3. Terdapat hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali, antara strategi komunikasi pengajar dengan motivasi belajar pada santrisantriwati Pesantren Tarbiyah
Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali menyiratkan bahwa strategi
komunikasi pengajar berpengaruh kuat terhadap motivasi belajar pada
santrisantriwati Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan.
5.2 Saran dari Responden Penelitian
1. Strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengajar selaku komunikator pada dasarnya sudah baik, namun responden mengharapkan para pengajarlebih
aktraktif dan lebih menyederhanakan penjelasan akan suatu hal agar dapat dimengerti oleh para santrisantriwati di Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-
Raudhatul Hasanah Medan melalui sebuah contoh-contoh hal kecil yang terlihat
di lingkungan pesantren.
2. Kesan riang dan senang bergaul yang ditimbulkan dihadapan para santrisantriwati tidak hanya pada saat proses belajar mengajar tengah
berlangsung tetapi juga ditimbulkan di luar proses belajar mengajar. Hal ini ditujukan untuk mendekatkan para pengajar dengan para santrisantriwat tanpa
harus meninggalkan kesan wibawa sebagai seorang pengajar. 3. Salah satu strategi komunikasi yang dapat dilakukan oleh pengajar dalam
menumbuhkan motivasi belajar dengan memberikan lingkungan belajar yang berbeda, tetapi tetap kondusif. Seperti halnya tidak monoton melakukan
pembelajaran hanya di dalam kelas tetapi melakukannya diluar sebuah taman
dilingkungan Pesantren.
5.3 Saran dalam Kaitan Akademis
Adanya hasil dari penelitian ini, diharapkan mahasiswa khususnya dalam bidang ilmu komunikasi dapat melanjutkan penelitian sejenis dengan sudut pandang yang
berbeda dan mendapatkan kesimpulan yang akan memperkaya khasanah penelitian di bidang ilmu komunikasi khususnya penelitian mengenai Komunikasi persuasif
komunikator.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Saran dalam Kaitan Praktis
1. Pengajartelah menampilkan yang terbaik dalam menumbuhkan rasa motivasi belajar pada diri santrisantriwati, namun ada baiknya saat proses belajar
mengajar lebih diberikan hak kepada santrisantriwati untuk berpendapat akan suatu hal sehingga terbentuk suatu pencapaian emosional secara personal akan
suatu hal yang para santrisantriwati ketahui bukan dari apa yang diketahui oleh pengajar dan pengajar pun dapat memberikan penjelasan mengenai apa yang
tidak diketahui oleh para santrisantriwati sehingga antara pengajar dengan para
santrisantriwati melakukan pembelajaran yang bermakna.
2. Untuk memberikan hak berpendapat kepada para santrisantriwati. Ada baiknya lebih diperbanyaknya melakukan persentasi akan suatu topik yang sedang
hangat dan biarkan para santrisantriwati memberikan pendapatnya sesuai
dengan apa yang para santrisantriwati tersebut ketahui.
3. Mengingat strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengajar memiliki pengaruh yang sangat tinggi; kuat sekali terhadap motivasi belajar pada santrisantriwati di
Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan, hendaknya tetap memperhatikan dan meningkatkan kemampuan strategi komunikassi yang
dilakukan oleh pengajar selaku komunikator agar semakin meningkatkan motivasi belajar para santrisantriwati yang kedepannya dapat lebih
mengembangkan pesantren dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang
akan memuat pokok-pokok pikiran yang dapat menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas Nawawi, 1995:39. Kerangka teoritis adalah suatu
kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu.Dalam kerangka teoritis, secara logis dikembangkan, digambarkan, dan
dielaborasi jaringan-jaringan dari asosiasi antara variabel-variabel yang diidentifikasi melalui survei atau telaah literatur silalahi, 2009:92.
Membangun kerangka teoritis akan membantu meningkatkan pengetahuan dan pengertian peneliti terhadap gejala dan hubungan antar-gejala yang diamati.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka teori yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : Strategi Komunikasi, Teori
S-O-R, Motivasi Belajar, Remaja.
2.1.1 Komunikasi dan Strategi Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi dan Strategi Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latincommunis yang artinya “sama”, communico, communicare yang
artinya “membuat sama” Mulyana, 2007:46. Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari
pernyataan di atas, menunjukkan bahwa komunikasi melibatkan lebih dari satu orang. Pengertiankomunikasiyangdipaparkandiatassifatnyadasariah,dalam
artikatabahwakomunikasiituminimalharus mengandungkesamaan makna antaradua pihakyang terlibat.Hal tersebut dikarenakan kegiatankomunikasi tidakhanya informatif,
yakniagar oranglainmengertidantahu,tetapijuga persuasif,yaituagaroranglainbersediamenerimasuatupaham ataukeyakinan, melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan, danlain-lain.
