2
Good Corporate Governance
Board Manual diharapkan akan menjamin: A Semakin jelasnya tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi maupun hubungan kerja diantara kedua Organ Perusahaan tersebut.
B. Semakin mudahnya bagi organ Dewan Komisaris dan organ Direksi untuk memahami tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi maupun tugas dari organ Dewan Komisaris dan organ Direksi.
I.2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Board Manual merupakan salah satu bentuk komitmen dari Komisaris dan Direksi dalam rangka mengimplementasikan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Lebih lanjut, diharapkan dengan adanya Board Manual ini, akan tercipta suatu pola hubungan
kerja yang baku dan saling menghormati yang dituangkan dalam piagam-piagam kerja organ Dewan Komisaris, maupun dalam
kebijakan-kebijakan Direksi bagi organ Direksi.
Board Manual sendiri bersifat dinamis dan selalu berkembang. Penyempurnaannya sangat tergantung kepada kebutuhan Komisaris
dan Direksi sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dan dihadapi oleh Perusahaan.
Mengingat Board Manual merupakan kompilasi dari prinsip-prinsip hukum korporasi, maka dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu
dan senantiasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan keputusan RUPS sebagai ketentuan yang lebih tinggi. Berbagai
ketentuan detail yang terdapat dalam Anggaran Dasar, arahan Pemegang Saham yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham, dan berbagai ketentuan hukum lainnya tetap mengikat walaupun tidak secara spesifik diuraikan dalam Board Manual ini.
3
Good Corporate Governance
I.3 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan Persero, jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2001; 3. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-
100MBU2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN; 4. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-
101MBU2002 tentang Penyusunan RKAP; 5. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-
102MBU2002 tentang Penyusunan RJP; 6. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-
103MBU2002 tentang Pembentukan Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara;
7. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep- 09AMBU2005 tentang Penilaian Calon Anggota Direksi Badan
Usaha Milik Negara; 8. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-
117M-MBU2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara BUMN;
9. Salinan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01MBU2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara;
10. Salinan Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-16S.MBU2012 tentang Indikator Penilaian dan
Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik. 11. Anggaran Dasar Perusahaan PT Perkebunan Nusantara II.
4
Good Corporate Governance
BAB II PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA
DEWAN KOMISARIS - DIREKSI
Hubungan Kerja Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan prinsip- prinsip sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris menghormati tanggung jawab dan wewenang Direksi dalam mengelola Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan. 2. Direksi menghormati tanggung jawab dan wewenang Dewan Komisaris
untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan Perusahaan.
3. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti
senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi Perusahaan secara akurat, lengkap dan tepat waktu.
5. Direksi bertanggungjawab atas akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu penyampaian informasi Perusahaan kepada Dewan Komisaris.
6. Hubungan kerja antara organ Dewan Komisaris dengan organ Direksi harus disepakati terlebih dahulu oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and balances dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan. Sehubungan
dengan hal tersebut, sesuai dengan fungsi masing-masing, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki komitmen yang tinggi untuk secara
bersama-sama:
5
Good Corporate Governance
1 Merealisasikan tujuan Perusahaan berupa tercapainya kelangsungan usaha Perusahaan dalam jangka panjang yang tercermin pada:
a. Tercapainya Value of the Firm sebagaimana diharapkan oleh Pemegang Saham.
b. Terlaksananya dengan baik internal kontrol dan manajemen risiko. c. Tercapainya imbal hasil return yang wajar bagi Pemegang
Saham. d. Terlindunginya kepentingan stakeholders secara wajar.
e. Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen di seluruh jajaran organisasi Perusahaan.
f. Terpenuhinya pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance.
2 Menyepakati hal-hal di bawah ini untuk mendukung pencapaian visi dan misi serta strategi Perusahaan:
a. Sasaran usaha, strategi, rencana jangka panjang maupun rencana kerja dan anggaran tahunan.
b. Kebijakan dalam memenuhi ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perusahaan.
c. Kebijakan dan metode penilaian kinerja Perusahaan, unit-unit dalam organisasi Perusahaan dan personalianya.
d. Struktur organisasi Perusahaan di tingkat eksekutif yang mampu mendukung tercapainya sasaran usaha Perusahaan.
6
Good Corporate Governance
BAB III PEDOMAN PELAKSANAAN DEWAN KOMISARIS
III.1. KETENTUAN JABATAN DEWAN KOMISARIS
III.1.1 Pengangkatan dan Persyaratan menjadi Dewan Komisaris
Jabatan Dewan Komisaris pada perseroan, merupakan majelis, artinya setiap anggota Dewan Komisaris harus merepresentasikan dirinya
sebagai majelis pemegang amanah dalam mengawasi perseroan sehingga seluruh tindakan, perlakuan dan kebijakan sebagai komisaris
tidak dapat diputuskan sendiri-sendiri, melainkan harus dikonsultasikan secara bersama dalam rapat Dewan Komisaris.
Selaku pemegang amanah dalam melakukan fungsi pengawasan perseroan, maka setiap anggota Dewan Komisaris harus tunduk
kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Selanjutnya membuat pertangung jawaban kepada Rapat Umum Pemegang Saham atas pelaksanaan fungsinya tersebut.
1 Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang
Saham RUPS, Keputusan Menteri selaku RUPS, dan Keputusan
seluruh pemegang saham diluar RUPS Dalam hal penetapan pengangkatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan dengan Keputusan Menteri atau keputusan pemegang saham di luar RUPS, maka Sekretaris memproses rancangan
Keputusan Menteri atau keputusan pemegang saham tersebut. 2 Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah
orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya
pernah :
7
Good Corporate Governance
a. dinyatakan pailit; b. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau
anggota yg dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan atau Perum dinyatakan pailit; atau
c. dihukum karena melakukan tidak pidana yang merugikan keuangan negara dan atau BUMN danatau yang berkaitan
dengan sektor keuangan. 3 Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap
sebagai: a. Anggota Direksi pada Badan usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta; b. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan undang-
undang, pengurus partai politik danatau calonanggota legis- latif;
Kepala Wakil Kepala Daerah danatau Calon Kepala Wakil Kepala Daerah; danatau jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan, kecuali menandatangani Surat Pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan
tersebut jika terpilih sebagai anggota Dewan Komisaris. 4
Tidak bekerja di PTPN II Persero atau afiliasinya sekurang- kurangnya 1satu tahun terakhir, kecuali dengan pertimbangan
tertentu yang diputuskan oleh Menteri dalam rangka menjaga kesinambungan program penyehatan BUMN yg bersangkutan,
sepanjang tidak ada ketentuan peraturan perundangan lain yang melarangnya.
5 Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan mempertimbangkan integritas, dedikasi, pemahaman mengenai
masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang
8
Good Corporate Governance
memadai di bidang usaha Perseroan, dan dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya serta persyaratan
lain berdasarkan peraturan perundang-undangan. 6 Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir b dan c diatas , batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya
atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. 7 Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bersamaan waktu-
nya dengan pengangkatan anggota Direksi. 8 Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon-calon yang
diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi Rapat Umum Pemegang Saham.
9 Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis samping atau
semenda menantu ipar baik dengan anggota Komisaris lainnya maupun dengan anggota Direksi
10 Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 1 satu orang anggota maka salah orang anggota Dewan Komisaris diangkat
sebagai Komisaris Utama
III.I.2. Masa Jabatan Dewan Komisaris
1 Pengangkatan Dewan Komisaris adalah untuk masa jabatan 5 lima tahun tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhen-tikan
para anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan sewaktu-waktu.
2 Dalam hal terdapat penambahan anggota Dewan Komisaris, maka masa jabatan Komisaris tersebut akan berakhir bersamaan dengan
masa jabatan Komisaris lainnya yang diangkat terakhir.
9
Good Corporate Governance
3 Dalam hal terdapat penggantian salah seorang Dewan Komisaris, maka masa jabatan anggota Dewan Komisaris tersebut akan
berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Dewan
Komisaris lainnya yang telah ada, kecuali RUPS menetapkan lain. III.1.3. Pemberhentian Dewan Komisaris
1 Anggota Dewan Komisaris diberhentikan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS, Keputusan Menteri selaku RUPS, dan
Keputusan seluruh pemegang saham diluar RUPS Dalam hal penetapan pengangkatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan dengan Keputusan Menteri atau keputusan pemegang saham di luar RUPS, maka Sekretaris memproses rancangan
Keputusan Menteri atau keputusan pemegang saham tersebut. 2 Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau Keputusan Menteri
dengan menyebutkan alasannya. 3 Pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud
pada butir 2 diatas dilakukan apabila berdasarkan kenyataan, anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan antara lain:
a. Tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam Key Performance Indicator KPI
b. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik; c. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
danatau ketentuan Anggaran Dasar ini; d. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan atau
Negara; e.
Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
10
Good Corporate Governance
f. Melakukan tindakan yang melanggar etika danatau kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggota Dewan Komisaris
dan BUMN. g. Mengundurkan diri.
4 Disamping alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada butir 3 diatas huruf a sampai dengan
g, anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan oleh Menteri
atau Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan alasan lainnya yang
dinilai tepat oleh Menteri
atau Rapat Umum Pemegang Saham demi kepentingan dan tujuan Perseroan.
5 Rencana pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada butir 2, diberitahukan kepada anggota Dewan
Komisaris yang bersangkutan secara lisan atau tertulis oleh Pemegang Saham.
6 Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada butir 3 huruf a, b, c dan d , diambil setelah yg bersangkutan
diberi kesempatan membela diri. 7 Pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada butir 6 diatas disam-
paikan secara tertulis kepada Pemegang Saham dalam waktu 15 empat belas hari terhitung sejak anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan diberitahu sebagaimana dimaksud pada butir 5. 8 Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud pada butir
5 masih dalam proses, maka anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan wajib melaksanakan tugasnya
sebagaimana mestinya.
9 Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada butir 3 huruf f merupakan pemberhentian dengan tidak hormat.
11
Good Corporate Governance
10 Antara para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi dilarang memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk hubungan yang timbul karena
perkawinan. 11 Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada butir 10
diatas, maka Rapat Umum Pemegang Saham berwenang memberhentikan salah seorang di antara mereka.
12 Dalam hal mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada butir 3 huruf g, seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan
diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Menteri atau Pemegang
Saham, dengan tembusan kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi paling lambat 30 tiga puluh hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya. Apabila dalam surat pengunduran diri disebutkan tanggal efektif kurang dari 30 tiga puluh hari dari
tanggal surat diterima, maka dianggap tidak menyebutkan tanggal efektif pengunduran diri.
13 Apabila sampai dengan tanggal yang diminta oleh anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan atau dalam waktu 30 tigapuluh hari
sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri diterima dalam hal tidak disebutkan tanggal efektif pengunduran diri, tidak ada
keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham, maka anggota Dewan Komisaris tersebut berhenti dengan sendirinya pada tanggal
yang diminta tersebut di atas atau dengan lewatnya waktu 30 tigapuluh hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri
diterima tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
12
Good Corporate Governance
14 Bagi anggota Dewan Komisaris yang berhenti sebelum maupun
setelah masa jabatannya berakhir kecuali berhenti karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan tetap bertanggung
jawab atas tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggung- jawabannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
III.1.4. Benturan Kepentingan dan Larangan Rangkap Jabatan A. Benturan Kepentingan
Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan kepentingan conflict of interest dan
mengambil keuntungan pribadi dari pengambilan keputusan danatau pelaksanaan kegiatan perusahaan, selain gaji dan fasilitas
yang diterimanya sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan RUPS
Pekerjaan Dewan Komisaris tidak boleh dipengaruhi oleh pihak lain dalam pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan yang
menyebabkan penyalahgunaan wewenang dan pengambilan keputusan yang tidak tepat.
Benturan kepentingan terjadi, jika terdapat perbedaan antara kepentingan ekonomis perseroan dengan kepentingan ekonomis
pribadi dari anggota Dewan Komisaris. Untuk
menjaga independensi
dan menghindari
benturan kepentingan, maka tiap anggota Dewan Komisaris harus memenuhi
kriteria pemilihan yang telah ditetapkan. Apabila suatu benturan kepentingan terjadi, maka tiap anggota Dewan Komisaris baik
secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau usul kontrak yang diajukan,
dimana Perseroan menjadi salah satu pihak yang terlibat, harus menyatakan sifat kepentingannya dalam rapat Dewan Komisaris
13
Good Corporate Governance
dan tidak berhak untuk ikut serta dalam pemungutan suara atau pembuatan keputusan dari transaksi itu.
B. Larangan Rangkap Jabatan
Para anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang merugikan
Perseroan yaitu: 1 Direktur Utama atau Direktur pada BUMN, BUMD dan Badan
Usaha Milik Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengurusan perseroan.
2 Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3 Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara
Daerah, Badan Usaha Milik Swasta, dan jabatan lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
III.2. ORGANISASI DAN TUGAS DEWAN KOMISARIS
III.2.1. Komposisi dan Organisasi
Komposisi Dewan Komisaris harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan
secara efektif, tepat dan cepat serta bertindak secara independen. Hal ini berarti bahwa anggota Dewan Komisaris yang diangkat oleh
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk
melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis dalam hubungan satu sama lain terhadap Direksi.
14
Good Corporate Governance
Dalam komposisi Dewan Komisaris, paling sedikit 20 dua puluh persen merupakan anggota Dewan Komisaris Independen yang
ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya. Yang dimaksud dengan anggota Dewan Komisaris Independen
adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi dan atau Pemegang Saham pengendali atau hubungan
dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Komposisi dan kriteria anggota Dewan Komisaris Independen bagi BUMN tertentu, mengikuti regulasi dibidang usaha BUMN yang
bersangkutan danatau regulasi di bidang pasar modal. Dewan Komisaris PTPN II saat ini terdiri dari 5 lima orang, dan
salah seorang diangkat menjadi Komisaris Utama sesuai dengan UU No 1 Tahun 1995 pasal 94 ayat 3 tentang Perseroan
Terbatas, menyebutkan bahwa dalam hal terdapat lebih dari 1 satu orang Komisaris, mereka merupakan sebuah majelis.
Apabila Komisaris merupakan sebuah majelis, maka setiap anggota
Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris
dan Dewan Komisaris harus mampu menggalang kerja sama Tim secara solid
dan saling mendukung mencapai Visi, Misi dan tujuan perusahaan.
III.2.2. Tugas, Hak dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan jabatan yang bersifat kolektif atau merupakan sebuah majelis. Tugas, wewenang dan tanggung jawab
Dewan Komisaris secara kolektif sesuai anggaran dasar dan ketentuan peraturan undang-undangan yang berlaku adalah sebagai berikut:
15
Good Corporate Governance
A. Tugas Kewajiban
1. Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan pembelaja-
ran secara berkelanjutan. A Dewan Komisaris yang baru diangkat mengikuti program
pengenalan yang diselenggarakan oleh PTPN II. 1 Dewan Komisaris menyampaikan kepada Direksi untuk
diadakan program pengenalan bagi anggota Dewan Komisaris yang baru dianggkat
2 Bagi anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat mengikuti program pengenalan perusahaan yang
diselenggarakan oleh perusahaan. B Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan dalam
rangka meningkatkan
kompetensi anggota
Dewan Komisaris sesuai kebutuhan.
1 Dewan Komisaris menyusun kebijakan, rencana kerja dan anggaran untuk kegiatan pelatihan bagi anggota
Dewan Komisaris. 2 Program Pelatihan Dewan Komisaris dilaksanakan dan
direalisasikan oleh anggota Dewan Komisaris sesuai kebutuhan dan Rencana Kerja Dewan Komisaris dan
setiap mengikuti program pelatihan, terdapat Laporan tentang hasil Pelatihan yang telah dijalani oleh anggota
Dewan Komisaris. 2.
Dewan Komisaris melaksanakan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diatur oleh mereka sendiri, secara
jelas, serta menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
16
Good Corporate Governance
A Dewan Komisaris memiliki kebijakan dan melaksanakan pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris.
1 Terdapat ketentuan yang mengatur tentang kewajiban Dewan Komisaris untuk melaksanakan pembagian tugas
diantara anggota Dewan Komisaris. 2 Dewan Komisaris menetapkan pembagian tugas
diantara anggota Dewan Komisaris yang mencakup seluruh bidang tugas Direksi.
3 Dalam pembagian tugas tersebut terdapat penugasan anggota Dewan Komisaris sebagai ketuawakilanggota
Komite Dewan Komisaris. B Dewan Komisaris menetapkan mekanisme pengambilan
keputusan Dewan Komisaris 1 Terdapat pengaturan mengenai mekanisme pengam-
bilan keputusan Dewan Komisaris secara formal, terdiri dari :
a Pengambilan keputusan melalui rapat Dewan Komisaris.
b Pengambilan keputusan diluar rapat melalui sirkuler dan lain lain
2 Pengambilan Keputusan Dewan Komisaris dilakukan sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan sejak
usulan tindakan disampaikan dalam Rapat Dewan Komisaris
– Direksi atau secara tertulis untuk keputusan sirkuler. Tingkat kesegeraan berkisar 7 hari baik dan
sampai dengan 14 hari cukup
17
Good Corporate Governance
3 Keputusan Dewan Komisaris harus sudah dikomunikasi- kan kepada Direksi maksimal 7 hari sejak disahkan
ditandatangani.
4 Dalam hal Dewan Komisaris mengambil keputusan yang mengikat
diluar rapat
Dewan Komisaris,
maka keputusan tersebut harus disetujui secara tertulis oleh
semua anggota Dewan Komisaris. Keputusan Dewan Komisaris tersebut mempunyai kekuatan hukum yang
sama dengan keputusan yang dihasilkan dalam Rapat secara fisik.
C Dewan Komisaris menyusun rencana kerja setiap tahun yang memuat sasaran target yang ingin dicapai dan
melaporkannya secara tetulis kepada RUPS 1 Dewan Komisaris membuat kebijakan dan wajib
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang memuat rencana kerja dan anggaran
tahunan sasaran target yang ingin dicapai, Dewan Komisaris melaporkannya secara tertulis kepada RUPS.
2 Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris dihasilkan dari pembahasan dan
menggunakan perangkat Dewan Komisaris. Selain hal tersebut pada point 1, Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan juga memuat Indikator Kinerja Utama dan target-targetnya yang mencerminkan ukuran keberha-
silan pelaksanaan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi
3 Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan Komisaris merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
18
Good Corporate Governance
RKAP, untuk disampaikan secara tertulis kepada RUPS Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan.
