Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 Pengertian Pendekatan Saintifik

16

4. Struktur kurikulum 2013 SD

Berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 87 struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi mata pelajaran per semester atau per tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah penerapan konsep pengorganisasian mata pelajaran dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum ini adalah sistem semester. Pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SDMI kelas untuk kelas IV adalah 36 jam setiap minggu. Jam belajar SDMI adalah 35 menit. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013: 87 menjelaskan struktur kurikulum SDMI adalah sebagai berikut. Tabel 1. Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Dasar MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PERMINGGU I II III IV V VI KELOMPOK A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4

4 4 4 4 4 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 6 6 4 4 4 Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7 Matematika 5 6 6 6 6 6 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3 KELOMPOK B Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5 17 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4 Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36 Sumber: Kemendikbud, dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, 2013: 87 Untuk kelas IV Kompetensi Dasar IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV. B. KAJIAN TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK

1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Scientific learning atau pembelajaran berbasis sains adalah pemebelajaran yang sedang diprogramkan dalam kurikulum 2013. Tujuan dari pembelajaran berbasis sains ini salah satunya memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dalam pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013. Proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu selanjutnya Patta Bundu, 2006:12. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006:138 pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial , dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Menurut Syaiful Sagala 2010:74 mengemukakan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberi 18 kesempatan siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan ini cenderung membuat siswa aktif dalam pembelajaran karena siswa diberi kesempatan dalam proses penemuan suatu konsep pengetahuan. Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,2013:208 . Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan pengajaran dengan memberi kesempatan pengalaman langsung siswa aktif menemukan dan menyusun apa pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah yang akan dipelajari serta menyimpulkan informasi berdasarkan data yang ditemukan.

2. Kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik