Gaya Hidup Pada Masyarakat Kawasan Kumuh Slum Area

27 bangsa ini menjadi bangsa yang kalah dalam bersaing dengan bangsa lain, serta berpotensi kehilangan sumber daya ekonomi yang dibutuhkan untuk kehidupan generasi mendatang “, di da lam web Riski http:riskiariyani.com20111201contoh-prilaku-konsumtif-masyarakat . Dalam penelitian ini, menyebutkan bahwa perilaku konsumtif ini tidak hanya melanda masyarakat kalangan atas, namun ditiru diimitasi juga oleh masyarakat kalangan bawah.

2.3. Gaya Hidup Pada Masyarakat Kawasan Kumuh Slum Area

Gaya hidup dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang – lambang sosial. Menurut Piliang dalam Agus Sachari , 2007 : 73 , gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasatmata, yang menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan serta objek – objek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu. Oleh karena itu, menurut Koentjaraningrat 1974 : 8 bahwa suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Gaya hidup adalah pandangan yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana ia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain berkaitan dengan status sosial yang diproyeksikannya. Untuk merefleksikan gambaran inilah dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat Universitas Sumatera Utara 28 berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Perilaku konsumsi yang didorong oleh orientasi diri memiliki tiga kategori yaitu prinsip, status, dan tindakan. Bagi orang yang orientasi dirinya bertumpu pada prinsip, dalam mengambil keputusan pembelian berdasarkan keyakinannya, sehingga keputusannya untuk membeli bukan hanya karena ikut-ikutan atau sekedar untuk mengejar gengsi. Bisa dikatakan tipe ini lebih rasional. Sedangkan yang bertumpu pada status, keputusannya dalam mengkonsumsi didominasi oleh apa kata orang. Produk-produk branded menjadi pilihannya. Bagi yang gaya hidupnya bertumpu kepada aksi, keputusan dalam berkonsumsi didasari oleh keinginannya untuk beraktivitas sosial maupun fisik, mendapatkan selingan atau menghadapi resiko. Sehingga demikian dapatlah dikatakan bahwa gaya hidup berkaitan dengan bagaimana seseorang memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk merefleksikan dirinya berdasarkan nilai, orientasi, minat, pendapat yang berkaitan dengan status sosialnya. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu aktivitas , apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya ketertarikan , dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya pendapat , dalam web Frommarketing http:frommarketing.com200908definisigayahidup.html . Gaya hidup pada masyarakat Slum Area memperlihatkan budaya bermalas – malasan, berleha – leha, dan ngerumpi. Bekerja hanya untuk sejengkal perut. Jam kerja tidak menentu. Tidak ada cita – cita dan harapan yang jelas. Orientasi diri berprinsip bahwa memiliki suatu barang hanya ikut – ikutan saja dan sekedar untuk mengejar gengsi. Kontras sekali gaya hidup yang terkait dengan barang yang mereka miliki. Universitas Sumatera Utara 29

2.4. Sektor Informal Pada Masyarakat Kumuh Slum Area