D Dewan Komisaris mendapatkan akses informasi perusa- haan sesuai kewenangannya.
1 Dewan Komisaris menetapkan pedoman tentang infor- masi yang harus disediakan oleh Direksi dan kebijakan
tersebut disampaikan kepada Direksi. 2 Sunstansi kebijakanpedoman diantaranya memuat:
bentuk informasi yang disampaikan, baik yang berkala maupun insidentil, standar waktu penyampaian dan
mekanisme penyampaian informasi tersebut oleh Direksi 3 Jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan
informasi kepada Dewan Komisaris maka terdapat upaya komunikasi dengan Direksi untuk meminta
informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugasnya. 3.
Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan RKAP yang disampaikan oleh Direksi.
A Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi.
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan mengenai
mekanisme pemberian
persetujuan tanggapan pendapat Dewan Komisaris terhadap
rancangan RJPP yang disampaikan Direksi. Proses persetujuan RJPP harus dicantumkan dalam rencana
kerja Dewan Komisaris.
2 Telaah harus dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi, sesuai
19
Good Corporate Governance
dengan rencana kerja yang ditetapkan, baik melalui proses pembahasan internal maupun rapat gabungan
Dewan Komisaris dan Direksi menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris.
3 Hasil telaah tersebut dibuat secara tertulis Risalah rapat internal Dewan Komisaris atau rapat komite Dewan
Komisaris dan dikomunikasikan serta ditindaklanjuti oleh Direksi
4 Dewan Komisaris memberikan pendapat serta saran terhadap rancangan RJPP yang diusulkan Direksi,
secara tertulis dan disampaikan kepada RUPS untuk bahan pertimbangan keputusan RUPS.
B Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan RKAP yang disampaikan oleh Direksi.
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan untuk melakukan telaah terhadap rancangan RKAP yang
disampaikan oleh Direksi, sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan, baik melalui proses pembahasan
internal maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, dengan menggunakan seluruh perangkat di
Dewan Komisaris. 2 Telaah harus dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap
rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi, sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan, baik melalui
proses pembahasan internal maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi menggunakan seluruh
perangkat di Dewan Komisaris.
3 Hasil telaah terhadap rancangan RKAP secara tertulis risalah rapat internal maupun rapat gabungan dan
20
Good Corporate Governance
Dewan Komisaris memastikan hasil telaah dikomuni- kasikan dan ditindaklanjuti oleh Direksi
4 Dewan Komisaris memberikan pendapat, saran dan tanggapan secara tertulis terhadap rancangan RKAP
kepada RUPS dalam jangka waktu selambat-lambatnya 14 hari, setelah ditandatangani oleh Direksi dan Dewan
Komisaris, dan pada akhir telaah terdapat kesimpulan bahwa rancangan RKAP selaras danatau tidak selaras
dengan RJPP. 4.
Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
A Dewan Komisaris memberikan arahan tentang hal-hal penting mengenai perubahan lingkungan bisnis yang
diperkirakan akan berdampak besar pada usaha dan kinerja PTPN II secara tepat waktu dan relevan.
1 Dewan Komisaris terlebih dahulu menetapkan kebijakan kriteria mengenai informasi lingkungan bisnis dan
permasalahannya yang diperkirakan berdampak besar pada usaha dan kinerja perusahaan yang perlu
mendapat perhatian Dewan Komisaris 2 Dewan Komisaris melakukan pembahasan internal dan
telaah mengenai isu-isu terkini mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang dihadapi
perusahaan yang kemudian memberikan arahan kepada Direksi berdasarkan hasil telaah mengenai isu-isu
tersebut dan permasalahanya, termasuk pemberian persetujuan jika respon perusahaan dalam kewenangan
Dewan Komisaris.
21
Good Corporate Governance
3 Proses telaah dilakukan oleh Dewan Komisaris menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris
komite-komite Dewan Komisaris 4 Jika isu-isu perubahan lingkungan bisnis dan permasala-
hannya berpengaruh terhadap usaha PTPN II, maka Dewan Komisaris harus merespon dengan melakukan
telaahan kesesuaian visi dan misi PTPN II dengan perubahan lingkungan bisnis tersebut.
5 Tidak terdapat permasalahan tantangan ancaman dan peluang yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap
kinerja PTPN II, yang tidak direspon oleh Dewan Komisaris.
B Dewan Komisaris dalam batas kewenangannya, merespon, harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholder
pelanggan, pemasok, keditur, dan karyawan yang disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris ataupun
penyampaian oleh Direksi.
1 Terdapat mekanisme bagi Dewan Komisaris untuk merespon menindaklanjuti saran, permasalahan atau
keluhan dari stakeholder dan menyampaikan saran penyelesaian yang diperlukan kepada Direksi.
2 Saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stake- holder dibahas secara intensif oleh Dewan Komisaris
dengan seluruh perangkatnya dan pembahasan yang dihasilkan berupa kesimpulan dan saran penyelesaian
yang disampaikan kepada Direksi.
3 Tidak terdapat permasalahan hubungan dengan stake- holder yang berdampak terhadap kinerja PTPN II, yang
tidak direspon oleh Dewan Komisaris.
22
Good Corporate Governance
C Dewan Komisaris memberikan arahan tentang penguatan sistem pengendalian intern perusahaan.
1 Terdapat rencana dan kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat tanggapan pendapat Dewan
Komisaris terhadap rancangan kebijakan Sistem Pengendalian Intern dan pelaksanaannya.
2 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan rancangan
sistem pengendalian intrn dan pelaksanaannya Dewan Komisaris melakukan telaah atas :
a Kebijakan rancangan dan pelaksanaan Sistem Pengendalian intern.
b Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat entitas.
c Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern pada tingkat operasional aktivitas
d Internal Control Report. 3 Telaah dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap
Sistem Pengendalian Intern, dengan menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris, kemudian
menyampaikan hasil telaah tersebut kepada Direksi. D Dewan Komisaris memberikan arahan tentang manajemen
risiko perusahaan. 1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan
dan pemberian
nasihat tanggapan pendapat terhadap rancangankebijakan
Manajemen Risiko dan pelaksanaannya.
23
Good Corporate Governance
2 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan
Manajemen Risiko Perusahaan a Dewan Komisaris melakukan telaah atas kebijakan
dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan termasuk rencana kerja unit manajemen risiko,
hasil analisis risiko atas rancangan RKAP dan strategi penanganannya, dan laporan pelaksanaan
manajemen risiko berkala yang disampaikan oleh Direksi.
b Proses telaah tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris.
3 Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan hasil telaah kepada Direksi tentang Kebijakan peningka-
tan kualitas kebijakan pelaksanaan manajemen risiko. E Dewan Komisaris memberikan arahan tentang sistem
teknologi informasi yang digunakan perusahaan. 1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan sistem teknologi informasi
yang digunakan perusahaan
2 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan
sistem teknologi informasi 3 Dewan Komisaris menggunakan seluruh perangkatnya
melakukan telaah terhadap kebijakan Sistem Teknologi Informasi, dan pelaksanaanya sesuai dengan rencana
kerja yang telah ditetapkan.
24
Good Corporate Governance
4 Hasil telaah tentang kebijakan dan pelaksanaan sistem teknologi informasi tersebut kemudian disampaikan
kepada Direksi F Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan
dan pelaksanaan pengembangan karir 1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya
manusia, khususnya tentang manajemen karir di perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi dan
demosi diperusahaan. 2 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan
pemberian nasihat serta telaah atas kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya manusia dan
suksesi manajemen terutama : a Kebijakan pengembangan karir serta pelaksanaan-
nya, yang meliputi penempatan karyawan pada jabatan dalam struktur organisasi perusahaan,
promosi, demosi, serta mutasi.
b Rencana promosi dan mutasi satu level jabatan dibawah Direksi.
3 Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris. 4 Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang Kebijakan suksei manajemen dan pelaksanaannya..
25
Good Corporate Governance
G Dewan Komisaris memberikan arahan tentang Kebijakan Akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia SAK.
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia SAK.
2 Dewan Komisaris beserta seluruh perangkat Dewan Komisaris melakukan pembahasan mengenai kebijakan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan beserta penerapannya, melalui pembahasan laporan manaje-
men triwulan dengan manajemen ataupun eksternal auditor.
3 Hasil pembahasan Dewan Komisaris tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan beserta
penerapannya, disampaikan kepada Direksi. H Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan
pengadaan serta pelaksanaannya. 1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
2 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat serta telaah atas kebijakan dan
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. 3 Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris.
26
Good Corporate Governance
4 Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan hasil
telaah kepada
Direksi tentang
Kebijakan pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaannya.
I Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut.
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut.
2 Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat serta telaah atas kebijakan mutu dan
pelayanan serta pelaksanaannya. 3 Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris.
4 Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan hasil telaah kepada Direksi tentang Kebijakan mutu dan
pelayanan serta pelaksanaannya. 5.
Dewan Komiisaris melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
A Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga. 1 Dewan Komisaris membuat rencana kerja dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kepatuhan perusahaan dalam menjalankan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar
27
Good Corporate Governance
serta kepatuhan perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan
pihak ketiga. 2 Dewan Komisaris membahas dan menelaah kepatuhan
Direksi terhadap anggaran dasar, peraturan perundang- undangan yang mengatur bisnis perusahaan regulasi
sektoral, dan peraturan perundang-undangan lainnya serta perjanjian dengan pihak ketiga.
Termasuk yang ditelaah adalah : a Laporan hasil audit atas kepatuhan terhadap
perundang-undangan yang berlaku PSA-62 yang diterbitkan oleh Akuntan Publik yang mengaudit
laporan keuangan, serta laporan hasil audit yang dilaksanakan oleh BPK RI mengenai kepatuhan
terhadap perundang-undangan yang berlaku,
b Hasil evaluasi kajian risiko dan legal risk and legal review atas rencana inisiatif bisnis, kebijakan dan
rencana kerjasama yang akan dilakukan oleh perusahaan,
c Kinerja kegiatan upaya-upaya penyelesaian kasus litigasi dan litigasi
d Kajian hukum legal opinion atas rencana tindakan dan permasalahan yang terjadi terkait dengan
kesesuaian hukum atau ketentuan yang berlaku. 3 Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris.
28
Good Corporate Governance
4 Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan hasil telaah kepada Direksi tentang kepatuhan
perusahaan dalam menjalankan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan anggaran dasar serta
kepatuhan perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak
ketiga. 5 Dewan Komisaris melaporkan hasil evaluasi pemba-
hasan tersebut kepada RUPS dalam laporan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris
semesteran dan tahunan.
6 Jika terjadi pelanggaran oleh Direksi, Dewan Komisaris melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya dan
melaporkannya kepada pemegang saham RUPS. 7 Tidak terdapat permasalahan mengenai pelanggaran
yang tidak dibahas oleh Dewan Komisaris. B Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan
Direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai RKAP dan atau RJPP.
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan untuk mengevaluasi terhadap pelaksanaan RKAP dan
memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan pengurusan perusahaan terhadap RKAP danatau
RJPP.
2 Dewan Komisaris melaksanakan evaluasi pencapaian perusahaan yang mencakup kesesuaian pelaksanaan
program kerja dan anggaran yang telah ditetapkan dalam RKAP.
29
Good Corporate Governance
3 Komisaris Utama menandatangani Laporan Manajemen Triwulan I s.d triwulan III, serta seluruh anggota Dewan
Komisaris menandatangani Laporan Manajemen Tahunan, setelah dievaluasi dibahas Dewan Komisaris Direksi
C Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan Komisaris
atau RUPS. 1 Dewan Komisaris membuat rencana kerja dan kebijakan
untuk membahas transaksi atau tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS dan
kemudian memberikan persetujuan otorisasi rekomen- dasi Dewan Komisaris terhadap tindakan Direksi yang
memerlukan rekomendasipersetujuan Dewan Komisaris sesuai ketentuan yang berlaku danatau anggaran
dasar. 2 Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap transaksi
atau tindakan Direksi, menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris Komite Dewan Komisaris, melalui
proses pembahasan internal Dewan Komisaris dan atau dengan Direksi, yang hasilnya dituangkan dalam risalah
rapat. 3 Dalam proses otorisasi Dewan Komisaris memastikan
tindakan-tindakan strategis yang membutuhkan persetu- juan atau rekomendasi Dewan Komisaris telah didukung
dengan analisi risiko yang memadai. 4 Pemberian otorisasi rekomendasi paling lambat 14 hari
sejak usulan atau dokumen secara lengkap diterima oleh Dewan Komisaris.
30
Good Corporate Governance
D Dewan Komisaris berdasarkan usul dari komite audit, mengajukan calon auditor eksternal kepada RUPS.
1 Dewan Komisaris membuat rencana kerja dan kebijakan mengenai proses penunjukan calon auditor eksternal
dan atau penunjukan kembali auditor eksternal berda- sarkan usul dari komite audit dan penyampaian usulan
tersebut kepada RUPS. 2 Penyampaian pencalonan kepada RUPS disertai alasan
dan besarnya honorarium imbal jasa yang diusulkan untuk eksternal auditor tersebut.
3 Anggaran biaya untuk penunjukan calon auditor dan audit eksternal tersebut harus tercantum dalam RKAT
Dewan Komisaris. 4 Dewan Komisaris melalui komite audit melaksanakan
proses penunjukan calon auditor eksternal sesuai dengan ketentuan pengadaan barang dan jasa PTPN II,
dan apabila diperlukan dapat meminta bantuan Direksi dalam proses penunjukannya. Jika penunjukan kembali,
harus berdasarkan evaluasi atas kinerja auditor eksternal berdasarkan kriteria yang jelas.
5 Dewan Komisaris melakukan evaluasi kinerja auditor eksternal sesuai dengan ketentuan dan standar yang
berlaku. E Dewan Komisaris memastikan auditor eksternal dan audit
internal dilaksanakan secara efektif serta melaksanakan telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan PTPN II yang
diterima oleh Dewan Komisaris.
31
Good Corporate Governance
1 Dewan Komisaris membuat rencana kerja dan kebijakan tentang pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan
audit eksternal dan audit internal untuk memastikan efektivitas audit tersebut, serta pelaksanaan telaah atas
pengaduan yang berkaitan dengan BUMN yang diterima oleh Dewan Komisaris.
2 Terdapat penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal melalui :
a Pemantauan kesesuaian penyelesaian progres audit dengan rencana kerjanya.
b Telaah kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar profesi akuntan publik
c Telaah hasil audit eksternal kualitas rekomendasi audit eksternal
3 Terdapat penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit internal melalui :
a Telaah atas efektivitas pemantauan tindak lanjut hasil audit SPI dan auditor eksternal.
b Telaah atas kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit internal.
c Kelengkapan atribut temuan kualitas rekomendasi hasil audit internal
d Telaah rencana kerja pengawasan pelaksanaannya e Manajemen fungsi SPI
4 Terdapat pelaksanaan : a Telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan
BUMN yang diterima oleh Dewan Komisaris serta
32
Good Corporate Governance
penyampaian saran berdasarkan hasil telaahan kepada Direksi.
b Telaahan terhadap seluruh pengaduan yang diterima oleh Dewan Komisaris.
5 Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris. 6 Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang peningkatan efektivitas audit internal dan audit eksternal.
F Dewan Komisaris melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi penurunan kinerja perusahaan serta saran-
saran yang telah disampaikan kepada Direksi untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi..
1 Dewan Komisaris menetapkan kebijakan dan prosedur : a Pelaporan kepada RUPS jika terjadi gejala
penurunan kinerja perusahaan. b Mekanisme pemberian saran segera kepada Direksi
untuk memperbaiki permasalahan yang berdampak pada penurunan kinerja perusahaan.
c Mekanisme untuk
segera membahas
gejala menurunnya kinerja perusahaan.
2 Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris. 3 Dewan Komisaris harus segera menyampaikan arahan
dan saran perbaikan berdasarkan hasil telaah kepada
33
Good Corporate Governance
Direksi tentang gejala menurunnya kinerja perusahaan dengan kualitas yang memadai.
4 Dewan Komisaris juga harus melaporkan kepada RUPS dengan kualitas yg memadai tentang gejala menurunan-
nya kinerja perusahaan yang signifikan dan pemberian saran-saran perbaikan yang telah disampaikan kepada
Direksi untuk mengatasi permasalahan penyebab gejala menurunnya kinerja tersebut.
6. Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksa-
naan kebijakan pengelolaan anak perusahaan perusahaan patungan.
A Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan pengelolaan anak perusahaan perusahaan
patungan dan pelaksanaannya 1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan pengelolaan anak perusahaan perusahaan
patungan dan pelaksanaan kebijakan tersebut 2 Dewan Komisaris melaksanakan evaluasi terhadap arah
pengelolaan kinerja anak perusahaan perusahaan patungan terkait dengan visi pengembangan usaha
perusahaan, baik melalui proses pembahasan internal dengan seluruh perangkat Dewan Komisaris maupun
rapat gabungan dengan Direksi. B Peran Dewan Komisaris dalam pemilihan calon anggota
Direksi Dewan Komisaris anak perusahaan perusahaan patungan.
34
Good Corporate Governance
1 Dewan Komisaris membuat kebijakan dan prosedur peran Dewan Komisaris dalam pengangkatan Direksi
dan Dewan Komisaris anak perusahaan perusahaan patungan
2 Dewan Komisaris melakukan penilaian terhadap proses pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan perusahaan patungan, serta memberikan penetapan tertulis setuju atau tidak setuju terhadap
pengangkatan dan penetapan tersebut, paling lambat 15 hari kalendar terhitung sejak tanggal diterimanya calon
Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan. 7.
Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerja Direksi individu dan kolegial dan mengusulkan
tantiem insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja Direksi.
A Dewan Komisaris mengusulkan calon anggota Direksi kepada pemegang saham sesuai kebijakan dan kriteria
seleksi yang ditetapkan. 1 Dewan Komisaris membuat kebijakan dan kriteria
seleksi pencalonan anggota Direksi, melakukan telaah dan atau penelitian pemeriksaan terhadap calon-calon
Direksi yang diusulkan Direksi dan kemudian mengusul- kannya kepada Pemegang Saham.
2 Usulan Dewan Komisaris terhadap calon-calon anggota Direksi yang baru disampaikan kepada RUPS Pemilik
modal secara tertulis. B Dewan Komisaris menilai Direksi dan melaporkan hasil
penilaian tersebut kepada pemegang saham.
