Program Studi Pengujian MySQL

2.4.4.2 Minat

Minat adalah salah satu tanda kemantapan dan kesiapan seseorang untuk memilih cita-citakarirnya dengan adanya dorongan yang kuat dalam belajar, pekerjaan atau tugas-tugas yang dibebankannya. Minat sangat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004.

2.4.4.3 Tes IQ

Tes merupakan sumber data yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil tes kecerdasan, biasa dinyatakan dalam koefisienintelligensi quotient yang sering menggunakan simbol IQ. Definisi IQ menyangkut 3 hal: 1 kemampuan tingkat tinggi seperti penalaran abstrak, representative mental, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, 2 kemampuan belajar dan 3 untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Dua unsur penting dalam definisi tersebut adalah “kapasitas untuk belajar dari pengalaman” dan “kapasitas untuk beradaptasi dengan lingkungan” Widajati, Suryani dan Resminingsih, 2004.

2.5 Program Studi

Program Studi adalah kesatuan rencana belajar yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum dan ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan sasaran kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2000. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia wajib mencari ilmu pengetahuan. Al-Qur’an memberi pentunjuk agar manusia berpikir menggali ilmu pengetahuan. Sebagaimana dalam Firman Allah.                                  “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” QS. Al-Mujadalah: 11.

2.6 Metodologi Penelitian

2.6.1 Pengertian Metodologi Penelitian

Metode ialah kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berpikir untuk menyusun suatu gagasan yang terarah dan terkait dengan maksud dan tujuan Hasibuan, 2007. Metode merupakan bagian dari metodologi. Metodologi itu sendiri berasal dari kata metodos dan logos yang berarti ilmu dari metode. Bila kita melakukan penelitian berarti kita menguraikan cara-cara meneliti disebut juga metodologi. Dalam tahapan tahapan tersebut ada metode, teknik, dan alat tools yang bisa kita gunakan Hasibuan, 2007. Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitian. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu komputersistem informasiteknologi informasi merupakan “langkah-langkahtahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat tools dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada prosessasaran penelitian di bidang CSISIT” Hasibuan, 2007. Metodologi penelitian merupakan suatu kerangka dan asumsi yang ada dalam melakukan elaborasi penelitian sedangkan metode penelitian memerlukan teknik atau prosedur untuk menganalisa data yang ada. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang ada dalam penelitian sedangkan metode penelitian adalah cara dari setiap langkah yang ada Hasibuan, 2007. Langkah-langkah dalam metodologi penelitian sebaiknya disesuaikan dengan metode, prosedur, tools dan lain sebagainya. Hal ini berguna untuk membantu dalam memecahkan permasalahan yang ada dan juga membantu dalam menangani, mengontrol, dan mengevaluasi suatu proses risetpenelitian Hasibuan, 2007.

2.6.2 Manfaat Metodologi Penelitian

Manfaat Penggunaan Metodologi yaitu Hasibuan, 2007: 1. Metodologi membuat kita lebih paham, lebih bertanggungjawab, lebih comfortable , dan lebih responsible. 2. Metodologi membuat kita lebih knowladgetable berpengetahuan dan lebih berguna dalam beragumen karena selalu berdasarkan fakta dan tidak berdasarkan pada instuisi-instuisi maupun bisikan-bisikan. 3. Dengan menggunakan metodologi kita bisa memaparkan lebih banyak lagi gambaran berupa saran, ide maupun masukan-masukan yang bisa di- elaborate dan dipondasikan berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk memunculkan ide-ide baru.

