Profil dan Letak Geografis Sejarah Perkembangan Pesantren Al-Matiin

BAB IV HAS1L PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pesantren Al-Matiin

1. Profil dan Letak Geografis

a. Profil Pesantren al-Matiin Nama Pesantren : Pesantren Al-Matiin Nomor Statistik Pesantren: 512280406540 Nomor Telepon : 021 74705529 Alamat : Jl. Musyawarah, Rt. 00504, Kelurahan Sawah Lama, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Nama Pimpinan : KH. Ucup Ridwan Saputra Nomor Telepon : 021 7440716 08128296187 Kepemilikan Tanah : Yayasan b. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Matiin terletak di Kampung Sawah Lama Ciputat, tepatnya di Jl. Musyawarah, Gang H. Karim, Desa Sawah lama, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Lokasi pesantren Al-Matiin berjarak kurang lebih 35 kilometer dari Kota Jakarta. Jarak tersebut dapat dicapai dengan kendaraan umum. Perjalanan dari Jakarta dapat dilakukan dengan menumpang bus umum jurusan Jakarta-Rambutan, lalu dilanjutkan dengan jurusan Rambutan-Ciputat. Pesantren Al-Matiin terletak dilokasi yang cukup strategis, kondisinya walaupun sudah dapat dikatakan ditengah kota, namun jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota, menjadikan pesantren ini sangat kondusif bagi terlaksananya pendidikan. Bangunannya pun ditata dengan baik dan cukup modern, membuat santri merasa nyaman untuk tinggal di pesantren al-Matiin ini.