35
Good Corporate Governance
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan mengenai pemantauan dan penilaian kinerja Direksi dan
pelaporan kepada Pemegang Saham. 2 Dewan Komisaris beserta seluruh perangkatnya di
Dewan Komisaris komite-komite melakukan penilaian kinerja Direksi berdasarkan telaahan kriteria, target dan
indikator kinerja utama yang tercakup dalam Kontrak Manajemen Direksi secara kolegial dan individu dengan
realisasi pencapaiannya.
3 Dewan Komisaris menyampaikan hasil penilaian kinerja Direksi secara kolegial dan individu kepada RUPS
Pemilik Modal dalam laporan tugas pengawasan Dewan komisaris secara semesteran dan tahunan.
C Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi sesuai ketentuan yang berlaku dan penilaian kinerja Direksi.
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan mengenai pengusulan remunerasi Direksi.
2 Dewan Komisaris beserta seluruh perangkatnya di Dewan Komisaris komite-komite melakukan telaah
penilaian terhadap pengusulan remunerasi Direksi termasuk tantiem insentif kerja berdasarkan hasil
penilaiaan kinerja Direksi KPI dan pencapaian tingkat kesehatan perusahaan.
8. Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi
benturan kepentingan yang menyangkut dirinya. A Dewan Komisaris memiliki kebijakan benturan kepentingan
dan melaksanakan kebijakan tersebut secara konsisten.
36
Good Corporate Governance
1 Dewan Komisaris membuat kebijakan mengenai potensi benturan kepentingan yang dapat mengganggu pelaksa-
naan tugas Dewan Komisaris. 2 Dewan Komisaris menandatangani surat pernyataan
tidak memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun, dan
menyatakan secara tertulis hal-hal yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan terhadap dirinya
dan menyampaikannya kepada RUPS Pemilik Modal. a Untuk pernyataan tahunan dapat dilaksanakan
dengan menambahkan pernyataan tersebut sebagai lampiran atau bagian dari kontrak kinerja atau RKAT
Dewan Komisaris.
b Dewan Komisaris membuat Pakta Integritas yang dilampirkan dalam usulan tindakan Direksi yang
harus mendapatkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan persetujuan RUPS.
3 Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada BUMN Sekretaris
Perusahaan mengenai
kepemilikan sahamnya danatau keluarganya pada BUMN yang
bersangkutan dan
perusahaan
lain, termasuk setiap perubahannya untuk dicatat dalam Daftar Khusus.
9. Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa praktek
Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
A Dewan Komisaris memastikan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan.
37
Good Corporate Governance
1 Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan mengenai pemantauan penerapan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik GCG. 2 Dewan Komisaris beserta seluruh perangkatnya di
Dewan Komisaris komite-komite melakukan peman- tauan dan telaah terhadap :
a Laporan hasil assesmen reviu atas pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yan Baik, GCG Code, dan
kebijakan ketentuan teknis lainnya, b Memantau tindak lanjut Area of Improvement hasil
assesment oleh Direksi. c Laporan GCG yang diungkapkan dalam laporan
Tahunan. 3 Hasil pemantauan dan telaah Dewan Komisaris
disampaikan kepada Direksi. 4 Dewan Komisaris menindaklanjuti Area of Improvement
hasil
assesment reviu
GCG yang menjadi kewenangannya.
B Dewan Komisaris melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris.
1 Dewan Komisaris membuat kebijakan mengenai pengu- kuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris.
2 Dewan Komisaris atau Komite Dewan Komisaris mengusulkan indikator pengukuran pencapaian kinerja
beserta target-targetnya.tersebut setiap tahun kepada RUPS Menteri untuk disetujui ditetapkan sebagai KPI
Dewan Komisaris tahun berjalan.
38
Good Corporate Governance
3 Pencapaian kinerja beserta target-targetnya tersebut dievaluasi secara self assesment oleh masing-masing
Dewan Komisaris atau Komite Dewan Komisaris dan dituangkan dalam risalah rapat Dewan Komisaris serta
dilaporkan dalam
Laporan Pelaksanaan
Tugas Pengawasan Dewan Komisaris.
10. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris
yang efektif dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
A Dewan Komisaris memiliki pedoman tata tertib Rapat
Dewan Komisaris yang memadai. Pedoman tata tertib Rapat Dewan Komisaris, antara lain
mengatur : a Etika rapat
b Tata penyusunan risalah rapat c Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut rapat sebelumnya
d Pembahasan telaah atas usulan Direksi dan arahan
keputusan RUPS terkait dengan usulan Direksi B
Rapat Dewan Komisaris diadakan secara berkala sesuai ketentuan yang berlaku dan atau anggaran dasar.
1 Dewan Komisaris membuat rencana penyelenggaraan rapat internal Dewan Komisaris sekurang-kurangnya
sekali dalam sebulan dan Rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, dengan jumlah dan waktu
penyelenggaraan rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2 Jumlah rapat dan agenda yang dibahas sesuai dengan yang direncanakan.
39
Good Corporate Governance
3 Anggota Dewan Komisaris menghadiri rapat-rapat Dewan Komisaris dan apabila ada anggota Dewan
Komisaris yang berhalangan hadir didalam rapat tersebut maka yang bersangkutan harus membuat surat
kuasa dan penjelasan ketidakhadirannya dalam rapat tersebut.
C Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap pelaksa-
naan keputusan hasil rapat sebelumnya .dan memastikan bahwa hasil rapat sebelumnya telah ditindaklanjuti.
B. HakWewenang Komisaris
1 Menetapkan pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi, jika wewenang penetapan tersebut telah dilimpahkan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham kepada Dewan Komisaris. 2 Baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu
memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan;
3 Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain
surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan,serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
4 Berhak mendapatkan akses informasi perusahaan sesuai dengan kewenangannya dan sesuai dengan kebijakan
pedoman tentang informasi yang harus disediakan oleh Direksi, yang diantaranya memuat; bentuk informasi yang harus
disampaikan, baik yang berkala maupun insidentil, standar waktu penyampaiannya dan mekanisme penyampaian informasi
tersebut oleh Direksi.
40
Good Corporate Governance
Jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan informasi kepada Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris berhak
menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan, untuk
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 5 Berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau
lebih anggota Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan dengan anggaran dasar perusahaan atau melalaikan kewajiban-
nya atau alasan yang mendesak bagi perseroan. 6 Dapat mengangkat sekretaris Dewan Komisaris untuk
kelancaran tugas-tugas Dewan Komisaris. 7 Dapat meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan
tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban Perseroan.
C. Tanggung jawab
1 Bertanggung jawab penuh atas pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan perusahaan untuk
kepentingan dan tujuan perusahaan. 2 Secara tanggung renteng dengan anggota Direksi terhadap
pihak yang dirugikan dalam hal dokumen perhitungan tahunan yang disediakan ternyata tidak benar dan atau menyesatkan.
3 Bersama Direksi bertanggung jawab kepada Perseroan untuk menjaga kerahasian informasi perseroan.
III.2.3. Pembagian Kerja dan Uraian Tugas
Sesuai dengan Anggaran Dasar, pembagian tugas diantara para anggota Dewan Komisaris diatur sendiri oleh Dewan Komisaris.
Berdasarkan ketentuan tersebut maka Dewan Komisaris telah membuat suatu kesepakatan pembagian kerja sebagai berikut:
41
Good Corporate Governance
1. Komisaris Utama bertugas melakukan Koordinasi semua kegiatan
para Komisaris. 2.
Anggota Dewan Komisaris yang bertanggung jawab atas tugas dibidang Akuntansi dan Keuangan.
3. Anggota Dewan Komisaris yang bertanggung jawab atas tugas
dibidang Umum dan Sumber Daya Manusia. 4.
Anggota Dewan Komisaris yang bertanggung jawab atas tugas
dibidang Produksi.
5. Anggota Dewan Komisaris yang bertanggung jawab atas tugas
dibidang Produksi dan Pemasaran.
Disamping tugas-tugas tersebut diatas, telah disepakati juga seorang Dewan Komisaris ditunjuk sebagai Ketua Komite Audit.
Uraian tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing Dewan Komisaris sesuai dengan bidangnya adalah sebagai berikut :
1 Komisaris Utama A. Tugas :
1 Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana
yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO dan rencana pengembangan bisnis dan diversifikasi usaha.
2 Menyelenggarakan rapat internal Dewan Komisaris atau rapat dengan Komite Audit secara berkala untuk
merumuskan simpulan hasil pengawasan dan hasil rekomendasi yang akan disampaikan kepada Pemegang
Saham dan Direksi.
3 Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris untuk melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian
42
Good Corporate Governance
target indikator kinerja kunci IKKKey Performance Indicators KPI yang telah disepakati bersama antara
Direksi dengan Komisaris dan Pemegang Saham.
4 Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam melakukan analisa maupun pengkajian berkaitan dengan
usulpermohonan yang disampaikan Direksi, dalam rangka pemberian persetujuan dan atau rekomendasi kepada
Pemegang Saham.
5 Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi dan penilaian Indikator Pencapaian
Kinerja Key Performance Indicators Direksi
6 Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam memantau dan memastikan bahwa GCG telah diterapkan
secara efektif dan berkelanjutan.
7 Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam
Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi Kelayakan Feasibility Study tentang rencana pengem-
bangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga untuk dibahas
kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
8 Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon
Long List anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi yang berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu
tingkat dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan
43
Good Corporate Governance
perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada Deputy dan Sesmen.
B. Hak
1 Berhak setiap waktu memasuki bangunan –bangunan,
halaman-halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai perseroan dan berhak memeriksa buku-buku,
surat-surat bukti, persediaan barang –barang, memeriksa
dan mencocokkan keadaan keuangan kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga serta mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
2 Berhak meminta penjelasan dan informasi tentang keadaan
BUMN secara tepat waktu, terukur dan lengkap dan Direksi wajib memberikan penjelasan.
3 Berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut
kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi Perseroan.
4 Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhentikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
5 Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain, termasuk santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS. C. Kewajiban
1. Mengkoordinir dan mengadakan Rapat Dewan Komisaris sekurang-kurangnya sekali dalam setiap bulan dan
mengikuti rapat-rapat Direksi jika diundang dan memanggil RUPS sesuai ketentuan.
44
Good Corporate Governance
2. Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan
Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKAP.
3. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada
perseroan yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya. 4. Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan danatau Anggaran Dasar perusahaan.
5. Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau
kepada RUPS Menteri.
6. Mengkoordinir anggota Dewan Komisaris dalam rangka pemberian masukan kepada Direksi dalam penyusunan
RJPP, RKAP dan RKO.
7. Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perseroan melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota Dewan
Komisaris melakukan perbuatan hukum yang merugikan
perseroan atau pihak ketiga.
8. Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan.
45
Good Corporate Governance
2 Komisaris Bidang Akuntansi Keuangan A. Tugas
1 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO
terutama bidang akuntansi dan keuangan serta rencana pengembangan bisnis dan diversifikasi usaha.
2 Menganalisamereviu dan mengidentifikasi atas permasala- han dalam Laporan Manajemen Triwulanan, Semesteran,
Tahunan dibandingkan RKAP yang berkaitan dengan Biaya Produksi Kebun, Harga Pokok, Laporan Keuangan dan
Rasio Keuangan, Pengelolaan PIR dan Plasma, Pajak, Dana Pensiun dan lain-lain. Hasil analisareviu dipaparkan
dalam rapat Dewan Komisaris untuk disimpulkan kembali secara bersama-sama berikut rekomendasi yang diperlukan
untuk selanjutnya dilaporkan kepada Pemegang Saham.
3 Melakukan evaluasi terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci IKK Key Performance Indicators KPI
terutama yang berkaitan dengan aspek keuangan dan hasilnya dibahas kembali secara bersama-sama dalam
rapat Dewan Komisaris dalam rangka memberikan
rekomendasi perbaikan yang diperlukan.
4 Menganalisa dan mengkaji apabila ada usulan Direksi tentang pengajuan permohonan pinjaman jangka pendek
dan pinjaman jangka menengah panjang dari Bank Lembaga Keuangan lain, dan hasilnya dibahas kembali
secara bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan atau
rekomendasi kepada Pemegang Saham.
46
Good Corporate Governance
5 Menganalisamengkaji apabila ada usul permohonan Direksi tentang pemberian pinjaman jangka pendek yang tidak
bersifat operasional dan atau pinjaman jangka menengah panjang untuk dibahas kembali dalam rapat Dewan
Komisaris dalam rangka menetapkan pemberian persetu- juan Dewan Komisaris dan atau rekomendasi kepada
Pemegang Saham.
6 Menganalisa Mengkaji atas usulan Direksi perihal pelepasan dan penghapusan aktiva tetap bergerak maupun
aktiva tetap tidak bergerak, dan hasil kajian dibahas kembali secara bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris untuk
menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
7 Mengkaji dan menganalisa atas usulan Direksi tentang penghapusan piutang macet, persediaan barang yang rusak
scrapts dan hasil kajian dibahas kembali dalam rapat Dewan Komisaris untuk menentukan layak atau tidaknya
pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila layak kajian
tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada
Pemegang Saham.
8 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usulan Direksi tentang pengambilan sebagian atau seluruhnya atau ikut
serta dalam perseroan lain, badan lain atau mendirikan perusahaan baru dan hasilnya dibahas kembali dalam rapat
Dewan Komisaris untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila layak
kajian
tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada
Pemegang Saham.
47
Good Corporate Governance
9 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usulan Direksi tentang pelepasan sebagian atau nilai tertentu atau
seluruhnya penyertaan Perseroan dalam Perseroan atau badan lain yang akan dibahas kembali dalam rapat Dewan
Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila
layak kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada
Pemegang Saham.
10 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usulan Direksi tentang yang mengikat Perseroan sebagai penjamin yang
mempunyai akibat keuangan melebihi jumlah tertentu untuk dibahas kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam
rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut,
selanjutnya rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
11 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usul-usul Direksi tentang perjanjian
–perjanjian lain yang mempunyai dampak keuangan bagi perseroan untuk dibahas kembali
dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
12 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi Kelayakan Feasibility Study tentang rencana pengem-
bangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga terutama dari aspek
bisnis dan keuangan, untuk dibahas kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak
atau tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan
48
Good Corporate Governance
bila layak kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
13 Mengawasi, memantau dan memastikan bahwa GCG, Manajemen Risiko dan Internal Control telah diterapkan
secara efektif dan berkelanjutan
14 Bersama-sama anggota
Dewan Komisaris
lainnya Melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon
Long List anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi yang berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu
tingkat dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada Deputy
dan Sesmen.
B. Hak
1 Berhak memperoleh akses atas informasi dibidang
akuntansi dan keuangan secara tepat waktu dan lengkap.
2 Berhak menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal berkaitan dengan akuntansi dan keuangan
kepada Direksi dan Direksi wajib menjawabnya.
3 Berhak memperoleh data dan informasi tentang Studi Kela-
yakan Feasibility Study rencana pengembangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan pelaksanaan
KSO dengan pihak ketiga secara lengkap dan tepat waktu. 4 Berhak setiap waktu memasuki bangunan
–bangunan, hala- man-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan
atau yang dikuasai perseroan dan berhak memeriksa buku- buku,
surat-surat bukti,
persediaan barang
–barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan keuangan kas untuk
keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharaga serta
49
Good Corporate Governance
mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.
5 Berhak mengundurkan diri dari jabatan Dewan Komisaris dengan tetap memberitahukan secara tertulis mengenai
maksudnya tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada anggota Komisaris lainnya dan Direksi
Perseroan.
6 Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhentikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
7 Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain termasuk santunan purna jabatan sesuai ketentuan yang berlaku yang
jumlahnya ditetapkan RUPS. C. Kewajiban
1 Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan Komisaris kepada Direksi dalam penyusunan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
terutama dalam bidang keuangan.
2 Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP. 3
Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan Komisaris kepada Direksi terhadap Studi Kelayakan
Feasibility Study rencana pengembangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan pelaksanaan KSO
dengan pihak ketiga.
50
Good Corporate Governance
4 Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan danatau Anggaran Dasar
perusahaan.
5 Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau
kepada RUPS Menteri.
6 Melaporkan kepada
RUPS mengenai
kepemilikan sahamnya atau keluarganya pada
perseroan yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya.
.
7 Mengikuti rapat-rapat internal Komisaris dan rapat dengan
Direksi dan RUPS sesuai ketentuan.
8 Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perseroan melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota Komisaris
melakukan perbuatan hukum yang merugikan perseroan atau pihak ketiga.
9 Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. 3 Komisaris Bidang Umum dan SDM
A. Tugas
1 Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan
Komisaris kepada Direksi mengenai penyusunan Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
terutama di bidang SDM dan umum.
51
Good Corporate Governance
2 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana
yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO terutama
bidang SDM
dan umum serta rencana
pengembangan bisnis dan diversifikasi usaha. 3 Melakukan analisa dan evaluasi permasalahan atas
Laporan Manajemen Triwulanan, Semesteran, dan Tahunan dibandingkan dengan RKAP yang berkaitan dengan SDM,
Umum meliputi pelaksanaan Comunity Social Responsibility dan Pelaksanaan Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hasil
evaluasi dipaparkan dalam rapat Dewan Komisaris untuk disimpulkan kembali secara bersama-sama yang akan
dilaporkan kepada Pemegang Saham.
4 Melakukan evaluasi atas usulan Direksi tentang struktur organisasi perusahaan serta uraian tugas job description
danatau perubahannya dari masing-masing Direksi, Kepala Bagian, Manajer dan pejabat-pejabat bawahannya dan
hasilnya dijadikan bahan pembahasan dalam rapat Dewan Komisaris untuk menetapkan persetujuan.
5 Melakukan evaluasi atas permasalahan dari aspek hukum apabila ada usulan Direksi tentang Kontrak Manajemen,
Kerja Sama Operasi yang bukan bidang usaha perusahaan, Kerjasama Lisensi, dan hasil evaluasi menjadi bahan dalam
rapat Dewan Komisaris dalam rangka memberi persetujuan Dewan Komisaris dan atau memberi rekomendasi kepada
Pemegang Saham. 6 Melakukan evaluasi penilaian atas usulan Direksi tentang
Penetapan Dafter Calon Long List Direksi dan atau Komisaris yang mewakili perseroan pada perusahaan
52
Good Corporate Governance
patungan dan atau anak perusahaan dan hasil penilaian dijadikan bahan pembahasan dalam rapat Dewan Komisaris
untuk menentukan dapat tidaknya diberikan rekomendasi kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
7 Melakukan evaluasi terhadap pencapaian target indikator kinerja kunci IKK
Key Performance Indicators KPI Direksi terutama dilihat dari aspek efek dinamis, dan hasilnya
dibahas bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka penilaian dan memberikan rekomendasi
tindakan perbaikan yang diperlukan.