2.6.3 Metodologi Pengumpulan Data

Metodologi penelitian pada hakekatnya merupakan operasionalisasi dari cara untuk menemukan atau menyusun pengetahuan memerlukan kajian atau pemahaman tentang metode-metode kearah pelaksanaan penelitian, sehingga perlu dibedakan antara metode dan teknik. Berikut ini beberapa metodologi pengumpulan data pada suatu penelitian Jogiyanto, 2005: 1. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan proses umum yang dilalui untuk mendapatkan teori terlebih dahulu. Mencari kepustakaan yang terkait adalah tugas yang segera dilakukan, lalu menyusunnya secara teratur dan rapi untuk dipergunakan dalam keperluan penelitian Sevilla, 1993. Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a. Menyediakan kerangka konsepsi atau kerangka teori untuk penelitian yang direncanakan. b. Menyediakan informasi tentang penelitian-penelitian yang lampau yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Proses ini menghindari pengulangan yang tidak sengaja dari penelitian- penelitian terdahulu dan membimbing kita pada apa yang perlu diselidiki. c. Memberikan rasa percaya diri, sebab melalui kajian pustaka semua konstruk yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. Oleh karena itu, kita menguasai informasi subyek tersebut. d. Memberikan informasi tentang metode-metode penelitian, populasi dan sample, instrument pengumpulan data dan perhitungan statistik yang digunakan pada penelitian-penelitian sebelumnya. e. Menyediakan temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan penyelidikan terdahulu yang dapat dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita. 2. Studi Lapangan Studi lapangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a. Pengamatan Observasi Observasi atau pengamatan observation merupakan salah satu teknik pengumpulan datafakta fact finding technique yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi Jogiyanto, 2005. b. Wawancara Interview Wawancara Interview telah diakui sebagai teknik pengumpulan datafakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analisa sistem sebagai pewawancara interviewer untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai interviewee. Seperti halnya teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah teknik yang terbaik untuk semua situasi Jogiyanto, 2005. 3. Studi Literatur Sejenis Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi–informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan Gulo, 2002.