Universitas Sumatera Utara
Bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi denga sesuatu pihak, maka orang tersebut cendrung berusaha untuk mengadakan persamaan arti dengan pihak lain
yang menjadi lawan komunikasi atau menyamakan dirinya dengan yang diajaknya berkomunikasi. Denga demikian, diharapkan akan memperoleh suatu kesepakatan arti.
Kesepakatan arti dibatasi kepada pengertian bahasa dan makna dari objek yang diperbincangkan Suwardi, 2007:6.
Komunikasi menurut Everett M,Rogers seperti yang dikutip Onong U. Effendy, segalaperilakudapatdisebutkomunikasijika melibatkanduaorangatau lebih. Richard dan
Yoshida mengatakan bahwa komunikasi
terjadi jika
setidaknya suatusumbermembangkitkan responspada penerimamelaluipenyampaiansuatu
pesandalambentuktandaatausimbol,baikbentukverbalataupunnonverbal, tanpaharus memastikan terlebihdahulubahwakeduapihak yangberkomunikasi punyasuatusistem
simbolyangsamaMulyana,2004:3.Komunikasiadalah proses berbagimakna melalui perilaku verbal dan non verbal.
Batasan lingkup komunikasi adalah berupa penyebaran informasi, ide-ide, sikap- sikap
atau emosi dariseorang ataukelompokkepada yanglain ataulain-
lainnyaterutamamelalui simbol-simbolNawawi 1995:40. Menurut Lasswell, komunikasi yang efektif itu harus memiliki lima unsur yang tertera dalam kalimat “who
says what in which channel to whom with what effect”. Adapun kelima unsur tersebut adalah:
a. Who : Komunikator source, sender Dalam komunikasiantar
manusia,sumberbisaterdiridarisatuorangtetapi bisajugadalam
bentukkelompokmisalnyaorganisasiataulembaga.Sumberdisebutjugasebagaipengiri m ataukomunikator.Dalam halini yang bertindak sebagai komunikatoradalah
pengajar atau seorang guru yang member pengarahan, pengetahuan saat di dalam proses pembelajaran di kelas.
b. Says what : Pesan message Pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim
kepadapenerima.Pesandapatdisampaikandengancaratatap mukaataumelaluimediakomunikasi.Dalam halini,pesanyang disampaikan adalah
Universitas Sumatera Utara
pesan yang didominasi oleh pikiran yang disampaikan pada saat proses pembelajaran di kelas.
c. In what channel : Saluran media Media adalah alat yang digunakan untukmemindahkan pesan dari sumber
kepadapenerima.Mediabisabermacam-macam bentuknyayaitu,indera manusia,
salurankomunikasi berupa media
cetak dan elektronik, dan media
komunikasisosialsepertibalaidesa, kesenian rakyat, dan pesta rakyat. Dalam proses pembelajaran di kelas, media yang digunakan adalah indra manusia dan media alat
tulis . d. To whom : Komunikan receiver
Penerima adalah pihakyang menjadi sasaranpesan yang dikirimoleh sumber. Penerimabisaterdiridari
satu orang atau lebih. Penerimaadalah elemenpentingdalamproseskomunikasikarenadialah yangmenjadi
sasarankomunikasi.Dalam halini,yangbertindaksebagaikomunikan adalah santriwati Pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul Hasanah Medan yang
sedang mengikuti proses pembelajaran di kelas. e. With what effect : Efekdampak
Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukanolehpenerimasebelum dansesudahmenerimapesan.Efekbisa
jugadiartikansebagai perubahanpadapengetahuan,sikap, dantindakan seseorang sebagai akibatpenerimaanpesan Cangara,1998:23-25.Efek
yangakanterlihatberupatermotivasinya santriwati untuk lebih giat lagi belajar dengan meningkatnya prestasi dari setiap santriwati.