8 Melakukan evaluasi atas permasalahan apabila ada usul Direksi tentang pelepasan dan penghapusan aktiva tidak
bergerak dan hasil analisa dijadikan bahan Komisaris dalam rangka memberikan rekomendasi kepada Pemegang
Saham.
9 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi
Kelayakan Feasibility Study tentang rencana pengem- bangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga terutama dari aspek hukum dan sumber daya manusia, untuk dibahas kembali
dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
10 Mengawasi, memantau dan memastikan bahwa GCG telah
diterapkan secara efektif dan berkelanjutan. 11
Bersama-sama anggota
Dewan Komisaris
lainnya Melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon
Long List anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi
53
Good Corporate Governance
yang berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu tingkat dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan
perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada Deputy dan Sesmen.
B. Hak
1 Berhak setiap waktu memasuki bangunan –bangunan
halaman-halaman atau
tempat-tempat lain
yang dipergunakan atau yang dikuasai perseroan dan berhak
memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan legal aspek dan sumber daya
manusia, serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
2 Berhak meperoleh akses atas informasi dibidang SDM dan umum yang meliputi pelaksanaan Community Social
Responsibility CSR dan Program Kemitraan Bina Lingkungan PKBL secara lengkap dan tepat waktu.
3 Berhak menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal berkaitan dengan organisasi dan sumber Daya
Manusia kepada Direksi dan Direksi wajib menjawabnya.
4 Berhak memperoleh data dan informasi tentang Studi
Kelayakan Feasibility Study rencana pengembangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga secara lengkap dan tepat waktu.
5 Berhak mengundurkan diri dari jabatan Dewan Komisaris dengan tetap memberitahukan secara tertulis mengenai
maksudnya tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dan
Direksi Perseroan.
54
Good Corporate Governance
6 Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhentikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
7 Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain termasuk santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yang jumlahnya ditentukan RUPS. C. Kewajiban
1 Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan Komisaris kepada Direksi mengenai penyusunan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan terutama di bidang umum dan Sumber Daya Manusia
meliputi pelaksanaan Comunity Social Responsibility serta
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
2 Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP. 3 Memberikan masukan dan saran terhadap pencapaian
target indikator atas kinerja kunci IKK Key Performance
Indicators KPI terutama dilihat dari aspek SDM dan umum
4 Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan danatau Anggaran Dasar perusahaan.
5 Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS Menteri.
6 Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya atau keluarganya pada
perseroan yang
55
Good Corporate Governance
bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.
.
7 Mengikuti rapat-rapat internal Dewan Komisaris dan rapat
dengan Direksi dan RUPS sesuai ketentuan.
8 Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai Anggaran
Dasar Perusahaan.
9 Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perseroan melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota Dewan
Komisaris melakukan perbuatan hukum yang merugikan
perseroan atau pihak ketiga.
10 Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. 4 Komisaris Bidang Produksi .
A. Tugas
1 Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan Komisaris kepada Direksi mengenai penyusunan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
terutama di bidang produksi.
2 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO
terutama bidang produksi.
3 Melakukan evaluasi atas permasalahan dari Laporan Manajemen Triwulanan, Semesteran, Tahunan dibanding-
kan dengan RKAP yang berkaitan dengan Areal Tanaman,
56
Good Corporate Governance
Produksi hasil kebun meliputi realisasi dari tanaman ulang, tanaman konversi dan pemupukan, Rendemen, Produkti-
vitas, dan Pengolahan. Hasil analisa dan reviu dipaparkan dalam rapat Dewan Komisaris untuk disimpulkan kembali
secara bersama-sama permasalahannya berikut rekomen-
dasinya yang akan dilaporkan kepada Pemegang Saham.
4 Melakukan evaluasi atas Menganalisa, mengkaji terhadap usulan Direksi tentang penghapusan persediaan barang
bekas atau kadaluarsa dan slow moving mati untuk dijadikan bahan pembahasan dalam Rapat Dewan
Komisaris, dalam menentukan dapat tidaknya diberikan
persetujuan.
5 Melakukan evaluasi atas permasalahan dari usulan Direksi tentang Kontrak Manajemen, Kerjasama Operasi yang
bukan bidang usaha perusahaan, untuk dibahas kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka persetujuan
Dewan Komisaris dan atau pemberian rekomendasi kepada
Pemegang Saham.
6 Melakukan evaluasi atas permasalahan terhadap usulan Direksi tentang konversi tanaman dan hasilnya dijadikan
bahan dalam Rapat Dewan Komisaris dalam melakukan
persetujuan.
7 Melakukan evaluasi terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci IKKKey Performance Indicators KPI
Direksi terutama dari aspek operasional dan hasilnya dibahas bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris
dalam rangka memberikan rekomendasi tindakan perbaikan
yang diperlukan .
57
Good Corporate Governance
8 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi
Kelayakan Feasibility Study tentang rencana pengem- bangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga terutama dari aspek produktivitas, untuk dibahas kembali dalam rapat Dewan
Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila
layak kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
9 Mengawasi, memantau dan memastikan bahwa GCG telah
diterapkan secara efektif dan berkelanjutan. 10
Bersama-sama anggota
Dewan Komisaris
lainnya melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon
Long List anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi yang berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu
tingkat dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada Deputy
dan Sesmen.
B. Hak
1 Berhak setiap waktu memasuki bangunan –bangunan,
halaman-halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai perseroan dan berhak memeriksa buku-buku,
surat-surat bukti persediaan barang-barang yang berkaitan dengan kebutuhan produksi baik tanaman maupun
pengolahan dan mengetahui segala tindakan yang telah
dijalankan Direksi.
2 Berhak meperoleh akses atas data dan informasi dibidang
produksi secara lengkap dan tepat waktu.
58
Good Corporate Governance
3 Berhak meminta penjelasan tentang keadaan perusahaan terutama bidang produksi kepada Direksi, dan Direksi wajib
memberikan penjelasan.
4 Berhak memperoleh data dan informasi tentang Studi
Kelayakan Feasibility Study rencana pengembangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga secara lengkap dan tepat waktu.
5 Berhak mengundurkan diri dari jabatan Dewan Komisaris dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud-
nya tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan
kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi.
6 Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhen-tikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
7 Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain termasuk santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS. C. Kewajiban
1 Memberikan saran dan nasihat melalui rapat Dewan Komisaris kepada Direksi dalam rangka penyusunan
Rencana jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, terutama berkaitan dengan bidang produksi.
2 Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP.
59
Good Corporate Governance
3 Memberikan masukan dan saran terhadap pencapaian
target indikator atas kinerja kunci IKK Key Performance Indicators KPI terutama dilihat dari aspek Produktivitas.
4 Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan danatau Anggaran Dasar perusahaan.
5 Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS Menteri.
6 Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya atau keluarganya pada
perseroan yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya. 7 Mengikuti rapat-rapat internal Komisaris dan rapat dengan
Direksi dan RUPS sesuai ketentuan.
8 Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai Anggaran
Dasar Perusahaan.
9 Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perseroan melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota Komisaris
melakukan perbuatan hukum yang merugikan perseroan
atau pihak ketiga.
10 Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan.
60
Good Corporate Governance
5 Komisaris Bidang Pemasaran A. Tugas
1 Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan
Komisaris kepada Direksi mengenai penyusunan Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
terutama di bidang pemasaran. 2
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO
terutama bidang pemasaran serta rencana pengembangan bisnis dan diversifikasi usaha.
3 Melakukan evaluasi
permasalahan atas
Laporan Manajemen
Triwulanan, Semesteran,
dan Tahunan
dibandingkan dengan RKAP yang berkaitan dengan Penelitian dan Pengembangan termasuk pengembangan
usaha BUMN, Kuantum penjualan, Harga jual dan Logistik, potensi pasar dan ekstensifikasi produk akhir. Hasil evaluasi
dipaparkan dalam rapat Dewan Komisaris untuk disimpulkan kembali secara bersama-sama yang akan dilaporkan
kepada Pemegang Saham.
4 Melakukan evaluasi atas permasalahan dari aspek pemasaran dan diversivikasi usaha, apabila ada usulan
Direksi tentang Kontrak Manajemen, Kerja Sama Operasi yang bukan bidang usaha perusahaan, Kerjasama Lisensi,
dan hasil evaluasi menjadi bahan dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka memberi persetujuan Dewan
Komisaris dan atau memberi rekomendasi kepada Pemegang Saham.
61
Good Corporate Governance
5 Bersama-sama anggota
Dewan Komisaris
lainnya melakukan evaluasi penilaian atas usulan Direksi tentang
Penetapan Dafter Calon Long List Direksi dan atau Komisaris yang mewakili perseroan pada perusahaan
patungan dan atau anak perusahaan dan hasil penilaian dijadikan bahan pembahasan dalam rapat Dewan Komisaris
untuk menentukan dapat tidaknya diberikan rekomendasi kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
6 Melakukan evaluasi terhadap pencapaian target indikator kinerja kunci IKK
Key Performance Indicators KPI Direksi terutama dilihat dari aspek efek dinamis, dan hasilnya
dibahas bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka penilaian dan memberikan rekomendasi
tindakan perbaikan yang diperlukan.
7 Melakukan evaluasi atas permasalahan apabila ada usul Direksi tentang pelepasan dan penghapusan aktiva tidak
bergerak dan hasil analisa dijadikan bahan Komisaris dalam rangka memberikan rekomendasi kepada Pemegang
Saham.
8 Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi
Kelayakan Feasibility Study tentang rencana pengem- bangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga terutama dari aspek pemasaran dan pengembangan usaha, untuk dibahas
kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya akan rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
9 Mengawasi, memantau dan memastikan bahwa GCG telah
diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
62
Good Corporate Governance
B. Hak
1 Berhak setiap waktu memasuki bangunan –bangunan
halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergu- nakan atau yang dikuasai perseroan dan berhak memeriksa
buku-buku, surat-surat bukti, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan bidang pemasaran, serta mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
2 Berhak meperoleh
akses atas
informasi dibidang
pemasaran, diversivikasi dan ekstensifikasi usaha secara lengkap dan tepat waktu.
3 Berhak menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal berkaitan dengan pemasaran, diversifikasi dan
ekstensifikasi usaha kepada Direksi dan Direksi wajib menjawabnya.
4 Berhak memperoleh data dan informasi tentang Studi
Kelayakan Feasibility Study rencana pengembangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga secara lengkap dan tepat waktu.
5 Berhak mengundurkan diri dari jabatan Komisaris dengan tetap memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya
tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada anggota Komisaris lainnya dan Direksi Perseroan.
6 Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhen-tikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
7 Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain termasuk santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yang jumlahnya ditentukan RUPS.
63
Good Corporate Governance
C. Kewajiban
1 Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan Komisaris kepada Direksi mengenai penyusunan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan terutama di bidang pemasaran, diversifikasi dan ekstensifi-
kasi usaha,
2 Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP.
3 Memberikan masukan dan saran terhadap pencapaian target indikator atas kinerja kunci IKK Key Performance
Indicators KPI terutama dilihat dari aspek pemasaran, diversifikasi dan ekstensifikasi usaha.
4 Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan danatau Anggaran Dasar perusahaan.
5 Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS Menteri.
6 Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya atau keluarganya pada
perseroan yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya.
.
7 Mengikuti rapat-rapat internal Dewan Komisaris dan rapat
dengan Direksi dan RUPS sesuai ketentuan.
8 Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai Anggaran
Dasar Perusahaan.
64
Good Corporate Governance
9 Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perseroan melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota Dewan
Komisaris melakukan perbuatan hukum yang merugikan perseroan atau pihak ketiga.
10 Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. III.2.4.Komisaris sebagai Ketua Komite Audit
A. Tugas
Mengkoordinasikan anggota Komite Audit dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
a. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan
oleh Satuan Pengawas Intern maupun Auditor Ekstern sehingga pelaksanaan dan pelaporan audit yang dilaksanakan sesuai
standar. b.
Memastikan bahwa telah terdapat prosedur reviu yang memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan,
termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksiforecast dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada
pemegang saham. c.
Mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.
d. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan
Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan
Komisaris berdasarkan
ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
65
Good Corporate Governance
B. Kewajiban
a. Melaporkan segera hasil evaluasi yang telah dilaksanakan
kepada Komisaris Utama.
b. Membuat permintaan tertulis yang disetujui Komisaris Utama kepada Direksi agar Direksi memberikan keterangan hasil audit
atau Laporan Hasil Audit dari pelaksanaan tugas Satuan
Pengawas Intern SPI.
c. Mengajukan calon auditor ekstern kepada RUPS melalui Komisaris dengan menyebutkan alasan pencalonan dan
besarnya honorarium auditor. III.2.5. Organ Pendukung Dewan Komisaris
Dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya mewujudkan pengawasan yang efektif, berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-10 MBU 2012 tentang organ pendukung Dewan Komisaris
Dewan Pengawas BUMN, Dewan Komisaris BUMN dapat membentuk organ Pendukung Dewan Komisaris.
Organ Pendukung Dewan Komisaris terdiri dari : a. Sekretariat Dewan Komisaris jika diperlukan :
b. Komite Audit c. Komite lainnya, jika diperlukan.
Komite lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat c, terdiri dari namun tidak terbatas pada Komite Pemantau Manajemen Risiko, Komite
Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Pengembangan Usaha. Nama-nama Komite sebagaimana dimaksud diatas, dapat diselesaikan
apabila terjadi penggabungan fungsi komite,
66
Good Corporate Governance
Seorang atau lebih anggota komite sebagaimana dimaksud diatas berasal dari anggota Dewan Komisaris.
Penjelasan mengenai organ pendukung ini selanjutnya dijabarkan pada buku pedoman tersendiri.
III.3. CARA KERJA KOMISARIS
III.3.1. Mekanisme kerja 1 Rencana Kerja
Dewan Komisaris menyusun rencana kegiatan tahunan disertai anggaran biaya yang disepakati semua anggota Dewan Komisaris.
Rencana anggaran biaya meliputi anggaran Dewan Komisaris dan Komite Audit disampaikan kepada Direksi untuk dimasukkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP.
2 Kegiatan Dewan Komisaris dalam Penyusunan RKAP
Dewan Komisaris menerima usulan RKAP maupun RJPP dari Direksi, dan selanjutnya didistribusikan kepada masing-masing
anggota Dewan Komisaris. Komisaris Utama mengkordinir anggota Dewan Komisaris untuk mereviu RKAP tersebut sesuai bidang
tugasnya sebagaimana yang telah disepakati dalam pembagian kerja. Hasil reviu masing-masing dibahas kembali dalam rapat
intern Dewan Komisaris untuk merumuskan nasehat, atau rekomendasi perbaikan, atau penyempurnaan RKAP tersebut. Hasil
perumusan dibahas kembali dalam rapat Koordinasi Dewan Komisaris dengan Direksi, dan selanjutnya diajukan ke Rapat
Umum Pemegang Saham RUPS untuk mendapat pengesahan.
3 Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin Dewan Komisaris diwujudkan dalam bentuk Rapat Internal dan kunjungan kelapangan. Sesuai dengan ketentuan
67
Good Corporate Governance
dalam Anggaran Dasar, bahwa Dewan Komisaris harus menyelenggarakan rapat minimal setiap bulan sekali.
Pada Umumnya rapat Dewan Komisaris membahas mengenai beberapa hal antara lain:
a. Surat-surat masuk mengenai usulan dan permohonan maupun
informasi lain yang diterima dari Direksi. b.
Surat-surat masuk dari Pemegang Saham dan atau Pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan.
c. Permasalahan-permasalahan
yang timbul
kepermukaan current issues yang dapat mempengaruhi atau yang ada
kaitannya dengan perusahaan baik yang bersumber dari media massa, pengaduan masyarakat dan Pemerintah.
d. Laporan Komite Audit dan atau surat-surat dari Komite Audit
mengenai hasil evaluasi yang telah dilakukan. e.
Laporan Manajemen Triwulanan, Semesteran maupun Tahunan dari Direksi.
f. Hasil observasipengamatan Dewan Komisaris atas kunjungan
lapangan yang telah dilakukan. Bahan rapat yang akan diselenggarakan sudah harus disampaikan
kepada Dewan
Komisaris beberapa
hari sebelum rapat
diselenggarakan sehingga memberikan kesempatan kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris untuk mempelajari atau
menganalisis materi yang akan dibahas. Hasil pembahasan rapat harus dituangkan dalam risalah rapat yang
memuat suatu simpulan dan keputusan berupa pemberian persetujuan dan atau penolakan atau pemberian rekomendasi yang
akan disampaikan kepada Direksi dan atau Pemegang Saham.
68
Good Corporate Governance
4 Penilaian Kinerja
RUPS wajib menetapkan Indikator Pencapaian Kinerja Key Performance Indicators Dewan Komisaris berdasarkan usulan dari
Dewan Komisaris yang bersangkutan Indikator Pencapaian Kinerja merupakan ukuran penilaian atas
keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan atau anggaran dasar,
Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan triwulanan perkembangan realisasi Indikator Pencapaian Kinerja kepada
pemegang sahamMenteri
III.3.2. Hubungan Kerja dengan Komite Audit
Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris yang berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya.
Komite ini bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri, baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Audit membuat rencana kegiatan tahunan yang kemudian
diusulkan kepada Dewan Komisaris untuk direviu dan disahkan. Realisasi pelaksanaan kegiatan Komite Audit berupa hasil evaluasi
dilaporkan secara berkala kepada Dewan Komisaris meliputi, antara lain:
1. Hasil penilaian atau evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
dan hasil audit SPI serta hasil audit Kantor Akuntan Publik.
2. Hasil penilaian sistem dan pelaksanaan pengendalian
manajemen termasuk rekomendasi penyempurnaannya.
69
Good Corporate Governance
3. Hasil reviu informasi yang dikeluarkan perusahaan termasuk
laporan keuangan berkala, brosur, proyeksi forecast dan lain- lain informasi keuangan yang disimpulkan kepada Pemegang
Saham.
