Koefisien Permeabilitas TINJAUAN PUSTAKA

di mana I = Intensitas curah hujan mmjam, t = Lamanya curah hujan menit, a,b= Konstanta yang tergantung pada lama curah hujan yang terjadi di daerah aliran, dan n = Banyaknya pasangan data i dan t. a = �.� � �=1 � 2 − � �=1 � 2 . � � �=1 � � �=1 � � 2 − � � �=1 2 � �=1 b = � � �=1 �.� − � �=1 � 2 . � � �=1 � � 2 − � � �=1 2 � �=1 Untuk pemilihan rumus intensitas hujan dari ketiga rumus diatas, maka harus dicari selisih terkecil antara I asal dan I teoritis bedasarkan rumus di atas. Persamaan intensitas dengan selisih terkecil itulah yang dipakai untuk perhitungan debit. Kemudian dilakukan penggambaran kurva IDF yang dimaksud untuk menggambarkan persamaan-persamaan intensitas hujan yang dapat digunakan untuk perhitungan limpasan run off dengan rumus rasional dan besarnya kemungkinan terjadinya intensitas hujan yang berlaku untuk lamanya curah hujan sembarang.

2.2 Koefisien Permeabilitas

Permeabilitas tanah merupakan sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan dari cairan yang berupa air mengalir melewati rongga yang menyebabbkan tanah bersifat permeable. Permeabilitas menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju air larian. Menurut Braja M. Das, 1988 koefisien permeabilitas tanah tergantung pada beberapa faktor, yaitu: 1. distribusi ukuran pori-pori tanah. 2. gradasi tanah distribusi ukuran butir-butir tanah dan kepadatannya, Universitas Sumatera Utara 3. kekentalan cairan, 4. angka pori, 5. kekasaran permukaan butiran tanah, 6. dan derajat kejenuhan tanah. Tanah permeable disebut tanah yang mudah dilalui oleh air, sedangkan tanah impermeable adalah tanah yang sulit dilalui oleh air. Contoh tanah yang permeable adalah tanah pasir dan kerikil, oleh karena itu jenis tanah ini sangat cocok sekali untuk sistem drainase pipa dibawah muka tanah. Contoh tanah impermeable adalah tanah lempung murni. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi sifat rembesan tanah lempung adalah konsentrasi ion dan ketebalan lapisan air yang menempel pada butiran lempung. Proses pengisian air pada sumur resapan untuk mengalami peresapan merupakan imbuhan buatan artificial recharge. Oleh karena dalam proses itu semata-mata karena pengaruh gravitasi bumi, maka sifat tanah sebagai media peresap akan memiliki arti yang sangat penting. Dalam kaitannya dengan masalah ini, maka sifat fisik tanah akan menjadi parameter utama. Sifat fisik tanah untuk mengalirkan air dalam bentuk rembesan itu ditunjukan dengan koefisien permeabilitas. Koefesien permeabilitas coefficient of permeability mempunyai satuan yang sama seperti kecepatan. Isilah koefesien permebilitas sebagian besar digunakan oleh para ahli teknik tanah geoteknik. Para ahli geologi menyebutnya sebagai konduktivitas hidrolik. Bilamana satuan inggris digunakan, koefesien permeabilitas dinyatakan dalam ftmenit atau fthari, dan total volume dalam ft 3 . Dalam satuan SI, koefisien permeabilitas dinyatakan dalam cmdetik, dan total volume dalam cm 3 . Universitas Sumatera Utara Harga koefisien permeabilitas K untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda. Beberapa koefisien permeablitas diberikan dalam Tabel 2. 