3. Jenis-jenis Pesantren
Sebenarnya amat sulit untuk menentukan dan menggolongkan lembaga- lembaga pesantren di dalam tipologi tertentu. Tidak ada dasar bagi penggolongan
tersebut, baik dari segi sistem yang digunakan atau dari model kelembngaannya. Terlepas dari kesulitan tersebut, untuk lebih mudahnya penulis
mengikuti klasifikasi yang diberikan Zamakhsyari Dhofier.
a. Pesantren Salaf
Menurut Zamakhsyari Dhofier, pesantren salaf adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti pendidikan.
Sistem pengajaran pesantren salaf lebih sering menerapkan model Sorogan dan weton
. Istilah weton berasal dari bahasa Jawa yang berarti waktu. Disebut demikian karena pengajian model ini dilakukan pada waktu-wakiu tertentu,
biasanya sesudah mengerjakan shalat fardhu. Sistem weton adalah model pengajian yang dilakukan seperti kuliah terbuka
yang diikuti oleh sekelompok santri sejumlah 100-500 orang atau lebih. Sang kyai membaca, menerjemahkan, menerangkan sekaligus mengulas kitab-kitab Salaf
berbahasa Arab yang menjadi acuannya. Sedangkan para santri mendengarkan dan memperhatikan kitabnya sambil menulis arti dan keterangan tentang kitabnya
sambil menulis arti dan keterangan tentang kata-kata pemikiran yang sukar. Sedangkan pada sisteri Sorogan, para santri maju satu persatu untuk membaca dan
menguraikan isi kitab dihadapan seorang guru atau kyai. Model ini biasanya hanya dibcrikan kepada santri pemula yang memang masih membutuhkan
bimbingan khusus secara intensif. Selain dua sistem tersebut, pesantren salaf juga kerap menggunakan model
musyawarah. Biasanya materi sudah ditentukan lebih dulu dan para santri dituntut menguasai kitab-kitab rujukan. Kyai memimpin kelas musyawarah sebagaimana
moderator memadukan seminar. Model ini lebih bersifat dialogis, sehingga umumnya hanya diikuti oleh para santri senior. Tujuannya untuk melatih dan
menguji kemampuan, dan keterampilan para santri dalam menangkap dan
memahami sumber-sumber argumentasi arti kitab-kitab Islam klasik kitab kuning.
b. Pesantren Khalaf pesantren modern
Pesantren khalaf adalah lembaga pesantren yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang
menyelenggarkan tipe sekolah-sekolah umum seperti SD, SLTP, SMU, dan bahkan perguruan tinggi dalam lingkungannya. Akan tetapi, tidak berarti
pesantren khalaf meninggalkan sistem salaf. Ternyata hampir semua pesantren modern, meskipun telah menyelenggarkan
sekolah-sekolah umum akan tetapi menggunakan sistem salaf di pondoknya.23 Misalnya, pondok pesantren yang sedang penulis teliti Pondok Pesantren Al-
Matiin, Ciputat. Pesantren ini menyelenggarkan pendidikan formal yakni TK-IT, dan SLTP-IT, sedangkan untuk jenjang SD, SMU dan perguruan tinggi PT
santriawan dan santriawati pondok pesantren Al-Matiin, melaksanakan pendidikannya di lingkungan yayasan al-Matiin.
Akan tetapi, di lingkungan pondoknya masih menerapkan sistem salaf. Dibandingkan dengan pesantren salaf, pesantren khalaf mengantongi satu nilai
plus karena lebih lengkap materi pendidikannya yang meliputi pendidikan agama dan umum.
23
Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren…, h. 84
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian lapangan field reseach ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk membuat percandraan
secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti luas, biasanya digunakan istilah penelitian survei.
Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian survey, yaitu dengan tidak melakukan perubahan terhadap variable-variabel yang diteliti.
Adapun tujuan penelitian-penelitian survei adalah sebagai berikut: 1. Untuk mencari informasi faktual dan mendetail dengan mencandra gejala
yang ada. 2. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan
justifikasi keadaan dan praktek yang sedarig berlangsung. 3. Untuk membuat komparasi dan evaluasi.
4. Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk
kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa depan.
1
Dengan demikian, metode yang dipakai dalam penelitian diharapkan tidak hanya sekedar mengumpulkan data melainkan sampai pada analisis dan membuat
kesimpulan. sampel bukan murid secara individual, melainkan para santri murid secara kelompok. Selanjutnya yang dimaksud dongan rumpun atau kelompok di
dalam penelitian ini adalah kelompok santri Pondok Pesantren aI-Matiin.
1
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Cet. 12, Jakarta:
200, h. 18-19