4. Hasil identifikasi atas hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris.
5. Menyampaikan Hasil evaluasi atas penugasan lainnya dari
Dewan Komisaris. III.3.3. Hubungan Kerja dengan Auditor Ekstern
Dewan Komisaris melalui Komite Audit merumuskan Terms of Reference TOR bagi auditor ekstern Kantor Akuntan Publik yang
akan dipilih dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan tahunan perusahaan termasuk persyaratan bahwa auditor ekstern
yang menanda tangani Laporan Audit Indepen dari Kantor Akuntan Publik tersebut tidak boleh melakukan audit atas laporan keuangan
perusahaan lebih dari 3tiga kali berturut-turut. Terms of Reference yang telah dirumuskan disampaikan kepada
Panitia Pengadaan Barang dan Jasa untuk digunakan sebagai pedoman dalam proses seleksi calon auditor ekstern bagi perusa-
haan. Hasil seleksi dari Panitia disampaikan kepada Komite Audit dan selanjutnya diajukan kepada Komisaris. Komisaris mengusul-
kan calon Auditor Ekstern tersebut berikut biaya honorariumnya untuk ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Komisaris
melalui Komite Audit memantau dan melakukan penilaian atas pelaksanaan kegiatan serta hasil audit dari auditor ekstern tersebut
guna mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar.
70
Good Corporate Governance
III.3.4. Hubungan Kerja dengan SPI
Sesuai ketentuan pasal 3 ayat 3 Keputusan Menteri BUMN nomor KEP 103 MBU 2002 tanggal 4 Juni 2002, ditetapkan bahwa
Direksi memberikan keterangan mengenai hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas SPI, jika ada permintaan tertulis dari
Komisaris.
Sejalan dengan ketentuan tersebut agar tugas Komite Audit dapat berjalan lancar maka Komisaris harus membuat surat permintaan
secara tertulis kepada Direksi agar laporan audit SPI maupun hasil pelaksanaan kegiatannya disampaikan kepada Komite Audit.
Permintaan tertulis tersebut cukup dilakukan 1 satu kali saja.
III.4. RAPAT DEWAN KOMISARIS 1. Jadwal dan Permintaan Rapat.
Penyelenggaraan rapat oleh Dewan Komisaris dilakukan sebagai berikut:
A. Mengadakan rapat secara berkala sesuai dengan jadual rapat yang telah disusun, disepakati dan disahkan dalam rencana
kegiatan tahunan, dan menurut ketentuan paling sedikit sebulan sekali, dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat
mengundang Direksi. B. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas
permintaan 1 satu atau beberapa anggota Dewan Komisaris, da permintaan Direksi, atau atas permintaan tertulis dari 1 satu
atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurang- kurangnya 110 satu per sepuluh dari jumlah saham dengan
hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
71
Good Corporate Governance
C. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis oleh Komisaris Utama atau oleh anggota Dewan Komisaris
yang ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 3 tiga hari sebelum rapat
diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat. Undangan Rapat harus mencantumkan :
a Acara atau agenda rapat b Materi Rapat
c Tanggal d Waktu
e Tempat
D. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat kegiatan
usahanya yang utama di dalam wilayah Republik Indonesia E. Panggilan rapat tersebut tidak disyaratkan apabila semua
anggota Dewan Komisaris hadir dalam rapat. F.
Jumlah rapat Dewan Komisaris dan jumlah kehadiran masing- masing anggota Dewan Komisaris harus dimuat dalam Laporan
Tahunan BUMN.
2. Ketua Rapat dan Peserta Rapat.
A. Ketua rapat adalah Komisaris Utama dan jika berhalangan dapat dipimpin oleh anggota lainnya yang ditunjuk Komisaris
Utama. B. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama.
C. Dalam hal Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Dewan Komisaris yang paling lama menjabat
72
Good Corporate Governance
sebagai anggota Dewan Komisaris bertindak sebagai pimpinan rapat Dewan Komisaris
D. Ketua rapat adalah Komisaris tertua dalam jabatan Komisaris, jika Komisaris Utama berhalangan atau tidak dilakukan
penunjukan dan jika tidak ada Komisaris yang tertua dalam jabatan maka dipimpin oleh Komisaris yang tertua dalam usia.
E. Peserta rapat adalah seluruh anggota Komisaris dan dapat mengundang Direksi.
F. Seorang anggota Komisaris dapat diwakili oleh anggota Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa tertulis yang
diberikan untuk keperluan itu dan seorang anggota Komisaris hanya dapat mewakili seorang anggota Komisaris lainnya.
3. Hak suara dan Pengambilan Keputusan
A. Pengambilan keputusan mengikat dan sah jika dihadiri atau
diwakili oleh ½ satu per dua jumlah anggota Komisaris.
B. Keputusan rapat diambil dengan musyawarah untuk mufakat dan jika melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka
keputusan diambil suara terbanyak. C.
Pengambilan Keputusan Dewan Komisaris dilakukan sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan sejak usulan tindakan
disampaikan dalam Rapat Dewan Komisaris – Direksi atau
secara tertulis untuk keputusan sirkuler, Tingkat kesegeraan berkisar 7 hari baik dan sampai dengan
14 hari cukup Keputusan Dewan Komisaris harus sudah dikomunikasikan
kepada Direksi maksimal 7 hari sejak disahkan ditandatangani.
D. Dalam mata acara lain-lain, rapat Dewan Komisaris tidak berhak mengambil keputusan kecuali semua anggota Dewan Komisaris
73
Good Corporate Governance
atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan mata acara rapat.
E. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju dalam rapat sama banyaknya, maka usul yang bersangkutan dianggap
ditolak, kecuali mengenai diri orang akan ditentukan dengan
undian secara tertutup.
F. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka pimpinan Rapat memutuskan hasil rapat,
dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai pertanggung jawaban sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat 3 cek,
kecuali mengenai diri orang, pengambilan keputusan rapat dilakukan dengan pemilihan secara tertutup.
G. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili seorang anggota Dewan Komisaris lainnya.
H. Suara blanko abstain dianggap menyetujui usul yang diajukan
dalam rapat.
I. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
4. Risalah Rapat
Risalah rapat merupakan bukti yang sah mengenai segala sesuatu yang dibicarakan dan yang diputuskan dalam rapat, maka hal yang
perlu dalam setiap kali rapat Dewan Komisaris adalah:
1. Menunjuk Sekretaris Dewan Komisaris atau salah seorang yang
hadir untuk membuat daftar hadir dan notulen rapat. 2.
Membuat risalah rapat berdasarkan notulen rapat atas segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat dan
risalah rapat ditanda tangani oleh Ketua rapat dan oleh salah
74
Good Corporate Governance
seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh dan dari antara anggota yang hadir.
3. Risalah rapat harus mencantumkan pendapat-pendapat yang
berkembang dalam rapat, baik pendapat yang mendukung maupun yang tidak mendukung atau berbeda pendapat
dissenting opinion, keputusan kesimpulan rapat, serta alasan ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris, apabila ada.
4. Risalah rapat juga mencantumkan dengan jelas tata tertib rapat.
5. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak menerima salinan
risalah rapat Dewan Komisaris, baik yang bersangkutan hadir atau tidak hadir dalam Rapat Dewan Komisaris
dan persetujuan, keberatan atau usul perbaikan harus disampaikan
dalam waktu 14 empat belas hari setelah tanggal pengiriman dan jika lewat 14 empat belas hari, disimpulkan bahwa tidak
ada keberatan atau perbaikan.
6. Risalah rapat asli dari setiap Rapat Dewan Komisaris harus
dijilid dan disimpan dalam kumpulan dokumen tahunan pada BUMN yang bersangkutan, dan harus tersedia setiap diminta
oleh anggota Dewan Komisaris atau Direksi.
5. Pengambilan Keputusan diluar Rapat
Dalam hal Dewan Komisaris mengambil keputusan yang sah dan mengikat, diluar Rapat Dewan Komisaris secara fisik melalui
sirkuler, dll, maka Keputusan tersebut harus disetujui secara tertulis oleh semua anggota Dewan Komisaris. Keputusan Dewan
Komisaris tersebut mempunyai daya mengikat dengan kekuatan hukum yang sama dengan keputusan Dewan Komisaris yang
dihasilkan Rapat Dewan Komisaris secara fisik.
75
Good Corporate Governance
III.5. PENUTUP BAGI PEDOMAN PELAKSANAAN DEWAN KOMISARIS
Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor
PER-01 MBU2011 tanggal 1 Agustus 2011
bahwa dalam Laporan Tahunan Perusahaan harus memuat informasi sebagai berikut:
A. Uraian Dewan Komisaris memuat antara lain :
1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. termasuk identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan
Komisaris di perusahaan lain selain di PTPN II , 2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi
honorarium, fasilitas danatau tunjangan lain yang diterima anggota Dewan Komisaris dari PTPN II.
3. Frekwensi pertemuan rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi.
4. Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan. B.
Uraian Komite Audit memuat antara lain : 1. Nama, Jabatan, riwayat hidup singkat anggota Komite Audit
2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Komite Audit. 3. Frekwensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit.
4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit. 5. Independensi anggota komite audit.
C. Uraian Komite Manajeman Risiko, Nominasi dan Remunerasi
memuat antara lain : 1.
Nama, Jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Manajemen Risiko, Nominasi dan Remunerasi.
2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Komite MR dan NR..
76
Good Corporate Governance
3. Frekwensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite MR NR.
4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite MR dan NR.
5. Independensi anggota komite MR dan NR.
Materi dalam pedoman board manual ini dapat diubah dan direvisi sesuai dengan perkembangan organisasi perusahaan dan atau
perubahan organisasi dan pembagian kerja Komisaris. Dokumen ini merupakan dokumen yang bersifat terbatas dan hanya
terbuka bagi anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Sekretaris Perusahaan, peredaran dokumen ini pada pihak-pihak lain di luar
yang tersebut di atas dapat diberikan sepanjang dianggap perlu dan mendapat persetujuan sekurang-kurangnya dari satu orang anggota
Direksi dan Direktur Utama.
77
Good Corporate Governance
BAB IV PEDOMAN PELAKSANAAN DIREKSI
IV.1. KETENTUAN JABATAN DIREKSI 1. Persyaratan Jabatan
Calon anggota Direksi dapat berasal dari mareka yang sedang atau pernah menduduki jabatan Direksi BUMN atau pejabat setingkat
dibawah Direksi perusahaan atau BUMN lain atau tenaga profesional.
Untuk dapat dicalonkan menjadi anggota Direksi perusahaan, harus memenuhi persyaratan berikut ini:
a Persyaratan formal, yaitu: Orang perorangan.
Mampu melaksanakan perbuatan hukum. Tidak pernah dinyatakan pailit dalam waktu 5 lima tahun
sebelum pencalonan. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris yang
dinyatakan bersalah yang menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 lima tahun sebelum
pencalonan.
Tidak pernah dihukum karena merugikan keuangan negara dalam waktu 5 lima tahun sebelum pencalonan.
Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Komisaris tidak boleh ada hubungan
keluarga sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda
menantu atau ipar.
78
Good Corporate Governance
b Persyaratan material, yaitu Integritas, yaitu tidak pernah secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktek- praktek menyimpang, cidera janji serta perbuatan lain yang
merugikan perusahaan dimana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja.
Kompetensi, yaitu kemampuan dan pengalaman dalam pengurusan dan pengelolaan perusahaan, kepemim-pinan,
visi dan misi tentang Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara II, strategi pengembangan perusahaan baik
jangka pendek maupun jangka panjang serta penyelesaian masalah strategis perusahaan.
2. Pengangkatan dan Masa Jabatan
Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi
RUPS. Penetapan dan pengangkatan Direksi dilakukan setelah melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan fit and proper test
oleh Panitia yang diangkat oleh Menteri BUMN terhadap calon –
calon Direksi yang masuk dalam Daftar Nominasi. Sebelum masuk daftar nominasi terlebih dahulu dilakukan seleksi dari calon-calon
yang diajukan pemegang saham oleh Panitia. Calon anggota Direksi yang telah lulus seleksi dan uji kalayakan dan kepatutan,
diajukan kepada Menteri BUMN untuk mendapat persetujuan. Sebelum ditetapkan sebagai anggota Direksi, diwajibkan untuk
menandatangani Kontrak Manajemen dan surat pernyataan untuk melaksanakan dan menegakkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam pengelolaan perusahaan.
79
Good Corporate Governance
Menteri BUMN selaku RUPS menetapkan dan mengangkat Direksi tersebut untuk masa jabatan 5 lima tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 satu kali masa jabatan berikutnya. Bagi Direksi yang diangkat sebagai pengganti Direksi yang berhenti
atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, masa jabatannya adalah sisa masa jabatan anggota Direksi yang
digantikannya, kecuali RUPS menetapkan lain. Dalam hal terdapat penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan anggota Direksi
tersebut berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan anggota Direksi lainnya yang telah ada, kecuali RUPS menetapkan
lain.
3. Pemberhentian
Direksi berhenti dari jabatannya disebabkan : A.
Masa jabatannya berakhir. B.
Mengundurkan diri. C.
Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
D. Meninggal dunia.
E. Diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS
dengan menyebutkan alasannya. F.
Diberhentikan sementara waktu oleh Komisaris dengan suara terbanyak, apabila seorang atau lebih anggota Direksi bertindak
bertentangan dengan anggaran dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi
perseroan.
80
Good Corporate Governance
Dalam hal Direksi mengundurkan diri, Menteri BUMN yang bertindak selaku RUPSPemegang saham berhak untuk menerima
dan menolak pengunduran diri tersebut. Pengunduran diri tersebut harus diberitahukan secara tertulis kepada Pemegang Saham
dengan tembusan kepada Komisaris dan Anggota Direksi lainnya paling lambat 30 tiga puluh hari sebelum tanggal pengunduran
dirinya. Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun setelah masa
jabatan berakhir, kecuali berhenti karena meninggal dunia, maka yang bersangkutan wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas
tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.
4. Pengisian Jabatan Direksi Yang Lowong
A. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka
dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah terjadi lowongan tersebut, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi
jabatan Direksi yang lowong tersebut. B.
Selama jabatan tersebut belum ada penggantinya, maka salah seorang anggota Direksi lainnya yang ditunjuk Komisaris
menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong tersebut dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
C. Jika pada suatu waktu oleh sebab apapun Perusahaan tidak
mempunyai Direksi, maka untuk sementara Komisaris berkewajiban menjalankan pekerjaan Direksi, dengan kewajiban
dalam waktu paling lambat 30 tiga puluh hari setelah terjadi kelowongan, untuk memanggil RUPS guna mengisi lowongan
tersebut.
81
Good Corporate Governance
D. Dalam hal adanya pemberhentian sementara waktu seorang
atau lebih anggota Direksi oleh anggota Komisaris dengan suara terbanyak maka Komisaris diwajibkan untuk memanggil
RUPS dalam waktu 30 hari setelah pemberhentian, yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan
diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kedudukannya. Jika RUPS diadakan melebihi batas waktu 30 hari setelah
pemberhentian sementara, maka pemberhentian sementara itu batal.
5. Larangan Rangkap Jabatan dan Benturan Kepentingan
Semua anggota Direksi harus menghindari konflik kepentingan conflict of interest antara kepentingan pribadi dan keluarga
dengan kepentingan perusahaan sebagai berikut : A.
Dilarang memangku
jabatan rangkap
sebagai Direksi
BUMNBUMD, Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lainnya yang berhubungan dengan pengurusan perusahaan yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan. B.
Dilarang memangku Jabatan Struktural dan Fungsional pada InstansiLembaga Pemerintah Pusat dan Daerah.
C. Dilarang memangku jabatan lainnya yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan secara langsung atau tidak langsung dengan perseroan yang dipimpinnya dan
atau yang bertentangan
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan anggaran dasar perusahaan. D.
Anggota Direksi dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan kepentingan conflict of interest dan mengambil
keuntungan pribadi, baik secara langsung maupun tidak langsung
dari pengambilan
keputusan dan
kegiatan
82
Good Corporate Governance
Perusahaan selain gaji dan fasilitas sebagai anggota Direksi yang ditentukan RUPS.
E. Apabila terjadi sesuatu hal dimana kepentingan Perseroan
berbenturan dengan kepentingan salah satu anggota Direksi maka dengan persetujuan Komisaris, Perseroan akan diwakili
oleh anggota Direksi lainnya. F.
Apabila benturan kepentingan tersebut menyangkut semua anggota Direksi, maka perseroan akan diwakili oleh Komisaris
atau oleh seorang yang ditunjuk oleh Komisaris. G.
Anggota Direksi dilarang untuk memberikan atau menawarkan atau menerima, baik langsung maupun tidak langsung, sesuatu
yang berharga kepada atau dari pelangganpemasok atau seorang pejabat pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai
imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
IV.2. ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
1. ORGANISASI
Struktur komposisi Direksi Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara II yang berlaku saat ini dibentuk berdasarkan :
A. Persetujuan RUPS tentang pengesahan RKAP dan persetujuan pelaksanaan restrukturisasi pengelolaan usaha Perusahaan
Perseroan PT Perkebunan Nusantara II. B. Keputusan Menteri BUMN
tentang pengangkatan Direktur Utama dan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Perkebunan
Nusantara II. C. Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan PT Perkebunan
Nusantara II Nomor : II.10Kpts01III2012 tanggal 5 Maret 2012
83
Good Corporate Governance
tentang Pembagian Tugas dan Jabatan Anggota Direksi Perusahaan Perseroan Persero PT. Perkebunan Nusantara II.
Susunan Direksi sesuai dengan keputusan tersebut di atas adalah : A. Direktur Utama; membawahi langsung Direktur Produksi, Direktur
Keuangan, Direktur SDMUmum, Direktur Renbang, Bagian Sekretaris Perusahaan,
Bagian Pemasaran serta Satuan
Pengawasan Intern. B. Direktur Produksi; membawahi langsung Kepala Bagian
Tanaman, Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan Tanaman Semusim, Kepala Bagian Teknik Tanaman Tahunan, dan Kepala
Bagian Pengolahan Tanaman Tahunan C. Direktur Keuangan; membawahi langsung Kepala Bagian
Pembiayaan , Kepala Bagian Akuntansi dan Teknologi Informasi dan Kepala Bagian Pengadaan.
D. Direktur SDM dan Umum; membawahi langsung Bagian Sumber Daya Manusia, Kepala Bagian Umum, serta Kepala Bagian
Hukum dan Pertanahan. E. Direktur Perencanaan Pengembangan Renbang; membawahi
langsung Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian, Kepala Bagian Pengembangan, Kebun Pengembangan Barumun dan
Papua, Unit Risbang Tebu, Unit BPTD, Pengembangan ternak sapi, dan Proyek Deli Megapolitan .