2.6.4 Metodologi Analisis

2.6.4.1 Analytic Hierarchy Process AHP

2.6.4.1.1Definisi AHP AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. AHP digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinyu. Perbandingan–perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif. AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran, dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya. Penyelesaian masalah berdasarkan AHP mengandalkan intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambil keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok–kelompoknya. Kemudian kelompok– kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki Perdana, 2009. Proses analitik bertingkat Analytical Hierarchy Process–AHP yang dikembangkan oleh Thomas Saaty merupakan metode untuk membuat urutan alternatif keputusan dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan atau kriteria, untuk mengambil keputusan tertentu Taylor III, 2005. 2.6.4.1.2Kelebihan AHP AHP mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan metode yang lainnya, diantaranya yaitu Perdana, 2009: 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria–subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multiobjektif dan multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komperhensif Perdana, 2009. 2.6.4.1.3Prosedur Kegiatan AHP Dalam membuat rekomenadasi keputusan menggunakan model AHP, tahap matematis yang digunakan adalah sebagai berikut Taylor III, 2005: 1. Mengembangkan matriks perbandingan pasangan untuk tiap alternatif keputusan berdasarkan tiap kriteria 2. Sintesis: 1. Menjumlahkan nilai pada tiap kolom pada matriks perbandingan pasangan 2. Membagi nilai tiap kolom dalam matriks perbandingan pasangan dengan jumlah kolom bersangkutan–yang disebut matriks normalisasi 3. Hitung nilai rata–rata tiap baris pada matriks normalisasi–yang disebut vektor preferensi atau eigenvektor 4. Gabungkan vektor preferensi untuk tiap kriteria dari langkah 2-3 di atas menjadi suatu matriks preferensi yang memperlihatkan preferensi tiap jurusan berdasarkan tiap kriteria 3. Membuat matriks perbandingan pasangan untuk kriteria 4. Menghitung matriks normalisasi normalized matrix dengan membagi tiap nilai pada masing–masing kolom matriks dengan jumlah kolom yang terkait 5. Membuat vektor preferensi dengan menghitung rata–rata baris pada matriks normalisasi 6. Hitung skor keseluruhan untuk tiap alternatif keputusan dengan mengalikan vektor preferensi kriteria dari langkah 5 dengan matriks kriteria dari langkah 2-4 di atas 7. Merangking alternatif keputusan berdasarkan nilai alternatif yang dihitung pada langkah 6 2.6.4.1.4Perbandingan Pasangan Pairwise Comparison Pada AHP pengambil keputusan menentukan nilai atau “skor” tiap alternatif untuk suatu kriteria menggunakan Perbandingan Pasangan pairwise comparison. Pada perbandingan pasangan, pembuat keputusan membandingkan dua alternatif yaitu, sepasang berdasarkan suatu kriteria tertentu dan mengindikasikan suatu preferensi. Standar skala preferensi yang digunakan AHP untuk memasukkan nilai perbandingan berpasangan diperlihatkan pada tabel 2.2. Suatu skala preferensi memberikan nilai numerik untuk berbagai tingkat preferensi. Tiap tingkat pada skala dibuat berdasarkan perbandingan dua item Taylor III, 2005. Tabel 2.2 Skala Preferensi untuk Perbandingan Pasangan Tingkat Preferensi Nilai Angka Sama disukai 1 Sama hingga cukup disukai 2 Cukup disukai 3 Cukup hingga sangat disukai 4 Sangat disukai 5 Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6 Amat sangat disukai 7 Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8 Luar biasa disukai 9 Sumber : Taylor III, 2005 2.6.4.1.5Contoh Penggunaan AHP Berikut adalah contoh penggunaan AHP dalam suatu kasus Taylor III, 2005: Southcorp Development mendirikan dan mengelola mal di Amerika. Perusahaan telah mengidentifikasi tiga lokasi potensial untuk proyek terakhirnya, yaitu Atlanta, Birmingham, dan Charlotte. Perusahaan juga telah mengidentifikasi empat kriteria utama sebagai dasar perbandingan lokasi, yaitu – 1 pangsa pasar pelanggan termasuk ukuran pasar dan populasi pada tiap tingkat usia; 2 tingkat pendapatan; 3 infrastruktur termasuk listrik dan jalan raya; dan 4 transportasi yaitu kedekatan dengan jalan layang untuk memudahkan akses pelanggan dan antaran dari pemasok. Tujuan perusahaan keseluruhan adalah memilih lokasi terbaik. Tujuan ini berada pada puncak hierarchy masalah di atas. Pada tingkat hierarki berikutnya kedua ditentukan bagaimana kontribusi keempat