar air sehingga pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim penyebab kerusakan pada pati dapat dihambat Batas kadar air minimum dimana mikroba masih dapat tumbuh adalah 14 – 15 [66].

4.1.4 Kadar Abu

Kadar abu menunjukan kandungan mineral suatu bahan pangan. Tujuan dari analisis kadar abu adalah untuk menetapkan persentase kandungan abu yang terdapat per satuan massa serbuk pati yang diperoleh dari hasil ekstraksi biji durian. Dari pengujian dengan menggunakan sampel pati biji durian sebanyak 20 diperoleh hasil kadar abu sebesar 0,51, nilai ini dua kali lipat lebih besar dari kadar abu pati biji durian berdasarkan hasil penelitian Cornelia dkk., 2013 dengan menggunakan metode yang sama, yaitu sebesar 0,25. Berdasarkan standar mutu pati menurut standar industri Indonesia, kadar abu yang diizinkan adalah maksimal 1,5. Abu didefinisikan sebagai residu yang tertinggal setelah suatu bahan pangan dibakar hingga bebas karbon. Semakin besar kadar abu suatu bahan pangan menunjukan semakin tinggi kandungan mineral bahan pangan tersebut [71]. Jika dibandingkan dengan kadar abu pati menurut standar industri Indonesia, kadar abu pati biji durian telah memenuhi standar.

4.1.5 Kadar Lemak