Definisi Sistem Pendukung Keputusan SPK

2.3.4 Sistem Pendukung Keputusan SPK

2.3.4.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan SPK

Definisi awal Sistem Pendukung Keputusan menunjukkan SPK sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem Pendukung Keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. SPK ditujukan untuk keputusan-keputusan yang memerlukan penilaian atau pada keputusan-keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma. Definisi awal mengimplikasikan tidak menyatakan secara spesifik bahwa sistem akan berbasis komputer, akan beroperasi online interaktif, dan kemungkinan akan memiliki kapabilitas output grafis. Definisi awal terbuka terhadap beberapa interpretasi. Dengan cepat munculah definisi lainnya yang menimbulkan ketidaksepakatan mengenai apa sesungguhnya SPK itu. Bonczek 1980 mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi: sistem bahasa mekanisme untuk memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen SPK lain, sistem pengetahuan repositori pengetahuan domain masalah yang ada pada SPK entah sebagai data atau prosedur, dan sistem pemrosesan masalah hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengmabilan keputusan. Konsep-konsep yang diberikan oleh definisi tersebut sangat penting untuk memahami hubungan antara SPK dan pengetahuan. Keen 1980 menerapkan istilah SPK “untuk situasi dimana sistem ‘final’ dapat dikembangkan hanya melalui suatu proses pembelajaran dan evolusi yang adaptif.” Jadi, Keen mendefinisikan SPK sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK itu sendiri mampu mempengaruhi satu dengan yang lainnya, dan menghasilkan evolusi sistem dan pola-pola penggunaan. Moore dan Chang 1980 mendefinisikan konsep struktur Sistem Pendukung Keputusan secara umum tidaklah penting. Sebuah masalah dapat dijelaskan sebagai masalah terstruktur dan tidak terstruktur hanya dengan memperhatikan si pengambil keputusan atau suatu situasi spesifik. Sistem ini dapat diperluas dan dapat mendukung analisis data ad hoc dan pemodelan keputusan yang berorientasi terhadap perencanaan masa depan. Definisi-definisi tersebut diperbandingkan dan dikontraskan dengan memeriksa berbagai konsep yang digunakan untuk mendefinisikan SPK. Tampaknya basis untuk mendefinisikan SPK dikembangkan dari persepsi tentang apa yang dilakukan oleh SPK misal dukungan pengambilan keputusan pada masalah tak terstruktur dan dari ide-ide mengenai bagaimana tujuan SPK dapat dicapai misal komponen yang diperlukan, pola penggunaan yang tepat, dan proses pengembangan yang diperlukan Turban, Aronson dan Liang , 2005. Tabel 2.1 Konsep yang Mendasari Definisi SPK Sumber SPK yang didefinisikan Moore dan Chang 1980 Pola penggunaan, kapabilitas sistem Bonczek 1980 Komponen-komponen sistem Keen 1980 Proses pengembangan Sumber: Turban, Aronson, dan Liang, 2005 Dari beberapa definisi pengambilan keputusan yang ditemukan, dapat dirangkum bahwa pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pernyataan yang disetujui antar alternatif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu. Pendekatannya dapat dilakukan, baik pendekatan yang bersifat individualkelompok. Sentralisasi desentralisasi, partisipasitidak berpartisipasi, maupun demokratiskonsensus Suryadi, 1998. Persoalan pengambilan keputusan, pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan keputusan ke dalam suatu model matematis, yang mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor- faktor yang terlibat. Apapun dan bagaimanapun prosesnya, satu tahapan lanjut yang paling sulit dihadapi pengambil keputusan adalah dalam segi penerapannya karena di sini perlu meyakinkan semua orang yang terlibat, bahwa keputusan tersebut memang merupakan pilihan terbaik. Semuanya akan merasa terlibat dan terikat pada keputusan tersebut. Hal ini adalah proses tersulit. Walaupun demikian, bila hal tersebut dapat disadari, proses keputusan secara bertahap, sistematik, konsisten, dan dalam setiap langkah sejak awal telah mengikutsertakan semua pihak, maka usaha tersebut dapat memberikan hasil yang baik. Di balik suatu keputusan terdapat prosedur, yaitu pertama-tama pembuat keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Atau dengan kata lain, suatu keputusan didasarkan atas fakta dan nilai facts and values . Keduanya sangat penting, tetapi nampaknya fakta lebih mendominasi nilai-nilai dalam pengambilan keputusan. Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa setiap keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi-konsekuensi. Ini berarti, sejumlah alternatif itu berbada satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat memberikan kepuasan karena kepuasan merupakan salah satu aspek paling penting dalam keputusan Suryadi, 1998.

2.3.4.2 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan SPK