kriteria dalam pencapaian tujuan. Pada tingkat hierarki masalah ditentukan bagaimana tiap alternatif lokasi memberikan kontribusi pada tiap kriteria. Proses matematis secara umum yang tercakup dalam AHP adalah menetapkan preferensi lokasi untuk tiap kriteria. Tabel 2.3 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Pangsa Pasar Lokasi Pangsa Pasar A B C A 1 3 2 B 13 1 15 C ½ 5 1 116 9 165 Sumber : Taylor III, 2005 Tabel 2.4 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Tingkat Pendapatan Lokasi Tingkat Pendapatan A B C A 1 6 13 B 16 1 19 C 3 9 1 Sumber : Taylor III, 2005 Tabel 2.5 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Infrastruktur Lokasi Infrastruktur A B C A 1 13 1 B 3 1 7 C 1 17 1 Sumber : Taylor III, 2005 Tabel 2.6 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi Lokasi Transportasi A B C A 1 13 12 B 3 1 4 C 2 14 1 Sumber : Taylor III, 2005 Mengembangkan Preferensi dan Kriteria Langkah berikut dalam AHP adalah membuat prioritas alternatif keputusan dalam tiap kriteria. Tahap pertama dalam menetukan skor preferensi adalah dengan menjumlahkan nilai pada tiap kolom matriks perbandingan pasangan. Penjumlahan kolom untuk matriks pangsa pasar adalah sebagai berikut: Tabel 2.7 Pengembangan Preferensi dan Kriteria Pangsa Pasar Lokasi Pangsa Pasar A B C A 1 3 2 B 13 1 15 C 12 5 1 116 9 165 Sumber : Taylor III, 2005 Kemudian nilai pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom terkait. Hasilnya merupakan matriks normalisasi normalized matrix sebagai berikut: Tabel 2.8 Matriks Normalisasi Kriteria Pangsa Pasar Lokasi Pangsa Pasar A B C A 611 39 58 B 211 19 116 C 311 59 516 Sumber : Taylor III, 2005 Perhatikan bahwa jumlah dari tiap kolom adalah 1. Tahap berikut adalah untuk menghitung rata–rata nilai pada setiap baris. Pada titik ini perlu adanya konversi nilai pecahan pada matriks menjadi desimal seperti diperlihatkan pada tabel 2.9 berikut. Tabel 2.9 Matriks Perbandingan Pasangan untuk Kriteria Transportasi Lokasi Pangsa Pasar A B C Rata–rata Baris A 0,5455 0,3333 0,6250 0,5012 B 0,1818 0,1111 0,0625 0,1185 C 0,2727 0,5556 0,3125 0,3803 1,0000 Sumber : Taylor III, 2005 Pangsa Pasar A B C Vektor preferensi untuk kriteria keputusan lainnya dihitung dengan cara serupa. A B C 0,5012 0,1185 0,3803 1,0000 Tingkat Pendapatan 0,2819 0,0598 0,6583 A B C A B C Empat vektor preferensi ini kemudian diringkas ke dalam suatu matriks preferensi yang diperlihatkan pada tabel 2.10. Tabel 2.10 Matriks Preferensi Kriteria Lokasi Kriteria Pasar Tingkat Pendapatan Infrastruktur Transportasi A 0,5012 0,2819 0,1780 0,1561 B 0,1185 0,0598 0,6850 0,6196 C 0,3803 0,6583 0,1360 0,2243 Sumber : Taylor III, 2005 Infrastruktur 0,1780 0,6850 0,1360 Transportasi 0,1561 0,6196 0,2243 Merangking Kriteria Tahap berikut adalah menentukan tingkat kepentingan atau bobot dari kriteria, yaitu merangking kriteria dari yang paling penting hingga yang kurang penting. Hal ini dilakukan dengan cara serupa seperti merangking lokasi di setiap kriteria dengan menggunakan perbandingan pasangan berdasarkan skala preferensi pada tabel 2.2. Tabel 2.11 Merangking Kriteria Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi Pasar 1 15 3 4 Pendapatan 5 1 9 7 Infrastruktur 13 19 1 2 Transportasi 14 17 12 1 Sumber : Taylor III, 2005 Matriks normalisasi yang dikonversi menjadi angka desimal dengan rata– rata baris eigenvector untuk tiap kriteria diperlihatkan pada tabel 2.12 berikut: Tabel 2.12 Matriks Normalisasi untuk Kriteria dengan Rata–rata Baris Kriteria Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi Rata–rata Baris Pasar 0,1519 0,1375 0,2222 0,2857 0,1993 Pendapatan 0,7595 0,6878 0,6667 0,5000 0,6535 Infrastruktur 0,0506 0,0764 0,0741 0,1429 0,0860 Transportasi 0,0380 0,0983 0,0370 0,0714 0,0612 1,0000 Sumber : Taylor III, 2005 Vektor preferensi yang dihitung dari rata–rata baris pada matriks normalisasi dalam tabel 2.12 adalah sebagai berikut: Pasar Pendapatan Infrastruktur Transportasi Mengembangkan Rangking Keseluruhan Skor keseluruhan tiap lokasi ditentukan dengan perhitungan matriks tabel 2.10 dan mengalikannya dengan vektor preferensi kriteria di atas, dan hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 2.13 Rangking AHP Lokasi Skor Charlotte 0,5314 Atlanta 0,3091 Birmingham 0,1595 1,0000 Sumber : Taylor III, 2005 0,1993 0,6535 0,0860 0,0612 Kriteria Berdasarkan skor yang dikembangkan melalui AHP ini, Charlotte seharusnya dipilih sebagai lokasi mal baru, dengan Atlanta pada rangking kedua dan Birmingham di rangking ketiga.

