Dengan mandat di atas sejak tahun 2007 divisi pendidikan dan Litbang mempunyai enam program utama, yakni:
1. Program memaknai keadilan bagi perempuan korban kekerasan. 2. Penelitian seksualitas dan demokrasi di Indonesia.
3. Penelitian akses perempuan terhadap keadilan. 4. Forum belajar internal.
5. Kajian perlindungan terhadap pekerja rumah tangga.
6. Kajian kompilasi hukum islam.
71
2 Kemitraan
Bekerja sama dan membangun jaringan dengan mitra merupakan strategi kerja yang dikembangkan Komnas Perempuan, sejak berdiri sampai dengan
saat ini. Selama periode 2002-2006, terjadi pertumbuhan mitra Komnas Perempuan yang terus meningkat. Hal ini menunjukkan kesungguhan Komnas
Perempuan dalam mengajak semua pihak untuk berjuang bersama melawan kekerasan terhadap perempuan.
II. Struktur Orgsanisasi
Struktur organisasi Komnas Perempuan terdiri dari dua bagian besar:
1. Paripurna periode 2007 - 2009
2. Badan Pekerja
Komnas Perempuan, Pendidikan dan Litbang.
KOMISIONER KOMNAS PEREMPUAN Ketua
Kamala Chandrakirana
Wakil Ketua Ninik Rahayu
Sylvana Maria Apituley
Ketua Sub Komisi Reformasi Hukum Kebijakan
Deliana S Ismudjoko
Ketua Sub Komisi Litbang dan Pendidikan
Neng Dara Affiah
Ketua Sub Komisi Pemantauan
Arimbi Heroepoetri
Ketua Sub Komisi Pengembangan Sistem Pemulihan
Azriana
Ketua Sub Pusat Informasi dan Dokumentasi
Sjamsiah Achmad
Ketua Dewan Kelembagaan
Vien Soeseno
Anggota
Abd A’la K.H.Husein Muhammad
Pengasihan Gaut Sri Wiyanti Eddyono
Sekretaris Jenderal
Pinky R.M. Tatontos
72
Komnas Perempuan, Struktur Organisasi, httpwww.komnasperempuan.or.idabout profilestruktur-organisasi, diakses pada 20 April 2009 Pkl 15.30 WIB.
DAFTAR BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
PERIODE 2007-2009 Sekretaris Jenderal
Pinky Tatontos
Sekretaris Pimpinan Dinette A. Chairie, Koordinator
Syafyuniar Lubis, Noli K
Asisten Pimpinan Bidang Hubungan Internasional
Patricia Yocie
Divisi Reformasi Hukum Kebijakan Daniella Samsoeri, Koordinator
Yuliyanti Muthmainnah Asmau’l Kusnaini
Divisi Pendidikan dan Litbang Yenny Widjaja, Koordinator
Saherman Yuni Nurhamida
Divisi Pemantauan Dwi Ayu, Koordinator
Betty Sitanggang Atiyatun Homisah
Siti Nurjanah
Divisi Pengembangan Sistem Pemulihan bagi Korban
Sawitri, Koordinator Soraya Ramli
Divisi Pusat Informasi dan Dokumentasi
Siti Maesaroh, Pjs. Koordinator Theresia Yuliwati
Nunung Qomariyah Alip Firmansyah
Ita Fitriah Yoseph Himawan
Bidang Umum dan Penguatan SDM
73
Sondang Friskha Simanjutak - Koordinator
Detty Artsanti Diana Lusi Cahyandari
Triana Suli Wardani Berta Ida
Ali Mudin Imam Soepardi
Taufik ismail Mahcdalene Kalola
Bidang Keuangan Dida Suwarida- Koordinator
Rini Widyastuti Retniawati
Komnas Perempuan, Struktur Organisasi.
Eri Kristanti Cut Nya Din
Rita Srimurweni Nuryanti
Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Sere Ngura ABA, Koordinator
Perempuan dalam Konstitusi Hukum Nasional
Ismail Hasani Virlian Nurkristi
Gugus Kerja Pekerja Migran Sri Wiyanti Eddyono Ketua
Tim Pengarah Kamala Chandrakirana
Sjamsiah Achmad Arimbi Heroepoetri
Tim Pendukung Patricia Yocie
Yenny Widjaja Asmau’l Kusnaini
Selviana Yolanda
Gugus Kerja Poso Soraya Ramli
Selviana Yolanda
Gugus Kerja Papua Tim Pendukung
74
Kamala Chandrakirana Sylvana Maria Apituley
Pengasihan Gaut Azriana
Arimbi Heroepoetri Sri Wiyanti Eddyono
Selviana Yolanda Koordinator GK Papua Margaretha
Rumayar Asisten Koordinator GK Papua
Komnas Perempuan, Struktur Organisasi.
BAB IV ANALISIS TERHADAP KONSEP PENANGANAN KASUS KDRT DARI
PERSPEKTIF KOMNAS PEREMPUAN A.
Konsep Keadilan Gender dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Menurut Komnas Perempuan kekerasan dalam rumah tangga adalah sesuai dengan pasal 1 ayat 1 undang-undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga dijelaskan bahwa: “kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan fisik, seksual, psikologis, danatau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman
untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga”.
75
Seiring dengan disahkannya undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Komnas Perempuan turut
mendorong penguatan kapasitas organisasi-organisasi pemberi layanan, melalui pengembangan forum belajar yang beranggotakan 92 lembaga pengada layanan
baik dari pemerintah maupun masyarakat, yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Selain itu, untuk mendukung kinerja beberapa women’s crisis centre wcc yang
diinisiasi masyarakat, Komnas Perempuan melakukan penggalangan dana publik melalui wadah “pundi perempuan”. Sejak tahun 2003 hingga saat ini tercatat 37
75
6 enam Undang-Undang Republik Indonesia Pornografi, Perlindungan Saksi dan Korban, Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Hak Asasi Manusia, Pengadilan Anak
Jakarta: BP. Panca Usaha, 2009, h. 54.