2. Konsep Gender
Tauhid adalah inti ajaran Islam. Ajaran tauhid membawa kepada keharusan menghormati sesama manusia tanpa melihat jenis kelamin, gender, ras, suku
bangsa, dan bahkan agama.
40
Ada beberapa standar yang dapat digunakan dalam menganalisa prinsip-prinsip kesetaraan gender dalam al-Quran, antara lain:
a. Laki-Laki dan Perempuan Sama-Sama sebagai Hamba
Salah satu tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan.
41
Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran surat al-
Zâriyât51: 56:
ﻡ 9 :
; =
- .
3 ? ی A
6 7
8
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku
. Q.S. al-Zâriyât51: 56 Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan. Keduanya mempunyai potensi dan peluang yang sama untuk menjadi hamba yang ideal dan dalam al-Quran biasa
diistilahkan dengan orang-orang yang bertaqwa muttaqin.
42
40
Siti Musdah Mulia, Islam Inspirasi Kesetaraan Gender, Yogyakarta: Kibar Press, 2006, Cet. 1, h. 60.
41
Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran, Jakarta: Paramadina, 2001, Cet. Ke-2, h. 247-248.
42
Ibid., h. 248.
b. Laki-laki dan Perempuan Sebagai Khalifah di Bumi
Kapasitas manusia sebagai khalifah di bumi, ditegaskan di dalam Q.S. al- An’âm6:165:
BA -ﺝ
D5 : EF
GH I-
J H K-
? ﺝL MH
ﻡ .
3 - N
6 7
8
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian yang lain
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
” Q.S. al-An’âm6: 165 Kata khalifah dalam ayat diatas tidak menunjuk kepada salah satu
jenis kelamin atau etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi sama sebagai khalifah.
43
c. Laki-Laki dan Perempuan Menerima Perjanjian Primodial
Laki-laki dan perempuan sama-sama mengemban amanah dan menerima perjanjian primodial dengan Tuhan, sebagaimana disebutkan
dalam Q.S. al-A’râf 7:172:
O= A:,
PQ ﻡ
M L
ﻡ R
2یSO ,
+ T ,
9 , S
, .
ی Uﻡ
= +
A H V
. 3
W +N 6
7 8
“Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka seraya berfirman: Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi. Kami
lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan.
Q.S. al-A’râf7: 172
43
Ibid., h. 253.
Menurut Fakhr al-Razi, tidak ada seorangpun anak manusia lahir di muka bumi ini yang tidak berikrar akan keberadaan Tuhan, dan ikrar
mereka disaksikan oleh para malaikat. Tidak ada seorang pun yang mengatakan tidak.
44
d. Adam dan Hawa, Terlibat secara Aktif dalam Drama Kosmis