sebelum dan sesudahnya. Sedangkan di pihak pelaku, paling banyak tercatat sebagai pegawai swasta, kecuali pada tahun 2005, pelaku paling banyak
tercatat sebagai IRT. Pada tahun 2006, tercatat ada 72 anggota milisi yang menjadi pelaku KTP.
89
C. Upaya-Upaya dan Hambatan-Hambatan yang Dihadapi Komnas Perempuan
1. Upaya-Upaya Mewujudkan Keadilan Gender
Komnas perempuan sebagai sebuah komisi nasional satu-satunya di Indonesia memiliki mandat yang khusus didalam menjalankan perannya untuk
menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan. Secara khusus, Komnas Perempuan lewat divisi reformasi hukum dan kebijakan bekerja untuk
mendorong lahirnya
kerangka undang-undang
dan kebijakan
bagi penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Bersama dengan lembaga-
lembaga penegak hukum, seperti: kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan asosiasi advokat dan organisasi perempuan. Terkait dengan ini maka juga
dilakukan penguatan kapasitas dari para aparat penegak hukum, yaitu dalam mewujudkan sistem peradilan yang terpadu dan peka gender dalam
penyelesaian kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan. Oleh karena itu, Komnas Perempuan pada tahun 2009 membuat kegiatan yang berkaitan
dengan peningkatan kinerja dari para penegak hukum sebagai upaya mewujudkan keadilan gender, upaya-upaya tersebut yaitu:
90
Ibid., h. 61.
1 Pelatihan Hakim Peradilan Umum tentang KDRT
Pelatihan bagi para hakim Peradilan Umum ini adalah untuk membangun pemahaman bersama tentang prinsip-prinsip keadilan dan perlindungan bagi
korban KDRT, khususnya yang sesuai dengan ketentuan dari UU No. 23 tahun 2004 tentang PKDRT, dan membangun pemahaman bersama tentang
bentuk-bentuk kekerasan, prosedur penanganan dan sanksi untuk kasus-kasus KDRT; dan penerapan UU PKDRT.
91
2 Workshop Family Court Pengadilan Agama Terhadap Kasus-Kasus
KDRT
Kegiatan workshop atau lokakarya ini adalah sebagai salah satu bentuk dari upaya untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan, dalam hal ini
perempuan sebagai korban KDRT. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk membangun pemahaman bersama tentang bentuk-bentuk
kekerasan, prosedur penanganan dan sanksi terhadap kasus-kasus KDRT; memetakan masalah kewenangan dari Peradilan Umum dan Peradilan Agama
mengenai kasus-kasus KDRT; serta untuk menyusun konsep awal pengadilan keluarga demi perlindungan korban KDRT. Hasil yang diharapkan dari
90
Komnas Perempuan, Reformasi Hukum dan Kebijakan, httpwww.komnasperempuan .or.idaboutprogramreformasi-hukum-kebijakan, diakses pada 20 April 2009 Pkl 15.30 WIB.
Komnas Perempuan, Reformasi Hukum dan Kebijakan, http:www.komnasperempuan .or.idaboutprogramreformasi-hukum-kebijakan, diakses pada 20 April 2009 Pkl 15.30 WIB.
kegiatan ini adalah, perempuan sebagai korban KDRT dapat lebih mudah mengakses pengadilan keluarga dalam menyelesaikan kasusnya, dan
penegakan hukum di Indonesia lebih kondusif lagi bagi penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
92
Target peserta dari kegiatan workshop ini adalah para hakim, baik hakim yang ada di Pengadilan UmumNegeri ataupun para hakim yang ada di
Pengadilan Agama, beserta dari beberapa perwakilan kelompok Akademisi ataupun para pengamat hukum, yang memang terkait dengan isu ini. Kegiatan
lainnya yang juga akan dilakukan oleh Divisi Reformasi Hukum dan Kebijakan untuk tahun 2009, adalah:
1. Monitoring terhadap hasil sosialisasi atau pelatihan terhadap Buku
Referensi tentang KDRT bagi lpara Hakim Peradilan Agama; 2.
Pelaksanaan pelatihan tahap ke-3 dan ke-4 tentang Sosialisasi terhadap Buku Referensi di kalangan para Hakim Pengadilan Agama;
3. Advokasi kebijakan yang terkait dengan isu tentang KTP Kekerasan
Terhadap Perempuan dan Ketidakadilan Gender, seperti: Amandemen UU Kesehatan, Amandemen UU Perkawinan termasuk KHI, dan RUU
tentang PRT;
Komnas Perempuan, Reformasi Hukum dan Kebijakan.
4. Penerbitan dan pendistribusian buku tentang perlindungan terhadap saksi
dan korban.
93
3 Pelatihan untuk Instruktur Pelatihan Hakim Peradilan Agama tentang KDRT
Pelaksanaan pelatihan terhadap para instruktur pelatihan Hakim Peradilan Agama, adalah untuk membangun pemahaman bersama mengenai bentuk-
bentuk kekerasan, prosedur penanganan dan sanksi kasus-kasus KDRT; memetakan masalah kewenangan dari Peradilan Umum dan Peradilan Agama
mengenai kasus-kasus KDRT; dan menyusun konsep awal pengadilan keluarga demi perlindungan korban KDRT.
94
Mengenai indikator sasarannya, adalah bahwa para hakim yang telah dilatih tersebut mempunyai perspektif HAM dan keadilan gender dalam
menangani kasus-kasus KDRT, serta dari pihak perempuan korban dapat memperoleh rasa keadilan di dalam proses pengadilan.
95
Upaya penegakan hak-hak dasar perempuan dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan memperoleh peluang yang cukup kondusif dan juga
tantangan yang amat serius pada pemerintahan Indonesia di era reformasi ini.
Komnas Perempuan, Reformasi Hukum dan Kebijakan. Komnas Perempuan, Reformasi Hukum dan Kebijakan, http:www.komnasperempuan
.or.idaboutprogramreformasi-hukum-kebijakan, diakses pada 20 April 2009 Pkl 15.30 WIB. Komnas Perempuan, Reformasi Hukum dan Kebijakan.
Komnas perempuan mencatat sebuah proses pelembagaan upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan yang ditandai dengan:
1. Adanya serangkaian jaminan hukum yang bertujuan menangani kekerasan
terhadap perempuan,
mendorong pertanggungjawaban
pelaku, memberdayakan lagi perempuan korban dan mencegah segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan. 2.
Berkembangnya beragam kelembagaan yang dibentuk untuk mendukung akses perempuan korban kekerasan terhadap keadilan, pemulihan dan
kebenaran. 3.
Tumbuhnya bangunan
pengetahuan tentang
kekerasan terhadap
perempuan dalam berbagai konteks konflik, migrasi tenaga kerja, keluarga, dsb yang menggambarkan besarnya komitmen bangsa dalam
gerakan pemberdayaan perempuan, serta pencegahan kekerasan terhadap perempuan.
96
2. Hambatan-Hambatan yang dihadapi Komnas Perempuan