84
Good Corporate Governance
II. URAIAN TUGAS DIREKSI
1. Dewan Direksi secara Kolektif A. Tugas pokok :
1 Direksi melaksanakan program pelatihan pembelajaran secara berkelanjutan.
A Direksi yang baru diangkat mengikuti program pengenalan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
1 Direksi menyampaikan kepada Sekretaris Perusahaan untuk diadakan program pengenalan bagi anggota
Direksi yang baru diangkat. 2 Anggota Direksi yang baru diangkat mengikuti program
penegnalan perusahaan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
3 Tingkat kehadirankeaktifan, anggota Direksi dalam mengikuti rangkaian program pengenalan perusahaan.
B Direksi melaksanakan program pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi anggota
Direksi sesuai
kebutuhan. 1 Terdapat rencana kerja, anggaran dan kebijakan
tentang pelatihan bagi anggota Direksi sesuai kebutuhan.
2 Pelaksanaan program
pelatihan pembelajaran
direalisasikan sesuai dengan rencana kerja Dewan Komisaris dan terdapat laporan tentang hasil
pelatihan yang telah dijalani anggota Direksi.
85
Good Corporate Governance
2 Direksi melakukan pembagian tugasfungsi, wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
A Direksi menetapkan struktursusunan organisasi yang dirancang untuk memastikan pencapaian sasaran dan
tujuan organisasi. 1 Terdapat penetapan oleh Direksi tentang uraian tugas
dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi. 2 Terdapat penetapan deskripsi dan spesifikasi jabatan
serta uraian tugas untuk semua tingkatan jabatan di struktur oragnisasi.
Deskripsi pekerjaan menyebutkan tugas kewajiban, tanggung jawab untuk setiap jabatan : Spesifikasi
pekerjaan menyebutkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan knowledge, skill, abillity yang
dibutuhkan untuk setiap jabatan, 3 Direksi mengajukan permintaan persetujuan Dewan
Komisaris atas struktur organisasi. B Direksi penetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan
standard operasional baru SOP untuk proses bisnis initi core business perusahaan.
1 Terdapat kebijakan tentang pedoman penyusunan SOP di perusahaan.
2 Terdapat SOP untuk seluruh proses bisnis inti perusahaan sebagai panduan melaksanakan kegiatan
perusahaan. 3 Terdapat
sosialisasi SOP
untuk proses
inti perusahaan kepada karyawan yang terkait.
86
Good Corporate Governance
4 SOP untuk proses bisnis perusahaan dilaksanakan konsisten dan tidak terdapat penyimpangan atas
prosedur. 5 Direksi melakukan peninjauan dan penyempurnaan
SOP secara berkala. C Direksi menetapkan mekanisme pengambilan keputusan
atas tindakan perusahaan corporate action sesuai ketentuan perundang-undangan dan tepat waktu.
1 Terdapat pengaturan mengenai mekanisme pengam- bilan keputusan Direksi secara formal terdiri dari:
Pengambilan keputusan melalui rapat Direksi; Pengambilan keputusan diluar rapat melalui
sirkuler dan lain-lain 2 Terdapat standad waktu tingkat kesegaran pengam-
bilan keputusan Direksi. Standard waktu tersebut ditetapkan sejak usulan
tindakan beserta dokumen pendukung dan informasi lainnya yang lengkap disampaikan dalam Rapat
Direksi secara tertulis untuk keputusan sirkuler. 3 Terdapat
ketentuan tentang
kesegaran untuk
mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi dibawah direksi yang terkait dengan keputusan
tersebut maksimal 7 tujuh hari sejak disahkan ditandatangani.
Dalam hal Direksi mengambil keputusan yang mengikat di Rapat Direksi secara fisik, maka
87
Good Corporate Governance
keputusan tersebut harus disetujui secara tertulis oleh semua anggota Direksi Keputusan Direksi tersebut
mempunyai daya mengikat dengan kekuatan hukum yang sama dengan keputusan Direksi yang dihasilkan
Rapat Direksi secara fisik. 3 Direksi menyusun perencanaan perusahaan
A Direksi memiliki Rencana Jangka Panjang RJPP yang disahkan oleh RUPSPemilik Modal
1 Terdapat kebijakan
prosedur dan
pedoman penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
RJPP yang memadai. 2 Terdapat rancangan RJPP yang sesuai dengan
pedoman penyusunan RJPP yang ditetapkan. 3 Terdapat proses telaah oleh Direksi atas rancangan
RJPP yang disusun oleh Tim Penyusun RJPP dan menindaklanjuti membahas hasil telaah tanggapan
pendapat Dewan Komisaris atas rancangan RJPP. 4 Direksi menyampaikan rancangan RJPP kepda
RUPSMenteriPemilik Modal
danatau Dewan
Komiaris sebelum 30 September tahun berjalan. 5 Direksi mensosialisasikan dalam RJPP kepada
seluruh karyawan perusahaan. B Direksi meiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
RKAP yang disahkan oleh RUPSMenteriPemilik Modal 1 Terdapat kebijakan, prosedur dan pedoman atas
rancangan RKP prosedur dan pedoman penyusunan
88
Good Corporate Governance
Rencana Kerja dan anggaran perusahaan RKAP yang memadai.
2 Terdapat rancangan RJPP yang sesuai dengan pedoman penyusunan RJPP yang ditetapkan dan
rancangan RKAP tersebut merupakan pejabaran tahunan RJPP.
3 Terdapat proses telaah oleh Direksi atas rancangan RKAP yang disusun oleh TIM Penyusun RKAP dan
menindaklanjuti membahas hasil telaah tanggapan pendapat Dewan Komisaris atas rancangan RKAP
tersebut. 4 Direksi menyampaikan rancangan RKAP kepada
RUPSMenteriPemilik Modal
danatau Dewan
Komisaris tepat waktu atau sesuai jadwal waktu ditentukan.
Penyampaian paling lambat kepada Pemegang SahamPemilik Modal pada tanggal 30 Oktober tahun
berjalan, jika pengesahan oleh RUPS, maka penyampaian kepada Dewan Komisaris sebelum 15
September tahun berjalan.
5 Direksi mensosialisasikan RKAP kepada seluruh karyawan perusahaan.
C Direksi menempatkan karyawan pada semua tingkatan jabatan sesuai dengan sepesifikasi jabatan dan memiliki
rencana suksesi untuk seluruh jabatan dalam perusahaan. 1 Terdapat kebijakanpedoman prusahaan mengenai
manajemen karir di perusahaan dan sistem dan prosedur promosi dan mutasi dalam perusahaan.
89
Good Corporate Governance
2 Perusahaan menempatkan karyawan pada setiap level dalam organisasi perusahaan sesuai dengan
spesifikasi jabatan dan dilakukan secara objektif dan transparan.
a Terdapat penempatan karyawan pada setiap level jabatan dalam organisasi perusahaan. Tidak
terdapat jabatan yang kosong. b Penempatan karyawan pada setiap level jabatan
sesuai dengan spesifikasi jabtan yang ditetapkan. 3 Perusahaan memiliki rencana suksesi untuk setiap
level dalam organisasi perusahaan. a. Direksi meiliki database list tentang orang yang
memiliki skill dan kompetensi serta pengalaman yang cukup untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang ditargetkan dapat tersedia disetiap posisi jabatan diperusahaan, daftar tersebut menyebut-
kan siapa saja yang dapat mengambil alih pekerjaan pekerjaan.utama apabila karyawan
karyawan berhenti, pensiun, meninggal dengan tak terduga
b Pelaksanaan seleksi
untuk suksesipromosi
pejabat satu level di bawah Direksi sesuai dengan ketentuan melalui proses assesment.
4 Rencana promosi dan mutasi satu level jabatan di bawah Direksi dibahas secara lintas dalam Rapat
Direksi dan disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk kesempatan pemberian arahan terhadap
rencana promosi dan mutasi tersebut.
90
Good Corporate Governance
5 Tingkat obyektivitas dan transparansi yang memadai dalam penempatan karyawan pada setiap level
jabatan. D Direksi memberikan respon terhadap usulan peluang
bisnis yang
berpotensi meningkatkan
pendapatan perusahaan, penghematan efisiensi perusahaan, penda-
yagunaan aset dan manfaat lainnya. 1 Terdapat mekanisme bagi Direksi untuk merespon
usulan peluang bisnis dari manajemen di bawah Direksi anggota Direksi Dewan Komisaris.
2 Atas usulan peluang bisnis tersebut, Direksi membahas secara intensif untuk :
a mengidentifikasi peluang bisnis; b mengambil keputusan atas usulan tersebut;
setuju tidak setuju. 3 Atas usulan peluang bisnis yang disetujui dan
termasuk dalam kewenangan Dewan Komisaris dan atau RUPSPemilik Modal, Direski menyampaikan
kepada Dewan Komisaris tentang usulan peluang disertai dengan studi kelayakan dan membahas
dengan Dewan Komisaris. 4 Peluang bisnis perusahaan yang dibahas dan
disampaikan kepada Dewan Komisaris merupakan peluang yang belum terlambat untuk ditindaklanjuti.
5 Realisasi peluang bisnis mmampu memberikan manfaat bagi perusahaan sesuai dengan rencana
yang disampaikandibuat.
91
Good Corporate Governance
E Direksi merespon isu-isu terkini dari eksternal mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahannya,
secara tepat waktu dan relevan. 1 Terdapat mekanisme bagi Direksi untuk sewaktu-
waktu segera membahas isu-isu terkini mengenai perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang
berdampak besar pada perusahaan dan kinerja perusahaan
2 Terdapat pembahasan internal Direksi mengenai isu- isu terkini mengenai perubahan lingkungan bisnis dan
permasalahannya yang berdampak besar pada usaha perusahaan dan kinerja perusahaan
3 Jika perubahan lingkungan bisnis berdampak besar pada usaha perusahaan dan kinerja perusahaan,
Direksi menyampaikan isu-isu tersebut kepada Dewan Komisaris untuk meminta arahan untuk
merespon isu tersebut 4 Tidak terdapat perubahan lingkungan bisnis dan
permasalahan yang berdampak signifikan pada usaha perusahaan dan kinerja perusahaan, yang tidak
direspon oleh Direksi. 4 Direksi berperan dalm pemenuhan target kinerja perusahaan
A Direksi melaksanakan programkegiatan sesuai dengan RKAP dan mengambil keputusan yang diperlukan melalui
analisis yang memdai dan tepat waktu 1 Setiap melaksanakan program kegiatan yang
membutuhkan persetujuan Dewan Komisaris, telah
92
Good Corporate Governance
melaui mekanisme yang sesuai dengan anggaran dasar atau sesuai dengan wewenang yang ditetapkan
Anggaran Dasar 2 Program kegiatan yang membutuhkan investasi dan
hutang dalam jumlah signifikas telah diputuskan melalui analisis yang memadai berdasarkan informasi
yang cukup, studi kelayakan serta analisis risiko terhadap programkegiatan tersebut dan tindakan
pengendalian untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.
3 Proses pengambilan keputusan atau kebijakan dilaksanakan
tepat waktu
sesuai pedoman
mekanisme tentang pengambilan keputusan. B Direksi
memiliki sistempedoman
pengukuran dan
penilaian kinerja untuk unit dan jabatan dalam organisasi struktural dan diterapkan secara obyektif dan transparan
1 Terdapat sistempedoman paling penilaian kinerja, minimal memuat:
a Prosedur operasional standar atas pengukuran dan penilaian kinerja untuk unit dan jabatan
struktural dalam perusahaan. b Penjelasan mengenai indikator kinerja minimal
berupa formularumus
cara-cara penilaian,
informasi sumber data saat pelaporan dsb. 2 Indikator kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur
organisasi sesuai dengan ruang lingkup tugas dan peran unit dan jabatan struktur dalam organisasi.
93
Good Corporate Governance
3 Sistem pengukuran kinerja didukung dengan aplikasi komputer.
C Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan diturunkan secara berjenjang ditingkat unit, sub unit dan
jabatan didalam organisasi struktural didalam organisasi 1 Terdapat target kinerja untuk setiap jabatan dalam
struktur organisasi sesuai dengan kapasitas peran dan potensi tugas unit dan jabatan struktural di
organisasi
2 Terdpat kontrak kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur organisasi
D Direksi melakukan analisi dan evaluasi terhadap capaian kinerja untuk jabatanunit unit di bawah Direksi dan tingkat
perusahaan. 1 Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap
perkembangan kinerja jabatan unit-unit dibawah Direksi
a Tersedianya laporan berkala pengukuran dan informasi kinerja dari jabatanunit unit di bawah
Direksi secara berkala dan tepat waktu b Terdapat pembahasan evaluasi bulanan atas
kinerja dari jabatanunit unit di bawah Direksi secara berjenjang
c Direksi menindaklanjuti hasil pembahasan atas kinerja jabatanunit di bawah Direksi yang tidak
belum mencapai target yang ditetapkan
94
Good Corporate Governance
2 Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap perkembangan kinerja jabatan unit unit di bawah
Direksi Terdapat evaluasi pencapaian Perusahaan yang
mencakup: kesesuaian pelaksanaan program kerja inisiatf perusahaan dan anggaran yang telah
ditetapkan dalam RKAP E Direksi melaporkan pelaksanaan sistem manajemen
kinerja kepada Dewan Komisaris. 1 Direksi menyusun dan menyampaikan kepda Dewan
Komisaris mengenai pencapaian kinerja perusahaan berdasarkan target target kolegial Direksi
2 Tingkat pencapaian
target kinerja
kontrak manajemen-kolektif
3 Direksi menyusun dan menyampaikan kepada Dewan Komisaris mengenai pencapaian kinerja masing-
masing Direktorat berdasarkan target target dalam Kontrak Manajemen sebagai kinerja masing masing
Direksi 4 Tingkat pencapaian target kinerja anggota Direksi
individu F Direksi menyusun dan menyampaikan kepada RUPS
tentang usulan insentif kinerja untuk Direksi 1 Terdapat usulan kepada RUPS yang sudah disetujui
Dewan Komisaris tentang insentif kinerja Direksi, sesuai ketentuan yang berlaku
95
Good Corporate Governance
2 Penentuan usulan insentif kinerja Direksi mencer- minkan kesesuaian dengan kinerja yang dicapai KPI
G Direksi menerapkan sistem tentang teknologi informasi sesuai dengan kebijakan yag telah ditetapkan
1 Perusahaan memiliki kebijakan teknologi informasi a Perusahaan menetapkan Informasi Teknologi
Master Plan ITMP sebagai pedoman dalam mengembangkan
teknologi informasi
dan Informasi Technology Detail Plan ITDP sebagai
penjabaran lebih lanjut dari ITMP, yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan atas perencanaan
tahunan sesuai ITMP b Arsitektur sistem informasi sebaiknya juga telah
mendesain sampai dengan level data dan sistem keamanannya
c Arah pengunaan dan pengadaan teknologi informasi yang digunakan telah direncanakan
dengan memperkirakan trend perkembangan teknologi
d Terdapat kebijakan pengelolaan data, prosedur pengelolaan data, dan pelaporan TI
2 Penerapan TI di perusahaan sesuai dengan master- plan dan disertai dengan perencanaan TI yang
matang mencakup sumber daya manusia, struktur organisasi pengelolaan dan tingkat layanan yang
diberikan TI
3 Terdapat audit atas TI
96
Good Corporate Governance
4 Tingkat kesesuaian penerapan TI saat ini dengan kebutuhan perusahaan
5 Direksi melaporkan pelaksanaan sistem teknologi kepada Dewan Komisaris
a Adanya laporan pelaksanaan sistem TI secara tertulis terkait dengan pelaksanaan IT Master Plan
dan ITDP serta disampaikan kepada Dewan Komisaris baik diminta ataupun tidak diminta
b Adanya laporan kinerja teknologi yang disampai- kan kepada Dewan Komisaris termasuk audit TI
H Direksi melaksanakan sistem peningkatan mutu produk dan pelayanan
1 Pelaksanaan pelayanan; a Perusahaan memiliki kebijakan mengenai standar
pelayanan minimal b Perusahaan memiliki SOP Layanan Pelanggan
dan Standar Pelayanan c SOP dan SPM tercapai
d Indikator SPM tercapai e Tingkat
kualitas yang
memadai mengenai
kemudahan layanan dan fairness 2 Peningkatan mutu sistem pengendalian mutu produk
a Perusahaan memilki kebijakan mutu sistem pengendalian mutu produk
b Perusahaan memiliki sertifikasi atas kebijakan mutu
97
Good Corporate Governance
c Sistem pengendalian mutu diterapkan secara konsisten, ditandai dengan keluhan pelanggan
atas mutu produkjasa menurun d Perusahaan
menindaklanjuti ketidaksesuaian
mutu dalam proses produksi e Sistem mutu dievaluasi dan diaudit secara berkala
3 Perusahaan memberikan kompensasi dalam hal SPM dan mutu tidak terpenuhi
I Direksi melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang menguntungkan bagi perusahaan, baik harga maupun
kualitas barang dan jasa tersebut 1 Perusahaan memiliki pedoman pengadaan barang
dan jasa perusahaan yang menerapkan prinsip prinsip efisien, efektif, kompetitif, adil dan wajar,
akuntabel; dan memuat hak hak dan kewajiban pemasok sesuai peraturan perundang undangan yang
berlaku 2 Pedomankebijakan pengadaan dipublikasikandapat
diakses pemasokcalon pemasok 3 Perusahaan merencanakan pengadaan barang dan
jasa secara
optimal berdasarkan
perhitungan kebutuhan perusahaan
4 Pengadaan barang dan jasa perusahaan terbuka begi penyedia barangjasa yang memenuhi persyaratan
dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barangjasa yang setara dan memenuhi
98
Good Corporate Governance
syaratkriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan
5 Perusahaan memiliki harga perkiraan sendiri HPS yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdsarkan
data yang dapat dipertanggungjawabkan. Nilai total HPS terbuka dan tidak bersifat rahasia
6 Perusahaan memastikan SOP pengadaan brang dan jasa dan kebijakan perusahaan telah dijalankan
dengan benar 7 Tidak terdapat temuan temua audit oleh auditoe
eksternal dan auditor internal mengenai pengadaan yang merugikan perusahaan dan tidak terdapat
sanggahan pemilihan penyedia barangjasa perusahaan 8 Tingkat transparansi dalam pengadaan barang dan
jasa J Direksi mengembangkan SDM menilai kinerja dan
memberikan remunerasi yang layak dan membangun lingkungan SDM yang efektif mendukung pencapaian
perusahaan 1 Pendidikan dan Pelatihan
a Perusahaan memiliki
kebijakan program
pendidikan dan pelatihan untuk memberikan peningkatan kowledge, skill dan ability yang dapat
dugunakan meningkatkan
efektivitas kinerja
karyawan dan kebijakan evaluasi kinerja pasca pendidikan dan pelatihan untuk mengukur hasil
hasil pendidikan dan pelatihan
99
Good Corporate Governance
b Perusahaan melaksanakan kebijakanprogram pendidkan dan pelatihan tersebut sesuai dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan c Terdapat evaluasi pasca pendidkan dan pelatihan
d Tingkat keadailan yg memadai atas kesempatan pendidikan da pealtihan karyawan
2 Program pengembangan SDM a Perusahaan memiliki program pengembangan
SDM melaui training, coaching, dan assigment b Program pengembangan SDM dilaksanakan
sesuai pedomansistem yang ditetapkan c Pelaksanaan program pengembangan berhasil
yang ditunjukan dengan pencapaian target indikator keberhasilan ada evaluasi dan kriteria
keberhasilan
3 Program K3 a Perusahaan memilki kebijakan perlindungan
keselamatan pekerja, antara lain; keselamatan kerja, manajemen K3, sertifikasi K3, fasilitas