2. Sejarah Perkembangan Pesantren Al-Matiin

Ponpes Al-Matiin adalah yayasan nirlaba, pada awalnya program utamanya adalah menyantuni, mendidik dan membina santri yatim dan fakir miskin. Dimulai pada tahun 1995, Al-Matiin merupakan sebuah pengajian santri-santri kecil yang dirintis oleh Ustadz Ucup Ridwan Saputra beserta Umi Sopiah istri beliau. Tempat yang digunakan adalah serambi rumah yang berukuran 3 x 2 m 2 . Setahun kemudian, santri-santri yang mengikuti pengajian bertambah banyak. Untuk menampung mereka bangunan tempat mengaji dikembangkan menjadi sedikit lebih besar, menggunakan potongan kayu berasal dari sisa-sisa bangunan yang tidak terpakai dari rumah-rumah masyarakat. Dinding bangunan tersebut terbuat dari triplek bekas yang diperoleh dari pemberian masyarakat sekitar. Pada saat pemasangan kuda-kuda yang berasal dari kayu bekas yang sudah lapuk ustadz Ucup berdoa, Ya Allah, aku membangun pesantren ini dengan memohon ridho-Mu, kayu bekas ini akan dipasang untuk menaungi para santri, jika engkau tidak meridhoi maka biar akulah orang pertama yang tertimpa kayu tapi jika Engkau meridhoi maka jadikan kayu ini menjadi kayu yang kokoh. Berkat anugrah Allah kayu yang rapuh itu pun bisa menjadi kuat dan bertahan lama. 24 Bangunan tersebut sedikit demi sedikit berkembang menjadi lebih besar, yaitu sampai berdiri beberapa kamar, satu kamar majlis Talim, satu kamar tempat masak dan satu kamar tidur santri. Setelah bangunan selesai dengan sedikit memadai, kemudian santri pun berdatangan dengan sendirinya. Awalnya jumlah santri yang ada hanya terdiri dari orang-orang sekitar pondok dan beberapa saudara Ustadz Ucup dari Bogor. Seiring berjalannya waktu, santri yang menetap bertambah. Sejumlah 20 orang yang berasal dari luar Jakarta, para santri tersebut berasal dari keluarga tidak mampu yatim dan yatim-piatu dan 50 orang santri yang tidak mukim. Jadi jumlah santri seluruhnya ada 70 orang, sedangkan pada waktu itu tempat masih belum memadai untuk jumlah santri sebanyak itu. Hal ini mendorong Ust. Ucup selaku pimpinan pesantren untuk terus berusaha dan meminta bantuan kepada para dermawan agar dapat menampung mereka. Donatur pertama di Pesantren Al-Matiin adalah H. Djatmiko dari komplek pertamina yaitu dengan memberikan sumbangan sebesar Rp. 100.000,- dan beras 2 karung satu kwintal yang harus dibawa oleh Ust. Ucup dengan pikulan. Pekerjaan rangkap untuk menghidupi keluarga dan pesantren, dilakukan Ustad 24 Yuliyanto WH., SHI, Sejarah Yayasan Pondok Pesantren al-Matiin, Arsip Kantor, Revisi 2, Ciputat: 2005, h. 1 Ucup pada waktu itu, menjadi kuli beras, kuli bangunan, pasang listrik, memijat, jualan, dan memberikan les privat al-Quran di perumahan. Pada akhir tahun 1998 datang donatur kedua yang dikenalkan ibu Rw Bambang dari komplek pertamina yaitu; dari RS. Pertamina yang bernama Dr. Suprapto, beliau memberikan sumbangan uang sebesar Rp. 1.000.000,- untuk biaya pembangunan. Pada akhir tahun 1999 mulai dibangun aula baru, yang biayanya berasal dari masyarakat sekitar, ditambah dari pengajian al-Taaruf kampung Sawah sebesar Rp. 150.000,- yang tanahnya pun masih meminjam dari almarhum Ibu Awi Binti Ledud Mertua KH. Ucup Ridwan S. dengan anggaran biaya pembangunan seluruhnya Rp. 2.000.000,-. Bangunan tersebut masih menggunakan asbes bekas Mushalla al-Amin, yaitu mushola yang ada di Rt. tetangga. Pada tahun 1999 pembangunan Musholla dimulai dengan dana yang diperoleh dari para donatur melalui Ibu Hj. Mely Bintaro. Pada tahun itu pula dimulai pembangunan asrama putri yang berdiri dengan bangunan 2 lantai dengan 5 ruangan. Adapun asrama putra baru mulai dibangun pada tahun 2000 dengan dana dari Bapak DR. Ir. H. Anwar Karim Joesoef dan dibantu masyarakat. Pondok pesantren Al-Matiin selalu mengadakan Haul pada setiap tahun, sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya yang telah diberikan, sekaligus sebagai ajang evaluasi santri dalam menuntut ilmu di Pesantren Al-Matiin. Haul pertama 1996 sampai Haul ke-8 2003 dihadiri oleh Habib Makhdor al- Mukhdor beserta para habib, kyai, ustad, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah setempat. Haul ke-7 dihadiri oleh DR. KH. Hasyim Muzadi ketua PBNU dan Haul ke-8 dihadiri mantan Presiden Indonesia KH. Abdurrahman Wahid. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembinaan, diawal tahun 2003 Yayasan Al-Matiin merintis pendirian sekolah formal SMP Islam Terpadu Al- Matiin. Sampai saat ini sekolah tersebut terus berusaha meningkatkan profesionalitas pendidikan, hal yang menggembirakan adalah apresiasi masyarakat yang mendukung berdirinya SMP al-Matiin yang di tahun ajaran ketiga suduh memiliki hampir 100 santri. Berhasil dengan pendirian SMP, pada tahun 2006 mulai dibuka program belajar Taman Ksantri-Ksantri TK Islam al-Matiin, karena ruang kelas yang dipakai hanya tiga lokal maka jumlah murid yang diterima pun dibatasi hanya 30 santri. Saat ini Pon-pes Al-Matiin mendidik seratus lima puluh orang lebih santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan reformasi sistem belajar pesantren yang menawarkan tiga program unggulan yaitu: Metode Amtsilati yang menawarkan cara cepat membaca kitab kuning dalam 3-6 bulan, kemudian bahasa arab harian yang dibina oleh para ustadz alumni Gontor dan terakhir seni baca al-Quran yang dilaksanakan secara intensif, maka jumlah peminat santripun bertambah pesat. Pada saatnya nanti Pesantren Al-Matiin berharap akan menjadi salah satu pusat pengkaderan ulama yang mumpuni dan berwawasan luas serta berakhlaqul karimah. Selain kegiatan pendidikan formal dan pesantren, al-Matiin setiap tanggal 19, bulan Masehi selalu mengadakan Dzikir Akbar Asmaul Khusna yang dipimpin langsung oleh Habib Umar Al-Athos. Dzikir bersama para santri dan warga ini selalu dinanti oleh para jamaahnya yang datang dari berbagai kalangan, karena selain memberikan ketentraman batin, para jamaah juga selalu membawa air untuk didoakan bersama dan diyakini sangat mujarab sebagai obat berbagai macam penyakit. Wallahu alam. Dengan beriringan waktu akhirnya pondok pesantren ini mampu menjadi pesaing pondok pesantren yang modern dan berkualitas, yang dapat mencetak generasi muslim yang handal dalam ilmu pengetahuan agama dan umum. 1

3. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan di Pesantren Al-Matiin