2. Tabel 2.10 Harga Koefisien Permeabilitas pada Umumnya Jenis tanah K cmdetik ftmenit Kerikil bersih 1.00 - 100 2.00 - 200 Pasir kasar 1.00 – 0.01 2.00 - 0.02 Pasir halus 0.01 – 0.001 0.02 – 0.002 Lanau 0.001 – 0.00001 0.002 – 0.00002 Lempung Kurang dari 0.000001 Kurang dari 0.000002 Sumber: Buku Mekanika Tanah Jilid I Das, 1985 Penentuan harga koefisien permeabilitas k suatu tanah bisa didapat dari pengujian laboratorium ataupun pengujian di lapangan. Untuk menentukan koefisien permeabilitas di laboratorium dapat dilakukan dengan: a Pengujian tinggi energy tetap constant head permeability test b Pengujian tinggi energy jatuh falling head permeability test c Penelitian secara tidak langsung dari pengujian konsolidasi d Pengujian kapiler horizontal Sedangkan untuk menentukan koefisien permeabilitas di lapangan dapat dilakukan dengan: a Uji pemompaan pumping test b Uji perlokasi auger hoole test Universitas Sumatera Utara Uji koefisien permeabilitas tanah yang dilaksanakan di laboratorium, yaitu: a Constant Head Permeability Test Percobaan ini dilakukan dengan pemberian tegangan tetap. Sampel tanah yang di pakai adalah tanah yang memiliki daya rembes besar, misalnya pasir. Untuk menentukan nilai k, kita langsung mengukur banyaknya air yang masuk dan keluar dari tanah tersebut dalam jangka waktu tertentu. Gambar 2.1 Alat Constant Head Permeability Test http:www.humboldtmfg.com Setelah data-data hasil percobaan dicatat , kemudian koefisien rembesan dihitung dengan turunan rumus: Q masuk = Q keluar Q masuk = A.V.k  Aki.t Q keluar = T L A h k       Maka, K = �.� ��.�.� ………………………………………….2.22 di mana Q = Volume air yang dikumpulkan cm 3 , As = Luas penampang sampel tanah cm 2 , t = waktu detik, dan h = i.L Universitas Sumatera Utara b Falling Head Permeability Test Untuk percobaan ini, tegangan yang diberikan terhadap contoh tanah tidak tetap. Sampel yang dipakai adalah tanah yang daya rembesnya kecil, misalnya lempung. Pada cara ini, air yang masuk ke sampel tanah melalui pipa berdiameter kecil. Untuk menentukan nilai k dilakukan dengan mengukur penurunan ketinggian air pada pipa tersebut sehingga tegangan air tidak tetap. Gambar 2.2 Skema Proses Alat Falling Head Permeability Test http:www.robertsongeoconsultants.com Jumlah air yang mengalir melalui contoh tanah pada waktu t yaitu; Q = . . As Ls h k ……………………………………...2.23 Debit masuk Qi = Debit keluar Qo A L h k . = -a dt dh tinggi air berkurang Universitas Sumatera Utara dt = . . k As Ls a        h dh  t dt = . . k As L a           2 1 1 h h dh h t = . . k A Ls a   2 1 ln h h  t = . . k As Ls a             e h h log log 2 1 t = 2,303 . . K As Ls a log 2 1 h h maka, K = 2,303 . As . t Ls a log 2 1 h h ……………………………2.24 di mana K = Koefisien permeabilitas tanah cmdetik, a = Luas penampang pipa cm 2 , L � = Panjang sampel tanah cm, A � = Luas penampang sampel tanah cm 2 , t = Interval penurunan � 1 ke � 2 detik, � 1 = Ketinggian mula-mula air pada interval waktu tertentu cm, dan � 2 = Ketinggian akhir air pada interval waktu tertentu cm

2.3 Konsep Umum Infiltrasi

Dokumen yang terkait

Tinjauan Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Taman Rekreasi Mora Indah Faria Kota Medan Tahun 2001

0 21 59

Kajian Pembentuk Citra Kawasan Perumahan Studi Kasus: Perumahan Taman Setiabudi Indah, Medan

0 23 8

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 21

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 2

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 8

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 1 17

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 1 2

Tingkat Kunjungan Ruang Terbuka di Kawasan Perumahan, Studi Kasus: Perumnas Simalingkar, Perumahan Debang Flamboyan Asri dan Perumahan Taman Setia Budi Indah di Kota Medan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh Infiltrasi dan Permeabilitas Terhadap Sumur Resapan di Kawasan Perumahan (Studi Kasus: Taman Setia Budi Indah II, Medan)

0 1 58

PENGARUH INFILTRASI DAN PERMEABILITAS TERHADAP SUMUR RESAPAN DI KAWASAN PERUMAHAN (STUDI KASUS: TAMAN SETIA BUDI INDAH II, MEDAN)

2 4 16