2.7 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah Mc.Leod, 2004. Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem informasi Kadir, 2003.

2.7.1 Pengertian

System Development Life Cycle SDLC SDLC adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun waterfall approach bagi pengembang dan penggunaan sistem. Suatu SDLC tradisional terdiri dari empat fase pokok yaitu perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan Mc.Leod, 2004. SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan utama, yaitu Ladjamudin, 2005: 1. Analysis 2. Design 3. Implementation

2.7.2 Tahapan-tahapan

System Development Life Cycle SDLC System Development Life Cycle SDLC, yang memiliki tahapan–tahapan sebagai berikut Ladjamudin, 2005: A. Analysis Tahap analisis digunakan oleh sistem analis untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan profesional. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan analisis ini adalah sebagai berikut: 1. Deteksi masalah Problem Detection 2. Penelitianinvestigasi awal Initial Investigation 3. Analisa kebutuhan sistem Requirement Analysis 4. Mensortir kebutuhan sistem Generation of System Alternatives 5. Memilih sistem yang baik Selectionof Proper System B. Perancangan Design Tahapan perancangan design memiliki tujuan untuk men-design sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perancangan ini meliputi perancangan output, input, dan file. C. Penerapan Implementation Tahapan implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang akan dibangunya atau dikembangkannya, lalu mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa pemprograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan, dan pergantian sistem.

2.8 Tools Perancangan

2.8.1 Bagan Alir

Flowchart Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma Ladjamudin, 2005. Bagan alir flowchart adalah bagan chart yang menunjukkan alir flow di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi Jogiyanto, 2005. Ada dua macam flowchart yang mengambarkan proses dengan komputer, yaitu Jogiyanto, 2005: 1. Bagan alir sistem system flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam system, dengan menunjukan alat media input, output serta media penyimpanan dalam proses pengolahan data. 2. Bagan alir program program flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang digambarkan dengan symbol tertentu untuk memecahkan masalah dalam suatu program. Flowchart disusun dengan simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program. Simbol-simbol yang digunakan dapat dibagi menjadi 3 tiga kelompok, yakni sebagai berikut Ladjamudin, 2005: 1. Flow Direction Symbol Simbol penghubungalur Simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga connecting line. Simbol- simbol tersebut terdapat pada tabel 2.14 sebagai berikut: Tabel 2.14 Flow Direction Symbols No Gambar Keterangan 1. Simbol arus flow Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses. 2. Simbol Communication link Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data informasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. 3. Simbol Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halamanlembar yang sama. 4. Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halamanlembar yang berbeda. Sumber: Ladjamudin, 2005 2. Processing Symbol Simbol Proses Simbol yang menujukan jenis operasi pengolahan dalam suatu prosesprosedur. Simbol-simbol tersebut terdapat pada tabel 2.15 sebagai berikut. Tabel 2.15 Processing Symbols No Gambar Keterangan 1. Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halamanlembar yang berbeda. 2. Simbol Manual Untuk menyatakan satu tindakan proses yang tidak dilakukan oleh komputer manual. 3. Simbol Decision logika Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban, yatidak. 4. Simbol Predefined Proses Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan satu pengolahan untuk memberi harga awal. 5. Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program. 6. Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard. 7. Simbol Off-line Storage Untuk menunjukkan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu. 8. Simbol Manual Input Untuk memasukkan data secara manual dengan menggunakan online keyboard. Sumber: Ladjamudin, 2005 3. Input-output Symbol Simbol input-output Simbol menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input- output . Simbol tersebut terdapat pada tabel 2.16 sebagai berikut. Tabel 2.16 Input-output Symbols No Gambar Keterangan 1. Simbol Input-output Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya. 2. Simbol Punched Card Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu. 3. Simbol Magnetic-tape Unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic. 4. Simbol Disk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk. 5. Simbol Document Untuk mencetak laporan ke printer. 6. Simbol Display Untuk menyatakan peralatan output yang digunakan berupa layer video, komputer.

2.8.2 Pseudocode

Pseudocode merupakan kode yang mirip dengan kode pemrograman yang sebenarnya. Pseudocode berasal dari kata pseudo imitasi atau mirip atau menyerupai, dan code program. Pseudocode berbasis bahasa pemrograman seperti PASCAL, atau C++, dan lebih tepat digunakan untuk menggambarkan algoritma yang akan dikomunikasikan kepada programmer. Pseudocode lebih rinci dari bahasa Inggris terstruktur, misalnya dalam menyatakan tipe data yang digunakan Ladjamudin, 2005.