Selain itu, ada juga unsur lain seperti TanggapanBalik feedback, adayangberanggapan bahwaumpanbalikadalahsalah satubentuk daripada pengaruh
yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya
umpanbalikbisajugaberasaldariunsurlain sepertipesandanmedia, meski pesan
belumsampai. Lalu unsur Lingkungan, lingkungan atausituasiadalah faktor-faktortertentu
yangdapat mempengaruhijalannyakomunikasi.Faktorinidapatdigolongkan atas
empatmacam,yaknilingkunganfisik, lingkungan sosialbudaya, lingkunganpsikologis dan dimensi waktu Cangara, 2004:23-27.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Lingkup Komunikasi
Ilmu Komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup scope-nya dan
banyak dimensinya. Berikut ini adalah pengelompokan komunikasi berdasarkan konteksnya Effendy 2003 : 52:
a. Bidang Komunikasi • Komunikasi sosial Social communication
• Komunikasi organisasimanajemen OrganizationaManagement
communication • Komunikasi bisnis Business communication
• Komunikasi politik Political communication • Komunikasi internasional International communication
• Komunikasi antarbudaya Intercultural communication • Komunikasi pembangunan Development communication
• Komunikasi tradisional Traditional communication
b. Sifat Komunikasi • Komunikasi Verbal Verbal communication
− Komunikasi Lisan Oral communication − Komunikasi Tulisan Written communication
• Komunikasi Nonverbal Nonverbal communication − Komunikasi Kial Gesturalbody communication
− Komunikasi Gambar Pictorial communication
• Komunikasi tatap muka Face-to-face communication • Komunikasi bermedia Mediated communication
c. Tatanan Komunikasi • Komunikasi Pribadi Personal communication
− Komunikasi Intrapribadi Intrapersonal communication
Universitas Sumatera Utara
− Komunikasi antarpribadi Interpersonal communication • Komunikasi Kelompok Group communication
− Komunikasi Kelompok Kecil Small group communication − Komunikasi Kelompok Besar Large group communicationpublic
speaking • Komunikasi Massa Mass communication
− Komunikasi media massa cetakpers Printed mass media communication
− Komunikasi media massa elektronik Electronic mass media communication
• Komunikasi Medio Medio communication d. Tujuan Komunikasi
• Mengubah sikap to change the attitude • Mengubah opini, pendapat dan pandangan to change the opinion
• Mengubah perilaku to change the behavior • Mengubah masyarakat to change the society
e. Fungsi Komunikasi • Menginformasikan to inform
• Mendidik to educate • Menghibur to entertain
• Mempengaruhi to influence
f. Teknik Komunikasi • Komunikasi Informatif Informative communication
• Komunikasi Persuasif Persuasive communication • Komunikasi Pervasif Pervasive communication
• Komunikasi Koersif Coersive communication • Komunikasi Intruktif Instructive communication
• Hubungan Manusiawi Human relations
g. Metode Komunikasi • JurnalismeJurnlistik Journalism
• Hubungan Masyarakat Public relations
Universitas Sumatera Utara
• Periklanan Advertising • Propaganda
• Perang Urat Syaraf Psychological Warfare • Perpustakaan Library
2.1.1.3 Proses Komunikasi
Proseskomunikasipadahakikatnyaadalahprosespenyampaianpikiran atauperasaandariseseorangkomunikator kepadaoranglainkomunikan. Pikiranbisa
berupagagasan,informasi,opinidanlain-lainyangmunculdari benaknya.Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran,kemarahan,keberanian,kegairahandansebagainyayangtimbul darilubuk hati.Yangmenjadipermasalahan ialahbagaimanacaranyaagar “gambarandalam
benak”dan“isikesadaran”padakomunikatoritudapat dimengerti,diterima dan bahkan dilakukan olehkomunikan Effendy, 2005:11.
WilburSchramm Effendy,1992:32-33dalam karyanya“How Communication Works” mengatakan the condition of success in communication, yakni kondisi yang
harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki.diringkas sebagai berikut:
a. Pesanharusdirancangdandisampaikansedemikianrupasehinggadapat menarik
perhatiansasaran yang dimaksud. b. Pesanharusmenggunakantanda-tandayangtertujukepada pengalaman yang sama
antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama dapat dimengerti. c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan dan
menyarankan suatu carauntuk memperoleh kebutuhan tersebut. d. Pesanharus menyarankansuatucarauntuk memperolehkebutuhanyang layak
bagisituasikelompoktempatkomunikanberada padasaatia digerakkanuntuk memberikantanggapan yang dikehendaki.
Proseskomunikasipadadasarnyadapatdibagimenjadiduatahap,yaitu Effendy, 2000;11 :
a. Proseskomunikasisecaraprimer,yaituprosespenyampaian pikiranatau perasaanseseorangkepadaorang laindenganmenggunakanlambang
sebagaimedia.Lambangsebagaimediadalam proseskomunikasiadalah bahasa,kial
Universitas Sumatera Utara
gesture,isyarat, gambar,warna,dan lainsebagainyayang secara langsung mampumenerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada
komunikannya. b. Proseskomunikasisecarasekunder,yaitumerupakanprosespenyampaian pesanoleh
seseorangkepadaoranglaindenganmenggunakanalatatau sarana sebagaimediakeduasetelahmemakailambangsebagai
media pertama.Komunikatordalamhalinimenggunakanmediakeduadalam
melancarkankomunikasinyakarenakomunikansebagaisasarannyaberada di tempat yang relatifjauh atau berjumlah banyak.
Komunikasiyangefektifadalah sejauh manakomunikatormampu berorientasi kepada komunikannya.Berorientasimaksudnyamelihatdan memahamipesan yang
disampaikan, terkaitdengan bentuk pesan, makna pesan, carapenyajianpesan termasukpenentuan saluranyangditentukanoleh Komunikator.
