UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Kontraindikasi
Kontra-indikasinya adalah kelainan anatomis dari vagina, infeksitraktus
urinarius yang
berulang-ulang, alergi
terhadap latex atau spermisid Hartanto, 2004.
2.3.3.4 Tisu KB
Tisu KB adalah alat kontrasepsi wanita yang digunakan dalam vagina sebelum bersenggama yang
berbentuk kertas tipis dan mengandung obat prematisit. Efektifitas intravak selama 4 jam dalam vagina setelah
bersenggama di ulang, agar menjadi lebih aman dan hasilnya pasti, serta efek sampingnya adalah iritasi di
dinding vagina dan meningkatkan pengeluaran cairan vagina. Hartono, 1991.
2.3.3.5 Crem, Jelly dan tablet atau cairan berbusa
Crem, Jelly dan tablet atau cairan berbusa disebut juga spermisida adalah suatu bahan kimia yang
menghentikan gerak atau cairan di dalam vagina, sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Bahan kimia ini berbentuk
tablet, foam busa atau crem yang harus di tempatkan didalam vagina setinggi mungkin dekat cervix. Foam dan
crem juga bertindak sebagai penghalang spermatozoa yang masuk kedalam cervix. Obat-obat tersebut dapat sebagai
tunggal untuk kontrasepsi, tetapi akan lebih baik atau berhasil apabila disamping itu suami memakai kondom.
Semprotan douche jangan dilakukan segera setelah selesai melakukan persetubuhan Prawirohardjo, 2005
2.4 Efektivitas
Menurut Trussel 2007 efektivitas dari kontrasepsi bergantung pada :
1. Metode Kontrasepsi itu sendiri : Metode kontrasepsi seperti
kontrasepsi mantap kontap, implant, dan IUD tipe copper-T memiliki efektivitas sangat tinggi dan penggunaannya hampir bisa dipastikan
sangat jarang menyebabkan kegagalan. Metode lain seperti pil dan suntik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki efektivitas yang tinggi tetapi masih mungkin terjadi kesalahan misalnya lupa minum pil atau terlambat mengulang suntik,
menyebabkan metode ini memiliki kemungkinan gagal lebih besar. Metode seperti abstinensia periodik, spermisida, dan kondom lebih besar
lagi risikonya untuk gagal karena kemungkinan kesalahan penggunaan lebih tinggi.
2. Akseptor itu sendiri : Tiap akseptor memiliki karakteristik tersendiri
yang mempengaruhi
terjadinya kegagalan
kontrasepsi, tetapi
pengaruhnya paling besar saat penggunaan tipikal penggunaan biasa, yang tidak mempertimbangkan kebenaran cara dan konsistensi
penggunaan, apakah karena metode tersebut memang memillliki efektivitas yang lebih rendah atau karena sulit digunakan secara benar
dan konsisten
Tabel 1. Angka Kegagalan Kontrasepsi Dalam Tahun Pertama
METODE KONTRASEPSI KEGAGALAN PER 100 WANITA
TEORITIS PRAKTEK
Kontap –wanita MOW 0,04
0,1-0,5 Kontap pria MOP
0,15 0,2-0,6
Suntikan 0,25
3-5 Pil oral kombinasi
0,5 4-10
Mini- pil 1
5-12 IUD
1-3 5-6
Kondom 2
10-20 Diafragma dengan spermisid
2 19
Spons dengan spermisid -
10-20 Kap serviks
2 13
Foams , creams, jellies, vaginal suppositories
3-5 18
Coitus interuptus 16
20-40 Kb alamiah
2-20 20-40
Vaginal douching -
40 Laktasi
15 40-50
Tanpa kontrasepsi 90
90
- belum ada data yang adekuat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sumber :
Hartanto 2004 Keluarga Berencana dan Kontrasep
2.5 Alasan Akseptor Menghentikan Kontrasepsinya
1. Efek samping metode kontrasepsi 2. Tidak ada pengetahuan tentang keamanan, keuntungan, dan
penggunaan metode 3. Penggunaan yang tidak benar dan tidak konsisten
4. Tidak adanya peran serta pasangan
2.6 Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Kontrasepsi