kesehatan di lingkungan kerja asuransi kesehatan terhadap
pekerja dan
keluarga, informasi
mengenai adanya tingkat bahaya tertentu bagi pekerja untuk perusahaan industriyang wajib
b Pelaksanaan program tersebut ada alat kerja, manajemen K3, sertifikasi K3 fasilitas kesehatan
di lingkungan kerja, asuransi kesehatan terhadap pekerja dan keluarga, informasi mengenai adanya
tingkat bahaya tertentu bagi pekerja
100
Good Corporate Governance
c Perusahaan melakukan evaluasi dan menindak- lanjuti hasil evaluasi
4 Perusahaan memiliki kebijakan sistem penilaian kinerja performance appraisal bagi karyawan
a Kebijakan mencakup sisi kinerja individu dan kompetensi karyawan
b Terdapat indikator kinerja individu dan target yang ditetapkan oleh atasan langsung
c Sistem penilaian kinerja performance appraisal bagi karyawan diterapkan dengan konsisten
d Hasil penilaian performance appraisal dimanfaat- kan untuk pengembangan karyawan
5 Perusahan memberikan kesempatan yang memadai untuk menduduki posisi tertentu yang sesuai dengan
kompetensi 6 Perusahaan menerapkan penerapan remunerasi dan
kesejahteraan a Terdapat kebijakan mengenai :
skema remunerasi bagi karyawan sesuai peraturan peraturan perundang undangan
yang berlaku, yang bersifat fairadil secara internal, kompetitif secara eksternal dan
motivatif;
pemenuhan hak hak kesejahteraan karyawan sesuai dengan perundang undangan yang
berlaku, misalnya kesertaan pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jaminan Hari
101
Good Corporate Governance
Tua, Asuransi Kecelakaan Kerja, Asuransi Kematian, dll
b Kebijkan remunerasi ditinjau secara komprehensif dan disempurnakan secara berkala periode
tertentu berdasarkan indikator evaluasi yang jelas c Kebijakan disosialisasikan dan dipahami oleh
seluruh karyawan d Tingkat keadilan dan tingkat kompetitif skema
remunerasi yang diberlakukan perusahaan. 7 Perusahaan menerapkan reward and punishment
atas penerapan Pedoman Perilaku Disiplin a Perusahaan memiliki kebijakanprogram reward
and punishment b Terdapat program reward untuk prestasi, baik
untuk unit dan individu c Kebijakan reward punishment disosialisasikan
dan dipahami oleh seluruh karyawan d Penerapan reward dan punishment kepada
karyawan sesuai
dengan kebijakan
yang ditetapkan dan konsisten
8 Keterbukaan informasi
mengenai perencanaan
Perusahaan ke depan yang dapat berakibat berpengaruh pada pekerja
a Perusahaan memiliki
kebijakan mengenai
keterbukaan informasi yang berkaitan dengan perencanaan Perusahaan yang dapat berpenga-
ruh signifikan bagi karyawanpekerja
102
Good Corporate Governance
b Terdapat media komunikasi atau sistem informasi yang menyediakan kebijakan perusahaan serta
dapat diakses oleh selruh karyawan c Pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi
tersebut secara konsisten K Direksi menerapkan kebijakan pengaturan untuk anak
perusahaan subsidiary governance danatau perusahaan patungan
1 Direksi menerapkan kebijakan pengaturan untuk anak perusahaan subsidiary governance dan perusahaan
patungan anatara lain mencakup: pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi, penetapan target
kinerja dan penilaian kinerja serta insentif bagi Dewan Komisaris dan Direksi
Pedoman pengangkatan dan pemberhentian Direksi dan Dewan Komisaris diantaranya memuat;
a penjaringan atau nominasi calon Direksi; b penilaianpengujian atas kelayakan dan kepatutan
fit and proper test bagi calon Direksi dan Dewan Komisaris;
c proses penetapan calon Direksi dan Dewan Komisaris terpilih
Sistempedoman kinerja Direksi kolegial dan individu dan Dewan Komisaris kolegial, yang memuat
sekurang kurangnya indikator kinerja utama dan kriteria keberhasilan
103
Good Corporate Governance
Pedoman gajihonorarium, tunjangan dan fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris diantaranya memuat
tentang: a Formula perhitungan gajihonorarium;
b Formula perhitungan gajihonorarium, tunjangan dan fasilitas tersebut memperhatikan pendapatan,
aktiva, tingkat inflasi, serta memperhitungkan sektor industri sejenis yang terukur benchmark
kondisi persaingan usaha competitiveness atau komplekasi usaha, dan kelangkaan Sumber Daya
Manusia 2 Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaanperusahaan patungan, melalui proses penjaringan, proses penilaian, dan proses penetapan
3 Penetapan target kinerja dan realisasi kinerja anak perusahaanperusahaan patungan mendukung kinerja
perusahaan 4 Penetapan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris
anak perusahaan dan perusahaan patungan berda- sarkan formula yang ditetapkan
L Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap implementasi rencana dan kebijakan
perusahaan 1 Direksi
menerapkan kebijakan
akuntansi dan
penyusunan laporan keuanagan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di
Indonesia SAK
104
Good Corporate Governance
a Direksi menetapkan kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan b Kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
diterapkan secara
konsisten, tidak
ada penyesuaian dan temuan auditor atas pengakuan,
pengukuran, dan pencatatan serta pembukuan transaksi dan pengungkapan kebijakan akuntansi
c Laporan keuanagan Triwulan dan Tahunan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum di Indonesia dan diterbitkan tepat waktu d Hasil opini auditor independen atas penyajian
laporan keuangan 2 Direksi menerapkan manajemen risiko sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan a Perusahaan memiliki kebijakan manajemen risiko
yang memuat: kerangka tahapan pelaksanaan manajemen
risiko, pelaporan
risiko dan
penanganannya b Direksi memiliki fungsi bertugas melaksanakan
program manajemen risiko c Kebijakan manajemen risiko disosialisasikan
kepada seluruh karyawan perusahaan d Terdapat rencana kerja perusahaan untuk
menerapkan kebijakan manajmene risiko e Direksi melaksanakan program manajemen risiko
Program manajemen
risiko anatara
lain
105
Good Corporate Governance
mencakup indentifikasi dan penanganan risiko pada proses bisnis, proyek maupun usulan
tindakan perusahaan yang harus mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris danatau RUPS
f Direksi
melaksankan pemantauan
terhadap program manajemen risiko
g Tingkat kesungguhan kepedulian Direksi terhadap risiko risk awareness
h Direksi melaporkan pelaksanaan manajemen risiko kepada Dewan Komisaris
Direksi menyampaikan
kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham tentang profil
risiko dan
pelaksanaan program
manajemen risiko Direksi
menyampaikan kepada
Dewan Komisaris pemegang saham tentang analisis
risiko atas Rancangan RKAP dan strategi penganannya
Direksi menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risko tiga bulanan danatau
sewaktu waktu jika diminta oleh Dewan Komisaris
M Direksi menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern untuk melindungi mengamankan investasi dan aset
perusahaan 1 Direksi menetapkan rancangan sistem pengendalian
intern yang
mengatur kerangka
framwork pengendalian intern antara lain dengan pendekatan
106
Good Corporate Governance
unsur lingkungan pengendalian, pengelolaan risiko, aktivitas
pengendalian, sistem
informasi dan
komunikasi dan pemantauan, pelaksanaan dan pelaporannya
2 Direksi Direktur Utama dan Direktur Keuangan memberi sertifikasi terhadap laporan keuangan
tahunan Dalam sertifikasi ini ditegaskan bahwa tanggung
jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan ada pada Direksi; penyusunan
dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum; informasi
dalam laporan keuangan tersebut telah dimuat secara lengkap dan benar, yaitu laporan keuangan tersebut
tidak mengandung informasi atau fakta matrial yang tidak benar serta tidak menghilangkan informasi
matrial; dan Direksi bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern perusahaan
Bagi perusahaan yang bukan perusahaan publik dimungkinkan
pernyataan dalam bentuk fakta
intregitas yang dilekatkan dalam Laporan Keuangan perusahaan
3 Cascading atas sertifikasi terhadap laporan keuangan kepada tingkatan di bawah Direksi yang menjadi
entitas akuntansi dan pelaporan atas laporan keuangan yang akan dikonsolidasikan
4 Perusahaan melakukan
evaluasipenilaian atas
efektivitas pengendalian intern pada:
107
Good Corporate Governance
a Tingkat entitas; b Tingkat operasionalaktivitas
5 Perusahaan menerbitkan internal control report yang mencakup:
a Suatu pernyataan bahwa manjemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan memelihara suatu
struktur pengendalian intern dan prosedur pelaporan keuangan yang memadai;
b Suatu penilaian
atas efektivitas
struktur pengendalian intern dan prosedur pelaporan
keuangan pada akhir tahun buku perusahaan N Direksi menindaklanjuti hasil pemeriksaan SPI dan auditor
eksternal KAP dan BPK 1 Terdapat monitoring tindaklanjut hasil pemeriksaan
SPI dan auditor eksternal KAP dan BPK 2 Pelaksanaan tindak lanjut dilaporkan Direksi kepada
Dewan Komisaris secara berkala paling sedikit 3tiga bulanan
3 Progres tingkat penyelesaian pelaksanaan tindak lanjut dari rekomendasi SPI pada tahun yang
bersangkutan dan auditor eksternal 4 Tingkat komitmen yang tinggi dari Direksi dalam
menindaklanjuti rekomendasitemuan audit SPI dan eksternal auditor
5 Direksi melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan
anggaran dasar
108
Good Corporate Governance
A Direksi menetapkan mekanisme untuk menjaga kepatuhan terhadap peraturan perundang undangan dan perjanjian
dengan pihak ketiga 1 Terhadap fungsi yang mengendalikan memastikan
kebijakan, keputusan perusahaan, dan seluruh kegiatan perusahaan sesuai dengan ketentuan
hukum dan peraturan perundang undangan yang berlaku serta memantau dan menjaga kepatuhan
perusahaan terhadap selruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga
2 Fungsi kepatuhan mengikuti perkembangan peraturan perundang undangan yang berlaku dan akan berlaku
bagi perusahaan B Perusahaan menjalankan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga 1 Terdapat kajian hukum legal opinion atas rencana
tindakan dan permasalahan yang terjadi terkait dengan kesesuaian hukum atau ketentuan hukum
yang berlaku 2 Terdapat kegiatan evaluasi kajian risiko dan legal risk
and legal riview atas rencana inisiatif bisnis, kebijakan dan rencana kerjasama yang akan
dilakukan oleh perusahaan 3 Terdapat kegiatanupaya upaya penyelesaian ksus
litigasi dan non litigasi 4 Tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan dan perjanjian pihak ketiga
109
Good Corporate Governance
a Tidak adanya teguran, tuntutan maupun sanksi kepada perusahaan oleh otoritasinstansi yang
berwenang di bidang usaha perusahaan b Opini Auditor tidak menunjukan adanya pelang-
garan atas peraturan perundang undangan yang signifikan
c Unit-unit operasi perusahan tidak ada yang memperoleh kinerja merah, merah minus, atau
hitam dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup d Seluruh Nota Kesepahaman dan perjanjian yang
melibatkan perusahaan dan pihak ketiga wajib menggunakan bahasa Indonesia UU No.24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara:
e Tidak ada sengketapermasalahan yang terkait dengan transaksi bisnis dengan pihak lain yang
belum diselesaikan; f
Perusahaan sedang tidak menjadi pembicaraan sorotan oleh publikpers dalam masalah tertentu
6 Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi perusahaan dan steakholders
A Pelaksanaan hubungan dengan pelanggan 1 Terdapat kebijakan mengenai hak hak konsumen
pelanggan, kebijakan keamanan, keselamatann dan kesehatan konsumen pelanggan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku
110
Good Corporate Governance
2 Terdapat kontak pelanggan untuk menerima umpan balik secara mudah dan mekanisme penanganan
keluhan pelanggan 3 terdapat program untuk mengkomunikasikan infor-
masi produklayanan kepada pelanggan 4 Penganan keluhan pelanggan dilakukan secara
tanggap dan efektif a Terdapat prosedurmekanisme penganan keluhan
pelanggan b Terdapat kegiatan
penyebarluasanpenerusan data keluhan pelanggan kepada pihak pihak
terkait dalam perusahaan c Pihak pihak terkait dalam perusahaan mendefini-
sikan masalah keluhan pelanggan secara tertulis dan pencarian penyebab permasalahan, serta
mengimplementasikan tindakan untuk mengatasi penyebab permasalahan dari keluhan pelanggan
5 Progres kinerja penanganan hak-hak dan keluhan pelanggan telah ditindak lanjutiditangani
6 Perusahaan melaksanakan survey secra sistematis dan dilakukan secara berkala untuk mengetahui
tingkat kepuasan pelanggankonsumen dan hasil indeks survey kepuasan: dilaksanakan secara berkala
7 Rekomendasi hasil survey ditindaklanjutiditangani 8 Hasil survey menunjukan tingkat kepuasan yang baik
B Pelaksanaan hubungan dengan pemasok
111
Good Corporate Governance
Perusahaan mengembangkan kimitraan dengan pemasok untuk memperoleh barang dan jasa yang sesuai dengan
biaya yang dikeluarkan 1 Aspek fairness
a eleksi untuk jadi pemasok perusahaan dilakukan berdasarkan persyaratan yang terukur dan jelas
b Semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barangjasa, termasuk syarat teknis
dan administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil
evaluasi, penetapan
calon penyedia
barangjasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barangjasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas pada umumnya c Perusahaan memberikan perlakuan yang sama
bagi semua calon penyedia barangjasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada
pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun
2 Secara berkala perusahaan melakukan assesment pemasok berdasarkan pencapaian QCDS quality,
cost,delevey, service 3 Tidak terdapat keterlambatan pembayaran kepada
pemasok sesuai
dengan persyaratan
dalam perjanjiankontrak
4 Pengukuran kepuasan pemasok a Pelaksanaan survey tingkat kepuasan pemasok
terhadap perusahaan
112
Good Corporate Governance
b Hasil survey tingkat kepuasan pemasok terhadap fairness dan transparansi pelaksanaan sistem dan
prosedur pengadaan C Pelaksanaan hubungan dengan kreditur
1 Perusahaan memilki kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban kepada kreditur
a Perusahaan memiliki
kebijakan mengenai
perlindungan hak dan kepentingan kreditur antara lain; 1 pemenuhan kewajiban kepada kreditur
sesuai dengan perjanjian; 2 pengungkapan informasi secara transparan, akuran dan tepat
waktu, baik pada saat permintaan maupun penggunaan pinjaman; 3 covenant yaitu
jaminan perusahaan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingan
kreditur b Perusahaan
memiliki kebijakan
mengenai manajemenpengelolaan penggunaan pinjaman
jangka panjang sesuai dengan peruntukkannya dan pelunasanya
c Kebijakan perusahaan sebagai penjamin Avalist 2 Tidak terjadi mismatch dalam penggunaan dan
penyediaan dana dari pendapatan operasional yang digunakan untuk melakukan pembayaran bunga dan
pokok hutang jangka panjang
113
Good Corporate Governance
3 Perusahaan memberikan informasi yang akurat kepada kreditur sesuai dengan perjanjian secara
lengkap dan tepat waktu 4 Kreditur perusahaan dibayar tepat waktusesuai
perjanjian. Tidak terdapat keterlambatanpenundaan pembayaran pinjaman kepada Bank dan kreditur
D Pelaksanaan Kewajiban kepada Negara 1 Tidak terdapat keterlambatan penyampaian dokumen
kewajiban perpajakan SPT Tahunan maupun bulanan
2 Tidak terdapat keterlambatan pembayaran kewajiban pajak PPh karyawan, PPh Badan, PPN masa dan
rampung dan PBB 3 Tidak terdapat keterlambatan penyampaian dokumen
kewajiban kepada regulator bila ada; misalnya Bapepam, BI, dll
E Pelaksanaan hubungan dengan karyawan perusahaan 1 Partisipasi karyawan
a Perusahaan memilki kebijakan yang mendorong partisipasi karyawan
b Penyediaan sarana partisipasi, misalnya konsul- tasi bersama sarana diskusi antara serikatwakil
pekerja dengan manajemen, team brefing untuk memastikan kominikasi dua arah secara konsisten
dengan melibatkan karyawan dll
114
Good Corporate Governance
c Penetapan jenis kebijakan perusahaan yang harus dikomunikasikan kepada karyawan dan
jenis kebijakan yang harus melibatkan karyawan dalam perumusannya
2 Pengukuran kepuasan karyawan a Perusahaan memiliki kebijakan mengenai metode
penilaian untuk mengukur kepuasan karyawan dan melaksanakan survey kepuaan karyawan
b Pengukuran kepuasan karyawan secara berkala c Hasil survey tingkat kepuasan indeks kepuasan
karyawan d Tindakan atau program kerja untuk menindak-
lanjuti hasil survey kepuasan karyawan 3 Terdapat prosedur tertulis menampung dan menin-
daklanjuti keluhan-keluhan steakholder a Terdapat
mekanisme penganan
keluhan steakholders pemasok, karyawan dll
b Nekanisme keluhan steakholders dilaksanakan secara konsisten dan efektif
c Terdapat penyelesaian atas keluhan steakholders secara tuntas
F Upaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham secara konsisten dan berkelanjutan
1 Perusahaan mampu memenuhi harapan Pemegang Saham melalui pencapaian target-target yang telah
disepakati
115
Good Corporate Governance
2 Perusahaan mampu
meningkatkan kinerja
perusahaan sesuai KPI yang ditetapkan dari tahun- tahun sebelumnya
G Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial perusa- haan untuk mendukung keberlanjutan operasi perusahaan
1 Perusahaan memiliki kebijakan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan
a Terdapat kebijakan tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, sebagai penjabaran
pasal 74 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
b Terdapat unitbagian yang bertugas melaksana- kan tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan c Terdapat kebijakan tentang pembinaan usaha
kecil d Perusahaan memilki indikator kinerja untuk
mengukur keberhasilan pengelolaan PKBL atau CSR atau TJSL
2 Perusahaan mengantisipasi dampak negatif terhadap masyarakat yang ditimbulkan oleh produk, pelayanan,
dan proses operasional dari perusahaan a Perusahaan
memiliki SOP
yang memuat
kewajiban perusahaan memastikan bahwa aset- aset dan lokasi usaha serta fasilitas perusahaan
lainnya, memenuhi
peraturan perundang
undangan yang berlaku berkenaan dengan
116
Good Corporate Governance
pelestarian lingkungan,
kesehatan dan