Demikian dalam pembelajaran di sebuah pesantren, kegiatan komunikasi khususnya untuk proses pengarahan dan pengetahuan dilakukan dengan melakukan
proses pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya yang bertujuan mengajak para santriwati pesantren Tarbiyah Islamiyah Ar-Raudhatul hasanah Medan untuk dapat
termotivasi untuk lebih giat lagi belajar dengan meningkatnya prestasi yang dicapai dari setiap santriwati. Dalam proses pembelajaran di kelas, pengajar atau seorang guruyang
berbicara didepan para khalayak disebut dengan komunikator, sedangkan para santriwati disebutkomunikan.
2.1.1.4 Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi Efektif
Ditinjau dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi yang efektif, terdapat dua faktor penting pada diri komunikator, yakni kepercayaan pada
komunikator source credibility dan daya tarik komunikator source attractiveness. Kedua hal ini berdasarkan posisi komunikan yang akan menerima pesan Effendy 2003:
43: a. Hasrat seseorang untuk memperoleh suatu pernyataan yang benar; jadi komunikator
mendapat kualitas komunikasinya sesuai dengan kualitas sampai di mana ia memperoleh kepercayaan dari komunikan, dan apa yang akan dinyatakannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Hasrat seseorang untuk menyamakan dirinya dengan komunikator atau bentuk hubungan lainnya dengan komunikator yang secara emosional memuaskan; jadi
komunikator akan sukses dalam komunikasinya, bila ia berhasil memikat perhatian komunikan.
Berikut ini adalah penjelasannya: 1. Kepercayaan kepada komunikator Source Credibility
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahliannya dapat tidaknya ia dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang
diterima komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris sehingga kepercyaan yang besar akan dapat meningkatkan daya perubahan sikap, sedang
kepercayaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. Lebih dikenal dan disenanginya komunikator oleh komunikan, lebih cenderung
komunikan untuk mengubah kepercayaannya kearah yang dikehendaki komunikator. 2. Daya tarik komunikator Source Attractiveness
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa
komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan. Byrne telah melakukan demonstrasi bahwa komunikan menyenangi
komunikator, apabila ia merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya Effendy 2003: 44.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Tindakan yang sesuai dengan keinginan komunikator ini berhubungan dengan sikap komunikan. Menurut Kimball Young, sikap
merupakan suatu presdisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan Dayakisni Hudaniah, 2003. Pada hakekatnya sikap adalah suatu interalasi dari berbagai
komponen, yaitu Dayakisni Hudaniah, 2003: a. Kognitif, komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang
dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tetentu tentang objek sikap tersebut.
b. Afektif, yaitu berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang positif atau negatif. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai
kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
c. Konatif, merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan objek sikapnya.
Sikap memiliki beberapa fungsi yang berguna, yaitu Baron Byrne, 2005:128:
a. Sikap sebagai fungsi pengetahuan knowledge function beroperasi sebagai skema, yaitu kerangka kerja mental yang membantu kita untuk menginterpretasi dan
memproses berbagai jenis informasi. Selain itu, sikap mempengaruhi persepsi dan pemikiran kita terhadap isu, orang, objek atau kelompok dengan kuat.
b. Sikap sebagai self-expression ekpresi diriatau self-identity identitas diri, memungkinkan kita untuk mengekspresikan nilai-nilai utama kita atau keyakinan
kita. c. Sikap sebagai sebagai self-esteem membantu kita untuk mempertahankan atau
meningkatkan perasaan harga diri. d. Sikap sebagai pertahanan dari ego ego defensive function membantu orang untuk
melindungi diri dari informasi yang tidak diinginkan tentang dirinya. e. Sikap juga berfungsi sebagai motivasi untuk menimbulkan kekaguman atau
motivasi impresi impression motivation function. Dalam fungsi ini, memberikan impresi yang baik terhadap orang lain adalah salah satu caranya adalah dengan
mengekspresikan pandangan yang benar. Ketika sikap berfungsi sebagai motivasi impresi, individu cenderung
memberikan argumen yang menguntungkan dirinya, dan semakin kuat fungsi sikap ini, semakin banyak argumen yang mereka berikan.
Dalam prakteknya proses pembelajaran yang terjadi di sebuah kelas dilakukan bertujuan untuk memberika pandangan, pengetahuan dan pengarahan kepada
santriwatiuntuk memotivasi agar lebih giat dalam melakukan proses pembelajaran dengan menunjukkannya melalui sebuah peningkatan prestasi belajar. Pengajar atau
guruyang berbicara saat proses pembelajaran melakukan pendekatan dengan memberikan pengarahan dan pengetahuan untuk memotivasi belajar agar lebih giat lagi
dibandingkan sebelumnya. Untuk melakukan sebuah pendekatan komunikasi, komunikator memerlukan
sebuah strategi komunikasi untuk menarik perhatian dari komunikan.Karena berhasil
Universitas Sumatera Utara
tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan planning dan menejemen management untuk mencapai suatu tujuan.Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut;
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya Effendy 2003: 299.
