6.4 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian pada studi ini meliputi pengumpulan data yang terdiri dari studi literatur dan studi lapangan data pengamatan sendiri dan data
laporan, pengolahan data data literatur, data curah hujan, data sampel tanah dan data lokasi penelitian, penyajian data hasil analisis data dan pembahasan dan
kesimpulan.
3.4.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: 1.
Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mendukung jalannya penelitian mulai dari
awal hingga penyusunan laporan. Selain itu studi literatur dilaksanakan guna mendapatkan dasar teori yang kuat berkaitan dengan penelitian ini sehingga dapat
menjadi acuan dalam melaksanakan analisis dan pembahasan. Studi literatur meliputi pengumpulan data dan informasi dari buku dan jurnal-jurnal yang mempunyai
relevan dengan bahasan dalam tugas akhir ini, serta masukan dari dosen pembimbing.
2. Studi Lapangan
a. Data Pengamatan Sendiri
Data pengamatan sendiri adalah data yang diperoleh dengan pengamatan dan pengukuran oleh penulis di lokasi penelitian guna mengetahui kondisi lapangan. Di
Universitas Sumatera Utara
sini penelitian dilaksanakan di laboratorium dan di lapangan guna mendapatkan nilai koefisien permeabilitas tanah, laju infiltrasi dan data lokasi perumahan.
Disini penelitian koefisien permeabilitas dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil USU dan pengukuran laju infiltrasi
dilaksanakan langsung di lapangan guna mendapatkan nilai laju infiltrasi tanah. Pada penelitian ini, dalam mengukur laju infiltrasi pada suatu lahan
perumahan dengan menggunakan alat single ring infiltrometer. Single ring infiltrometer adalah suatu pipa besi yang bergaris tengah 25-30 cm dengan tinggi 60
cm. pada bagian atas pipa terdapat pelat yang berfungsi memudahkan dan melindungi ring pada saat ditekan.
Pengukuran dengan single ring infiltrometer dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut Harto, 1981:
a Terlebih dahulu lokasi yang akan diukur dibersihkan. Sebaiknya tanah yang
terkelupas dapat dibuang. b
Silinder ditempatkan tegak lurus dan diletakkan tegak lurus ke dalam tanah, sehingga bersisa kurang lebih 10 cm diatas permukaan tanah. Apabila tanah yang
akan diukur merupakan tanah lunak, hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi apabila tanahnya merupakan tanah keras, maka untuk dapat
memasukkan silinder tersebut memerlukan pemukulan dengan pukulan besi yang cukup berat. Dalam pemukulan tersebut hendaknya bagian atas pipa dilindungi
terlebih dahulu dengan balok kayu yang cukup tebal, dan pemukulan harus dilakukan sedemikian sehingga silinder dapat masuk ke dalam tanah dengan
tegak lurus. Pemukulan tidak dilakukan pada satu sisi karena silinder akan miring. Apabila pemukulan dilakukan pada sisi lain, maka silinder akan menjadi
Universitas Sumatera Utara
tegak, tetapi antara tanah dan silinder akan terbentuk rongga. Rongga demikian ini tidak boleh terjadi.
c Air secukupnya disiapkan demikian pula stopwatch dan alat tulis.
d Tabel disiapkan dan telah disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan
hitungan. e
Apabila tidak tersedia tangki air dengan pengukur volume yang baik, maka pengukuran infiltrasi dapat dilakukan sebagai berikut:
Pada skala yang terdapat pada dinding silinder, ditarik dua garis dengan jarak
misalnya 5 cm tergantung dari jenis tanah yang diukur. Bila laju infiltrasi relative sangat kecil, untuk menghemat waktu pengamatan jarak 2 garis
tersebut dapat diperkecil.
Air dituangkan sampai silinder penuh dan tunggu sampai air tersebut seluruhnya terinfiltrasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan retak-
retak tanah yang merugikan pengukuran.
Air dituangkan kedalam silinder, sampai mencapai batas garis atas.
Waktu yang diperlukan oleh muka air untuk turun sampai garis batas bawah dicatat dengan stopwatch dan dicatat pada tabel yang telah disiapkan.
Air dituangkan kembali secepatnya kedalam silinder sampai garis batas atas,
waktu penurunan muka air sampai garis batas bawah diukur lagi.