2.8.2.1 Bahasa Inggris Indonesia Terstruktur

Bahasa Inggris terstruktur merupakan alat yang cukup efisien untuk menggambarkan suatu algoritma. Basis dari bahasa Inggris terstruktur adalah Sumber: Ladjamudin, 2005 bahasa Inggris, dapat ditulis dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan nama bahasa Indonesia terstruktur. Bahasa InggrisIndonesia terstruktur merupakan alat yang digunakan dalam menulis pseudocode. Dasar penggambaran algoritma menggunakan bahasa manusia. Bahasa InggrisIndonesia terstruktur menggambarkan suatu algoritma yang akan dikomunikasikan kepada pemakai sistem. Penulisan pada bahasa InggrisIndonesia terstruktur dan pseudocode selalu menggunakan struktur penulisan struktur urut, struktur seleksi, dan struktur repetisiiterasilooping Ladjamudin, 2005.

2.8.3 Data Flow Diagram DFD

Diagram aliran data atau data flow diagram DFD merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil Ladjamudin, 2005. Keuntungan menggunakan data flow diagram DFD adalah pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer dapat mengerti sistem yang akan dikerjakan.

2.8.3.1 Diagram Konteks Context Diagram

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary dapat digambarkan dengan garis putus. Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak ada store dalam diagram konteks Ladjamudin, 2005.

2.8.3.2 Diagram Z

ero Overview Diagram Diagram nolzero adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow diagram . Diagram nolzero memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entitiy. Pada level ini sudah dimungkinkan adanyadigambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci lagi pada level selanjutnya, simbol ’’ atau ’P’ functional primitive dapat ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output balancing antara diagram zero dengan diagram konteks harus terpelihara Ladjamudin, 2005.

2.8.3.3 Diagram Rinci

Level Diagram Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level di atasnya Ladjamudin, 2005. Berikut ini perbedaan simbol DFD yang digunakan oleh beberapa ahli perancangan sistem pada Tabel 2.17: Tabel 2.17 Perbedaan Simbol DFD Nama Simbol Simbol DFD versi Yourdan, De Marco, dan lainnya Simbol DFD veri Gane dan Sarson Arus Data Proses Deskripsi Proses Identifikasi Deskripsi Proses Lokasi fisik opsional Penyimpanan Data Identifikasi Entitas Luar Arus Material Penyimpanan Data yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram Identifikasi N baris untuk N pengulangan tidak termasuk yang pertama Simpanan luar yang ditunjukkan berulang kali pada satu diagram Sumber: Ladjamudin, 2005

2.8.4 State Transition Diagram

Interaction diagram dan state chart menampilkan dua pandangan yang saling melengkapi, tentang perilaku dinamis sebuah sistem. Interaction diagram menunjukkan pesan-pesan yang dilewatkan diantara obyek-obyek di dalam sistem, selama periode waktu yang pendek. Sedangkan state chart diagram, menelusuri individu-individu obyek melalui keseluruhan daur hidupnya, menspesifikasikan semua urutan yang mungkin dari pesan-pesan yang akan diterima obyek tersebut, bersama-sama dengan tanggapan atas pesan-pesan tersebut. State diagram menyediakan variasi simbol dan sejumlah ide untuk pemodelan. Tipe diagram ini, mempunyai potensi untuk menjadi sangat kompleks dalam waktu yang singkat. State chart diagram menampilkan state-state yang mungkin dari sebuah obyek, event yang dapat dideteksi dan respon atas event- event tersebut. Secara umum, pendeteksian sebuah event dapat menyebabkan sebuah obyek bergerak dari satu state ke state yang lain, hal ini disebut dengan transition Munawar, 2005. Para pengembang, tentunya harus mengetahui bagaimana obyek-obyek ini bertindak, karena harus dilakukan implementasi perilaku tersebut ke dalam perangkat lunak software. Tidak cukup hanya mengimplementasikan sebuah obyek, pengembang juga harus membuat obyek tersebut melakukan sesuatu. State diagram memastikan bahwa obyek-obyek tersebut akan menebak apa yang seharusnya dilakukan. Dengan gambaran yang jelas tentang perilaku obyek, kemungkinan tim pengembang akan memproduksi sebuah sistem yang sesuai dengan peningkatan kebutuhan Munawar, 2005.