Dalam strategi komunikasi peranan komunikator sangatlah penting.Strategi komunikasi harus luwes sedemikian rupa sehingga komunikator sebagai pelaksana
dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap,
pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya serta berhasil menjadi
sumber kepercayaan bagi komunikan. Jadi, seorang komunikator menjadi source credibility disebabkannya adanya “ethous” pada dirinya, yaitu apa yang dikatakan oleh
aritoteles. . Ethous terdiri atas pikiran baik, akhlak yang baik dan maksud yang baik good sense, good moral character, good will.
Pada tahun 1951, Carl Hovland dan Wlater Weiss menyebut ethous ini dengan sebutan credibility kredibilitas yang terdiri dari dua unsur :Expertise keahlian dan
Trustworthiness dapat dipercaya. Selain kredibilitas, ada dua faktor lagi yang mempengaruhi efektivitas sumber, yaitu : atraksi komunikator source attractiveness
dan kekuasaan source power. Ketiga faktor ini disebut dengan ethous Rakhmat, 2012:253.
a. Kredibilitas Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate komunikan tentang sifat-sifat
komunikator Rakhmat, 2012:254. Dalam defenisi ini terkandung dua hal, yaitu : kredibilitas adalah persepsi komunikan; jadi tidak inheren dalam diri komunikator dan
kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang disebut dengan komponen- komponen kredibilitas.
Kredibilitas berhubungan dengan persepsi sehingga dapat berubah bergantung pada pelaku persepsi komunikan, topik yang dibahas, dan situasi.Faktor pelaku persepsi
Universitas Sumatera Utara
dapat dikarenakan bahwa sebelumya sudah mengenal integritas kepribadian komunikator. Faktor topik berkaitan dengan cara penyampaian, bahasa digunakan, dan
organisasi pesan. Sedangkan, faktor situasi adalah jika komunikator menyampaikan pesan ditengah-tengah situasi kelompok yang berstatus rendah atau pada situasi yang
dianggap “kotor: Kredibilitas dibangun oleh beberapa komponen Rakhmat, 2012:257 :
• Keahlian : kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
• Kepercayaan : kesan komunikan tentanng komunikator yang berkaitan dengan wataknya.
• Dinamisme : kesan komunikan terhadap komunikator bila dipandang bersemangat, bergairah, semangat, aktif, tegas dan berani.
• Sosiabilitas : kesan komunikan tentang komunikator yang riang dan senang bergaul.
• Koorientasi : kesan komunikan terhadap komuniktor yang mewakili nila-nilai komunikan.
• Karisma : kesan komunikan terhadap komunikator yang memiliki sifat yang luar biasa dan dapat mengendalikan pendengarnya.
b. Atraksi Atraksi fisik menyebabkan komunikator menarik, dan karena menarik ia memiliki
daya persuasif. Komunikator yang lebih menarik dipandang mata secara fisik akan lebih besar kemungkinannya untuk menjadi komunikator yanng efektif Rakhmat, 2012:258.
Namun, komunikan juga dapat tertarik kepada komunikator jika adanya beberapa kesamaan antara mereka. Herbert W. Simmons 1976 menerangkan beberapa alasan
mengapa komunikator yang dipersepsi memilliki kesamaan dengan komunikan cenderung berkomunikasi lebih efektif, yaitu Rakhmat, 2012:260:
• Kesamaan dapat mempermudah proses penyandibalikan decoding, yakni proses menerjemahkan lambang-lambang yang diterima menjadi gagasan-
gagasan.
Universitas Sumatera Utara
• Kesamaan dapat membangun premis yang sama. Premis yang sama mempermudah proses deduktif. Ini berarti bila kesamaan disposisional relevan
dengan topik persuasi, orang akan terpengaruh oleh komunikator. • Kesamaan menyebabkan komunikan tertarik pada komunikator.
• Kesamaan menumbukan rasa hormat dan percaya pada komunikator.
c. Kekuasaan Menurut teori Kelman, kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan
ketundukan.Ketudukan timbul dari interaksi antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seseorang komunikator dapat “memaksakan” kehendaknya
kepada orang lain, karena memiliki sumber daya yang sangat penting critical resources Rakhmat, 2012:261. Menurut Raven 1974 menghasilkan lima jenis kekuasaan
setelah dimodifikasikan: • Kekuasaan koersif coersive power
• Kekuasaan keahlian expert power • Kekuasaan informasional informational power
• Kekuasaan rujukan referent power • Kekuasaan legal legitimate power
2.1.2 Teori S-O-R
Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus-Responden S-R dan umumnya digunakan pada media massa. Kemudian DeFleur menambahkan Organisme
dalam bagiannya menjadi Stimulus-Organisme-Response S-O-R.unsure-unsur dasar dalam model ini terdiri dari stimulus yaitu rangsangan atau dorongan berupa pesan,
organism yaitu manusia atau seorang penerima pesan receiver, responden yaitu reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan.
Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organisme-Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau menjadi juga komunikasi, tidak mengherankan, karena
objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi
Effendy, 2003:254.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip stimulus-response pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu.Model ini
menunjukkan komunikasi sebagai suatu “aksi-reaksi” artinya apabila ada aksi maka timbul rekasi. Proses ini merupakan pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan
yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan komunikasi. Dalam prinsip S-O-R secara gambling dijelaskan tentang sebuah proses belajar
dimana efek adalah reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang
disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan timbul dalam diri penerima receiver akibat pesan tersebut. Menurut stimulus response ini, efek yang
ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Model ini beranjak pada anggapan bahwa organism menghasilkan prilaku tertentu apabila ada kondisi stimulusrangsangan informasi yang diterima pula Effendy,
2003:254. Model S-R ini mengasumsikan prilaku individu disebabkan kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar ,motif dan sikap yang dimiliki.
Unsur-unsur dalam teori ini adalah: 1 Pesan Stimulus, S
2 Komunikan Organisme, O 3 Efek Response, R
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate dalam hal ini how to change
the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar
melebihi semula. Prof .Dr. Mar’at Effendy, 2003:253-256, dalam bukunya “sikap Manusia Perubahan serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovlan, Janis dan Kelley
yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu:
1 Perhatian 2 Pengertian
3 Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1
Gambar di atas menunjukkan bahwa tindakan bergantung pada proses yang terjadi kepada individu.
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Kombinasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses
berikutnya komunikan akan mengerti. Kemampuan mengolah dan menerimanya, maka terjadillah kesediaan untuk mengubah sikap.
Dalam penelitian ini unsur-unsur yang akan diteliti adalah: 1 Pesan Stimulus, S: upaya-upaya yang dilakukan oleh pengajarguru di
Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan sebagai komunikatordalam
memciptakan motivasi kepada santriwati Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-
Raudhatul Hasanah, Medan. 2 Komunikan Organisme, O: para santriwati yang merasakan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh pengajarguru di Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-
Raudhatul Hasanah, Medan sebagai suatu strategi komunikasi yang dilakukan oleh pengajarguru sebagai komunikator.
3 Efek Response, R: responses ditimbulkan oleh stimulus pesan diharapkan dapat membantu para santriwati untuk meningkatkan motivasi belajar para
santriwati Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-Raudhatul Hasanah, Medan.
Dalam penelitian ini, teori S-O-R akan digunakan sebagai acuan dasar. Upaya-
upaya yang dilakukan pengajarguru di Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-Raudhatul Stimulus
Organisme:
• Perhatian • Pengertian
• penerimaan
Response
Perubahan Sikap
Universitas Sumatera Utara
Hasanah, Medan sebagai suatu strategi komunikatordalam menciptakan motivasi
belajar kepada santriwati Pesantren Tarbiyah IslamiyahAr-Raudhatul Hasanah,
Medan adalah stimulus yang memberikan rangsangan. Para santriwati yang merasakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pengajarguru di Pesantren Tarbiyah Islamiyah
Ar-Raudhatul Hasanah, Medan sebagai suatu strategi komunikator adalah Organisme, yaitu yang akan dirangsang, sedangkan responses ditimbulkan oleh
stimulus pesan diharapkan dapat membantu para santriwati untuk meningkatkan motivasi belajar agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
2.1.3 Motivasi Belajar 2.1.3.1 Pengertian Motivasi
Istilah motivasi, berasal dari bahasa latin yang berarti “bergerak”. Di dalam ilmu psikologi memperlajari motivasi yang sasarannya adalah memperlajari penyebab atau
alasan yang membuat kita melakukan apa yang akan kita lakukan Carole, 2007:14. Motivasi merujuk kepada suatu proses dalam diri manusia dimana dapat menyebabkan
organisme tersebut bergerak menuju suatu tujuan, atau bahkan bergerak menjauh dari ranah tujuan yang ingin dicapai. Di dalam mempelajari motivasi, dikenal dengan istilah
motif-motif yang dimiliki seorang individu untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya. Kata “Motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.Motif dapat dikatan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.Berawal dari
kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat diartikan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak
suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang Sardiman, 2009:75.
Universitas Sumatera Utara
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata 1984:70 adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna
pencapaian suatu tujuan. Fremount E. Kast dan James E. Roseinzweig djaali, 2008: 106 memberikan
pengertian bahwa motivasi adalah dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan tindakan tertentu.
Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan goal
atau perangsang incentive. Tujuan adalah yang membatasimenentukan tingkah laku organisme itu Ngalim Purwanto, 2007 : 61.