Hal tersebut dilakukan terus menerus, sampai waktu yang diperlukan oleh muka air turun sampai garis batas bawah selalu tetap. Dalam hal demikian
berarti laju infiltrasi telah tetap, atau nilai fc telah tercapai.
Universitas Sumatera Utara
Dari data yang terkumpul dalam tabel dapat dihitung laju infiltrasi tiap waktu
tertentu. Dan apabila hasilnya digambarkan maka akan terlihat liku infiltrasi eksponensial.
Apabila dikehendaki hitungan yang lebih teliti, waktu yang diperlukan untuk
mengisi kembali silinder mencapai garis batas atas perlu dicatat, karena kenyataannya pada saat tersebut infiltrasi tidak berhenti, sehingga jumlah
infiltrasi dapat ditambahkan dengan mengambil anggapan laju infiltrasinya sama dengan laju infiltrasi yang baru saja diukur.
Catatan :
untuk menghemat waktu, apabila diperhatikan waktu penurunan relatif lama, maka garis batas bawah dapat diubah, sehingga jaraknya menjadi lebih pendek.
Sedangkan untuk mengetahui jenis tanah dan harga koefisien permeabilitas di lakukan uji falling head permeability di laboratorium. Untuk percobaan ini, tegangan
yang diberikan terhadap contoh tanah tidak tetap. Sampel yang dipakai adalah tanah yang daya rembesnya kecil, misalnya lempung. Pada cara ini, air yang masuk ke
sampel tanah melalui pipa berdiameter kecil. Untuk menentukan nilai permeabilitas dilakukan dengan mengukur penurunan ketinggian air pada pipa tersebut sehingga
tegangan air tidak tetap. Adapun prosedur pada pengujian ini adalah sebagai berikut: 1.
Sampel tanah yang akan diuji, diambil langsung dari lapangan dengan menekan langsung tabung silinder sampai penuh kedalam tanah dan di keluarkan dengan
mengorek tanah disekeliling tabung tersebut. 2.
Tabung dan tanah dimasukkan kedalam kotak dan direndam selama 24 jam. 3.
Setelah contoh tanah menjadi jenuh, kotak tabung dihubungkan dengan alat pengukur Head. Setelah itu air di alirkan jatuh bebas dari ketinggian tertentu
yang akan merembes kedalam tanah.
Universitas Sumatera Utara
4. Ketinggian air mula-mula dicatat h
o
sampai ketinggian dimana air akan turun h
1
juga dicatat interval waktunya.
Gambar 3.4 Proses Uji Falling Head Permeability
b. Data Laporan
Data laporan adalah data yang mendukung penelitian dan memberikan gambaran umum tentang hal-hal yang mencakup penelitian yang dilaporkan oleh
pihak lain. Pengumpulan data laporan didapatkan melalui instansi-instansi yang terkait dalam permasalahan seperti Balai I Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika BMKG, Medan. Pengumpulan data laporan antara lain:
Data curah hujan
Data yang digunakan adalah data curah hujan 10 tahun terakhir mulai tahun 2003 s.d 2012 pada Kecamatan Medan Selayang dan sekitarnya. Pengumpulan data
curah hujan yang didapatkan melalui instansi terkait melalui Stasiun Klimatologi Sampali Kelas I Medan Tabel 3. 1.
Tabel 3.1 Data Curah Hujan Maximum Harian mm
Lokasi PengamatanStasiun : Kec. Medan Selayang dan Sekitarnya
Tahun Jan Feb
Mar Apr
Mei Jun
Jul Agt
Sep Okt
Nov Des
2003 58
118 46
65 49
91 47
87 52
98 66
61 2004
24 21
57 59
48 46
68 236
76 49
30 66
Universitas Sumatera Utara
2005 190 30
60 50
75 54
42 41
36 59
20 54
2006 57
36 52
44 40
32 43
62 43
49 50
49 2007
63 40
57 48
44 35
59 47
70 72
101 112
2008 65
39 42
66 51
46 33
69 47
53 55
54 2009
85 81
61 63
79 18
67 62
79 39
61 39
2010 38
28 85
28 52
35 52
57 71
40 78
40 2011
62 19
97 56
43 49
49 28
89 55
77 2012
53 29
70 54
56 27
56 46
71 100
92 40
Sumber:
Stasiun Klimatologi Sampali Medan
3.4.2 Pengolahan Data