Kekuasaan Strategi Komunikasi Pengajardan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Strategi Komunikasi Pengajar Terhadap motivasi Belajar Santri/wati Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan)

c. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan pengajar menimbulkan ketundukan terhadap para santrisantriwati.Ketudukan timbul dari interaksi antara pengajar dengan santrisantriwati.Kekuasaan menyebabkan seseorang pengajar dapat “memaksakan” kehendaknya kepada santrisantriwati, karena memiliki sumber daya yang sangat penting.

1. Kekuasaan Koersif

Kekuasaan koersif adalah PengajarGuru mampu menunjukkan kemampuannya untuk mendatangkan gajaran atau hukuman pada santriwatinya. Tabel 4. 13 Kekuasaan Memberikan GanjaranHukum Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat sering 16 20,8 20,8 20,8 sering 43 55,8 55,8 76,6 jarang 17 22,1 22,1 98,7 tidak pernah 1 1,3 1,3 100,0 Total 77 100,0 100,0 Tabel di atas menunjukkan 43 orang 55,8 dari 77 responden yang menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan ganjaranhukuman bila santrisantriwati tidak melaksanakan tugas. 17 orang 20,8 sangat setuju. 17 orang 22,1 menyatakan kurang setuju dan sisanya 1 orang 1,3 menyatakan tidak setuju bahwa pengajar memberikan ganjaranhukuman bila santrisantriwati tidak melaksanakan tugas yang diberikan. Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa pengajar berhasil memberikan ganjaran atau hukuman kepada santrisantriwati yang tidak melaksanakan tugas yang diberikan oleh pengajar sehingga hal ini menimbulkan para santrisantriwati tunduk akan perintah pengajar.

2. Kekuasaan Keahlian

Kekuasaan Keahlianadalah pengajarGuru memiliki keahlian yang berasal dari pengetahuan, pengalaman, keterampilan.sehingga ia dapat menyuruh santriwatinya menafsirkan sesuatu materi dengan pendapatnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 14 Kekuasaan Memberikan TugasLatihan Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat sering 14 18,2 18,2 18,2 sering 48 62,3 62,3 80,5 jarang 12 15,6 15,6 96,1 tidak pernah 3 3,9 3,9 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel 4.14 di atas menunjukkan 48 orang 62,3 dari 77 responden menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan tugas-tugaslatihan kepada santrisantriwati. 14 orang 18,2 menyatakan sangat setuju. 12 orang 15,6 menyatakan kurang setuju dan sisanya 3 orang 3,9 menyatakan tidak setuju bahwa pengajar memberikan tugas-tugaslatihan kepada santrisantriwati. Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa pengajar berhasil memberikan tugas-tugaslatihan kepada santrisantriwati dengan baik sesuai dengan pemahamannya sebagai seorang pengajar dan dipatuhi oleh para santrisantriwati.

3. Kekuasaan informasional

Kekuasaan informasional adalah pengajarGuru memiliki kekuasan ini yang berasal dari isi komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimilikinya. Tabel 4. 15 Kekuasaan Memberikan Rekomendasi Buku Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat sering 14 18,2 18,2 18,2 sering 39 50,6 50,6 68,8 jarang 18 23,4 23,4 92,2 tidak pernah 6 7,8 7,8 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan 39orang 50,6 dari 77 responden menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan rekomendasi bahan materi kepada santrisantriwati. 14 orang 18,2 menyatakan sangat setuju. 18 orang 23,4 kurang setuju dan sisanya 6 orang 7,8 menyatakan tidak setuju bahwa pengajar memberikan rekomendasi bahan materi kepada santrisantriwati. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa pengajar berhasil memberikan rekomendasi bahan materi pembelajaran kepada santrisantriwati dengan baik sesuai dengan pemahamannya sebagai seorang pengajar dan dipatuhi oleh para santrisantriwati.