Salah satu pelopor yang mendalami teori motivasi adalah Abraham H Maslow. Keselruhan teori motivasi yang dikembangkan oleh Maslow berintikan pendapat yang
mengatakan bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hirarki kebutuhan, yaitu Siagian,1995:146:
a Kebutuhan fisiologis b Kebutuhan akan keamanan
c Kebutuhan social d Kebutuhan penghargaan
e Kebutuhan untuk aktualisasi diri. Maslow memisahkan lima kebutuhan ini ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan
fisiologis dan keamanan rasa aman dideksripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan social, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan
tingkat atas.Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah
dipenuhi secara eksternal.
2.1.3.2 Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh
Universitas Sumatera Utara
adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal Nasution, dkk: 1992: 3.
Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain
aspek yang ada pada individu Sudjana,2002 :280. Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah “suatu aktifitas yang dilakukan
secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari” Djamarah,1991:19-21.
Menurut Slameto belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” Slameto, 2003 : 2.
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan reinforced practice yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu Uno, 2007:23. Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk
terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi.Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hal yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya
usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka akan sangat mentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.
Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan dari
luar diri “ Dalyono, 2005:55. Memberikan motivasi kepada seorang anak, berarti menggerakkan anak untuk
melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan subjek belajar merasa ada kebutuhan dan keinginan melakukan kegiatan
belajar. Seseorang melakukan aktivitas didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan
Universitas Sumatera Utara
budaya manusia. Motivasi selalu berkaitan dengan kebutuhan Karena seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu apabila merasa ada suatu kebutuhan. Menurut
Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dngan memiliki berbagai kebutuhan Sardiman. 2009:78:
a Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas b Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
c Kebutuhan untuk mencapai hasil d Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Motivasi juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi, termasuk diantaranya adalah
Sardiman, 2009:90: 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. b Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.
2. Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman: a Motif atau kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan,
bernafas, seksual, dan lain-lain. b Motof-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, dan sebagainya. c Motif-motif objektif
3. Motivasi jasmani dan rohani a Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya.
b Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat. 4. Motivasi intrisik dan ekstrinsik
a Motivasi Instrinsik Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Dorangan yang
menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
Universitas Sumatera Utara
berpengetahuan.Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran dari sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan
seremonial.
b Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.Motivasi ekstrinsik juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.Adapun bentuk motivasi yang sering
dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan
hukuman. Djmarah dan zain, 2002 : 168. Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:
− Memberi angka Memberikan angka nilai artinya adalah sebagai satu simbol dari
hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka nilai ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian
angka kepada anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.
− Hadiah Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan
kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat motivasi belajar siswa
karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa.
− Pujian Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu
yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya
Universitas Sumatera Utara
suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.
− Gerakan tubuh Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan,
gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru.Gerakan tubuh saat memberikan suatu
respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang.
− Memberi tugas Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera
diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan
segala isi pelajaran yang disampaikan. − Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia.Dalam hal ini siswa berhak
mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya. − Hukuman
Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk
menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungaan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada anak yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung.Hal itu mempunyai peranan besar
Universitas Sumatera Utara
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a Adanya hasrat dan keinginan berhasil b Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c Adanya harapan dan cita-cita masa depan d Adanya penghargaan dalam belajar
e Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f Adanya lingkungan belajar yang kondusif Uno, 2007:23.
Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa
faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: 1. Faktor individual
Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2. Faktor sosial Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,
alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial Purwanto, 2002 : 102 Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, dengan
adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus benar-benar memahami dan
memperhatikan adanya faktor tersebut pada siswa, sehingga didalam memberikan dan melaksanakan proses belajar mengajar harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari
psikologis, lingkungan dengan kata lain faktor intern dan ekstren. Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: 1. Cita-cita aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita
tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan.
2. Kemampuan siswa Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi.
kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.
3. Kondisi siswa dan lingkungan Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat
maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga dengan kondisi lingkungan siswa keluarga dan masyarakat mendukung, maka
motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang. 4. Unsur dinamis dan pengajaran
Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.
5. Upaya guru dalam pengajaran siswa Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan
penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan.
Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan memiliki
fungsi, yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu: 1. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi
sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi. 2. Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak
dicapai 3. Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Purwanto, 2002 : 70. Disamping itu ada juga fungsi lain dari motivasi yaitu “motivasi adalah sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi” Sardiman, 2001 : 83. Jelaslah bahwa fungsi
Universitas Sumatera Utara
motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya.
2.1.4 Remaja 2.1.4.1 Pengertian Remaja
WHO dalam Sarwono, 2002 mendefenisikan remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan social ekomoni, dengan batasan usia
antara 12-20 tahun, yang secara lengkap defenisi tersebut berbunyi sebagai berikut: 1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. 2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa. 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social-ekomoni yang penuh kepada
keadaan yang relative lebih mandiri. Monks 2002 sendiri memberikan batasan usia masa remaja adalah masa
diantara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Senada dengan
suryabrata 1981 membagi masa remaja menjadi tiga bagian, masa remaja awal 12-18 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun.