keselamatan kerja b Terdapat program penganan keadaan darurat
yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan c Terdapat infrastruktur, baik sebagai early warning
system maupun pelaksanaan program keadaan darurat
3 Perusahaan mendukung
dan memperkuat
pengembangan masyarakat melalui program bina lingkungan dan program lainnya sesuai perundang
undangan yang berlaku
a Perusahaan memiliki
rencana kerja
untuk mengimplementasikan tanggung jawab sosial
perusahaan b Rencana kerja implementasi tanggung jawab sosial
perusahaan dianggarkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP dan bukan
sebagai distribusi laba
c Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial sesuai dengan rencana yang ditetapkan
4 Perusahaan melaksankan program kemitraan dengan usaha kecil
a Perusahaan memiliki
rencana kerja
untuk melaksankan program kemitraan dengan usaha
kecil b Rencana kerja implementasi program kemitraan
dianggarkan dalam RKAP dan bukan sebagai distribusi laba
117
Good Corporate Governance
c Pelaksanaan kegiatan kemitraan sesuai dengan rencana kerja yang ditetapkan
d Tidak terdapat tambahan tunggakan pengemba- lian dana kemitraan yang dipinjamkan kepada
usaha kecil 5 Perusahaan memiliki ukuran-ukuran atau indikator
kinerja kunci yang berkaitan dengan CSR a Perusahaan menetapkan indikator keberhasilan
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan b Perusahaan melakukan evaluasi atas pencapaian
indikator kebrhasilan dengan tuga-tugasnya 7 Direksi memonitor dan mengelola potensi kepentingan
anggota Direksi dan manajemen di bawah Direksi A Direksi menetapkan kebijakan tentang mekanisme bagi
Direksi dan
pejabat struktural
untuk mencegah
pengambilan keuntungan pribadi dan pihak lainnya disebabkan benturan kepentingan
1 Terdapat mekanisme untuk mencegah pengambilan keuntungan pribadi Direksi dan pejabat struktural
perusahaan yang disebabkan benturan kepentingan 2 Sosialisasi kebijakan tentang meknisme untuk
mencegah pengambilan keuntungan pribadi bagi Direksi dan pejabat struktural perusahaan
3 Adanya surat pernyataan Direksi tidak memilki benturan kepentingan antara kepentingan pribadi
keluarga, jabatan lain, atau golongan dengan
118
Good Corporate Governance
kepentingan perusahaan pada awal pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun
B Direksi menerapkan kebijakan untuk mencegah benturan kepentingan
1 Penyampaian laporan kepemilikan Saham pada perusahaan
dan perusahaan
lainnya kepada
Perusahaan Sekretaris Perusahaan untuk dicatat dalam Daftar Khusus
2 Direksi menandatangani Pakta Intregitas yang dilampirkan dalam Usulan Tindakan Direksi Yang
harus mendapatkan
persetujuan dari
Dewan Komisaris
danatau rekomendasi
dari Dewan
Komisaris dan persetujuan RUPS Bila ternyata Direksi mengalamai potensi benturan
kepentingan dan tidak menandatangani Fakta Integritas, maka anggota Direksi menyampaikan
secara tertulis kepada Dewan Komisaris disertai dengan langkah langkah yang diambil untuk
menghindari transaksi yang mengandung benturan kepentingan
3 Tidak terdapat pengambilan keputusan transaksional yang mengandung benturan kepentingan
a Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan transaksi kesempatan perusahaan corporate
opportunity b Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan
transaksi dengan perusahaan yang bersangkutan,
119
Good Corporate Governance
baik dilaksanakan oleh Direksi pribadi atau secara tidak langsung oleh Direksi melalui anggota
keluarganya atau keluarga dekatnya self dealing c Tidak terdapat pelanggaran dengan transaksi
yang mengandung benturan kepentingan cnflict interest
d Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan transaksi yang dibantu oleh orang dalam insider
information 4 Tingkat kesungguhan Direksi dalam pengambilan
keputusan bebas kepentingan pribadi Direksi dan pihak-pihak lainnya
8 Direksi memastikan perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris dan Pemagang Saham tepat waktu
A Direksi melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
1 Direksi menyampaikan laporan manajemen triwulan dan tahunan serta laporan tahunan kepada Dewan
Komisaris sebelum disampaikan kepada Pemegang Saham
2 Penyampaian laporan manajemen triwulan dan tahunan dan laporan tahunan kepada Dewan
Komisaris tepat waktu yakni sebelum batas waktu penyampaian kepada Pemegang Saham
120
Good Corporate Governance
3 Direksi menyampaikan laporan manajemen triwulan yang tealh ditandatangani seluruh Direksi serta
laporan manajemen tahunan dan laporan tahunan yang ditandatangani seluruh anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris, dan laporan tahunan kepada Pemegang Saham
Apabila ada hal-hal yang masih belum dapat disepakati oleh Dewan Komisaris dinyatakan dalam
Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi 4 Penyampaian laporan manajemen dilakukan tepat
waktu laporan manajemen triwulan 1 bulan setelah teriwulan ybs dan laporan manajemen tahunan2 bulan
setelah berakhirnya tahun buku kepada Pemegang Saham ; dan penyampaian laporan tahunan kepada
Pemegang Saham paling lambat 5 bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5 Muatan content laporan manajemen triwulan dan laporan tahunanlengkap untuk muatan laporan
tahunan parameter tersendiri minimal sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
B Direksi memberikan perlakuan yang sama fairnes dalam memberikan informasi kepada Pemegang Saham dan
anggota Dewan Komisaris 1 Perusahaan
memberikan informasi
laporan manajemen triwulan, tengah tahunan dan tahunan
dengan muatan dan waktu yang sama kepada Pemegang Saham Minoritas
121
Good Corporate Governance
Jika perusahaan menyelenggarakan Pemabahsan teknis dan Pra RUPS harus memberikan undangan
kepada Pemegang Saham Minoritas 2 Perusahaan memberikan informasi yang relevan
kepada Dewan Komisaris untuk pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
3 Tingkat pemenuhan prinsip perlakuan yang sama dalam pemberian informasi oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham 9 Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri
Rapat dewan Komisaris sesuai ketentuan perundang undangan
A Direksi memiliki pedomantata tertib Rapat Direksi, minimal mengatur etika rapat dan penyusunan risalah
rapat, evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya serta pembahasan atas arahanusulan danatau keputusan
Dewan Komisaris 1 Pedomantat tertib Rapat Direksi, antara lain mengatur
a Etika rapat; b Tata penyusunan risalah rapat;
c Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya
d Pembahsantelaah atas arahanusulan danatau tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan dewan
Komisaris terkit dengan usulan Direksi
122
Good Corporate Governance
2 Direksi menyelenggarakan rapat Direksi sesuai kebutuhan, paling sedikit sekali dalam setiap bulan
a Terdapat rencana Rapat Direksi dan agenda yang dibahas
b Jumlah rapat yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan, paling sedikit sekali dalam sebulan
c Penyelenggaraan Rapat Direksi sesuai dengan rencana yang ditetapkan dalam RKAT
3 Anggota Direksi menghadiri setiap rapat Direksi maupun rapat Direksi Komisaris, jika tidak dapat
hadir yang bersangkutan harus menjelaskan alasan ketidakhadirannya
a Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam Rapat Direksi
b Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat dengan Dewan Komisaris
4 Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya
a Di dalam setiap rapat, Direksi dilakukan evaluasi pemantauan
progres terhadap
pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya
b Terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat sebelumnya
yang belum
selesai dilakukan
pembahasan untuk tindaklanjut 5 Direksi menindaklanjuti arahan, danatau keputusan
dewan Komisaris
123
Good Corporate Governance
a Terdapat tindak lanjut atas arahan danatau keputusan dewan Komisaris
b Tindak lanjut yang dilaksanakan oleh direksi sesuai dengan arahan danatau keputusan Dewan Komisaris
10 Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan Intern yang berkualitas dan efektif
A Perusahaan memiliki Piagam pengawasan Intern yang
ditetapkan oleh Direksi 1 Terdapat piagam Pengawasan Internal Audit Charter
yang disepakati dan ditetapkan oleh Direksi, setelah pertimbangan saran-saran Dewan komisaris
2 Muatan Piagam Pengawasan Intern a Sesuai dengan ketentuan yang berlaku peraturan
bappepam, UU
perusahaan dan
peraturan pelaksanaanya
b Mempertimbangkan Standar Profesional Audit Intern yang dibuat oleh FK-SPI perusahaan
danatau Konsorsium Profesi Audit Intern atau International Profesional Practices Framwork of
Internal Auditing
3 Piagam audit ditinjau dan dimutakhirkan sesuai kebbutuhan
11 Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai peraturan perundang undangan
A Direksi menyelenggarakan RUPS sesuai prosedur yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
124
Good Corporate Governance
1 Prosedur pemanggilan a Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktun
paling lambat 14 empat belas hari sebelum tanggal
RUPS diadakan
dengan tidak
memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS
b Pemanggilan RUPS dilakukan dengan Surat Tercatat danatau dengan iklan dalam Surat Kabar
c Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat dan mata acara rapat disertai
pemebritahuan bahwa
bahan yang
akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor
Perseroan sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan
2 Ketepatan waktu pelaksanaan RUPS a RUPSKeputusan Pemilik Modal untuk pengesahan
persetujuan RJPP dilaksanakan selambat-lambat- nya dalam waktu 60 enam puluh hari setelah
diterimanya Rancangan RJPP secara lengkap atau sebelum periode RJPP berikutnya berjalan
b RUPSKeputusan Pemilik Modal untuk pengesahan persetujuan RKAP dilaksanakan paling lambat pada
akhir tahun sebelum tahun anggaran berjalan c RUPSKeputusan Pemilik Modal untuk pengesahan
laporan tahunan dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan, yaitu paling lambat 6 enam bulan
setelah berakhirnya tahun buku yang lampau
125
Good Corporate Governance
B Direksi menyediakan akses serta penjelasan lengkap dan
informasi akurat berkenaan dengan penyelenggaraan RUPS agar dapat melaksanakan hak-haknya berdasar-
kan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan
1 Panggilan untuk RUPS, yang mencakup informasi setiap mata acara dalam agenda RUPS, termasuk usul
yang direncanakan oleh Direksi untuk diajukan dalam RUPS, dengan ketentuan apabila informasi tersebut
belum tersedia saat dilakukannya panggilan untuk RUPS, maka informasi danatau usul itu harus disedia-
kan di kantor Persero sebelum RUPS diselenggarakan
2 Metode perhitungan dan penentuan gajihonorarium fasilitas danatau tunjangan lain bagi setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi serta rincian mengenai gajihonorarium fasilitas danatau tunjangan lain yang
diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang menjabat, khusu dalam RUPS mengenai
Laporan Tahunan
3 Informasi mengenai rincian kerja dan anggaran perusahaan dan hal-hal lain yang direncanakan untuk
dilaksanakan oleh Persero, khusu untuk RUPS Rencana Jangka Panjang RJP dan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan RKAP
4 Informasi keuangan maupun hal-hal lainnya yanh menyangkut Perseo yang dimuat dalam Laporan
tahunan dan Laporan Keuangan 5 Penjelasan mengenai hal-hal lain uang berkaitan
dengan agenda RUPS yang diberikan sebelum danatau pada saat RUPS berlangsung
126
Good Corporate Governance
6 Penjelasan lengkap dan informasi akurat dengan Persero dari Direksi danatau Dewan Komisaris
sepanjang berhubungan dengan mata acara RUPS dan tidak bertentangan dengan kepentingan Persero
B. Tanggungjawab :
1 Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas- tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai
maksud dan tujuannya. 2 Bertanggung jawab dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3 Bertanggungjawab penuh secara pribadi apabila bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan
usaha Perseroan. 4 Bertanggungjawab secara pribadi atas tindakan yang
dilakukan di luar yang diputuskan oleh rapat Direksi. 5 Dalam hal dokumen perhitungan tahunan yang disediakan
ternyata tidak benar dan atau menyesatkan, anggota Direksi dan
Dewan Komisaris
secara tanggung
renteng bertanggungjawab terhadap pihak yang dirugikan.
6 Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi, dan kekayaan perseroan tidak cukup untuk menutup
kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggungjawab atas
kerugian tersebut.
127
Good Corporate Governance
C.
Hak Dan Wewenang :
1 Berhak mewakili Perseroan di dalam maupun di luar Pengadilan serta melakukan segala tindakan dan perbuatan
baik mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan kekayaan Perseroan serta mengikat Perseroan dengan
memperhatikan batasan-batasan yang harus mendapat persetujuan Komisaris dan atau rekomendasi Komisaris
disertai persetujuan RUPS. 2 Untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri
berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa.
3 Mengatur ketentuan-ketentuan
tentang kepegawaian
perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan bagi para pegawai perseroan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keputusan RUPS.
4 Mengangkat dan memberhentikan pegawai perseroan berdasarkan
peraturan kepegawaian
perseroan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5 Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili
perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk
untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-
sama atau kepada orang lain. 6 Menetapkan kebijakan dalam memimpin pengurusan
Perseroan.
128
Good Corporate Governance
7 Berhak memperoleh gaji, tunjangan, insentif, fasilitas dan santunan purna jabatan.
D.
Kewajiban :
1 Menyiapkan Rencana Jangka Panjang RJP yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan
tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 lima tahun.
RJP sebagaimana yang dimaksud sekurang-kurangnya memuat :
a Evaluasi pelaksanaan RJP sebelumnya b Posisi BUMN saat ini,
c Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJP, d Penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan, dan
program kerja jangka panjang. 2 Direksi wajib menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan RKAP sebagai penjabaran tahunan dari RJP. RKAP sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat
a Misi, Sasaran Usaha, Strategi Usaha, Kebijakan Perusahaan dan program kerja kegiatan,
b Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program kerjakegiatan.
c Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya, d Hal-hal lain yang memerlukan keputusan RUPS
Menteri, termasuk rencana lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan usaha
dan kegiatan
perseroan serta
129
Good Corporate Governance
menyampaikannya kepada Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan RUPS.
3 Direksi wajib menyampaikan informasi mengenai identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di
anak perusahaan
perusahaan patungan
danatau perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan
dalam satau tahun buku rapat internal maupun rapat gabungan dengan Dewan Komisaris, serta gaji, fasilitas,
danatau tunjangan lain yang diterima dari PTPN II dan anak perusahaan perusahaan patungan PTPN II, untuk dimuat
dalam laporan tahunan PTPN II 4 Untuk memenuhi syarat akuntabilitas, keterbukaan, dan
tertib administrasi, Direksi wajib : a Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus,
Risalah RUPS dan Risalah Rapat Direksi, b Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan
perusahaan laporan keuangan, laporan manajemen, laporan keuangan bulanan, triwulanan dan laporan
keuangan konsolidasi dan dokumen lainnya,
c Laporan Triwulan dan Tahunan Realisasi Pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan KBL.
d L aporan
Kegiatan Hasil
Pengawasan Satuan
Pengawasan Intern. e L
aporan lainnya yang dipandang perlu sesuai keadaan. f Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen
keuangan perusahaan dan dokumen lainnya.
130
Good Corporate Governance
g Menyimpan ditempat kedudukan perusahaan, selu-ruh daftar, risalah, dokumen keuangan perusahaan dan
dokumen lainnya 5 Direksi wajib membangun dan melaksanakan program
Manajemen Risiko
korporasi secara
terpadu yang
merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG. Dalam setiap pengambilan keputusan tindakan, Direksi
harus mempertimbangkan risiko usaha. Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan
dengan : a Membentuk unit kerja tersendiri yang ada dibawah
Direksi, atau b Memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan
relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko. Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko
dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala perusahaan.
6 Mengusahakan dan
menjamin terlaksananya
usaha kegiatan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta
kegiatan usahanya. 7 Memberikan pertanggungjawaban segala keterangan
tentang keadaan dan jalannya perseroan berupa laporan tahunan termasuk perhitungan tahunan dan laporan
manajemen kepada RUPS. 8 Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh pemegang saham.
131
Good Corporate Governance
9 Menyiapkan susunan organisasi pengurusan perseroan lengkap dengan rincian tugasnya.
10 Mengadakan dan memelihara pembukuan dan adminis-trasi perseroan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi
suatu perseroan. 11 Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian
intern, terutama
fungsi pegurusan,
pencatatan, penyimpanan dan pengawasan. 12 Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan
ketentuan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan dalam RUPS berdasarkan peraturan
perundang-undangan berlaku. 13 Direksi wajib melaporkan kepada perusahaan mengenai
kepemilikan sahamnya danatau keluarganya suami istri dan anak-anaknya pada perusahaan tersebut atau
perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.
2.2. Uraian Tugas Masing-masing Direksi 1 Direktur Utama