2.8.5 Entity Relationship Diagram ERD

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak Ladjamudin, 2005. ERD digunakan oleh professional sistem untuk berkomunikasi dengan pemakai eksekutif tingkat tinggi dalam suatu organisasi, selain itu ERD memperlihatkan hubungan antar data store pada DFD.

2.8.5.1 Elemen Dasar ERD

Elemen dasar ERD menurut Ladjamudin 2005 antara lain: 1 Entity adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis nama, yaitu orang, benda, lokasi, kejadian terdapat unsur waktu di dalamnya. 2. Relationship Pada ERD, Relationship digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat. Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi di antara entitas. Relationship diberi nama dengan kata kerja dasar sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya bisa dengan kalimat aktif atau kalimat pasif. 3. Relationship Degree Relationship Degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. 4. Atribut Atribut adalah sifat atau karakteristik dari tiap entitas maupun tiap relationship. 5. Cardinality Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.

2.8.5.2 Simbol ERD

Berikut ini simbol-simbol yang digunakan pada ERD Ladjamudin, 2005 terdapat pada tabel 2.18 berikut ini: Tabel 2.18 Simbol ERD Sumber: Ladjamudin, 2005

2.8.6 Kamus Data

Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi Jogiyanto, 2005. Kamus data ini sangat membantu analis sistem dalam mendefinisikan data yang mengalir di dalam sistem, sehingga pendefinisian data itu dapat dilakukan dengan lengkap dan Gambar Keterangan Himpunan Entitas Entity Himpunan Relasi Relationship Atribut Garis penghubung Link terstruktur. Pembentukan kamus data dilaksanakan dalam tahap analisis dan perancangan suatu sistem. Pada tahap analisis, kamus data merupakan alat komunikasi antara user dan analis sistem tentang data yang mengalir di dalam sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh user. Sementara itu, pada tahap perancangan sistem kamus data digunakan untuk merancang input, laporan dan database. Kamus data harus berisi hal-hal berikut ini Jogiyanto, 2005: 1. Nama arus data Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DFD, maka nama dari arus data juga harus dicatat di kamus data, sehingga mereka yang membaca DFD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu di DFD dapat langsung mencarinya dengan mudah di DFD. 2. Alias Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lain ini tidak ada. Alias perlu ditulis karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen satu dengan yang lainnya. 3. Bentuk data Bentuk data ini perlu di catat di kamus data, karena dapat digunakan untuk mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem. 4. Arus data Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya memudahkan arus data ini di DFD. 5. Penjelasan Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan- keterangan tentang arus data tersebut. 6. Periode Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. 7. Volume Volume yang perlu dicatat di kamus data adalah tentang volume rata-rata dan volume puncak dari arus data. 8. Struktur data Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item-item data apa saja.

2.9 Konsep Basis Data

2.9.1 Basis Data

Basis data merupakan kumpulan field, tabel dan arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis Fathansyah, 2002. Dalam sebuah basis data di sistem merupakan kumpulan dari field yang saling berhubungan, basis data juga yang memberikan visual dari database yang akan dibangun oleh seorang programer brainware dalam membangun sebuah sistem yang edukatif, informatif dan validitas dalam sebuah data yang akurat. Pemanfaatan basis data dilakukan untuk tujuan seperti berikut ini Fathansyah, 2002: 1. Kecepatan dan Kemudahan Pemanfaatan basis data memungkinkan untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah. 2. Efisiensi ruang penyimpanan Dengan basis data efisiensi dan optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan, karena dapat melakukan penekanan jumlah redudansi data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan. 3. Keakuratan Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama dengan penerapan aturan atau batasan tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan atau penyimpanan data. 4. Ketersediaan Sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank misalnya, dipisah-pisah dan disimpan di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer, data yang berada disuatu lokasi dapat juga diakses di lokasi lain. 5. Kelengkapan Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data. 6. Keamanan Untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, dapat ditentukan siapa yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya. 7. Kebersamaan pemakai Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, basis data yang dikelola oleh sistem yang mendukung lingkungan multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini tetapi tetap dengan menjaga terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data atau kondisi deadlock.

2.9.2 DBMS

Database Management System DBMS merupakan software yang digunakan untuk mengelola database, dari pendefinisian database, pengelolaan data, maintenance data, sampai dengan pengaturan siapa saja yang dapat mengakses dan menggunakan database tersebut Sidik, 2005.