Berbeda halnya dengan pendapat Hurlock 1999 yang membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal 13-16 tahun, sedangkan masa remaja akhir 17-18
tahun. Penulis menetapkan dalam penelitian ini subjek yang dipakai adalah remaja
tahap pertengahan yang telah berusia 15-18 tahun.Hal ini sesuai dengan pendapat Monks, 2002.
2.1.4.2 Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu, sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Masa ini memiliki cirri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode perkembangan yang lain. Ciri yang menonjol pada masa ini adalah individu mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang amat pesat, baik fisik, emosional, dan social.Hurlock 1999
Universitas Sumatera Utara
pada masa remaja ini ada beberapa perubahan terhadap minat dan peran, perubahan perilaku, nilai-nilai dan sikap ambivalen terhadap setiap perubahan.Berikut ini
dijelaskan satu persatu dari cirri-ciri perubahan yang terjadi pada masa remaja. 1. Perubahan Fisik
Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anatomi dan aspek fisiologis, di masa remaja kelenjer hipofesa menjadi masak dan mengeluarkan beberapa
hormone, seperti hormone gonotrop yang berfungsi untuk mempercepat kemasakan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi produksi hormone
kortikortop berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis, testosterone oestrogen, dan suprenalis yang mempengaruhi pertumbuhan anak sehingga
terjadi percepatan pertumbuhan Monks dkk, 1999. Dampak dari produksi hormone tersebut adalah:
a. Ukuran otot bertambah dan semakin kuat. b. Testoteron menghasilkan sperma dan oestrogen memproduksi sel telur
sebagai tanda kemasakan. c. Munculnya tanda-tanda kelamin sekunder seperti membesarnya
payudara, berubahnya suara, ejakulasi pertama, tumbuhnya rambut- rambut halus disekitar kemaluan, ketiak dan muka.
2. Perubahan Emosional Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak.
Pola-pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.Perbedaan terletak pada rangsangan yang
membangkitkan emosi dan pengendalian dalam mengekspresikan emosi.Remaja umumnya memiliki kondisi emosi yang labil.Pengalaman
emosi yang ekstrem dan selalu merasa mendapatkan tekanan Hurlock, 1999. Bila pada akhir masa remaja mampu menahan diri untuk tidak
mengekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat, dengan kata
lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberika reaksi emosi yang stabil Hurlock, 1999. Cirri-ciri kematangan emosi pada masa remaja
yang ditandai yang ditandai dengan sikap sebagai berikut: a. Tidak bersikap kekanak-kanakan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bersikap rasional. c. Bersikap objektif.
d. Dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman untuk bertindak lebih lanjut.
e. Bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan. f. Mampu menghadapi masalah dan tantangan yang dihadapi.
3. Perubahan Sosial Perubahan fisik dan emosi pada masa remaja mengakibatkan perubahan dan
perkembangan remaja, Monks, dkk 2002 menyebutkan dua bentuk perkembangan remaja yaitu; memisahkan diri dari orangtua dan menuju
kearah teman sebaya.Remaja berusaha melepaskan diri dari otoritas orangtua dengan maksud menemukan jati diri.Remaja lebih banyak di luar rumah dan
berkumpul bersama dengan teman sebayanya dengan membentuk kelompok dan mengekspresikan segala potensi yang dimiliki.Kondisi ini membuat
remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam minat, sikap penampilan dan perilaku.Perubahan yang paling menonjol adalah hubungan
heteroseksual. Remaja akan memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai lawan jenis menjadi lebih menyukai. Remaja ingin diterima,
diperhatikan dan dicintai oleh lawan jenis dan kelompoknya ulfa, 2007:36- 39.
2.1.4.3 Perkembangan Psikologis Remaja
Remaja adalah masa transisi dari periode anak kek dewasa.Akan tetapi, apakah kedewasaan itu?Secara psikologis, kedewasaan tentu bukan hanya tercapainya umur
tertentu seperti misalnya dalam ilmu hokum.Secara psikologis, kedewasaan adalah keadaan berupa sudah ada ciri-ciri psikologi tertentu pada seseorang. Ciri-ciri psikologi
itu adalah sebagai berikut: 1. Pemekaran diri sendiri extension of the self yang ditandai dengan
kemampuan seseorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari dirinya sendiri juga. Perasaan egoisme berkurang, sebaliknya tumbuh
perasaan ingin memiliki. 2. Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif self objectivication
ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri
Universitas Sumatera Utara
self insight dan kemampuan untuk menangkap humor termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran.
3. Memiliki filsafah hidup tertentu unifying philosophy of life . Hal itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannya dan mengucapkannya dalam kata-
kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia.
2.3 Kerangka Konsep