4. Kekuasaan Rujukan

Kekuasaan rujukan adalah pengajarGuru mampu menamakan kekaguman pada santriwati sehingga seluruh perilakunya diteladani. Tabel 4. 16 Kekuasaan Memberikan Contoh Teladan Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat sering 21 27,3 27,3 27,3 sering 46 59,7 59,7 87,0 jarang 8 10,4 10,4 97,4 tidak pernah 2 2,6 2,6 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan 46 orang 59,7 dari 77 responden menyatakan bahwa pengajar mampu menjadi teladan bagi para santrisantriwati di pondok Pesantren. 21 orang 27,3 menyatakan sangat setuju. 8 orng 10,4 kurang setuju dan sisanya 2 orang 2,6 menyatakan tidak setuju pengajar mampu menjadi teladan bagi para santrisantriwati di pondok Pesantren. Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa pengajar mampu menjadi teladan bagi para santrisantriwati di dalam pondok Pesantren selama mereka menjadi santrisantriwati disana.

5. Kekuasaan Legal

Kekuasaan legal adalah pengajar Guru memiliki kekuasaan yang berasal dari seperangkat peraturan atau norma yang menyebabkan pengajarguru berwenang untuk melakukan suatu tindakan kepada santriwatinya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 17 Kekuasaan yang Berasal dari Jabatan Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat sering 5 6,5 6,5 6,5 sering 31 40,3 40,3 46,8 jarang 28 36,4 36,4 83,1 tidak pernah 13 16,9 16,9 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan 31 orang 40,3 dari 77 responden menyatakan bahwa pengajar menggunakan jabatannyauntuk membuat santrisantriwati patuh dan taat akan perintah yang ia berikan kepada mereka. 28 orang 36,4 menyatakan kurang setuju. 13 orang 16,9 menyatakan tidak setuju dan 5 orang 6,5 menyatakan sangat setuju bahwa pengajar menggunakan jabatannyauntuk membuat santrisantriwati patuh dan taat akan perintah yang ia berikan kepada mereka. Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa pengajar menggunakan jabatannya dengan baik untuk membuat para santrisantriwati patuh akan perintah dari sang pengajar tersebut.

4.3.3 Motivasi Belajar Santriwati

Untuk membangkitkan motivasi para santrisantriwati, maka pengajar harus mampu memberikan dorongan-dorongan yang positif untuk para santrisantriwati. Pada tahap awal pengajar tentunya harus memberikan dorangan berupa dorongan hasrat dan keinginan untuk berhasil pada santrisantriwati, dari sini lah maka akan terciptanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar akan suatu harapan yang akan dicapai oleh para santrisantriwati dengan memalui penghargaan yang terima, kegiatan yang dilakukan setiap harinya dan lingkungan sekolahyang kondusif.

1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Dalam meningkatkan motivasi belajar terhadap para santrisantriwati, pengajar harus mampu mendorong santrisantriwati termotivasi dengan berupa dorongan hasrat dan keinginan untuk berhasil kepada para santrisantriwati tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 18 Adanya Hasrat dan keinginan Berhasil Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat sering 8 10,4 10,4 10,4 sering 42 54,5 54,5 64,9 jarang 21 27,3 27,3 92,2 tidak pernah 6 7,8 7,8 100,0 Total 77 100,0 100,0 Tabel di atas menunjukkan bahwa 42 orang 54,5 dari 77 responden menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan dorongan motivasi berupa penanaman hasrat dan keinginan untuk berhasil pada jiwa santrisantriwati. 21 orang 27,3 menyatakan orang kurang setuju. 8 orang 10,4 menyatakan sangat setuju dan sisanya 6 orang 7,8 menyatakan tidak setuju bahwa pengajar memberikan dorongan motivasi berupa penanaman hasrat dan keinginan untuk berhasil pada jiwa santrisantriwati. Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa pengajar berhasil memberikan penanaman hasrat dan keinginan untuk berhasil pada benak santrisantriwati.Hal ini membuat para santrisantriwati termotivasi untuk belajar.