2.9.3 Basis Data

Relational Pada model relational, basis data akan disebar ke dalam berbagai tabel dua dimensi. Setiap tabel selalu terdiri atas lajur mendatar yang disebut dengan baris data dan lajur vertikal yang disebut dengan kolom. Disetiap pertemuan baris data itulah, item-item data ditempatkan Fathansyah, 2002.

2.9.4 Normalisasi

Normalisasi akan membantu perancang basis data dengan menyediakan suatu ujicoba yang berurut yang dapat diimplementasikan pada hubungan individual, sehingga skema relasi dapat dinormalisasi ke dalam bentuk yang lebih spesifik untuk menghindari terjadinya error atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi tersebut dengan anomaly Ladjamuddin, 2005. Tahapan Normalisasi Ladjamuddin, 2005: 1. Bentuk Normal Pertama 1NF Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kesatu bila: a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”. b. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda. c. Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi tersebut. d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian. 2. Bentuk Normal Kedua 2NF Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal kedua bila: a. Bentuk data telah memenuhi bentuk normal kesatu. b. Atribut bukan kunci harus memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada primary key. 3. Bentuk Normal Ketiga 3NF Suatu relasi dikatakan sudah memenuhi bentuk normal ketiga bila: a. Bentuk telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua. b. Atribut bukan kunci haruslah tidak memiliki ketergantungan transitif, dengan kata lain satu atribut bukan kunci tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

2.10 Pengujian

Black-Box Pengujian black-box merupakan pengujian yang memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program Pressman, 2002. Pengujian black-box juga merupakan pendekatan komplementer yang memungkinkan besar mampu mengungkap kelas kesalahan daripada metode white-box. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut: 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan kinerja. 5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi.

2.11 PHP

2.11.1 Definisi PHP

PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain agar dapat disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. PHP memberikan solusi sangat murah karena gratis digunakan dan dapat berjalan di berbagai jenis platform. Pada awalnya memang PHP berjalan di sistem UNIX dan variannya, namun kini dapat berjalan dengan lancar di lingkungan sistem operasi Windows. Suatu nilai tambah yang luar biasa karena proses pengembangan program berbasis web dapat dilakukan lintas sistem operasi. Dengan luasnya cakupan sistem operasi yang mampu menjalankan PHP dan ditambah begitu lengkapnya function yang dimilikinya tersedia lebih dari 400 function di PHP yang sangat berguna tidak heran jika PHP semakin menjadi tren di kalangan programmer web. Penemu bahasa pemrograman ini adalah Rasmus Lerdorf, yang bermula dari keinginan sederhana Lerdorf untuk mempunyai alat bantu dalam memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Inilah sebabnya pada awal pengembangannya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page tools, sebelum akhirnya menjadi Hypertext Preprocessor Agus, 2008.

2.11.2 Kelebihan PHP

Di antara maraknya pemrograman server web saat ini, adalah ASP yang berkembang menjadi ASP .NET, JSP, CFML, dan PHP. Jika dibandingkan di antara 3 terbesar pemrograman server web di atas. Terdapat kelebihan dari PHP itu sendiri, yaitu Mohamad, 2006: 1. PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya. Tidak seperti halnya bahasa pemrograman aplikasi seperti Visual Basic dan sebagainya. 2. PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh Microsoft, seperti IIS atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source. 3. Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan perkembangan interpreter pada PHP lebih cepat dan mudah, karena banyak milis-milis dan developer yang siap membantu pengembangannya. 4. Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami. 5. PHP dapat berjalan pada 3 operating system, yaitu: Linux, Unux, dan Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada saat consule.

2.12 MySQL

MySQL adalah sistem manajemen database yang bersifat open source. MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia. MySQL merupakan sistem manajemen database yang bersifat relasional. Artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa table yang terpisah sehingga manipulasi data akan menjadi lebih cepat. MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintah- perintah Structured Query Language SQL untuk mengelola database-database relasional yang ada di dalamnya Arief, 2006.

2.13 Literatur Sejenis SPK