2. Adanya Dorongan dan kebutuhan untuk Belajar

Dorongan dan kebutuhan belajar disini maksudnya adalah suatu pemberian berupa stimulus atau dorongan untuk belajar yang ditujukan kepada para santrisantriwati akan suatu hal sehingga membuat para santrisantriwati butuh untuk belajar. Tabel 4. 19 Dorongan dan kebutuhan untuk Belajar Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat termotivasi 26 33,8 33,8 33,8 termotivasi 46 59,7 59,7 93,5 kurang termotivasi 5 6,5 6,5 100,0 Total 77 100,0 100,0 Medasarkan tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa 46 orang 59,7 dari 77 responden menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan dorongan motivasi Universitas Sumatera Utara berupa dorongan dan kebutuhan untuk belajar kepada para santrisantriwati. 26 orang 33,8 menyatakan sangat setuju dan sisanya 5 orang 6,5 menyatakan kurang setuju bahwa pengajar memberikan dorongan motivasi berupa dorongan dan kebutuhan untuk belajar kepada para santrisantriwati. Menurut tabel tersebut, didapat hasil yang mengungkapkan bahwa sebanyak 59,7 pengajar berhasil mendorong para santrisantri untuk lebih memiliki kebutuhan untuk belajar sehingga hal ini menimbulkan motivasi dalam diri santrisantriwati untuk belajar dan terus belajar.

3. Adanya Harapan dan Cita-cita Masa Depan

Harapan dan cita-cita dalah sesuatu hal yang tumbuh dan ingin dicapai oleh setiap individu. Adanya Harapan dan cita-cita membuat individu termotivasi untuk melakukan hal-hal apa saja yang akan membuat harapannya tercapai. Pengajar sebagai fasilitator hanya mengarahkan santrisantriwatinya sehingga tercapainya harapan dan cita-cita masa depan dari para santrisantriwatinya. Tabel 4.20 Adanya Harapan dan Cita-cita Masa Depan Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat bermakna 16 20,8 20,8 20,8 bermakna 57 74,0 74,0 94,8 kurang bermakna 3 3,9 3,9 98,7 tidak bermakna 1 1,3 1,3 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 57 orang 74,0 dari 77 responden menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan dorongan motivasi dengan menumbuhkan rasa harapan dan cita-cita masa depan ke dalam benak para santrisantriwati. 16 orang 20,8 menyatakan sangat setuju. Di antaranya 3 orang 3,9 menyatakan kurang setuju dan sisanya 1 orang 1,3 menyatakan tidak setuju bahwa pengajar memberikan dorongan motivasi dengan dengan menumbuhkan rasa harapan dan cita-cita masa depan ke dalam benak para santrisantriwati. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel tersebut, didapat pengajar berhasil memberikan motivasi dengan menumbuhkan rasa harapan dan cita-cita masa depan ke dalam benak para santrisantriwati. Dengan menumbuhkan rasa harapan dan cita-cita masa depan ke dalam benak para santrisantriwati membuat para santrisantriwati termotivasi untuk belajar.

4. Penghargaan dalam Belajar

Adanya dorongan untuk belajar dalam diri anak dikarenakan adanya suatu penghargaan yang diterima olenya.Dengan adanya penghargaan membuat para santrisantriwati termotivasi untuk belajar. Tabel 4. 21 Adanya Dorongan dalam Belajar Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat termotivasi 25 32,5 32,5 32,5 termotivasi 49 63,6 63,6 96,1 kurang termotivasi 2 2,6 2,6 98,7 tidak termotivasi 1 1,3 1,3 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 49 orang 63,6 dari 77 responden menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan penghargaan dalam belajar yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran sebagai suatu dorongan motivasi agar santrisantriwati lebih termotivasi dalam pelajaran. 25 orang 32,5 menyatakan sangat setuju. 2 orang diantaranya 2,6 menyatakan kurang setuju dan sisanya 1 orang 1,3 menyatakan tidak setuju bahwa pengajar memberikan penghargaan dalam belajar untuk membuat suatu perhatian terhadap pelajaran sebagai suatu dorongan motivasi agar santrisantriwati lebih termotivasi dalam pelajaran. Berdasarkan tabel tersebut, didapat bahwa pengajar berhasil memberikan penghargaan dalam belajar untuk mendorong motivasi belajar para santrisantriwati. Universitas Sumatera Utara

5. Kegiatan Menarik dalam Belajar

Dalam menumbuhkan rasa motivasi belajar dalam diri para santrisantriwati. Pengajar harus mampu memberikan kegiatan yang dilakukan didalam proses belajar mengajar menarik dan menyenangkan untuk para santrisantriwati. Tabel 4. 22 Kekuasaan Memberikan TugasLatihan Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat percaya 15 19,5 19,5 19,5 percaya 58 75,3 75,3 94,8 kurang percaya 3 3,9 3,9 98,7 tidak percaya 1 1,3 1,3 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel 4.22 menunjukkan bahwa 58 orang 75,3 dari 77 responden menyatakan setuju bahwa pengajar memberikan kegiatan yang sehari-hari dilakukan dalam proses belajar mengajar menarik bagi para santrisantriwati. 15 orang 19,5 menyatakan sangat setuju. 3 orang 3,9 menyatakan kurang setuju dan sisanya 1 orang 1,3 menyatakan tidak setuju bahwa pengajar memberikan kegiatan yang sehari-hari dilakukan dalam proses belajar mengajar menarik bagi para santrisantriwati. Dari hasil tabel di atas, didapat bahwa pengajar berhasil melalukan kegiatan dalam proses belajar mengajar menarik bagi para santrisantriwaiti. Dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan bagi santrisantriwati menumbuhkan rasa motivasi dalam diri para santrisantriwati untuk belajar.

6. Lingkungan Belajar yang Kondusif

Kenyaman, keamanan akan suatu hal tentunya akan membuat seseorang individu akan senang hati melakukan suatu hal itu juga. Dalam pembelajaran lingkungan belajar yang kondusif sangat diperlukan untuk peningkatan belajar mengajar pada diri santrisantriwati tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 23 Lingkungan Belajar yang Kondusif Frequenc y Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Sangat termotivasi 24 31,2 31,2 31,2 termotivasi 50 64,9 64,9 96,1 kurang termotivasi 3 3,9 3,9 100,0 Total 77 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 50 orang 64,9 dari 77 responden menyatakan bahwa pengajar memberikan lingkungan belajar yang kondusif bagi para santrisantriwati. 24 orang 31,2 menyatakan sangat setuju dan sisanya 3 orang 3,9 menyatakan bahwa pengajar memberikan lingkungan belajar yang kondusif bagi para santrisantriwati. Berdasarkan tabel di atas, didapat bahwa penagajar berhasil dengan baik memberikan lingkungan belajar yang kondusif kepada para santrisantriwati.Dengan lingkungan belajar yang kondusif diharapkan membuat termotivasi santrisantriwati untuk lebih giat belajar.

4.4 Analisis Tabel Silang

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

2 46 109

Strategi Komunikasi Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Strategi Komunikasi Public Relations Officer Dalam Membangun Citra Perusahaan Grand Angkasa International Hotel Medan)

1 80 133

Strategi Komunikasi dan Efektivitas Belajar (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Strategi Komunikasi Orang tua Dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Pada Siswa Sekolah Menengah Umum Methodist-1 Medan)

0 49 124

Komunikasi Antar Pribadi Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Guru BP Terhadap Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 7 Medan)

0 61 128

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Komunikasi Persuasif Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Tentang Komunikasi Persuasif Pengajar Terhadap Prestasi Belajar Anak Didik Di Slb-E Negeri Pembina Medan)

4 54 138

Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Antara Komunikasi Positif Guru dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan)

0 38 109

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

Pola Komunikasi Pengajar Kepada Anak Jalanan di Rumah Belajar Sahaja Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Pengajar Kepada Anak Jalanan di Rumah Belajar Sahaja Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar)

4 24 96

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 18